(MYRMECODIA PENDANS)
TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS
RINGKASAN
Karies merupakan salah satu penyakit manusia, yang paling sering terjadi.
Penyakit ini akibat dari kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
Streptococcus mutans. Studi sebelumnya telah diperkenalkan agen antibakteri
alternatif yang diekstrak dari pendans Myrmecodia (Merr & Perry), tanaman asli
dari Papua. Tanaman ini memiliki senyawa fitokimia antibakteri-aktif dan telah
digunakan secara empiris sebagai obat alami. Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan senyawa aktif yang berasal dari M. pendans dan untuk menyelidiki
aktivitas terhadap S. mutans ATCC 25175. Metode soxhlet dengan Etil asetat
dilakukan untuk mengekstrak dari M. pendans, kemudian dipisahkan dan
dimurnikan melalui kromatografi. Senyawa akan ditentukan sebagai terpenoid A.
Senyawa ini ditentukan sebagai terpenoid A. Aktivitas antibakteri senyawa diuji
menggunakan metode Kirby-Bauer dengan 0,5 Mc Farland di piring agar. Zona
penghambatan terpenoid A setelah 48 jam inkubasi 10.000, 5.000, 1.000 mg / mL
adalah 13,7, 13,6, 11,8 dan 14,6 mm untuk masing-masingnya. Minimum
Inhibitory Concentration (MIC) dari terpenoid A melawan S. mutans adalah 39
mg / mL dan Minimum Bactericide Concentration (MBC) adalah 312,5 ug / mL.
14
15
KATA PENGANTAR
Penulis
16
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Myrmecodia pendans
Terpenoid
Streptococcus mutans
Antibakteri
Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan. Pengendalian pertumbuhan
mikroorganisme bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
22
zat antimikrobia pada fase logaritmik, jumlah sel total maupun jumlah sel
hidup menurun.
PERCOBAAN
Antibacterial Assay
Uji difusi disk dilakukan untuk menentukan efek antibakteri senyawa pada
S. mutans ATCC 25175. Uji kerentanan difusi disk Kirby-Bauer digunakan untuk
menentukan sensitivitas atau resistensi S. mutans terhadap senyawa. Senyawa
(sampel) diencerkan dengan metanol, namun klorheksidin (kontrol) diencerkan
dengan air. Sejumlah satu ose bakteri dari stok diinokulasi ke dalam tabung uji
steril yang mengandung suspensi Muller Hilton sebanyak 5 mL hingga tingkat
kekeruhan 0,5 Mc Farland. Pencapaian kekeruhan dilakukan dengan
membandingkan dengan standar kemudian diinkubasi selama 48 jam pada 37 ° C.
Tongkat kapas dicelupkan ke dalam suspensi bakteri dan diaplikasikan pada
permukaan media agar hingga terdistribusi merata. Selanjutnya, sebanyak 50μL
sampel, kontrol positif (klorheksidin) dan kontrol negatif (metanol) ditambahkan
pada cawan kertas dan kemudian ditempatkan pada difusi agar. Kemudian
diinkubasi pada 37 ° C selama 48 jam. Diameter zona bening di sekitar cawan
diamati. Zona penghambatan di sekitar cawan diukur dengan menggunakan
caliper untuk menentukan zona penghambatan utama. Tes dilakukan tiga kali.
26
Isolasi Senyawa
Senyawa aktif dari Sarang semut ditandai dengan munculnya noda tunggal
pada kromatogram (Gambar 1). Senyawa yang diperoleh berwarna kuning dan
berminyak disebut terpenoid A.
Aktivitas Antibakteri
* standar
* * belum
Nilai MIC dan MBC yang diukur dengan metode pengenceran mikro
menggunakan pembaca lempeng pada panjang gelombang 630 nm adalah 39 dan
312,5 μg / L. Nilai MIC dari sampel OD (Medium + bakteri + sampel) hanya
ditentukan ketika kontrol OD (Medium + bacteria) stabil, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3. Grafik ini mengungkapkan bahwa tidak ada
peningkatan jumlah kontaminan. Dengan kata lain, pertumbuhan bakteri adalah
nol. Di sisi lain, nilai OD senyawa yang mengandung medium, bakteri, dan
senyawa menurun secara signifikan. Ini berarti senyawa tersebut memiliki efek
pada pertumbuhan bakteri. Nilai MIC berada pada titik terendah penghambatan
yang terjadi di pada konsentrasi 39 μg / mL.
Dari nilai MIC, nilai MBC dapat ditentukan yang diambil dari senyawa
dengan konsentrasi terendah di mana tidak ada pertumbuhan bakteri, dan nilainya
adalah 312,5 μg / mL. Mekanisme penghambatan pertumbuhan bakteri dapat
terjadi dengan penetrasi sel membran. Lapisan permukaan sel terdiri dari empat
komponen: peptidoglikan, polisakarida antigen, protein (glikoprotein) dan gliserol
dari asam theicidic dan lipoteichoic, juga mengandung fimbria. Meskipun
29
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
GRIFFIN, D. H. 1981. Fungal Physiology. John Wiley and Son, Inc. New York
HERMAWAN, A., HANA, W., DAN WIWIEK, T. 2007. Pengaruh Ekstrak
Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli dengan Metode Difusi Disk. Universitas Erlangga.
LAMPIRAN