Anda di halaman 1dari 11

Available online at AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi

Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah
AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019, 229-239

IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF EKSTRAK DAUN CENGKEH


(Syzygium aromaticum) SEBAGAI INHIBITOR Streptococcus mutans
IDENTIFICATION OF BIOACTIVE COMPOUNDS IN CLOVE LEAVES (Syzygium aromaticum)
EXTRACT AS INHIBITOR Streptococcus mutans
Usep Suhendar1, Sogandi2*
1
Program Studi Farmasi, Universitas Pakuan, Jalan Pakuan Utara, Bogor Tengah, Bogor, Jawa Barat 16143
2
Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jl Sunter Karya-Sunter, Jakarta Utara 14356
*Corresponding author: sogandi@uta45jakarta.ac.id

Naskah Diterima: 20 Agustus 2019; Direvisi: 24 September 2019; Disetujui: 24 Oktober 2019

Abstrak
Karies gigi adalah penyakit yang umum dialami oleh masyarakat yang terjadi karena buruknya
kebersihan mulut. Kebiasaan masyarakat yang kurang menjaga kebersihan mulut mengakibatkan
terbentuknya plak. Plak pada gigi terbentuk karena aktivitas dari berbagai macam mikroorganisme
di mulut. Mikroorganisme yang diketahui terlibat dalam pembentukan karies gigi adalah
Streptococcus mutans. Salah satu bahan alternatif sebagai antibakteri adalah daun cengkeh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif daun cengkeh dan mengetahui
mekanisme aksinya dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Daun cengkeh
(Syzygium aromaticum) yang digunakan dalam penelitian ini dimaserasi menggunakan metanol
96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar, senyawa bioaktif
diidentifikasi menggunakan gas chromatography mass spectrometry dan perubahan membran sel
bakteri diamati dengan scanning electron microscopy. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak
metanol daun cengkeh memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans dengan zona hambat sebesar ±32 mm serta nilai konsentrasi hambat
minimum 20% ekstrak. Mekanisme aksi penghambatan ekstrak daun cengkeh terhadap
pertumbuhan bakteri diduga dengan membuat lubang pada membran sel bakteri. Hasil penelitian ini
juga menunjukkan bahwa daun cengkeh memiliki kandungan senyawa bioaktif 3-allyl-6-
methoxyphenol-eugenol, caryophyllene 1,4,7,-cycloundecatriene, 1,5,9,9-tetramethyl, phenol, 2-
methoxy-4-(2-propenyl), dan eugenol acetate yang dapat menjadi kandidat penghasil senyawa aktif
untuk mengatasi karies gigi.
Kata kunci: Antibakteri; Bioaktif; Mekanisme aksi; Streptococcus mutans; Syzygium aromaticum

Abstract
Dental caries is a common disease experienced by people who do not maintain oral hygiene. Habits of not
maintain oral hygiene result in the formation of plaque. The microorganism known to be involved in the
formation of dental caries is Streptococcus mutans. Plants that have antibacterial properties, such as clove
(Syzygium aromaticum) leaf, can be an alternative for carrying this problem. This study aims to identify the
bioactive compounds of clove leaves and to determine the mechanism of its action in inhibiting the growth of
Streptococcus mutans. Clove leaves were macerated using 96% methanol for the extraction. Antibacterial
activity was examined by agar diffusion method, bioactive compounds were identified using gas
chromatography mass spectrometry, and bacterial cell membrane changes were observed by an image
captured using scanning electron microscopy. The results showed that the methanol extract of clove leaf had
inhibitory activity on Streptococcus mutans growth, with inhibitory zones of ±32 mm and the minimum
inhibitory concentration of 20% extract. It was suspected that the mechanism of inhibitory action is by
making pores in the bacterial cell membrane. The results also showed that the clove leaves contain bioactive
compounds of 3-allyl-6-methoxyphenol-eugenol, caryophyllene, 1,4,7, -cycloundecatriene, 1,5,9,9-
tetramethyl, phenol, 2 -methoxy-4- (2-propenyl), and eugenol acetate which can be candidates for producing
active compounds to overcome dental caries.
Keywords: Antibacterial; Bioactive; Mechanism of action; Streptococcus mutans; Syzygium aromaticum
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v12i2.12251
AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
This is an open article under CC-BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

PENDAHULUAN Daun cengkeh merupakan bagian dari


Karies gigi merupakan gangguan pohon cengkeh yang selama ini masih kurang
kesehatan gigi yang paling umum dan tersebar dimanfaatkan dibandingkan dengan bagian
luas di sebagian penduduk dunia. Tingkat lainnya, seperti bunga ataupun tangkai cengkeh
keparahan dan prevalensi penyakit karies gigi yang banyak digunakan sebagai bahan baku
di Indonesia terus meningkat. Penyakit gigi industri rokok dan bumbu masakan. Penelitian
dan mulut merupakan penyakit masyarakat sebelumnya telah mengungkapkan bahwa pada
yang diderita oleh 90% penduduk Indonesia, daun cengkeh mengandung senyawa kimia
dan bersifat progresif (Soni, Jain, & Kashaw, berupa flavonoid, triterpenoid, fenolat, dan
2016). tanin yang merupakan senyawa bersifat
Karies gigi merupakan penyakit yang antibakteri (Huda, Rodhiansyah, & Ningsih,
disebabkan adanya penumpukan plak gigi yang 2018). Daun cengkeh juga diketahui
banyak mengandung mikroba. Mikroorga- mengandung senyawa eucalyptol, kariofilen, α-
nisme terbanyak pada plak gigi yang bersifat cardinol, dan limonene (Mohammed, Ahmed,
asidogenik adalah Streptococcus mutans. & Hussien, 2015).
Bakteri ini merupakan flora normal rongga Penelitian ini bertujuan untuk
mulut, tetapi apabila populasinya meningkat mengetahui aktivitas ekstrak metanol daun
dapat berubah menjadi patogen (Dewi, Nur, & cengkeh (Syzygium aromaticum) dalam meng-
Hertriani, 2015). Kolonisasi bakteri hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
Streptococcus mutans terjadi setelah gigi mutans, mengetahui nilai kadar hambat
berlubang dan jika dibiarkan akan terus minimum (KHM) ekstrak daun cengkeh,
membentuk koloni pada bagian dalam gigi, mengetahui senyawa yang paling banyak
sehingga kerusakan gigi tidak dapat terkandung dalam ekstrak metanol daun
terhindarkan. Apabila pembentukan koloni cengkeh, dan mengetahui mekanisme aksi
bakteri ini dapat dicegah, kemungkinan penghambatan dengan melihat perubahan
kerusakan gigi tidak terjadi atau berkurang permukaan sel bakteri Streptococcus mutans
(Asymal, Astuti, & Devijanti, 2018). setelah dipaparkan dengan ekstrak daun
Permasalahan penyakit karies gigi yang cengkeh.
disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans
ini dapat ditangani dengan mencari alternatif MATERIAL DAN METODE
bahan alam yang memiliki sifat antibakteri. Bahan yang digunakan dalam penilitian
Pentingnya untuk mencari sumber antibiotik ini adalah metanol 96%, H2SO4 (asam sulfat),
baru untuk mengatasi masalah karies gigi NH4OH (ammonium hidroksida), HCl (asam
adalah karena dewasa ini banyak ditemukan klorida), FeCl3 (besi klorida), logam Mg
bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik (magnesium), pelarut amil alkohol, akuades,
konvensional, sehingga menjadi masalah yang NaOH (natrium hidroksida), ampisilin, NaCl
serius. Masalah resistensi bakteri ini dapat (natrium klorida), pereaksi Mayer, pereaksi
ditanggulangi dengan melakukan penelitian Dragendorff, pereaksi Lieberman-Burchard,
untuk mencari sumber-sumber antibakteri yang BaCl2 1% (barium klorida), Serbuk Zn (seng),
berasal dari kekayaan alam Indonesia. Salah media agar darah, nutrient broth (NB), dan
satu bahan alam yang sudah dikenal sebagai bakteri uji Streptococcus mutans ATCC 31987.
tanaman obat tradisional dan penyedap Daun cengkeh yang digunakan dalam
masakan adalah cengkeh (Syzygium penelitian ini didapatkan dari Balai Penelitian
aromaticum) yang banyak terdapat di daerah Tanaman Rempah dan Obat (Ballitro) Bogor.
Maluku. Tanaman tersebut tergolong ke dalam Peralatan yang digunakan adalah timbangan
kelompok Myrtaceae dengan ordo Myrtales. analitik (Mettler Toledo®), aluminium foil,
Cengkeh memiliki aroma sangat khas, yang gelas ukur (Iwaki pyrex), gelas piala,
dihasilkan oleh senyawa eugenol, yaitu waterbath (Memmert®), cawan petri (Iwaki
senyawa utama tanaman ini dengan kandungan pyrex®), pipet tetes, oven, laminar air flow
berkisar 72–90% (Risitiansyah, Yenita, (LAF), GCMS QP2010S SHIMADZU dengan
Melviana, & Annisa, 2018). kolom Rastek RXi-5MS dan autoklaf
(Hirayama).

AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 230


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

Pembuatan Serbuk Simplisia dilakukan dengan mengambil tiga tetes ekstrak


Simplisia diperoleh dari daun cengkeh daun cengkeh dimasukkan ke dalam tabung
yang telah berumur tiga sampai empat bulan, reaksi dan ditambahkan 2 tetes pereaksi
ditandai dengan warna daun yang berwarna Dragendroff, bila terbentuk endapan jingga
hijau terang, karena pada umur tersebut sampai merah cokelat atau merah bata, hal
kandungan metabolit sekunder yang tersebut menunjukkan adanya senyawa
terkandung di dalamnya sudah mencukupi. alkaloid. Bila sedikitnya 2 dari 3 pereaksi di
Daun cengkeh dicuci terlebih dahulu untuk atas positif maka sampel mengandung alkaloid.
menghilangkan kotoran yang menempel pada Pemeriksaan flavonoid dilakukan dengan
bahan simplisia. Setelah itu dilakukan mengambil ekstrak kental daun cengkeh
perajangan untuk mempermudah pengeringan. kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
Pengeringan dilakukan dengan cara diangin- dan ditambahkan 10 mL air panas. Larutan
anginkan tanpa terkena sinar matahari tersebut didihkan dan disaring dalam keadaan
langsung. Setelah proses pengeringan selesai, panas. Sebanyak 5 mL flitrat diambil dan
bahan simplisia kering dihaluskan, kemudian ditambah dengan 0,1 g serbuk Mg, 1 mL HCl,
disaring dan diayak. Tujuan dari pengayakan dan 2 mL amil alkohol. Campuran dikocok dan
ini adalah untuk memperluas permukaan biarkan memisah. Bila terbentuk warna
kontak partikel dengan pelarut, sehingga hasil kuning, jingga atau merah pada lapisan amil
ekstraksi lebih maksimal (Wael, Mahulette, alkohol memberikan indikasi adanya
Watuguly, & Wahyudi, 2018). flavonoid.
Pemeriksaan saponin pada sampel
Pembuatan Ekstrak Metanol dilakukan dengan mengambil ekstrak kental
Serbuk simplisia seberat 1 kg diekstraksi daun cengkeh dan dimasukkan ke dalam
menggunakan metode maserasi melalui proses tabung reaksi. Ditambahkan air panas secukup-
perendaman dengan pelarut metanol 70% nya, dikocok selama 15 menit. Bila setelah
sebanyak 5 L selama 3 x 24 jam, dan dilakukan ditetesi asam klorida 2 N terbentuk buih per-
pengadukan. Rendemen yang diperoleh manen selama kurang lebih 10 menit, maka hal
disaring menggunakan kertas saring. tersebut memberikan indikasi adanya saponin.
Kemudian ekstrak dipekatkan menggunakan Pemeriksaan tanin dilakukan dengan
rotary evaporator pada suhu 40 C sampai mengambil ekstrak kental daun cengkeh
diperoleh ekstrak kental daun cengkeh, dan ditambahkan dengan 10 mL akuades dan
dihitung persentase rendemen ekstraknya. disaring. Fitrat kemudian diencerkan dengan
akuades sampai tidak berwarna. Sebanyak 2
Skrining Fitokimia (Banu & Cathrine, 2015) mL filtrat dimasukkan ke dalam tabung dan
Uji Alkaloid dilakukan dengan me- ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi
nimbang ekstrak 0,5 gram dan ditambahkan 1 (III) klorida. Bila terbentuk warna biru tua atau
mL HCl 2N dan 9 mL akuades, dipanaskan di hijau kehitaman, hal tersebut memberikan
atas penangas air selama 2 menit, didinginkan indikasi adanya tanin.
dan disaring. Filtrat dipakai untuk pengujian Steroid dan triterpenoid ditentukan
pada pereaksi Mayer, Bouchardat, dan dengan meletakkan sebanyak 30 mg ekstrak
Dragendroff. Pada pereaksi Mayer, tiga tetes pada pelat tetes ditambahkan dengan asam
ekstrak daun cengkeh dimasukkan ke dalam asetat glasial sebanyak 5 tetes dan asam sulfat
tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 tetes pekat sebanyak 2 tetes. Ekstrak dikatakan
pereaksi Mayer. Bila terbentuk endapan putih mengandung steroid jika terbentuk warna biru
atau kuning, hal tersebut menunjukkan adanya atau hijau, sedangkan ekstrak dikatakan
senyawa alkaloid. Pada pereaksi Bouchardat, mengandung triterpenoid jika memberikan
tiga tetes ekstrak daun cengkeh dimasukkan ke warna merah atau ungu.
dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan Kandungan senyawa fenol ditentukan
dengan 2 tetes pereaksi Bouchardat. Bila dengan melarutkan 3 mL larutan ekstrak uji,
terbentuk endapan cokelat sampai hitam, hal kemudian dibagi dalam 2 bagian larutan, yaitu
tersebut menunjukkan adanya senyawa larutan A dan larutan B. Larutan A sebagai
alkaloid. Sedangkan pereaksi Dragendroff blanko sedangkan larutan B direaksikan

231 | AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

dengan larutan besi (III) klorida 10%, warna pada media agar ditetapkan sebagai nilai
biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan KHM.
adanya fenol.
Identifikasi Senyawa Aktif
Penyiapan Kultur Bakteri Uji Senyawa bioaktif dari ekstrak metanol
Bakteri uji Streptococcus mutans daun cengkeh dianalisis menggunakan
ditumbuhkan pada media selektif, yaitu media instrument GCMS (Shimadzu GCMS-QP 2010
blood agar plate yang mengandung trypton Ultra). Fase diam yang digunakan dalam
27%, soy peptone 9,3%, sodium chloride 9,3%, penelitian ini adalah Rxi-1MS (100% dimethyl
lithium chloride 18,6%, magnesium sulphate polysiloxane) yang memiliki panjang kolom 30
7% dan agar 13%. Media dibuat dengan m dan berdiameter 0,25 mm. Gas pembawa
menimbang bubuk blood agar base dalam 1 L helium dikondisikan pada tekanan 37,1 kPa,
akuades, kemudian dihomogenkan meng- dengan volume injeksi sebanyak 5 µL, suhu
gunakan magnetic stirrer. Botol kaca yang injector 250 C, suhu ion source 230 C, suhu
sudah berisi media ditutup dengan tutup botol permukaan 230 C, dan dengan mode split 10.
yang dilapisi dengan aluminium foil dan diikat Kolom diprogram dari 70 C, dan dinaikkan
dengan benang. Media disterilisasi dengan sampai 230 C dengan laju kenaikan adalah 10
autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit. C/menit, kemudian ditahan selama 3 menit
Media yang telah steril didinginkan hingga dengan suhu akhir 270 C.
mencapai suhu 45–50 C dan ditambahkan 5%
darah kambing. Media dituang ke dalam plate Analisis Perubahan Morfologi Sel
dan ditunggu hingga memadat. Analisis perubahan morfologi sel
dilakukan untuk mengetahui perubahan
Uji Aktivitas Antibakteri struktur sel bakteri setelah diberikan perlakuan
Bakteri uji Streptococcus mutans pemberian ekstrak daun cengkeh. Kultur cair
diinokulasikan di cawan petri berisi media bakteri Streptococcus mutans berumur
Blood Agar yang sudah disiapkan terlebih semalam diinokulasi sebanyak 250 µL ke
dahulu. Inokulasi bakteri Streptococcus mutans dalam media cair dan ditumbuhkan pada 37 C
pada media Blood Agar dilakukan dengan selama 5 jam. Kultur kemudian disentrifugasi
mencelupkan kapas lidi steril ke dalam (6.000 xg, 4 C selama 3 menit). Endapan sel
suspensi bakteri Streptococcus mutans, hasil sentrifugasi disuspensikan kembali
kemudian dioleskan di atas permukaan media. dengan menambahkan 1.000 µL buffer fosfat
Kertas cakram kosong direndamkan masing- yang mengandung ekstrak metanol daun
masing ke dalam larutan ekstrak daun cengkeh, cengkeh. Buffer fosfat tanpa penambahan
kontrol positif ampisilin (10 mg/mL), dan ekstrak dijadikan sebagai kontrol negatif.
kontrol negatif akuades. Kertas cakram Suspensi sel kemudian diinkubasi pada suhu
ditempelkan pada permukaan media dan
37 C selama 30 menit dengan digoyang dalam
didiamkan selama 30 menit dan diinkubasi
inkubator, kemudian disentrifugasi kembali
pada suhu 37 C selama 24 jam. Pengujian
(6.000 xg, 4 C selama 3 menit). Sel difiksasi
dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan
dan diamati menggunakan Scaning Electro
(triplo). Zona hambat yang terbentuk diukur
Microscope (SEM) seri JCM.
menggunakan jangka sorong.
HASIL
Pengujian Konsentrasi Hambat Minimum
Penelitian ini diawali dengan determinasi
(KHM)
tanaman yang digunakan di Lembaga Ilmu
Uji KHM dilakukan dengan metode
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor untuk
difusi agar media. Konsentrasi ekstrak yang
memastikan bahwa tanaman yang digunakan
digunakan dalam pengujian ini adalah 10, 15,
benar spesies tanaman cengkeh (Syzygium
20, 25, dan 30%. Pengukuran zona bening
aromaticum). Hasil determinasi menunjukan
dilakukan setelah bakteri diinkubasi pada suhu
bahwa tanaman yang digunakan pada
37 C selama 24 jam. Konsentrasi terendah penelitian ini adalah benar dari tanaman
sampel yang masih memberikan zona hambat Syzygium aromaticum.

AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 232


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

Ekstraksi Hasil organoleptik menunjukkan bahwa


Daun cengkeh diekstraksi dengan metode ekstrak metanol daun cengkeh memiliki bentuk
maserasi menggunakan pelarut metanol 70%. kental, warna cokelat kemerahan, rasanya
Metode maserasi merupakan metode ekstraksi pahit, dan berbau khas cengkeh. Senyawa
dengan cara dingin yang paling mudah untuk kimia yang terkandung dalam ekstrak metanol
dilakukan. Tujuan dari metode tersebut agar daun cengkeh berdasarkan hasil skrining secara
tidak ada zat aktif yang rusak oleh pemanasan. kualitatif adalah senyawa alkaloid, flavonoid,
Dari hasil maserasi 1 kg serbuk kering daun saponin, tanin, steroid, triterpenoid, dan
cengkeh didapatkan ekstrak kental sebanyak fenolik (Tabel 1).
100,08 g dengan persen rendemen 10 %.

Tabel 1. Senyawa kimia ekstrak metanol daun cengkeh


Senyawa kimia Identifikasi
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin +
Tannin +
Steroid +
Triterpenoid +
Fenolik +

Aktivitas Antibakteri aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun


Hasil pengujian aktivitas antibakteri dari cengkeh, kontrol positif yang digunakan dapat
ekstrak metanol menunjukkan bahwa ekstrak menghambat pertumbuhan bakteri S. mutan,
dapat menghambat pertumbuhan S. mutans sedangkan pada kontrol negatif dapat dilihat
yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona bahwa tidak terdapat pertumbuhan bakteri.
bening berdiameter ±32 mm (diameter kertas Selanjutnya dilakukan pengujian kadar hambat
cakram 6 mm) (Tabel 2). Berdasarkan hasil uji minimum.

Tabel 1. Aktivitas antibakteri ekstrak daun cengkeh


Sampel Diameter zona hambat (mm)
Kontrol negatif (akuades) 6,00 ± 0,00
Kontrol positif (ampisilin) 37,07 ± 0,32
Ekstrak metanol 32,41 ± 0,18

Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) menggunakan instrumen GCMS. Hasil


Berdasarkan pengujian nilai KHM yang identifikasi menunjukkan terdapat 4 senyawa
dilakukan pada konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, dengan urutan senyawa dari yang
dan 30% diketahui pada konsentrasi 20% kelimpahannya terbanyak adalah 3-allyl-6-
masih terdapat pertumbuhan bakteri yang methoxyphenol eugenol (57,04%), phenol, 2-
ditunjukkan dengan tidak terlihatnya zona methoxy-4-(2-propenyl) eugenol acetate
bening di sekitar kertas cakram. Sementara itu, (26,18%), caryophyllene (14,61%), dan 1,4,7,-
pada konsentrasi 25 dan 30% sudah cycloundecatriene, 1,5,9,9-tetramethyl
memperlihatkan adanya zona bening. Hal ini (2,17%).
menandakan sudah tidak adanya pertumbuhan
bakteri S. mutans pada konsentrasi 25%. Mekanisme Aksi
Hasil pengamatan sel S. mutans yang
Identifikasi Senyawa Bioktif telah diberi perlakuan memperlihatkan bahwa
Identifikasi jenis senyawa metabolit ekstrak metanol daun cengkeh memiliki
sekunder yang terkandung dalam ekstrak kemampuan untuk mengganggu integritas
metanol daun cengkeh diidentifikasi membran bakteri S. mutans. Hal ini dilihat dari

233 | AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

lisisnya sel bakteri (Gambar 2). Kerusakan protein akan keluar dari sel dan mengakibatkan
pada membran sel membuat komponen kematian pada sel bakteri.
intraselular asam amino, asam nukleat dan

Gambar 1. Spektogram hasil GCMS ekstrak metanol daun cengkeh

(a) (b) (c)

Gambar 2. Perubahan morfologi sel yang disebabkan oleh ekstrak metanol daun cengkeh dengan
SEM. (a) tanpa perlakuan, bentuk sel bulat utuh, (b) dengan perlakuan 1 KHM,
sebagian sel tampak menyusut, (c) dengan perlakuan 2 KHM, sel terlihat semakin
mengecil dan menyusut

PEMBAHASAN berlebih maka akan terbentuk kalium


Ekstraksi tetraiodomerkurat (II). Alkaloid mengandung
Simplisia daun cengkeh diekstraksi atom nitrogen yang mempunyai pasangan
dengan metode maserasi. Keuntungan proses elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk
maserasi adalah murah, mudah dilakukan membentuk ikatan kovalen koordinat dengan
dengan alat-alat sederhana, dan cara penarikan ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi
zat aktif tidak menggunakan pemanasan. Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid
Serbuk simplisia dimaserasi menggunakan akan bereaksi dengan ion logam K+ dari
pelarut metanol 70%. Penggunaan cairan kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk
pengekstrak ini didasari bahwa metanol lebih kompleks kalium-alkaloid yang mengendap
selektif, tidak beracun, netral, absorbsinya (Setyowati, Ariani, Ashadi, & Rahmawati,
baik, dapat bercampur dengan air pada segala 2014)
perbandingan, panas yang diperlukan untuk Hasil positif alkaloid pada uji
pemekatan lebih rendah, kapang dan kuman Dragendorff ditandai dengan terbentuknya
lebih sulit tumbuh dalam konsentrasi lebih dari endapan cokelat muda sampai kuning.
20% sehingga dapat mencegah tumbuhnya Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid. Pada
jamur pada ekstrak (Sogandi, Mustopa, Artika, pembuatan reaksi Dragendorff, bismut nitrat
& Budiarto, 2015). dilarutkan dalam HCl agar tidak terjadi reaksi
Hasil positif alkaloid pada uji Mayer hidrolisis karena garam-garam bismut mudah
ditandai dengan terbentuknya endapan putih. terhidrolisis membentuk ion bismutil (BiO+).
Endapan tersebut diperkirakan adalah Agar Bi3+ tetap berada dalam larutan, larutan
kompleks kalium-alkaloid. Pada pembuatan itu ditambah asam sehingga kesetimbangan
pereaksi Mayer, larutan merkurium (II) klorida akan bergeser ke arah kiri. Selanjutnya ion
ditambah kalium iodida akan bereaksi Bi3+ dari bismut nitrat bereaksi dengan kalium
membentuk endapan merah merkurium (II) iodida membentuk bismut (III) iodida yang
iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan kemudian melarut dalam kalium iodida

AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 234


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

berlebih. Pengujian senyawa alkaloid dengan perpanjangan konjugasi yang memperlihatkan


pereaksi Dragendorff menggunakan atom adanya cincin cokelat (Pardede et al., 2013).
nitrogen untuk membentuk ikatan kovalen
koordinasi dengan ion K+ yang merupakan ion Aktivitas Antibakteri
logam (Setyowati et al., 2014). Metode yang digunakan pada uji aktivitas
Identifikasi flavonoid menggunakan uji antibakteri adalah metode difusi kertas cakram.
Wilstater menunjukkan warna jingga yang Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk
berarti positif adanya flavonoid. Magnesium mengetahui kemampuan ekstrak dalam
dan asam klorida pada uji Wilstater bereaksi menghambat pertumbuhan bakteri uji S.
membentuk gelembung-gelembung yang mutans. Bakteri tersebut merupakan golongan
merupakan gas H2, sedangkan logam Mg dan bakteri Gram positif yang berbentuk kokus
HCl pekat pada uji tersebut berfungsi untuk (berbentuk bulat). Sampel dikatakan mampu
mereduksi inti benzopiron yang terdapat pada menghambat pertumbuhan koloni bakteri
struktur flavonoid, sehingga terbentuk apabila terdapat daerah bening di sekitar kertas
perubahan warna menjadi merah atau jingga. cakram akibat pengaruh ekstrak metanol daun
Jika dalam suatu ekstrak tumbuhan terdapat cengkeh (1 g/mL). Kontrol positif yang
senyawa flavonoid akan terbentuk garam digunakan adalah ampisilin, yang merupakan
flavilium saat penambahan Mg dan HCl yang antibiotik golongan penisilin I yang digunakan
berwarna merah atau jingga (Setyowati et al., untuk mengatasi infeksi bakteri Gram positif
2014). dan Gram negatif. Hasil penelitian terdahulu
Saponin bersifat polar sehingga dapat menyebutkan bahwa ampisilin dapat
larut dalam pelarut seperti air dan saponin juga menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus
bersifat nonpolar karena memiliki gugus dengan diameter zona bening sebesar 14 mm
hidrofob, yaitu aglikon (sapogenin). Busa yang (Surwade et al., 2018). Menurut Nworu dan
dihasilkan pada uji saponin disebabkan karena Esimone (2006), mekanisme kerja ampisilin
adanya glikosida yang dapat membentuk busa adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri
dalam air dan terhidrolisis menjadi glukosa dan dan enzim transpeptidase, sehingga tidak
senyawa lainnya. terjadi biosintesis sel. Kontrol positif berfungsi
Pengujian tanin dilakukan dengan sebagai kontrol dari sampel ekstrak metanol
penambahan FeCl3 yang bereaksi dengan salah dengan membandingkan diameter zona hambat
satu gugus hidroksil yang ada pada tanin. yang terbentuk. Kontrol negatif yang
Fungsi FeCl3 adalah menghidrolisis golongan digunakan dalam penelitian ini adalah akuades
tanin sehingga akan menghasilkan perubahan steril yang berfungsi untuk mengetahui ada
warna biru kehitaman dan tanin terkondensasi tidaknya pengaruh pelarut terhadap
yang menghasilkan warna hijau kehitaman pertumbuhan bakteri uji.
(Pardede, Manjang, & Efdi, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Identifikasi terpenoid dan steroid pada rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan
ekstrak etanol daun cengkeh memberikan hasil dari uji aktivitas antibakteri terhadap S. mutans
positif dengan terbentuknya cincin cokelat adalah ±32 mm. Aktivitas ini lebih tinggi
pada batas antara kloroform dan H2SO4. Selain dibandingkan dengan aktivitas antibakteri
itu, ketika ditambahkan 2 mL asam sulfat fraksi etil asetat dari buah mengkudu yang
terlihat warna hijau menjadi warna hijau pekat. hanya memiliki zona hambat sebesar ±17 mm
Perubahan warna ini disebabkan adanya (Sogandi & Nilasari, 2019). Hal tersebut
oksidasi pada golongan senyawa terpenoid mengindikasikan bahwa aktivitas antibakteri
atau steroid melalui pembentukan ikatan ekstrak metanol daun cengkeh terhadap bakteri
rangkap terkonjugasi. Prinsip reaksi dalam uji Gram positif S.mutans tergolong dalam
terpenoid adalah kondensasi atau pelepasan kategori kuat, karena diameter zona hambat
H2O dan penggabungan karbokation dan >21 mm. Dinding sel bakteri Gram positif
menyebabkan adisi elektrofilik diikuti dengan terdiri atas beberapa lapisan peptidoglikan
pelepasan hydrogen. Gugus hidrogen beserta yang membentuk struktur yang tebal dan kaku
elektronnya dilepas sehingga mengalami serta mengandung substansi dinding sel yang
disebut asam teikoat, sedangkan dinding sel

235 | AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

bakteri Gram negatif terdiri atas satu atau lebih penyusun dinding sel bakteri. Reaksi ini
20 lapisan peptidoglikan yang tipis dan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur
membran di bagian luar lapisan peptidoglikan dan susunan asam amino yang akan
(Nwokocha et al., 2012). menimbulkan ketidakseimbangan genetik pada
Hasil skrining fitokimia pada ekstrak rantai DNA sehingga akan mengalami
metanol menunjukkan adanya senyawa flavo- kerusakan dan mendorong terjadinya lisis
noid, alkaloid, triterpenoid, terpenoid, saponin, bakteri yang akan menyebabkan kematian sel
tanin, dan fenolik. Flavonoid merupakan pada bakteri (Arlofa, 2015).
kelompok senyawa fenol yang mempunyai ke- Mekanisme steroid sebagai antibakteri
cenderungan untuk mengikat protein, sehingga berhubungan dengan membran lipid dan
menganggu proses metabolisme bakteri. Selain sensitivitas terhadap komponen steroid yang
itu, flavonoid juga berfungsi sebagai menyebabkan kebocoran pada liposom (Gad,
antibakteri dengan cara membentuk senyawa El-Baky, Ahmed, & Gad, 2016). Triterpenoid
kompleks terhadap protein ekstraseluler yang memiliki aktivitas antibakteri dengan
mengganggu integritas membran sel bakteri. mekanisme berupa reaksi dengan purin pada
Flavonoid memiliki struktur kimia berupa membran luar sel bakteri, yang membentuk
cincin beta dan gugus –OH yang diduga ikatan polimer yang kuat sehingga
bertanggungjawab sebagai aktivitas antibakteri mengakibatkan rusaknya purin. Rusaknya
(Nugraha, Prasetya, & Mursiti, 2017). purin mengurangi permeabilitas membran sel
Saponin memiliki aktivitas sebagai bakteri yang akan mengakibatkan sel
antibakteri dengan mekanisme kerja, yaitu kekurangan nutrisi dan akan menghambat
menyebabkan kebocoran protein dan enzim pertumbuhan atau mengalami kematian.
dari dalam sel. Hal ini dapat terjadi karena zat Mekanisme kerja senyawa fenol sebagai
aktif yang terdapat pada permukaan saponin antibakteri adalah melisis sel dan
mirip dengan deterjen, akibatnya saponin akan menyebabkan denaturasi protein, menghambat
menurunkan tegangan permukaan dinding sel pembentukan protein sitoplasma dan asam
bakteri dan merusak permebialitas membran. nukleat serta menghambat ikatan ATP-ase
Kemudian saponin berdifusi melalui membran pada membran sel (Sasaki et al., 2003).
luar dan dinding sel sehingga mengganggu dan
mengurangi kestabilan membran sel. Hal ini Hasil Uji Kadar Hambat Minimum (KHM)
menyebabkan kebocoran dan sitoplasma keluar Berdasarkan pengujian nilai KHM yang
dari sel yang mengakibatkan kematian di sel dilakukan pada konsentrasi 10, 15, 20, 25, dan
bakteri Gram negatif dan positif (Suresh, Babu, 30% terlihat bahwa pada konsentrasi 20%
& Sitram, 2013). masih terdapat pertumbuhan bakteri yang
Tanin memiliki aktivitas sebagai ditunjukkan dengan tidak terlihatnya zona
antibakteri dengan mekanisme kerja, yaitu bening di sekitar kertas cakram. Sementara itu,
mengganggu permeabilitas sel. Hal ini pada konsentrasi 25 dan 30% sudah
mengakibatkan sel tidak dapat melakukan memperlihatkan adanya zona bening. Hal ini
aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya menandakan sudah tidak adanya pertumbuhan
terhambat dan mengalami kematian. Senyawa bakteri S. mutans pada konsentrasi 25%.
tanin dapat menginduksi pembentukan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang ekstrak metanol daun cengkeh memiliki
dapat menambah daya toksisitas tanin (Arlofa, aktivitas yang baik untuk bakteri Gram positif
2015). Sementara itu, alkaloid memiliki S. mutans. Nilai KHM ini sama besar dengan
aktivitas sebagai antibakteri dengan nilai KHM dari ekstrak etanol daun cengkeh
mekanisme kerja mengganggu komponen terhadap bakteri Escherichia coli dan
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, Staphylococcus aureus yang juga memiliki
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk nilai KHM 20% (Risitiansyah et al., 2018).
secara utuh dan menyebabkan kematian sel
bakteri. Pada senyawa alkaloid juga terdapat Identifikasi Senyawa Bioktif
gugus basa mengandung nitrogen yang akan Senyawa 3-Allyl-6-methoxyphenol-
bereaksi dengan senyawa asam amino eugenol adalah senyawa organik dengan
kandungan terbesar (57,04%) pada ekstrak

AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 236


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

metanol daun cengkeh, dengan rumus molekul KHM sel sudah mengalami perubahan bentuk,
C10H12O2. Senyawa ini juga terdapat pada yaitu mengecil, dan pada konsentrasi 2 KHM
pucuk cengkeh, seperti hasil penelitian yang sel menunjukkan perubahan bentuk yang
dilakukan oleh Uddin, Shahinuzzaman, Rana, semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
& Yaakob (2017). Selain mengandung semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin
senyawa 3-Allyl-6-methoxyphenol-Eugenol, tinggi pula aktivitas yang terdapat di
pucuk cengkeh mengandung senyawa lain, di dalamnya, sehingga menyebabkan kerusakan
antaranya caryophyllene; 1,4,7- sel bakteri S.mutans semakin parah.
cycloundecatriene; 1,5,9,9-tetramethyl; dan
eugenol acetate yang juga ditemukan dalam SIMPULAN DAN SARAN
penelitian ini. Senyawa-senyawa tersebut Penelitian ini telah membuktikan bahwa
diketahui memiliki manfaat dalam bidang ekstrak metanol daun cengkeh (Syzygium
pengobatan, di antaranya sebagai antiseptik, aromaticum) memiliki potensi untuk
anastetik, analgesik, antioksidan, antiinflamasi, dikembangkan menjadi sumber senyawa
dan antimikroba. antibakteri penyebab karies gigi yang perlu
Senyawa dengan kandungan terbesar dimurnikan dan diujikan dalam skala besar
kedua dalam ekstrak metanol daun cengkeh untuk mendapatkan senyawa tunggal sebagai
adalah phenol, 2-methoxy-4-(2-propenyl), pencegah karies gigi. Hasil analisis GCMS
acetate yang memiliki rumus molekul menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun
C12H14O3. Senyawa terbanyak ketiga adalah cengkeh memiliki kandungan senyawa 3-allyl-
caryophyllene dengan rumus molekul C15H24 6-methoxyphenol-eugenol; phenol, 2-methoxy-
dan senyawa terbanyak keempat adalah 1,4,7,- 4-(2-propenyl)-eugenol acetate, caryophyllene,
cycloundecatriene, 1,5,9,9-tetramethyl yang dan cycloundecatriene, 1,5,9,9-tetramethyl.
memiliki rumus molekul C15H24. Ketiga Analisis permukaan sel bakteri Streptococcus
senyawa ini juga terkandung dalam ekstrak mutans menunjukkan telah terjadi perubahan
metanol bunga cengkeh yang diketahui ukuran sel setelah diberikan ekstrak dan dapat
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus melisis sel bakteri. Hasil ini memberikan
subtillis, Staphylococcus aureus, Klebsiela informasi awal untuk aplikasi antibakteri
pneumonia, Vibrio cholera dan juga memiliki alami. Oleh karena itu, perlu dilakukan
aktivitas antioksidan (Hemalatha, Nivetha, penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi dan
Mohanapriya, Sharmila, & Muthukumaran, memurnikan senyawa aktif dari daun cengkeh
2016). yang bersifat antibakteri ini.

Mekanisme Aksi UCAPAN TERIMA KASIH


Penggunaan SEM ditujukan untuk Penulis mengucapkan terima kasih
karakterisasi permukaan struktur biomaterial, kepada Program Studi Ilmu Farmasi, Fakultas
pengukuran perlekatan sel, dan perubahan pada Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan
morfologi bakteri. Hasil SEM menunjukkan LPPM Universitas Pakuan Bogor yang telah
ekstrak metanol daun cengkeh diduga dapat mendanai penelitian ini melalui Program
merusak bagian membran sel bakteri S. Penelitian Hibah Internal untuk pendanaan
mutans. Pengamatan permukaan sel bakteri S. tahun 2019.
mutans yang diberikan ekstrak metanol daun
cengkeh dengan konsentrasi 1 KHM dan 2 REFERENSI
KHM menunjukkan ukuran selnya mengecil Arlofa, N. (2015). Uji Kandungan senyawa
atau mengerut jika dibandingkan ukuran sel fitokimia kulit durian sebagai bahan aktif
pada kelompok kontrol. Hal ini pembuatan sabun. International Journal
mengindikasikan bahwa ekstrak yang of ChemTech Research, 1(1), 18-22.
diberikan dapat menimbulkan susasana yang Asymal, A., Astuti, E. R., Devijanti, R. (2018).
hipertonik terhadap sel bakteri. Saat sel berada Changes in the number of macrophage
pada medium hipertonik, cairan intrasel and lymphosyte cell in chronic
mengalir keluar yang mengakibatkan sel periodontitis due to dental X-ray
mengerut atau mengecil. Pada konsentrasi 1 exposure. Dental Journal, 51(2), 99-103.

237 | AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

Banu, K. S., & Cathrine, L. (2015). General leaves in producing hypotension in


techniques involved in phytochemical normotensive sprague-dawley rats.
analysis. International Journal of Pharmaceutical Biology, 50(9), 1096-
Advanced Research in Chemical Science, 1102. doi:
2(4), 25-32. 10.3109/13880209.2012.658113
Dewi, Z. Y., Nur, A., & Hertriani, T. (2015). Nworu, C., & Esimone, C. (2006).
Efek antibakteri dan penghambatan Comparative evaluation of three in vitro
biofilm ekstrak sereh (Cymbopogon techniques in the interaction of ampicillin
nardus L.) terhadap bakteri and ciprofloxacin against Staphylococcus
Streptococcus mutans. Majalah aureus and Escherichia coli. Tropical
Kedokteran Gigi Indonesia, 1(2), 136- Journal of Pharmaceutical Research,
141. 5(12), 605-611. doi:
Gad, S. A., El-Baky, R. M. A., Ahmed, A. B., 10.4314/tjpr.v5i2.14638
& Gad, G. F. M. (2016). In vitro Pardede, A., Manjang, Y., & Efdi, M. (2013).
evaluation of probiotic ptential of five Skrining fitokimia ekstrak metanol dari
lactic acid bacteria and theier kulit batang manggis (Garcinia cymosa).
antimicrobial activity against some Media Sains, 6(2), 60-66.
enteric and food-borne pathogens. Risitiansyah, D. U., Yenita., Melviana., &
African Journal of Microbiology Annisa. (2018). Uji efektivitas antibiotik
Research, 10(12), 400-409. ekstrak daun cengkeh (Syzygium
Hemalatha, R., Nivetha, P., Mohanapriya, C., aromaticum) terhadap pertumbuhan
Sharmila, G., & Muthukumaran, C. bakteri Salmonella typhi secara in vitro.
(2016). Phytochemical composition, GC- Ibnu Sina Biomedika, 2(1), 41-47. doi:
MS analysis, in vitro antioxidant and 10.30596/isb.v2i1.1901
antibacterial potential of clove flower Sasaki, H., Matsumoto, M., Tanaka, T.,
bud (Eugenia caryophyllus) methanolic Maeda, M., Nakai, M., Hamada, S., &
extract. Journal of Food Science and Ooshima, T. (2003). Antibacterial
Technology, 53(2), 11891198. doi: activity of polyphenol components in
10.1007/s13197-015-2108-5 oolong tea extract against Streptococcus
Huda, M., Rodhiansyah., & Ningsih, D. S. mutans. Caries Research, 38(1), 2-8. doi:
(2018). Efektivitas ekstrak bunga 10.1159/000073913
cengkeh (Eugenia aromatica) terhadap Setyowati, W. A. E., Ariani, S. R. D., Ashadi,
pertumbuhan bakteri Staphylococcus M. B., & Rahmawati, C. P. (2014, June
aureus. Jurnal Analis Kesehatan, 7(1), 21). Skrining fitokimia dan identifikasi
710-716. doi: 10.26630/jak.v7i1.934 komponen utama ekstrak metanol kulit
Mohammed, N. H., Ahmed, M. H., & Hussien, durian (Durio zibethinus Murr.) varietas
M. O. (2015). Qualitative analysis of the petruk. Paper presented at Prosiding
essential oil of Syzygium aromaticum (L.) Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan
(clove) using gas chromatography-mass Kimia VI, Surakarta, Indonesia.
spectrometry (GC-MS). International Retrieved from https://www.scribd.com/
Journal of Research in Pharmacy and document/339591365/SKRINING-
Chemistry, 5(2), 350-354. FITOKIMIA-DAN-IDENTIFIKASI-
Nugraha, A. C., Prasetya, A. T., & Mursiti, S. KOMPONEN-UTAMA-EKSTRAK-
(2017). Isolasi, identifikasi, uji aktivitas METANOL-KULIT-DURIAN-Durio-
senyawa flavonoid sebagai antibakteri zibethinus-Murr-VARIETAS-PETRUK-
dari daun mangga. Indonesian Journal of pdf
Chemical Science, 6(2), 91-96. Sogandi., Mustopa, A. Z., Artika, I. M., &
Nwokocha, C. R., Owu, D. U., Mclaren, M., Budiarto, B. R. (2015). Inhibitory activity
Murray, J., Delgoda, R., Thaxter, of Lactobacillus plantarum U10 isolated
K.,Young, L. (2012). Possible from tempoyak (fermented durian) made
mechanisms of action of the aqueous in Indonesia against Salmonella typhi.
extract of Artocarpus altilis (breadfruit)

AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 238


AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 12(2), 2019

Microbiology Indonesia, 9(2), 73-81. doi: Surwade, P., Ghildyal, C., Weikel, C., Luxton,
10.5454/mi.9.2.5 T., Peloquin, D., Fan, X., & Shah, V.
Sogandi., & Nilasari, P. (2019). Isolation and (2018). Augmented antibacterial Activity
molecular identification of endophytic of ampicillin with silver nanoparticles
bacteria from noni fruits (Morinda against methicillin-resistant Staphylococ-
citrifolia l.) and their antibacterial cus aureus (MRSA). The Journal of
activity. IOP Conference Series.: Earth Antibiotics, 72(1), 50-53. doi:
Environtal Science, 299(012020), 1-11. 10.1038/s41429-018-0111-6
doi: 10.1088/1755-1315/299/1/012020 Uddin, A., Shahinuzzaman., Rana, S., &
Soni, A., Jain, R., & Kashaw, V. (2016). Yaakob, Z. (2017). Study of chemical
Antibacterial activity of Morinda composition and medical properties of
citrifolia Linn fruits for acne inducing volatile oil from clove buds (Eugenia
pathogens. International Journal of caryophyllus). International Journal of
Pharmacy & Pharmaceutical Researc, Pharmaceutical Science and Research,
8(1), 208-214 8(2), 895-899. doi: 10.13040/IJPSR.
Suresh, M., Babu, K., & Sitram, B. (2013). In 0975-8232.8(2).895-99
vitro evaluation of antibacterial activity Wael, S., Mahulette, F., Watuguly, T. W., &
of five indigenous plants extract against Wahyudi, D. (2018). Pengaruh ekstrak
five bacterial pathogens of human. daun cengkeh (Syzygium aromaticum)
International Journal of Pharmacy and terhadap limfosit dan makrofag mencit
Pharmaceutical Science, 5(4), 679-684. balb/c. Traditional Medicine, 23(2), 79-
83. doi: 10.22146/mot.38474

239 | AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720

Anda mungkin juga menyukai