Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 24 – “Jintan Hitam”

Astri Dwi Hanumsari I1C018099


Adinda Namira Putri I1C018101

A. Jintan Hitam (Nigella sativa L.)

B. Sinonim Jintan Hitam

Nama atau sebutan Jintan Hitam (Nigella sativa L,) ini berbeda-beda di setiap
wilayah Negara misalnya di kawasan Negara barat tanaman ini sering disebut black
carraway, black seeds atau coriander seeds sedangkan di negara-negara Persia,
tanaman ini dinamakan Zhonais atau coru syiah dan dalam bahasa Hindi kalonji. Di
Negara Malaysia dan Indonesia sendiri tanaman ini mempunyai nama “Jinten Hitam”
yang mana dalam kesehariannya masyarakat kita menggunakan sebagai rempah
bumbu masakan dan sebuah obatan herbal yang mampu menimalisir problem
kesehatannya. (Yulianti dan Junaedi, 2006).

Zwarte komijn, Nigella cultivee, Schwar zkummel, Black cumin (Heyne, 1987). Black
caraway, black seed, dan coriander sedes (Barat). Arab: Habbatusauda (biji hitam)
atau habbatul baraka (biji yang diberkati). Shonaiz (Persia); cotu siyah (Turki);
kalounji (Hindi). Di Indonesia dan Malaysia diberi nama jinten hitam (Yulianti dan
Junaedi, 2006).
 Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ranunculases

Famili : Ranunculaceae
Genus : Nigella

Spesies : Nigella sativa L. (Rajsekhar et al., 2011)

C. Simplisia

Jintan hitam (Nigella sativa L.) merupakan tanaman herbal yang banyak
tumbuh di negara-negara Asia Tenggara, India, Pakistan, Afganistan dan telah
banyak dikembangbiakkan di Eropa dan Afrika Selatan (Paarakh, 2010; Mathur et
al., 2011).

Kandungan minyak atsiri dari biji jintan hitam merupakan bagian yang
paling sering dimanfaatkan sebagai bahan obat. Sejak berabad-abad lalu, biji jintan
hitam telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional agama Islam (Tibb-e Nabaw)
serta dalam sistem pengobatan tradisional India (Ayurveda) (Ibn Qayyim Al
Jauziyah, 1999; Sharma et al., 2005) .

Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang


belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,
hewani dan simplisia pelikan (mineral) (Depkes RI, 1985).

Bagian yang digunakan dari jinten hitam utamanya adalah bijinya. Pemerian
Biji : bau khas, rasa pahit. Biji dikeringkan,disimpan atau bisa langsung
digunakan. Biji berwarna hitam tetapi setelah dipres minyaknya berwarna kuning
kecoklatan. Biji agak keras,jorong bersudut tiga tak beraturan dan sedikit
berbentuk kerucut,panjang 3mm,berkelenjar. (El Tahir et al, 2006).

D. Gambar Tanaman dan Simplisia


E. Identitas Makroskopis dan Mikroskopis

1. Analisis makroskopi simplisia

Biji agak keras, bentuk limas ganda dengan kedua ujungnya meruncing, limas
yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2
mm, lebar lebih kurang 1 mm, permukaan luar berwarna hitam kecoklatan, hitam
kelabu sampai hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang-kadang dengan
beberapa rusuk membujur atau melintang. Pada penampang melintang, biji terlihat
kulit
biji berwarna coklat kehitaman sampai hitam, endosperm berwarna kuning kemerahan,
kelabu, atau kelabu kehitaman, lembaga berwarna kuning pucat sampai kelabu
(Anonim, 1979).

2. Analisis mikroskopi

Kulit biji epidermis luar terdiri dari selapis sel yang termampat, bentuk
memanjang,kadang-kadang berupa papila pendek, dinding tipis, warna coklat muda
atau coklat kehijauan. Dibawah epidermis terdapat beberapa lapis sel parenkimatik,
bentuk memanjang, termampat, tidak berwarna atau berwarna kehijauan, pada tiap
rusuk diduga terdapat berkas pembuluh, floem dan xylem sukar dibedakan karena
selnya termampat, pada daerah ini sel parenkim dibawah epidermis tidak termampat
dan selnya besar berbentuk pilogonal, kemudian berturut-turut terdapat selapis
sel berbentuk persegi empat, berdinding
tipis, tidak berwarna atau berwarna kehijauan,didalam sel terdapat hablur berbentuk
prisma besar, kadang-kadang hampir memenuhi ruangan sel, pada penambahan asam
klorida pekat P hablur tidak larut,selapis sel berbentuk palisade, tinggi ± 65 𝜇m,
tersusun sangat teratur, dinding tangensial dalam dan dinding radial sangat tebal,
warna agak kekuningan atau tidak berlignin, lumen sangat kecil terdapat di ujung
bagian luar, berbentuk trapesium
atau bundar telur, warna coklat kekuningan, selapis sel parenkimatik, bentuk persegi
empat tidak teratur, dinding tipis, sel jernih. Epidermis dalam terdiri dari selapis
sel berbentuk persegi empat tidak teratur, sel agak besar, lumen jernih, dinding berwa
rna coklat berpenebalan jala, dinding tangensial dalam lebih tebal. Endosperm terdiri
dari sel berbentuk polygonal, dinding tipis, tidak berwarna, penuh berisi butiral euron
dan tetes-tetes minyak. Embrio selnya lebih kecil dari sel endosperm,dinding tipis,
berisi butir aleuron dan tetes-tetes minyak. (Anonim, 1979)

Serbuk : warna kelabu kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen epidemis


luaryang termampat dan berpapila pendek, fragmen sel palisade terlihat
tangensial,fragmen kulit biji, fragmen epidermis dalam, fragmen sel berhablur
terlihattangensial, fragmen endosperm dan fragmen sel parenkimatik di bawah
lapisan sel palisade (Anonim, 1979).
F. Masa Panen

Perkecambahan secara epigeal. di dalam iklim hangat jintan hitam mulai


berbunga sekitar 100 hari setelah penaburan dan benih mulai tumbuh 50 hari
kemudian. di dalam iklim lebih hangat, jinten hitam berbunga mulai 8-10 minggu
setelah perkecambahan. Penyerbukan sebagian besar di lakukan oleh serangga.
Penyerbukan terjadi pada bunga yang lebih tua yang mulai membungkuk. (De
Guzman, 1999)

Jintan hitam dapat di kembangbiakan dengan mudah, dengan cara biji di


sebarkan. Perkecambahan di lakukan di tempat gelap dan temperatur tinggi. benih
ditaburkan di dalam blok tepukan, setelah menjadi kecambah benih ditanam berbaris,
umumnya jarak antara baris satu dengan yang lain adalah 25-40 cm. (De Guzman,
1999)

G. Kandungan Senyawa Aktif

Kandungan kimia Jintan hitam (Nigella sativa L.) kaya akan kandungan
nutrisi monosakarida yang dengan mudah dapat diserap oleh tubuh sebagai sumber
energi, juga mengandung non-starch polisakarida yang berfungsi sebagai sumber
serat. Tidak hanya serat, tetapi jintan hitam juga mengandung asam lemak tak jenuh
dan saponin (El Tahiret et al., 2006:1-19).

Dalam ekstrak biji jintan hitam, thymoquinone menjadi komponen kandungan


yang utama. Selain itu juga mengandung p-cymene, α-pinene, 6 dithymoquinone,
carvacrol, crystalline nigellone, dan thymohidroquinone. Selain itu, jintan hitam juga
mengandung kalsium, potassium, zat besi, arginin, magnesium, selenium, vitamin A,
B1, B2, B3, B6, C, dan E (Hendrik, 2007:90).
Kandungan kimia jinten hitam telah banyak diteliti. Jinten hitam dilaporkan
mengandung minyak atsiri, minyak lemak, limonen, simena, glukosida, saponin,
karvakol, zat pahit, nigelin, nigelon, timokuinon, ditimokuinon, p-simen dan α-pinen
(Ditjen POM, 2009). Penelitian Merfort et al (1997) jinten hitam terdapat senyawa
flavonoid dan fenolik yaitu triglikosida flavonoid yang merupakan golongan
kuersetin dan asam vanilat (Bourgaou et al., 2007).

H. Indikasi
Ibnu Sina atau Avicenna yang terkenal dengan karya The Canon of Medicine
menyatakan jintan hitam sebagai biji yang dapat merangsang produksi energi
tubuh sehingga membantu pemulihan tenaga tubuh (Paarakh, 2010). Selain itu,
sistem pengobatan tradisional India, Ayurveda, menjelaskan bahwa jintan hitam
sering digunakan pada bermacam penyakit termasuk diabetes, asma, hipertensi,
inflamasi, batuk, bronkitis, demam, dan flu (Ali et al., 2003)
Jintan hitam memiliki aktivitas biologis dan potensi terapeutik yang luas.
Hingga saat ini, jintan hitam diketahui memiliki aktivitas terapeutik dengan
spektrum luas yaitu sebagai agen antidiabetik, antihipertensi, antikanker dan
imunomodulator, analgesik dan antiinflamasi, antibakteri, hepatoprotektif, dan
renal protektif serta antioksidan (Paarakh, 2010; Abdelmeguid et al., 2010;
Ahmad et al., 2013)
Ekstrak air N. sativa telah diteliti terhadap aktivitas anti inflamasi, analgetik
dan antipiretik pada hewan percobaan. Efek anti inflamasi diperlihatkan melalui
efek penghambatan udem yang diinduksi karagen dan efek analgesik dengan
peningkatan yang signifikan pada reaksi hot plat pada mencit dan tidak
memperlihatkan efek pireksia pada mencit yang diinduksi ragi (Al-Ghamdi MS,
2001).
Ekstrak air N. sativa menunjukkan penghambatan terhadap produksi NO
(Nitrat Oksida) suatu mediator pro inflamasi dan aksi anti inflamasinya
diperantarai melalui mekanisme tersebut (Mahmood MS et al., 2003).
Timokinon, konstituen utama pada N. sativa juga menunjukkan efek
penekanan terhadap produksi NO oleh makrofag tikus (El-Mahmoudy et al.,
2002).
Ekstrak air N. sativa meningkatkan proliferasi splenosit dan menekan sitokin
IL-6, TNF-α dan NO pada kultur isolasi splenosit dan makrofag mencit Balb/C
serta meningkatkan aktivitas sel NK terhadap sel tumor (Majdalawiech AF,
2010).
I. Daftar Pustaka

Abdelmeguid, Fakhoury, Kamal, and Al Wafai. 2010. Original Article: Effects


of Nigella sativa and Thymoquinone on Biochemical and Subcellular Changes in
Pancreatic B-Cells Of Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. J Diabetes 2: 256-266
Ahmad, Husain, Mejeeb, Khan, Najmi, Siddique, Damanhouri and Anwar.
2013. A review on therapeutic potential of Nigella sativa: A miracle herb. Asian Pac
J Trop Biomed 3(5): 337-352
Al-Ali, Alkhawajah, Randhawa, Shaikh. 2008. Oral and intraperitoneal LD50
of thymoquionone, an active principle of Nigella sativa, in mice and rats. J Ayub
Med Coll Abbottabad 20 (2): 25-27
Al Ghamdi, M.S. (2001). The Anti Inflammatory Analgesic and Antipyretic
Activity of Nigella sativa. Journal Ethnopharmacol, 76, 45-48.
Anonim. 1979. Materia Medika Indonesia. Jilid 3, 20-22. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Bessedik Amina; Allem Rachida. 2013. Molecular Composition and
Antibacterial Effect of essential oil of Nigella sativa. African Journal of
Biotechnology. Laboratory of Local natural Bioressources, Faculty of Science,
Hassiba Benbouali University of Chlef, Algeria. Vol 12(20),pp.3006-3012.
De Guzman, C.C and Siemonsma, J.S. 1999. Plant Resources Of South-East
Asia 13.Backhuys Publishers. Leiden.; 148-151
Depkes RI, 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Ditjen POM. (2009). Farmakope Herbal Indonesia. Edisi pertama. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Hal. 52.
El-Mahmoudy, A., et al. (2002). Thymoquinone supresses Expression of
inducible Nitric Oxide Synthase in rat Macrophages. International
Immunopharmacology, 2(11), 1603-1611.
El-Tahir, K. E. D. H., & Bakeet, D. M. 2006. The Black Seed Nigella sativa
Linnaeus-A mine for Multi Cures: A Plea for Urgent Clinical Evaluation of its
Volatile Oil. Journal of Taibah University Medical Sciences. 1(1). 1-19.
Hendrik. 2007. Habbatussauda’ Thibun Nabawiy Dalam Menangani
Berbagai Penyakit dan Memelihara Kesehatan Tubuh. Surakarta: Pustaka Al-Ummat.
Heyne, K.,1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II. Yayasan Sarana
Wana Jaya : Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan. Jakarta.
Ibn Qayyim AL-Jauziyah. 1999. Tibb-e Nabawi: Healing with the Medicine of
the Prophet SAW. Texas: Darus Salam Publications
Mahmood, M.S., et al. (2003). The In Vitro Effect of Aqueous Extract of
Nigella sativa Seeds on Nitric Oxide Production. Phytotherapy Research, 17(8), 921-
924.
Majdalawiech, A.F. (2010). Nigella sativa Modulates Splenocyte
Proliferation, Th1/Th2 Cytokine Profile macrophage Function and NK Anti Tumor
Activity. Journal of Ethnopharmacology, 131(2), 268-275.
Mathur, Gaura, Sharmaa and Haldiyaa. 2011. Review: Antidiabetic Properties
of a Spice Plant Nigella sativa. J Endocrinol Metab 1(1):1-8
Merfort, I., Wray, V., Barakat, H. H., Hussein, S. A. M., Nawwar, M. A. M.
& Willuhn, G. 1997. Flavonol Triglycosides from Seeds of Nigella sativa,
Phytochemistry, 46 (2). 359-363.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0031942297002963
Paarakh, PM. 2010. Nigella sativa Linn: A comprehensive review.Indian J Nat
Prod Resour 1(4): 409-429
Rajsekhar, S and Kuldeep, B. 2011. Pharmacognosy and Pharmacology of
Nigella sativa. IRJP 2(11): 36-39
Sharma, Yelne, and Dennis. 2005. Database on medicinal plants used in
Ayurveda. New Delhi: Central Council for Research in Ayurveda & Siddha
Yulianti, S. dan Junaedi, E., 2006. Sembuhkan penyakit dengan
Habbatussauda (Jinten Hitam). Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai