1
Corresponding Author:
Mufidatul Khasanah,
IPA/Pendidikan Sains,
Universitas Negeri Surabaya,
Email: muidatulkasanah.22005.@mhs.unesa.ac.id
1. PENDAHULUAN
Masuknya bangsa eropa pertama kali di Indonesia pada abad 16 M membuat cerita panjang.
Dengan tujuan awal hanya berdagang dan mencari rempah-rempah. Indonesia yang kaya dan subur
menjadikan bangsa eropa tertarik terhadap sumber daya Indonesia. Bangsa eropa menjadikan rempah-
rempah sebagai penghangat tubuh. Pada peristiwa tersebut dapat diartikan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia telah mengenal jauh bahkan dapat melakukan transaksi jual beli terhadap rempah-rempah.
Rempah-rempah dan rakyat indonesia memang sangat identik dan tidak terpisahkan. Hingga saat ini,
Indonesia tetap merupakan salah satu negara produsen dan eksportir rempah terpenting di dunia. Rata-
rata rempah Indonesia menyumbang 21,06 % dari total pasar rempah dunia pada tahun 2013 (Anonim,
2013). Manfaat rempah-rempah juga sudah diketahui oleh masyarakat, namun banyak yang belum
memahami keilmuannya.
Rempa-rempah banyak dimanfaatkan sebagai imunitas tubuh oleh masyarakat, terutama dari
Artikel Ilmiah PKKMB Universitas Negeri Surabaya 2022
kalangan menengah kebawah. Pemanfaatan rempah agar menjaga sistem imunitas tubuh dapat melalui
jamu tradisional mengingat efek yang diberikan tidak sebesar obat pada umunya. Adanya kecenderungan
masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) guna mewujudkan pola hidup sehat dan
menyebabkan masyarakat mulai beralih untuk menggunakan bahan alami agar dapat meminimalisir efek
samping bagi tubuh (Luchman, 2015). Pada hasil Riset Kesehatan Dasar yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa penggunaan jamu masyarakat Indonesia lebih dari 50%. Saat ini, negara maju mulai
beralih pada jamu tidak lagi obat kimia pada umumnya. Factor pendorong peralihan tersebut karena
adanya peningkatan pada taraf usia dan keseatan masyarakat.
Imunitas tubuh memang penting bagi manusia. Karena imunitas tubuh menghambat
pertumbuhan mikroorgaanisme patogen potensial. Setiap hari tubuh manusia dapat terkontaminasi
dengan ratusan bakteri yang dapat memasuki tubuh kemudian hampir semuanya dimatikan oleh
mekanisme pertahanan tubuh. Jika imunitas tubuh melemah berdampak pada aktivitas karena kondisi
badan lemas, mudah sakit, dan stress. Ditinjau dari lingkungan, cuaca, dan makananpun dapat
memengaruhi sistem imunitas tubuh, apalagi saat ini meningkatnya pencemaran lingkungan dan cuaca
tidak menentu. Berbagai upaya pasti sudah dilakukan dalam meningkatkan kesehatannya meliputi
penyegahan penyskit (preventif), penyembuhan (kuratif), peningkatan kesehatan (promotif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative) (Katno,2008). Melalui jamu tradisional yang ditemukan disekitar
dapat menjadi jalan keluar menjaga kesehatan mulai awal karena menceggah lebih baik dari pada
mengobati. Berdasarkan hal tersebut masih terdapat masyarakat yang belum memahami secara ilmiah
arti jamu sebagai imunitas tubuh paling sederhana. Saat ini, masyarakat belum mengetahui efek samping,
ketepatan penggunaan, dan ketepatan pemilihan bahan agar hasil lebih maksimal Adanya permasalahan
tersebut menjadi latar belakang dalam sebuah artikel yang berjudul "Analisis Jamu Tradisional Sebagai
Imunitas Tubuh".
Artikel ini dibuat dengan tujuan agar mengetahui mengetahui efek samping, ketepatan
penggunaan, ketepatan pemilihan bahan, dan penyesuaian jamu yan dikonsumsi agar hasil lebih
maksimal dan memperkecil pengeluaran keuangan masyarakat.
2. MATERI DAN METODE
Analisis yang digunakan adalah studi kepustakaan. Kajian literatur dijadikan sebagai dasar dalam
membangun konsep. Data yang digunakan berasal dari data sekunder yaitu menghimpun beberapa macam
artikel ilmiah, jurnal, dan buku relevan dari pihak lain yang linear kemudian ditarik kesmpulan menjadi
sebuah artikel yang baru. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya di analisis secara kualitatif dengan
model studi literatur. Analisis data melalui empat tahap meliputi pengumpulan data, reduksi data,
verifikasi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jamu adalah minuman herbal tradisional yang berasal dari rempah tumbuhan sehingga mudah
didapat dan tidak mengandung kimia sintetik dengan efek berlebih. Sistem imun yang naik turun dapat
diatasi dengan penggunaan jamu tradisional ini, mengingat Indonesia baru bebas dari pandemi yang
menyerang selama 2 tahun terakhir. Praktisi ahli sepakat bahwa herbal tidak dapat menggangu gen
manusia untuk memodifikasi virus internal tetapi menunjukan kemampuan dalam pengobatan melalui
sistem kekebalan tubuh (Lay H, 2020).
3.1. Efek samping jamu tradisional
Obat tradisional berefek kecil apabila digunakan dengan tepat sesuai indikasi yang ada.
Penyimpangan pada jamu tradisional berdampak pada kesehatan. Perlu diperhatikan oleh
masyarakat bahwa terdapat sebuah jamu tradisional yang berasal dari rempah-rempah tergolong
berbahaya. Daun tapak dara (Vinca rosea) mengandung alkaloid yang bermanfaat untuk
pengobatan diabetes. Akan tetapi daun tapak dara juga mengandung vinkristin dan vinblastin
yang dapat menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah putih) hingga ± 30%, akibatnya
penderita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi (Wu etal., 2004). Hal tersebut menyebabkan
daun tapak vira lebih cocok untuk mengobatan leukemia. Contoh lainnya seperti kunyit yang
dapat meringankan nyeri haid, namun jika diminum saat awal kehamilan menyebabkan
keguguran. Merica merupakan salah satu rempa yang dapat mengatasi diabetes, tetapi bereek
menaikkan tekanan darah sehingga tidak dianjurkan bagi penderita diabetes maupun tekanan
darah. Beberapa contoh diatas merupakan indikasi efek teradap ketidaktepatan dalam
mengonsumsi jamu.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan analisis jamu terhadap imunitas tubuh yaitu dapat digunakan sebagai
peningkatan imunitas tubuh, namun tetap memperhatikan standrilisasi ketepaan waktu penggunaan,
takaran atau dosis, cara penggunaan, dan pemilihan bahan. Jamu dikatakan tepat dikonsumsi jika tidak berdampak
pada kesehatan tubuh lainnya. Serta, jamu tidak memiliki efek besar jika dikonsumsi secara bertahap, namun
kecepatan reaksi nya jauh lebih lama dari pada obat modern
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat, Inayah,
Taufik, serta Hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan artikel ini tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan artikel ini tentu banyak pihak yang membantu. peneliti mengucapkan terima kasih untuk
pihak yang telah membantu penyusunan artikel ini, diantaranya kepada Ibu Dyah Astriani selaku dosen
pembimbing. Kakak Devina Tri Yuliana selaku kakak pembimbing. Dan juga terimakasih kepada teman-teman
sudah membantu memberi informasi tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Wardana, "DALAM MENGONSUMSI PRODUK REMPAH (JAMU) UNTUK MENINGKATKAN
IMUN TUBUH PASCA PANDEMI," PREERENSI MASYARAKAT, pp. 2-30, 2022.
[2] A. Anggraeni, Salahudin, . A. Jamil and dkk, "ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL
SEBAGAI AGEN PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH DALAM MELAWAN COVID-19 DI
SURAT KABAR ONLINE INDONESIA," Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. VIII, no. 2, pp. 207-214,
2021.
[3] A. Kusumo , F. Wiyoga and H. Perdana, "JAMU TRADISIONAL INDONESIA:TINGKATKAN
IMUNITAS TUBUH SECARA ALAMI SELAMA PANDEMI," Jurnal Layanan Masyarakat, vol. IV,
no. 2, pp. 465-471, 2017.
[4] Yana, "STUDY JENIS REMPAH-REMPAH DAN PEMANAATANNYA DI PASAR TRADISIONAL
ANGSO DUO," Jambi, 2018.
[5] I. Ningsih , "KEAMANAN JAMU TRADISIONAL," in MODUL SAINTIIKASI JAMU, Jember, 2016,
pp. 1-34.