Anda di halaman 1dari 20

REVIEW JURNAL

HERBAL DALAM KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

 Rini Hartini
 Iyang Johan
 Wiwik Ambalan
 Yanti Astuti
 Yeni Ervina
 Yulce Andriana

PROGRAM STUDI AHLI JENJANG S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUTIARA
MAHAKAM SAMARINDA
TAHUN 2022/2023
Judul :
 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Penanaman Tanaman Buah
Sirsak Sebagai Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Dan Pembuatan
Ramuan Obat Dari Tanaman Buah Sirsak Untuk Mengobati Beragam
Penyakit

Jurnal :
 Jurnal Pengabdian Masyarakat

Volume dan Halaman :


 Vol-, Hal 531 - 539

Penulis :
 Widia Purwaningrum, Julinar, Muharni

Tahun Penulis :
 2018

Reviewer :
 Kelompok 6

Latar Belakang :
khasiat tanaman buah sirsak yang begitu banyak dapat mengobati beragam
penyakit Tanaman buah sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman
yang selain buahnya yang dapat dimakan, bagian tanaman buah sirsak (daun,
kulit kayu, bunga dan biji) sangat berkhasiat untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit.

Tujuan Penelitian :
 Memberikan pengetahuan tentang manfaat penanaman tanaman obat
keluarga (TOGA) di halaman rumah.
 Menggalakkan penanaman TOGA dengan cara mmberikan bibit tanaman
buah sirsak, pot dan tanah untuk ditanam di halaman rumah sebagai
TOGA.
 Memberikan informasi kandungan senyawa aktif pada bagian –bagian
tanaman buah sirsak (buah, batang, daun, kulit, biji) sebagai ramuan
obat beragam penyakit.
 Memperagakan cara pembuatan ramuan obat dari bagian tanaman buah
sirsak yaitu kanker, asam urat, ambeien, kolesterol, infeksi kandung
kemih, infeksi saluran kemih, dan sakit pinggang.
 Memberikan alternatif pengobatan dengan ramuan herbal dari tanaman
buah sirsak
 Meningkatkan kesehatan khalayak sasaran.

Metode Penelitian :
 Untuk mencapai tujuan maka metode kegiatan yang akan dilakukan
adalah dengan mengadakan pertemuan sebanyak 3 kali yang dilakukan
dengan frekuensi 1 kali/minggu.

Jenis Tanaman Obat :


 Tanaman buah sirsak (Annona muricata L.)

Manfaat Tanaman :
 Tanaman buah sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang
selain buahnya yang dapat dimakan, telah diteliti orang bahwa setiap
bagian tanaman buah sirsak (daun, kulit kayu, bunga dan biji) sangat
berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Berdasarkan riset terhadap kandungan fitokimia sirsak, tanaman ini
mempunyai khasiat untuk pengobatan beragam penyakit. Hal ini
dikarenakan tanaman sirsak bersifat sebagai antibakteri,
antivirus,antikanker,antitumor,antiparasit,antimalaria, hipotensif (zat
yang bersifat menurunkan tekanan darah), insektisida, vasodilator (zat
yang bersifat melebarkan pembuluh darah), diuretik, pestisida dsb.

Pengelolaan Yang Tepat :


 Resep untuk mengobati infeksi kandung kemih adalah sebagai berikut :
1. Siapkan buah sirsak setengah matang
2. Masak buah serta gula dan garam secukupnya sebagai kolak
3. Makan kolak sirsak setiap hari selama seminggu berturut-turut

Cara Pemakaian :
 Diminum
Judul :
 Flavonoid pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Jurnal :
 Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences

Volume dan Halaman :


 Vol-, Hal 282 - 287

Tahun Penulis :
 April 2021

Penulis :
 Fahrauk Faramayuda, Silvy Julian, Ari Sr Windyaswari, Totik Sri
Mariani, Elfahmi, Sukrasno

Reviewer :
 Kelompok 6

Latar Belakang :
 Orthosiphon stamineus secara tradisional dapat digunakan untuk
pengobatan hipertensi, diabetes, gangguan kandung kemih dan ginjal,
batu empedu, asam urat, dan rematik.

Tujuan Penelitian :
 Review jurnal ini bertujuan untuk meninjau studi terkait kandungan
metabolit sekunder, penggunaan secara tradisional, aktivitas
farmakologis, dan kadar flavonoid yang terkandung di dalam tanaman.

Metode Penelitian :
 Penulisan jurnal ini berdasarkan dari buku literatur dan review jurnal-
jurnal terkait penelitian Orthosiphon stamineus dan flavonoid yang
terdapat pada Orthosiphon stamineus.

Jenis Tanaman Obat :


 Orthosiphon stamineus Atau Kumis Kucing

Manfaat Tanaman :
 Secara tradisional dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi,
diabetes, gangguan kandung kemih dan ginjal, batu empedu, asam urat,
dan rematik.
Pengelolaan Yang Tepat :
 Untuk infeksi saluran kemih diobati dengan cara rebusan daun segar
yang diminum dua kali sehari, meskipun tidak ada pengetahuan yang
sistematis mengenai dosis yang diperlukan untuk perawatan yang
efektif

Cara Pemakaian :
 Diseduh sebagai Teh
Jurnal Pengabdian Sriwijaya

PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PENANAMAN


TANAMAN BUAH SIRSAK SEBAGAI TANAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA) DAN PEMBUATAN RAMUAN OBAT DARI TANAMAN
BUAH SIRSAK UNTUK MENGOBATI
BERAGAM PENYAKIT

Widia Purwaningrum, Julinar, Muharni


Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Dana DIPA UNSRI dengan model kegiatan
pemberdayaan dan metode pembinaan sikap/kesadaran dengan judul ”PENINGKATAN
KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PENANAMAN TANAMAN BUAH SIRSAK
SEBAGAI TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DAN PEMBUATAN RAMUAN OBAT
DARITANAMAN BUAH SIRSAK UNTUK MENGOBATI BERAGAM PENYAKIT” telah
dilaksanakan. Tim pelaksana terdiri dari 2 orang dosen dan dibantu 2 orang mahasiswa dan 2 orang
alumni sebagai pembantu pelaksana. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang ibu rumah tangga RT 10
Kelurahan Indralaya Mulya Ogan Ilir sebagai khalayak sasaran. Output Kegiatan ini adalah 20 pot
tanaman obat keluarga (TOGA) di halaman rumah dan resep ramuan obat untuk penyakit kanker,
asam urat, kolesterol, ambeien, infeksi kandung kemih, infeksi saluran kemih dan sakit pinggang.
Di masa sekarang, kehidupan masyarakat semakin berat, semuanya dituntut serba cepat dan
instan. Tuntutan hidup semakin tinggi, sedangkan penghasilan tak sesuai. Dengan pola hidup yang
tidak sehat dan beban pikiran yang berat, akan memicu timbulnya berbagai macam penyakit.
Dengan penghasilan yang pas-pasan, akan mempersulit masyarakat untuk leluasa berobat, dimana
kita ketahui sekarang ini biaya pengobatan kesehatan tidaklah murah. Oleh karena itu, masyarakat
perlu diberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan halaman rumah dengan
penanaman tanaman obat keluarga (TOGA), dalam hal ini adalah tanaman buah Sirsak.
Tanaman buah sirsak dapat tumbuh baik ditanam di tanah maupun di dalam pot besar,
sehingga masyarakat yang tak memiliki pekaranganpun masih dapat menanam tanaman buah
sirsak di halaman rumahnya. Tanaman buah sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang
selain buahnya yang dapat dimakan, telah diteliti orang bahwa setiap bagian tanaman buah sirsak
(daun, kulit kayu, bunga dan biji) sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Berdasarkan riset terhadap kandungan fitokimia sirsak, tanaman ini mempunyai khasiat
untuk pengobatan beragam penyakit. Hal ini dikarenakan tanaman sirsak bersifat sebagai
antibakteri, antivirus, antikanker, antitumor, antiparasit, antimalaria, hipotensif (zat yang bersifat
menurunkan tekanan darah), insektisida, vasodilator (zat yang bersifat melebarkan pembuluh
darah), diuretik, pestisida dsb.

Kata kunci : TOGA (Tanaman Obat Keluarga), sirsak, manfaat sirsak

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 531


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

I. PENDAHULUAN

Khalayak sasaran mempunyai tingkat keberagaman, yaitu usia, budaya, karakter,


pendidikan, pekerjaan dan kondisi kesehatan. Usia, budaya, karakter dan tingkat pendidikan
seseorang sangat mempengaruhi pola hidup seseorang yang tentunya akan bermuara pada
kesehatan tubuh orang tersebut. Berbagai penyakit menghinggapi seseorang dengan pola makan
yang kurang sehat, tak terkecuali warga RT 10 Kelurahan Inderalaya Mulya. Penyakit yang banyak
diderita adalah tekanan darah tinggi, kolesterol, asam urat, penyakit infeksi, dsb. Apabila telah
menderita penyakit tersebut, mau tidak mau warga harus menyisihkan uang yang tidak sedikit
untuk berobat ke dokter dan menebus resep di apotik.
Masyarakat warga kelurahan Inderalaya Mulya khususnya RT 10 rata-rata memiliki rumah
bertipe 60 m2 dengan halaman rumah yang sempit. Halaman rumah mereka rata-rata telah disemen
dan bila ada tanaman, yang ditanam adalah bunga hias. Pemanfaatan halaman sebagai tempet
menanam TOGA (tanaman obat keluarga) belum dilakukan. Padahal, dengan melihat potensi
khasiat tanaman buah sirsak yang begitu banyak dapat mengobati beragam penyakit serta
kemudahan penanamannya yang dapat dilakukan di dalam pot, memberikan peluang yang sangat
besar dalam memanfaatkan seluruh bagian dari tanaman buah sirsak sebagai ramuan obat herbal
bagi seluruh anggota keluarga. Kurangnya pengetahuan masyarakat Kelurahan Inderalaya Mulya
tentang khasiat tanaman sebagai ramuan obat herbal dan cara pembuatannya, menyebabkan
mereka tidak memanfaatkan halaman mereka dengan menanami TOGA. Selain itu, pengetahuan
tentang bahaya obat kimia yang memiliki efek samping dibandingkan dengan ramuan obat herbal
belum dimiliki oleh khalayak sasaran.
Di samping itu, masyarakat lebih suka mengobati daripada tindakan pencegahan/preventif.
Dengan memberikan pengetahuan bahwa dengan mengkonsumsi ramuan herbal dari tanaman buah
sirsak dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit.
Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Memberikan pengetahuan tentang manfaat penanaman tanaman obat keluarga (TOGA)
di halaman rumah.
2. Menggalakkan penanaman TOGA dengan cara mmberikan bibit tanaman buah sirsak, pot
dan tanah untuk ditanam di halaman rumah sebagai TOGA.
3. Memberikan informasi kandungan senyawa aktif pada bagian –bagian tanaman buah
sirsak (buah, batang, daun, kulit, biji) sebagai ramuan obat beragam penyakit.
4. Memperagakan cara pembuatan ramuan obat dari bagian tanaman buah sirsak yaitu
kanker, asam urat, ambeien, kolesterol, infeksi kandung kemih, infeksi saluran kemih,
dan sakit pinggang.
5. Memberikan alternatif pengobatan dengan ramuan herbal dari tanaman buah sirsak
6. Meningkatkan kesehatan khalayak sasaran.

II. METODE DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode Kegiatan
Untuk mencapai tujuan maka metode kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan
mengadakan pertemuan sebanyak 3 kali yang dilakukan dengan frekuensi 1 kali/minggu. Kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut :

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 532


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

1. Penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu tanaman buah sirsak yang memiliki
banyak khasiat mengobati penyakit. Hal ini dilakukan dengan cara membagikan bibit
tanaman buah sirsak, pot, pupuk dan tanah kepada masing-masing khalayak sasaran.
Penanaman dilakukan bersama-sama warga di setiap rumah sebanyak 20 buah.
2. Memberikan penyuluhan tentang kandungan zat aktif masing-masing bagian tanamann
buah sirsak dan khasiatnya dalam mengobati penyakit. Hal ini dilakukan dengan metode
ceramah (dengan menayangkan power point) dan tanya jawab bertempat di salah satu
rumah khalayak sasaran.
3. Memberikan ketrampilan meracik ramuan sebagai bahan obat dari tanaman sirsak untuk
mengobati beragam penyakit. Hal ini dilakukan dengan metode ceramah (penayangan
power point), pembagian resep ramuan (seperti pada power point, setiap khalayak sasaran
satu rangkap), dan peragaan pembuatan ramuan bertempat di salah satu rumah khalayak
sasaran.
4. Mengevaluasi pemahaman khalayak sasaran terhadap materi penyuluhan dan peragaan
yang diberikan dengan cara diskusi dan tanya jawab pada saat penyampaian materi dan
peragaan

Gambaran Teknologi Yang Diterapkan


1. PENANAMAN TANAMAN BUAH SIRSAK SEBAGAI TANAMAN TOGA DALAM
POT DI HALAMAN RUMAH
• Tuang tanah ke dalam pot sampai tanah mencapai ¾ permukaan pot.
• Tanam bibit tanaman buah sirsak dengan membuka plastik polibag.
• Ratakan tanah dan sambil ditekan agar tanaman dapat berdiri dengan tegak.
• Siram tanaman dan atur pot di tempat yang terkena sinar matahari
• Taburi pupuk NPK secukupnya.
2. PEMBUATAAN RAMUAN HERBAL DARI TANAMAN BUAH SIRSAK UNTUK
MENGOBATI BERAGAM PENYAKIT (METODE PERAGAAN)
A. Resep Ramuan Untuk Mengobati/ Mencegah Penyakit Kanker
1. Rebus 10 lembar daun sirsak yang sudah tua dengan 3 gelas air
2. Setelah mendidih, kecilkan api dan biarkan air menguap hingga tersisa 1 gelas
3. Minum 2 kali sehari 1 gelas untuk penderita kanker
Resep ini terus dilakukan sampai kankernya sembuh. Menurut pengalaman penderita
yang telah menggunakan ramuan ini merasakan badannya panas seperti efek
kemoterapi. Selama menjalani pengobatan dengan sirsak, sebaiknya penderita kanker
tetap berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter untuk mengevaluasi
penyakitnya baik berupa pemeriksaan klinis, laboratorium maupun radiologi.
B. Resep Ramuan Untuk Penyakit Ambeien
Resep untuk mengobati penyakit ambeien adalah sebagai berikut :
1. Peras buah sirsak yang sudah masak sehingga didapat sarinya sebanyak 1 gelas.
2. Minum sari buah sirsak 2 kali sehari, pagi dan sore hari hingga penyakitnya
sembuh.
C. Resep Ramuan Untuk Penyakit Infeksi Kandung Kemih
Resep untuk mengobati infeksi kandung kemih adalah sebagai berikut :
1. Siapkan buah sirsak setengah matang
2. Masak buah serta gula dan garam secukupnya sebagai kolak
3. Makan kolak sirsak setiap hari selama seminggu berturut-turut

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 533


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

D. Resep Ramuan Untuk Penyakit Infeksi Saluran Kemih


Jus buah sirsak segar bila diminum secara teratur dapat mengobati urethritis (infeksi
saluran kemih) dan meringankan hematuria (buang air kecil berupa darah segar)
E. Resep Ramuan Untuk Penyakit Asam Urat
Kadar asam urat dapat diturunkan dengan mengkonsumsi jus buah sirsak tanpa gula
sebanyak 2 kali sehari sampai kadar asam uratnya kembali normal. Selain itu, dapat
mengurangi gejala yang timbul akibat kadar asam urat yang tinggi. Alternatif lain
adalah dengan meminum rebusan daun sirsak. Cara membuatnya sebagai berikut :
1. Rebus 10 lembar daun sirsak dengan 2 gelas air
2. Setelah air mendidih, kecilkan api dan biarkan air menguap hingga tersisa 1 gelas
3. Setelah dingin, minum air rebusan 2 kali sehari sampai gejala asam urat mereda
F. Resep Ramuan Untuk Penyakit Kolesterol Tinggi
Buah sirsak segar bila dikonsumsi secara teratur dapat membantu meningkatkan
kolesterol HDL karena mengandung niasin. Niasin termasuk dalam golongan vitamin
B yang sudah lama diketahui berkhasiat meningkatkan kadar kolesterol baik.
Konsumsi jus sirsak 2-3 kali sehari.
G. Resep Ramuan Untuk Obat Sakit Pinggang (Lumbago)
Daun sirsak berkhasiat mengatasi sakit pinggang. Cara mengkonsumsinya adalah
sebagai berikut :
1. Rebus 20 lembar daun sirsak dengan 5 gelas air sampai mendidih.
2. Kecilkan api dan biarkan hingga air rebusannya tersisa 3 gelas
3. Minum rebusan air daun sirsak sehari sekali sebanyak ¾ gelas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Di masa sekarang, kehidupan masyarakat semakin berat, semuanya dituntut serba cepat dan
instan. Tuntutan hidup semakin tinggi, sedangkan penghasilan tak sesuai. Dengan pola hidup yang
tidak sehat dan beban pikiran yang berat, akan memicu timbulnya berbagai macam penyakit.
Dengan penghasilan yang pas-pasan, akan mempersulit masyarakat untuk leluasa berobat, dimana
kita ketahui sekarang ini biaya pengobatan kesehatan tidaklah murah. Hal ini, terjadi pula di
kehidupan warga RT 10 Kelurahan Indralaya Mulya. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberikan
pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan halaman rumah dengan penanaman tanaman
obat keluarga (TOGA), dalam hal ini adalah tanaman buah Sirsak.
Tanaman buah sirsak dapat tumbuh baik ditanam di tanah maupun di dalam pot besar,
sehingga masyarakat yang tak memiliki pekaranganpun masih dapat menanam tanaman buah
sirsak di halaman rumahnya. Tanaman buah sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang
selain buahnya yang dapat dimakan, telah diteliti orang bahwa setiap bagian tanaman buah sirsak
(daun, kulit kayu, bunga dan biji) sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Berdasarkan riset terhadap kandungan fitokimia sirsak, tanaman ini mempunyai khasiat
untuk pengobatan beragam penyakit. Hal ini dikarenakan tanaman sirsak bersifat sebagai
antibakteri, antivirus, antikanker, antitumor, antiparasit, antimalaria, hipotensif (zat yang bersifat
menurunkan tekanan darah), insektisida, vasodilator (zat yang bersifat melebarkan pembuluh
darah), diuretik, pestisida dsb.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Dana DIPA UNSRI dengan model kegiatan
pemberdayaan dan metode pembinaan sikap/kesadaran dengan judul ” PENINGKATAN

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 534


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PENANAMAN TANAMAN BUAH SIRSAK


SEBAGAI TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DAN PEMBUATAN RAMUAN OBAT
DARITANAMAN BUAH SIRSAK UNTUK MENGOBATI BERAGAM PENYAKIT” telah
dilaksanakan. Tim pelaksana terdiri dari 2 orang dosen dan dibantu 2 orang mahasiswa dan 2 orang
alumni sebagai pembantu pelaksana. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang ibu rumah tangga RT 10
Kelurahan Indralaya Mulya Ogan Ilir sebagai khalayak sasaran. Output Kegiatan ini adalah 20 pot
tanaman obat keluarga (TOGA) di halaman rumah dan resep ramuan obat untuk penyakit kanker,
asam urat, kolesterol, ambeien, infeksi kandung kemih, infeksi saluran kemih dan sakit pinggang.
Sebelum pelaksanaan pengabdian, tim pelaksana melakukan survey ke lokasi dan bertemu
dengan ibu RT 10 Kelurahan Indralaya Mulya dan khalayak sasaran yang bersedia sebagai tempat
pelaksanaan pengabdian. Pada kesempatan tersebut, tim pelaksana mengutarakan maksud dan
tujuan pelaksanaan pengabdian, membicarakan khalayak sasaran, tempat dan tanggal pelaksanaan
pengabdian.
Setelah semua bahan dan alat dipersiapkan, maka pengabdian dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 21 Nopember 2017 bertempat di kediaman ibu Zainal. Acara tersebut dihadiri tim
pelaksana pengabdian serta khalayak sasaran yaitu ibu-ibu rumah tangga sebanyak 24 orang.. Pada
kesempatan itu diberikan penyuluhan tentang pemahaman pemanfaatan lahan dengan penanaman
tanaman dalam pot, pemahaman manfaat TOGA (Tanaman Obat Keluarga), pengetahuan manfaat
tanaman sirsak sebagai obat herbal untuk mengobati beragam penyakit.

Gambar 1. Ketua Tim Pelaksana Pengabdian Sedang Menjelaskan Macam-macam


Manfaat TOGA Bagi Kesehatan

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 535


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

Gambar 2. Khalayak Sasaran Sedang Membaca Resep Ramuan Obat Herbal Tanaman
Buah Sirsak Untuk Beragam Penyakit

Gambar 3. Ketua Pelaksana Memberikan Penjelasan Tentang Manfaat


Daun Sirsak Untuk Pengobatan Penyakit

Gambar 4. Seorang Ibu Sedang Membuat Lubang Pada Pot Tempat Media Penanaman
Tanaman Buah Sirsak Dipandu Oleh Ketua Tim Pelaksana.

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 536


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

Pada saat ketua pelaksana menjelaskan tentang manfaat tanaman buah sirsak untuk
kesehatan, baik daun, buah, bunga maupun kulit batang, banyak dari khalayak sasaran yang belum
mengetahui manfaat tersebut. Selain itu mereka belum mengetahui ramuan dan takaran minum
untuk masing-masing resep penyakit. Setelah dibagikan resep ramuan obat herbal tanaman buah
sirsak untuk mengatasi penyakit kanker, asam urat, kolesterol, ambeien, infeksi kandung kemih,
infeksi saluran kemih, dan sakit pinggang, maka baru terbukalah pengetahuan mereka tentang
begitu banyak manfaat tanaman buah sirsak.
Setelah dilaksanakannya penyuluhan dan tanya jawab mengenai manfaat TOGA dan manfaat
tanaman buah sirsak bagi kesehatan, maka khalayak sasaran diajak untuk praktek penanaman
tanaman buah sirsak dalam pot serta diberikan penjelasan untuk tiap-tiap tahapnya. Pot yang
digunakan berdiameter 75 cm dan memerlukan tanah 5 karung untuk tiap potnya. Tidak lupa
diberikan penjelasan bahwa tanaman buah sirsak memerlukan sinar matahari untuk tumbuh dan
disarankan agar disiram dua kali sehari. Pemupukan menggunakan NPK sebulan sekali satu
sendok makan.

Gambar 5. Media Tanah Yang Akan Digunakan Untuk Menanam Tanaman


Buah Sirsak Dalam Pot

Gambar 6. Bibit Tanaman Buah Sirsak Yang Akan Ditanam Di dalam Pot

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 537


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

Gambar 7. Ketua Pelaksana Dibantu Seorang Ibu Khalayak Sasaran Menanam Tanaman
Buah Sirsak Ke Dalam Pot

Gambar 8. Seorang Ibu Khalayak Sasaran Merapikan Tanah Dalam Pot


Tanaman Buah Sirsak.

Gambar 9. Ibu-ibu RT 10 Khalayak Sasaran Mendapatkan Masing-masing Satu Buah


Bibit Tanaman Buah Sirsak Beserta Pot dan Tanah.

Sambutan khalayak sasaran sangat baik. Setelah khalayak sasaran mendengarkan


penyuluhan tentang manfaat tanaman buah sirsak sebagai TOGA maka dengan antusias mereka

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 538


Jurnal Pengabdian Sriwijaya

segera membawa tanaman buah sirsak, tanah dan pot ke ke rumah masing-masing untuk
ditanamnya dan diletakkan di halaman rumah.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan :
1. Kegiatan pengabdian ini mendapat sambutan yang antusias dan baik dari ibu RT maupun
khalayak sasaran.
2. Khalayak sasaran merasa senang mendapatkan resep ramuan obat herbal tanaman buah
sirsak yang bermanfaat bagi pengobatan penyakit yang dideritanya.
3. Khalayak sasaran merasa senang mendapatkan manfaat pengetahuan tentang TOGA dan
satu paket tanaman buah sirsak dalam pot.
Saran
Dari kegiatan pengabdian ini disarankan :
1. Perlu adanya pembinaan yang terus menerus kepada khalayak sasaran agar mereka
semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pola hidup yang sehat.
2. Perlu adanya pembinaan secara terus menerus agar terbentuk kebiasaan mengkonsumsi
obat herbal yang berasal dari TOGA yang ditanam sendiri di pot di halaman rumah.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Afrianti, L. H. 2010. 33 Macam Buah-buahan untuk Kesehatan. Bandung.


[2] Hakimah, I. A. 2010. 81 Macam Buah Berkhasiat Istimewa. Syura Media Utama.
Yogyakarta.
[3] Hambali, E., MZ Nasution, dan E Herliana. 2006. Membuat Aneka Herbal Tea. Cetakan Ke-
2. Penebar Swadaya. Jakarta.
[4] Kintzios, S.E. and Barberaki, M.G.2004. Plants That Fight Cancer. CRC Press USA.
[5] Kumalaningsih, S. 2007. Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas. Sumber, Manfaat,
Cara Penyediaan, dan Pengolahan. Cetakan ke-2. Trubus Agrisarana. Surabaya.
[6] Suranto, A. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda.

Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia 539


Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences

Journal homepage: https://prosiding.farmasi.unmul.ac.id

Review: Flavonoid pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Review: Flavonoid Compounds in Orthosiphon stamineus

Fahrauk Faramayuda1,2,*, Silvy Julian2, Ari Sr Windyaswari2, Totik Sri Mariani3,


Elfahmi1,4, Sukrasno1

1SekolahFarmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, West Jawa, Indonesia


2Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI)
3School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, West Jawa, Indonesia
4Biosceinces and Biotechnology Research Center, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, West Jawa,

Indonesia
*Email: ramayuda.f@gmail.com

Abstract
Orthosiphon stamineus has long been used in traditional medicine in East India, Indo China, Southeast
Asia, and tropical Australia, where this plant is usually found. Based on the color of the flowers and
petals, Orthosiphon stamineus is classified into two varieties: white flowers (white varieties) and
purple flowers (purple varieties). Orthosiphon stamineus has traditionally been used to treat
hypertension, diabetes, bladder and kidney disorders, gallstones, gout, and rheumatism. The leaves of
Orthosiphon stamineus were introduced to Europe and Japan as tea for health. The main compounds
possessed by Orthosiphon stamineus are rosmarinic acid, eupatorium, and sinensetin. In addition,
several studies have isolated the plant of Orthosiphon stamineus. This journal review aims to review
studies related to the content of secondary metabolites, traditional uses, pharmacological activities,
and levels of flavonoids contained in plants.

Keywords: Orthosiphon stamineus, purple variety, white variety, flavonoids.

Abstrak
Orthosiphon stamineus telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di India Timur, Indo Cina,
Asia Tenggara, dan daerah tropis Australia dimana tanaman ini biasanya ditemukan. Berdasarkan
dari warna bunga dan kelopaknya, Orthosiphon stamineus diklasifikasikan menjadi dua varietas: yaitu
bunga berwarna putih (varietas putih) dan bunga berwarna ungu (varietas ungu). Orthosiphon
stamineus secara tradisional dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi, diabetes, gangguan
kandung kemih dan ginjal, batu empedu, asam urat, dan rematik. Daun dari Orthosiphon stamineus
diperkenalkan ke Eropa dan Jepang sebagai teh untuk kesehatan. Senyawa utama yang dimiliki oleh
Orthosiphon stamineus yaitu asam rosmarinat, eupatorin, dan sinensetin. Selain itu juga terdapat

13th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2021. 282


e-ISSN: 2614-4778
05-07 April 2021
Review: Flavonoid pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

beberapa penelitian yang telah melakukan isolasi dari tanaman Orthosiphon stamineus. Review jurnal
ini bertujuan untuk meninjau studi terkait kandungan metabolit sekunder, penggunaan secara
tradisional, aktivitas farmakologis, dan kadar flavonoid yang terkandung di dalam tanaman

Kata kunci: Orthosiphon stamineus, varietas ungu, varietas putih, flavonoid.

DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v13i1.478

1 Pendahuluan menghasilkan senyawa seperti terpenoid dan


fenolat (isopimarik, flavonoid, benzochromen)
Tanaman herbal telah banyak digunakan dan turunan asam organik [2]. Beberapa
dalam pengobatan tradisional selama berabad- tanaman obat yang mengandung yang
abad di seluruh dunia. Penggunaan suatu mengandung flavonoid telah dilaporkan
tanaman yang digunakan sebagai obat memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri,
tradisional memerlukan penelitian ilmiah antivirus, antiradang, antialergi, dan anti
untuk mengetahui khasiat yang terkandung di kanker [6].
dalamnya agar dapat dijamin kebenarannya.
Orthosiphon stamineus telah lama digunakan
2 Metode Penelitian
dalam pengobatan tradisional di India Timur,
Indo Cina, Asia Tenggara, dan daerah tropis Penulisan jurnal ini berdasarkan dari buku
Australia dimana tanaman ini biasanya literatur dan review jurnal-jurnal terkait
ditemukan [1]. Di Indonesia tanaman ini penelitian Orthosiphon stamineus dan
dikenal sebagai kumis kucing (cat’s whiskers) flavonoid yang terdapat pada Orthosiphon
[2]. Secara tradisional, Orthosiphon stamineus stamineus.
bermanfaat sebagai aktivitas antioksidan, anti
inflamasi, anti hipertensi, antidiabetes, dan 3 Hasil dan Pembahasan
anti mikroba serta memiliki efek diuretic [3].
Orthosiphon stamineus Benth. termasuk ke 3.1 Habitat dan Penyebarannya
dalam suku Lamiaceae, tanaman ini dikenal
sebagai Misai Kucing di Malaysia dan Java Tea Orthosiphon stamineus tumbuh dengan
di Eropa yang merupakan salah satu tanaman baik pada tanah-tanah yang gembur, cukup
obat paling populer yang tumbuh liar di subur dan banyak mengandung humus,
negara-negara tropis [4]. Marga Orthosiphon tumbuh baik sampai ketinggian 1200 m dari
berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua permukaan laut, curah hujan lebih dari 3000
mm/tahun. Tanpa menggunakan teknik
kata yaitu orthos dan siphon, yang artinya
budidaya yang optimal, peningkatan produksi
lurus dan silindris. Berdasarkan dari warna
bunga dan kelopaknya, Orthosiphon stamineus daun maupun mutu simplisia tanaman ini
dilakukan budidaya dengan cara menanam di
diklasifikasikan menjadi dua varietas: yaitu
bunga berwarna putih (varietas putih) dan sela-sela tanaman lain atau di pinggir-pinggir
halaman [7]. Orthosiphon stamineus adalah
bunga berwarna ungu (varietas ungu).
Varietas ungu memiliki lebih banyak senyawa tanaman yang tersebar luas di Afrika dan Asia
bioaktif daripada varietas putih. Namun, Tenggara [3].
sebagian besar penelitian telah menggunakan 3.2 Morfologi dan Perbedaan
varietas putih [3].
Orthosiphon stamineus memiliki tinggi
Orthosiphon stamineus memiliki beberapa
sekitar 0,3-1 m. Batangnya berbentuk segi
komponen metabolit sekunder yaitu seperti
empat (persegi), sedangkan daunnya memiliki
terpenoid (diterpenes dan triterpen), polifenol
bentuk seperti lanset, bulat panjang atau belah
(flavonoid lipofilik dan asam fenolik), dan
ketupat, lebar 2-4 cm dan panjang 4-7 cm, dan
sterol [5]. Secara umum Orthosiphon stamineus

13th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2021. 283


e-ISSN: 2614-4778
05-07 April 2021
Review: Flavonoid pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

bunganya berwarna putih atau ungu pucat. 3.3 Penggunaan Secara Empiris
Mereka memiliki benang sari yang memanjang
Daun Orthosiphon stamineus biasanya
dari mahkota dengan panjang lebih dari 2 cm
digunakan sebagai teh herbal untuk diuretik,
[3]. Setelah penanaman, daun dari Orthosiphon
untuk mengobati rematik, diabetes, gangguan
stamineus dapat dipanen sekitar 2-3 bulan [2].
saluran kemih, edema, demam, influenza,
hepatitis, penyakit kuning, batu empedu, dan
hipetensi [5]. Daun Orthosiphon stamineus
diperkenalkan sebagai teh untuk kesehatan di
Eropa dan Jepang [3]. Untuk infeksi saluran
kemih diobati dengan cara rebusan daun segar
yang diminum dua kali sehari, meskipun tidak
ada pengetahuan yang sistematis mengenai
dosis yang diperlukan untuk perawatan yang
efektif. Rebusan dari daun kering juga sering
digunakan untuk pengobatan stranguria dan
disuria. Selain itu, rebusan daun kumis kucing
di Filipina digunakan untuk menghilangkan
asam urat. Ranting muda dan daun kumis
kucing digunakan untuk pengobatan sakit
punggung di Negara Malaysia. Batang kering
Gambar 1 Tanaman Kumis Kucing Varietas Ungu (kiri) dan daun biasanya diseduh sebagai teh untuk
dan Putih (kanan) berbagai keperluan, dari mengobati gangguan
peradangan hingga penyakit pada saluran
urogenital [1].
Menurut warna bunga dan kelopaknya, 3.4 Kandungan Metabolit Sekunder
Orthosiphon stamineus diklasifikasikan
Secara umum metabolit sekunder pada
menjadi dua varietas yaitu bunga putih
tanaman dibagi menjadi senyawa fenolik,
(varietas putih) dan bunga ungu (varietas
terpenoid, dan alkaloid yang kemudian dapat
ungu) [3]. Berdasarkan penelitian Keng et al.
dibagi lagi menjadi kelompok – kelompok kecil
[8] , terdapat perbedaan jelas yang terdapat
[2]. Orthosiphon stamineus mengandung
pada daun. Daun varietas ungu berbentuk
senyawa fenolik aktif seperti flavonoid [9].
bulat telur dengan ujung daun yang runcing,
Ekstrak daun O. stamineus mengandung tiga
pangkal daun nya rumpang atau datar dan
flavonoid (3’-hidroksi-5,6,7,40-
urat-urat daun berwarna ungu dan bintik-
tetrametoksiflavon, sinensetin, dan eupatorin)
bintik kekuningan terang bias tampak tersebar
sebagai zat bioaktif [10]. Berdasarkan hasil
tidak merata di permukaan atas (adaxial) dan
penelitian, kumis kucing mengandung
permukaan bawah (abaxial) daun.
persentase sinensetin, eupatorin, dan 3’-
Varietas putih memiliki bentuk belah
hidroksi-5,6,7,40-tetrametoksiflavon dalam
ketupat dengan ujung daun yang meruncing,
ekstrak kloroform masing-masing sebesar
pangkal daun tumpul tapi tanpa bintik-bintik
1,48%, 2,26% dan 0,58% [11]. Ekstrak
warna dan urat-urat berwarna hijau muda
metanol menunjukkan adanya senyawa fenolik
pada umumnya. Selain itu, dilihat dari kedua
dan flavanoid. Enam senyawa flavonoid
batangnya memiliki bentuk yang serupa
diisolasi dari daun tanaman obat O. stamineus.
namun memiliki warna yang berbeda. Batang
Berdasarkan analisis kimia dan spektral,
dari dua varietas memiliki bentuk persegi
struktur digambarkan sebagai eupatorin,
namun untuk warna dari varietas putih yaitu
sinensetin, 5-hydroxy-6,7,30,40-
berwarna hijau dan varietas ungu berwarna
tetrametoxiflavone, salvigenin, 6-hydroxy-
merah kehijauan dan memiliki ruas yang lebih
5,7,40-trimethoxyflavone dan 5,6,7,30-
panjang daripada varietas putih [8].
tetramethoxy-40-hydroxy-8-Cprenylflavone
[12].

13th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2021. 284


e-ISSN: 2614-4778
05-07 April 2021
Review: Flavonoid pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Namun, senyawa kimia utama yang sering f. Aktivitas Sitotoksik terhadap Sel Kanker
ditemukan yaitu asam rosmarinat, eupatorin, Ekstrak air daun kumis kucing memiliki
dan sinensetin [1]. Sinensetin dan eupatorin aktivitas sitotoksik pada sel kanker otot dan
termasuk dalam golongan senyawa flavonoid jaringan pendukung rahim (SK-UT-1) dengan
dan jika diklasifikasikan lebih spesifik adalah nilai IC 50 18 µg/mL [19].
senyawa polimetoksi yang diproduksi oleh g. Antimikroba
jaringan sekretori dan disimpan di dalam atau Minyak, ekstrak metanol, dan fraksi dari
di luar kelenjar minyak pada tanaman. ekstrak metanol kumis kucing menunjukkan
Senyawa flavon polimetoksi memiliki potensi besar aktivitas anti jamur fitofatogenik
beberapa aktivitas farmakologis baik in vitro seperti Botrytis cinerea, Rhizoctonia solani,
dan in vivo dan merupakan bagian dari Fusarium solani, Colletotricum capsici dan
mekanisme pertahanan kimiawi tanaman Phytophthora capsici, dalam kisaran 49.3 –
[13]. Flavon polimetoksi memiliki pengaruh 70.3% dan konsentrasi hambat minimum
pada proses biokimia dan fisiologi tanaman, mulai dari 500 hingga 1000 µg/mL [20].
dan juga memiliki aktivitas sebagai Ekstrak etanol dan ekstrak air O. stamineus
antioksidan, penghambat enzim, anti-alergi, menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap
anti-inflamasi, antivirus, antiproliferatif, dan bakteri Gram-positif (Staphylococcus aureus
antikarsinogenik. [14]. dan Streptococcus agalactiae). Ekstrak air O.
stamineus menunjukkan aktivitas yang
3.5 Aktivitas Farmakologi
signifikan terhadap Staphylococcus aureus dan
a. Antidiabetes Streptococcus agalactiae, masing-masing
Sub fraksi kloroform dari daun kumis dengan zona penghambatan 10,5 mm dan 8,1
kucing pada dosis 150 mg/kg BB mm. Selain itu, ekstrak air memiliki nilai
menunjukkan efek penurunan glukosa darah konsentrasi penghambatan minimum (MIC)
pada tikus puasa. Pada tikus diabetes yang 1,56 mg / mL, sedangkan konsentrasi
diinduksi streptozotocin akut, tidak bakterisida minimum (MBC) adalah 3,13 mg /
menunjukkan efek hipoglikemik pada kadar mL terhadap Staphylococcus aureus [21].
glukosa darah hingga 7 jam setelah perawatan h. Antivirus
[11]. Ekstrak air daun, bunga dan seluruh bagian
b. Diuretik tanaman selain akar kumis kucing (0,39
Ekstrak air kumis kucing pada dosis 5 dan mg/mL) memiliki aktivitas antivirus yang
10 mg / kg menunjukkan aktivitas diuretik tinggi diamati setelah sel normal (sel vero)
(dose-dependent), namun ekskresi Na+ dan Cl− diinokulasikan dengan herpes simplex virus
tidak meningkat secara signifikan, tetapi type 1 (HSV-1) (post treatment) dengan
ekskresi K+ meningkat secara signifikan [15]. pengurangan 100 % plak HSV-1 [22].
c. Antihipertensi i. Hepatitis
50 % ekstrak methanol dan ekstrak air Paracetamol digunakan untuk mengurangi
dari kumis kucing pada dosis 1000 mg/kg demam, tetapi penggunaannya dapat
dapat menurunkan tekanan darah secara menyebabkan kerusakan hati. Paracetamol (2
spontan pada tikus [16]. g / kg) telah meningkatkan SGOT, SGPT, ALP
d. Rheumatoid arthritis dan lipid peroksida dalam hati, tetapi
Ekstrak etanol 50 % daun kumis kucing pemberian ekstrak metanol daun O. stamineus
dengan dosis 50, 100, 200 dan 400 mg / kg BB (200 mg / kg) mengembalikan sifat normal di
secara signifikan menekan peradangan akut hati, sehingga O. stamineus memiliki aktivitas
dan kronis pada tikus [17]. pelindung hati [23].
e. Antioksidan
3.6 Kajian Terkait Flavonoid dalam Kumis
Berbagai fraksi daun kumis kucing
menggunakan model in-vitro dari penangkap Kucing
radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrillhidrazil Flavonoid merupakan salah satu golongan
memiliki potensi antioksidan yang sebanding fenol terbesar yang terdapat di alam [24].
dengan beberapa antioksidan standar, Flavonoid dalam tumbuhan terikat pada gula
termasuk kuersetin dan butylated sebagai glikosida [25]. Aglikon flavonoid
hydroxylanisole (BHA) [18].

13th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2021. 285


e-ISSN: 2614-4778
05-07 April 2021
Review: Flavonoid pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

(flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam [3] Ameer OZ, Salman IM, Asmawi MZ, Ibraheem
berbagai bentuk struktur [24]. Berdasarkan ZO, Yam MF. Orthosiphon stamineus:
hasil penelitian sebelumnya oleh Rivai dkk. traditional uses, phytochemistry,
[26] dengan menggunakan metode AlCl3, pharmacology, and toxicology. J Med Food.
2012;15(8):678-690.
diperoleh kadar flavonoid pada ekstrak etanol
doi:10.1089/jmf.2011.1973
dan air pada daun kumis masing – masing [4] Engku Hasmah EA, Ahmad Tarmizi S, Noor
sebesar 0,8162% ± 0,0012% dan 1,4977% ± Ismawaty N, Abdul Ghani O. Total phenolic,
0,0031%26. Menurut penelitian yang dilakukan total flavonoid and rosmarinic acid contents in
oleh penentuan kadar sinensetin pada kumis Orthosiphon stamineus (Misai Kucing) in
kucing dari beberapa eluen hidroalkohol yang relation to storage conditions. Acta Hortic.
bervariasi (etanol 96%, 70%, 50%, dan air), 2013;1012:837-842.
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis- doi:10.17660/ActaHortic.2013.1012.113
densiometri, konsentrasi persen kadar [5] Tezuka Y, Stampoulis P, Banskota AH, et al.
sinensetin tertinggi yaitu pada etanol 96% Constituents of Vietnamese Medicinal Plant
Orthosiphon stamineus. Chem Pharm Bull.
[27]. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan
2000;(43):2091.
oleh [28], total flavonoid yang diperoleh pada [6] Miller AL. Antioxidant flavonoids: Structure,
ekstrak kumis kucing dari akar, batang, dan function and clinical usage. Altern Med Rev.
daun masing-masing adalah 410,12 ± 25,84, 1996;1(2):103-111.
170,00 ± 29,52, dan 367,44 ± 24,87 μg setara [7] Trisilawati O. respon tiga varietas kumis
kuersetin, selain itu juga diperoleh hasil kucing (Orthosipon aristatus) terhadap
penelitian kadar metabolit sekunder yang mikoriza arbuskula. Bul Penelit Tanam
berpotensi sebagai antioksidan di akar, batang, Rempah dan Obat. 2005;16(1):18-26.
dan daun pada kumis kucing menunjukkan doi:10.21082/bullittro.v16n1.2005.
bahwa ekstrak kumis kucing pada batang [8] Keng CL, Siong LP. Morphological Similarities
and Differences between the Two Varieties of
memiliki kandungan asam ursolat tertinggi.
Cat’s Whiskers (Orthosiphon stamineus Benth.)
Namun, untuk kandungan tertinggi pada grown in Malaysia. Int J Bot. 2006.
ekstrak daun kumis kucing yaitu sinensetin, doi:10.3923/ijb.2006.1.6
eupatorin, 3′-OH-TMF, asam rosmarinat, dan [9] Almatar M, Rahmat Z, Salleh F. Preliminary
asam kaffeat. morphological and anatomical study of
Orthosiphon stamineus. Indian J Pharm Biol
4 Kesimpulan Res. 2013;1:1-6. doi:10.30750/ijpbr.1.4.1
[10] Yam MF, Mohamed EAH, Ang LF, et al. A
Kandungan flavonoid utama yang Simple Isocratic HPLC Method for the
terkandung di dalam Orthosiphon stamineus Simultaneous Determination of Sinensetin,
yaitu sinensetin dan eupatorin yang Eupatorin, and 3’-hydroxy-5,6,7,4’-
merupakan golongan dari flavon polimetoksi. tetramethoxyflavone in Orthosiphon stamineus
Kandungan metabolit sekunder yang terdapat Extracts. JAMS J Acupunct Meridian Stud.
pada tanaman kumis kucing dapat digunakan 2012;5(4):176-182.
doi:10.1016/j.jams.2012.05.005
untuk pengobatan tradisional seperti diuretik.
[11] Mohamed EAH, Yam MF, Ang LF, Mohamed AJ,
O. stamineus memiliki kegunaan untuk
Asmawi MZ. Antidiabetic properties and
pengobatan secara tradisional dan mechanism of action of Orthosiphon stamineus
farmakologis yang luas. Pada penelitian yang Benth bioactive sub-fraction in
telah dilakukan, kadar flavonoid dapat streptozotocin-induced diabetic rats. J
diperoleh pada daun, batang, dan akar dengan Acupunct Meridian Stud. 2013;6(1):31-40.
jumlah kadar yang berbeda. doi:10.1016/j.jams.2013.01.005
[12] Hossain MA, Mizanur Rahman SM. Isolation
5 Daftar Pustaka and characterisation of flavonoids from the
leaves of medicinal plant Orthosiphon
[1] Gimbun J, Pang SF, Yusoff MM. Orthosiphon stamineus. Arab J Chem. 2015;8(2):218-221.
stamineus (Java Tea). Elsevier Inc.; 2018. doi:10.1016/j.arabjc.2011.06.016
doi:10.1016/b978-0-12-812491-8.00047-3 [13] Berim A, Gang DR. Methoxylated flavones:
[2] Silalahi M. Orthosiphon stamineus Benth (Uses occurrence, importance, biosynthesis.
and Bioactivities). Indones J Sci Educ. Phytochem Rev. 2016;15(3):363-390.
2019;3(1):26. doi:10.31002/ijose.v3i1.729 doi:10.1007/s11101-015-9426-0

13th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2021. 286


e-ISSN: 2614-4778
05-07 April 2021
Review: Flavonoid pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

[14] Hossain MA, Ismail Z. Quantification and Crops Prod. 2008;27(3):328-334.


enrichment of sinensetin in the leaves of doi:10.1016/j.indcrop.2007.11.008
Orthosiphon stamineus. Arab J Chem. [21] Alshawsh M, Abdulla M, Ismail S, et al. Free
2016;9:S1338-S1341. Radical Scavenging, Antimicrobial and
doi:10.1016/j.arabjc.2012.02.016 Immunomodulatory Activities of Orthosiphon
[15] Adam Y, Somchit MN, Sulaiman MR, et al. Stamineus. Vol 17.; 2012.
Diuretic properties of Orthosiphon stamineus doi:10.3390/molecules17055385
Benth. 2009;124:154-158. [22] Ripim NSM, Fazil N, Ibrahim SNK, et al.
doi:10.1016/j.jep.2009.04.014 Antiviral properties of Orthosiphon stamineus
[16] Manshor NM, Dewa A, Asmawi MZ, Ismail Z, aqueous extract in herpes simplex virus type 1
Razali N, Hassan Z. Vascular reactivity infected cells. Sains Malaysiana.
concerning Orthosiphon stamineus benth- 2018;47(8):1725-1730. doi:10.17576/jsm-
mediated antihypertensive in aortic rings of 2018-4708-11
spontaneously hypertensive rats. Int J Vasc [23] Alshawsh MA, Abdulla MA, Ismail S, Amin ZA.
Med. 2013;2013. Hepatoprotective Effects of Orthosiphon
[17] Tabana YM, Al-Suede FSR, Ahamed MBK, et al. stamineus Extract on Thioacetamide-Induced
Cat’s whiskers (Orthosiphon stamineus) tea Liver Cirrhosis in Rats. Evid Based Complement
modulates arthritis pathogenesis via the Alternat Med. 2011;2011:103039.
angiogenesis and inflammatory cascade. BMC doi:10.1155/2011/103039
Complement Altern Med. 2016;16(1):480. [24] Markham K. Techniques of Flavonoids
doi:10.1186/s12906-016-1467-4 Identifiction. Academic Press Inc. (London)
[18] Akowuah GA, Zhari I, Norhayati I, Sadikun A, Ltd; 1988.
Khamsah SM. Sinensetin, eupatorin, 3′- [25] Harborne JB. Phytochemical Methods. 2nd ed.
hydroxy-5, 6, 7, 4 ′-tetramethoxyflavone and London: Chapman and Hall Ltd; 1987.
rosmarinic acid contents and antioxidative [26] Rivai H, Amalinah A, Asra R. Analisis Kualitatif
effect of Orthosiphon stamineus from Malaysia. dan Kuantitatif Kandungan Kimia Daun Kumis
Food Chem. 2004;87(4):559-566. Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq)
doi:10.1016/j.foodchem.2004.01.008 dari Ekstrak Heks. 2019;(March):1-6.
[19] Halim NH, Pauzi N, Hamil SHR, Shafaei A, [27] Arifianti L, Oktarina RD, Kusumawati I.
Ismail Z, Mohd KS. Standardization of Pengaruh Jenis Pelarut Pengektraksi. J Bumi
Orthoshiphon stamineus Raw Material and Lestari. 2014.
Extracts for Anti-Uterine Fibroid. [28] Cai X, Xiao C, Xue H, et al. A comparative study
2017;9(4):512-515. of the antioxidant and intestinal protective
[20] Hossain MA, Ismail Z, Rahman A, Kang SC. effects of extracts from different parts of Java
Chemical composition and anti-fungal tea (Orthosiphon stamineus). Food Sci Nutr.
properties of the essential oils and crude 2018;6(3):579-584. doi:10.1002/fsn3.584
extracts of Orthosiphon stamineus Benth. Ind

13th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2021. 287


e-ISSN: 2614-4778
05-07 April 2021

Anda mungkin juga menyukai