Menstruasi adalah proses keluarnya darah pada perempuan yang terjadi
secara teratur. Siklus menstruasi menggambarkan jarak antara hari pertama menstruasi terhadap menstruasi berikutnya yang normalnya terjadi dalam waktu 28-35 hari. Menurut Traditional Chinese Medicine, siklus menstruasi digunakan sebagai alat diagnostik sederhana dalam melihat status kesuburan wanita. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui efek terapi kombinasi akupunktur pada titik Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6), Diji (SP8) dan Qihai (CV6) dengan herbal kulit buah delima (Punica granatum L.) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.) pada penderita menstruasi tidak teratur. Metode Penelitian: terapi akupunktur dan herbal. Terapi akupunktur dilakukan pada titik Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6), Diji (SP8) dan Qihai (CV6) dengan prinsip membantu melancarkan aliran Qi dan meregulasi meridian Chong & Ren. Pada terapi herbal pasien diberikan herbal dekokta kulit buah delima (Punica granatum L.) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.). Penelitian dilakukan pada seorang mahasiswa yang memiliki keluhan sebagai berikut : 1. BAB pasien tidak lancar 2. Pasien mengalami kesulitan tidur dan mudah berkeringat 3. Menstruasi tidak teratur, nyeri perut bagian bawah, nyeri pinggang dan rambut yang mudah rontok 4. sering mengalami pusing mudah lelah disertai pasien yang senang berpikir, kondisi emosi pasien yang senang berpikir Hasil & Penjelasan :
Hasil terapi akupuntur yang telah dilakukan pada kasus
menstruasi tidak teratur sebanyak 12 kali selama 28 hari pada titik Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6), Diji (SP8) dan Qihai (CV6) selama 20 menit disertai stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan organ, serta pemberian terapi herbal kombinasi simplisia kulit buah delima (Punica granatum L.) 5 gram dan rimpang jahe segar (Zingiber officinale Rosc.) 3 gram secara dekokta dengan dosis 150 ml diminum satu kali sehari setelah makan diberikan selama 28 hari. Didapatkan hasil siklus menstruasi pasien mengalami perubahan. Terdapat perubahan pada keluhan tambahan yang dialami pasien sebelum terapi yaitu keluhan pasien nyeri perut di bagian bawah yang dialami mengalami perubahan dengan berkurangnya intensitas nyeri setelah terapi, yang semula nyeri dengan skala 7 (VAS) menjadi skala 2 (VAS). keluhan frekuensi mudah bersendawa dan pusing yang dirasakan pasien mengalami frekuensi perubahan yang baik dan juga pada jam mulai tidur pasien sebelum terapi selalu diatas jam 00.00 WIB sedangkan setelah diterapi pasien bisa tidur pada jam 22.30 WIB. Selain itu, keluhan lainnya seperti nyeri pinggang sudah tidak mengalami keluhan pada periode ke-II, dada yang terasa pengap sudah tidak ada keluhan pada periode ke-III dan keluhan BAB pada periode ke-IV sudah kembali normal menjadi 1 hari sekali. Pada bagian lidah pasien turut mengalami perubahan, yaitu otot lidah berwarna merah muda, tebal, tampak mengkilap, selaput lidahnya putih tipis tetapi tidak terdapat garis keunguan, tapal gigi, dan fisur/ retakan kecil. Kesimpulan : Berdasarkan hasil studi kasus penanganan menstruasi tidak teratur dengan terapi akupunktur menggunakan titik Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6), Diji (SP8) dan Qihai (CV6) serta pemberian herbal kombinasi kulit buah delima (Punica granatum L.) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.) telah menunjukkan adanya perubahan pada siklus menstruasi menjadi 36 hari, maka siklus menstruasi hampir mendekati normal. Jurnal 2 TERAPI AMENORE SEKUNDER DENGAN AKUPUNTUR SERTA HERBAL KUNYIT DAN KELABET
Tahun Penelitian : 2017
Penulis : Nindy Rahmi Izzaty, Ario Ilmandiri, dan Suciati Tujuan : Untuk mengetahui efek terapi akupuntur dengan titik Sanyinjiao (SP6), Taichong (LR3), Zusanli (ST36), Gui lai (ST 29) serta terapi herbal kunyit (Curcuma domestica Val) dan biji klabet (Trigonella foenum-graecum L.) terhadap penderita amenore sekunder. Metodologi Penelitian Penanganan amenore sekunder dengan metode terapi akupunktur dan herbal. Terapi akupunktur dilakukan pada titik Sanyinjiao (SP6), Taichong (LR3), Zusanli (ST36), dan Gui lai (ST 29) dengan prinsip mentonifikasi Qi dan darah serta memperbaiki aliran menstruasi. Pada terapi herbal pasien diberikan herbal rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dan biji klabet (Trigonella foenum-graecum L.) yang memiliki efek estrogenic. Pembahasan dan Hasil Penelitian Prinsip terapi yang dilakukan menggunakan Teknik tonifikasi atau dikuatkan yang bertujuan untuk mentonifikasi Qi dan darah serta memperbaiki aliran menstruasi. Sedangkan prinsip terapi herbal yang diberikan pada pasien, adalah untuk melancarkan aliran darah dan mendatangkan menstruasi. Hasil Terapi Didapatkan pasien pada awalnya mengeluhkan tidak mendapatkan menstruasi, setelah diberikan terapi akupunktur pada titik Zusanli (ST36), Taichong (LR3), Sanyinjiao (SP6), dan Gui lai (ST29) serta herbal kunyit (Curcuma domestica Val.) dan biji klabet (Trigonella foenum-graecum L.) pasien mengalami menstruasi pada akhir terapi tahap ke tujuh. Didapatkan bahwa pada terapi tahap satu hingga tahap enam pasien belum mendapatkan menstruasi karena pada kondisi tersebut pasien juga mengalami stres yang dikarenakan pasien sedang dalam proses mengerjakan tugas akhir. Pada terapi tahap enam pasien sedang mengalami banyak pikiran dan tekanan berupa orang tua yang dalam kondisi sakit serta pasien akan ujian tugas akhir. BIJI KLABET Biji klabet (Trigonella foenum- graecum L.) efektif digunakan untuk amenore. Dalam penelitian biji klabet memiliki kandungan berupa gitogenin, tigogenin, dan yamogenin yang memiliki efek sebagai fitoestrogen. Fitoestrogen adalah bahan kimia tumbuhan alam yang sama dengan estrogen terhadap hormon wanita dan pada hasilnya dapat meningkatkan dan membangun endometrium rahim, dan dapat juga untuk meningkatkan ketebalan rahim. Hal tersebut yang dapat menyebabkan biji klabet dapat meningkatkan aliran menstruasi dengan lancar (Agustini dkk, 2007). Peran penting HERBAL KUNYIT dan biji kelabet Terapi herbal kunyit (Curcuma domestica Val.) dan biji klabet (Trigonella foenum-graecum L.) yang diberikan pada pasien juga berperan penting pada berkurangnya keluhan yang dirasakan pasien. Kunyit memiliki fungsi sebagai analgetik dapat digunakan untuk pusing. (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Titik pemberian Terapi Akupuntur
Terapi akupunktur dilakukan pada titik Sanyinjiao (SP6),
Taichong (LR3), Zusanli (ST36), dan Gui lai (ST 29) dengan prinsip mentonifikasi Qi dan darah serta memperbaiki aliran menstruasi. Dalam penanganan amenore sekunder terapi akupunktur diberikan sebanyak 21 kali, 3 kali dalam seminggu. Pemberian herbal Terapi herbal diberikan selama 60 hari, diminum 2 kali sehari dengan dosis kunyit 15 gram dan biji klabet 4 gr. Terapi ini dapat meluruhkan haid pada pasien. kesimpulan Berdasarkan studi kasus amenore sekunder dengan akupuntur titik Sanyinjiao (SP6), Taichong (LR3), Zusanli (ST36), Gui lai (ST 29) serta terapi herbal rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dan biji klabet (Trigonella foenum-graecum L.) dengan dosis 30 g dan 8 g dapat merangsang timbulnya menstruasi pada pasien.
Efektifitas Managemen Nyeri Non Farmakologi Kompres Hangat Dan Massage Punggung Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Pada Lansia Di Panti Wreda Pangesti Lawang