Anda di halaman 1dari 19

TUGAS HERBAL DALAM KEBIDANAN

Oleh Kelompok 4

Osiana Paramita Arum


Putri Aisyah Rahman
Naipa
Noerfahesti
Oktaliana Jalung
Nita

Review Jurnal Gangguan Menstruasi


Judul:
IRREGULAR MENSTRUATION THERAPY WITH
ACUPUNCTURE, POMEGRANATE PEEL AND GINGER
HERBS

Penulis:
Sinta Diyah Dimyati, Suhariningsih, Nurmawati Fatimah

Korespondensi:
sntdiyah@gmail.com

Keywords:
Irreguler Menstruation, Acupuncture, Pemogranatte Peel, Ginger
Abstrak:

Menstruasi adalah proses keluarnya darah pada perempuan yang terjadi


secara teratur. Siklus menstruasi menggambarkan jarak antara hari
pertama menstruasi terhadap menstruasi berikutnya yang normalnya
terjadi dalam waktu 28-35 hari. Menurut Traditional Chinese Medicine,
siklus menstruasi digunakan sebagai alat diagnostik sederhana dalam
melihat status kesuburan wanita. Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah Untuk mengetahui efek terapi kombinasi akupunktur pada titik
Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6), Diji (SP8) dan Qihai (CV6) dengan
herbal kulit buah delima (Punica granatum L.) dan rimpang jahe
(Zingiber officinale Rosc.) pada penderita menstruasi tidak teratur.
Metode Penelitian:
terapi akupunktur dan herbal. Terapi akupunktur
dilakukan pada titik Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6),
Diji (SP8) dan Qihai (CV6) dengan prinsip membantu
melancarkan aliran Qi dan meregulasi meridian Chong &
Ren. Pada terapi herbal pasien diberikan herbal dekokta
kulit buah delima (Punica granatum L.) dan rimpang jahe
(Zingiber officinale Rosc.). Penelitian dilakukan pada
seorang mahasiswa yang memiliki keluhan sebagai
berikut :
1. BAB pasien tidak lancar
2. Pasien mengalami kesulitan tidur dan mudah
berkeringat
3. Menstruasi tidak teratur, nyeri perut bagian
bawah, nyeri pinggang dan rambut yang mudah
rontok
4. sering mengalami pusing
mudah lelah disertai pasien yang senang berpikir,
kondisi emosi pasien yang senang berpikir
Hasil & Penjelasan :

Hasil terapi akupuntur yang telah dilakukan pada kasus


menstruasi tidak teratur sebanyak 12 kali selama 28 hari pada
titik Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6), Diji (SP8) dan Qihai
(CV6) selama 20 menit disertai stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhan organ, serta pemberian terapi herbal kombinasi
simplisia kulit buah delima (Punica granatum L.) 5 gram dan
rimpang jahe segar (Zingiber officinale Rosc.) 3 gram secara
dekokta dengan dosis 150 ml diminum satu kali sehari setelah
makan diberikan selama 28 hari.
Didapatkan hasil siklus menstruasi pasien mengalami
perubahan. Terdapat perubahan pada keluhan
tambahan yang dialami pasien sebelum terapi yaitu
keluhan pasien nyeri perut di bagian bawah yang
dialami mengalami perubahan dengan berkurangnya
intensitas nyeri setelah terapi, yang semula nyeri
dengan skala 7 (VAS) menjadi skala 2 (VAS).
keluhan frekuensi mudah bersendawa dan pusing yang dirasakan
pasien mengalami frekuensi perubahan yang baik dan juga pada
jam mulai tidur pasien sebelum terapi selalu diatas jam 00.00
WIB sedangkan setelah diterapi pasien bisa tidur pada jam 22.30
WIB. Selain itu, keluhan lainnya seperti nyeri pinggang sudah
tidak mengalami keluhan pada periode ke-II, dada yang terasa
pengap sudah tidak ada keluhan pada periode ke-III dan keluhan
BAB pada periode ke-IV sudah kembali normal menjadi 1 hari
sekali. Pada bagian lidah pasien turut mengalami perubahan,
yaitu otot lidah berwarna merah muda, tebal, tampak mengkilap,
selaput lidahnya putih tipis tetapi tidak terdapat garis keunguan,
tapal gigi, dan fisur/ retakan kecil.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil studi kasus penanganan menstruasi
tidak teratur dengan terapi akupunktur menggunakan titik
Taichong (LV3), Sanyinjiao (SP6), Diji (SP8) dan Qihai
(CV6) serta pemberian herbal kombinasi kulit buah
delima (Punica granatum L.) dan rimpang jahe (Zingiber
officinale Rosc.) telah menunjukkan adanya perubahan
pada siklus menstruasi menjadi 36 hari, maka siklus
menstruasi hampir mendekati normal.
Jurnal 2
TERAPI AMENORE SEKUNDER DENGAN AKUPUNTUR
SERTA HERBAL KUNYIT DAN KELABET

Tahun Penelitian : 2017


Penulis : Nindy Rahmi Izzaty, Ario Ilmandiri, dan Suciati
Tujuan :
Untuk mengetahui efek terapi akupuntur dengan titik Sanyinjiao (SP6), Taichong (LR3),
Zusanli (ST36), Gui lai (ST 29) serta terapi herbal kunyit (Curcuma domestica Val) dan
biji klabet (Trigonella foenum-graecum L.) terhadap penderita amenore sekunder.
Metodologi Penelitian
Penanganan amenore sekunder dengan metode terapi
akupunktur dan herbal. Terapi akupunktur dilakukan
pada titik Sanyinjiao (SP6), Taichong (LR3), Zusanli
(ST36), dan Gui lai (ST 29) dengan prinsip mentonifikasi
Qi dan darah serta memperbaiki aliran menstruasi. Pada
terapi herbal pasien diberikan herbal rimpang kunyit
(Curcuma domestica Val) dan biji klabet (Trigonella
foenum-graecum L.) yang memiliki efek estrogenic.
Pembahasan dan Hasil Penelitian
Prinsip terapi yang dilakukan menggunakan Teknik
tonifikasi atau dikuatkan yang bertujuan untuk
mentonifikasi Qi dan darah serta memperbaiki aliran
menstruasi. Sedangkan prinsip terapi herbal yang
diberikan pada pasien, adalah untuk melancarkan aliran
darah dan mendatangkan menstruasi.
Hasil Terapi
Didapatkan pasien pada awalnya mengeluhkan tidak mendapatkan
menstruasi, setelah diberikan terapi akupunktur pada titik Zusanli
(ST36), Taichong (LR3), Sanyinjiao (SP6), dan Gui lai (ST29) serta
herbal kunyit (Curcuma domestica Val.) dan biji klabet (Trigonella
foenum-graecum L.) pasien mengalami menstruasi pada akhir
terapi tahap ke tujuh. Didapatkan bahwa pada terapi tahap satu
hingga tahap enam pasien belum mendapatkan menstruasi karena
pada kondisi tersebut pasien juga mengalami stres yang
dikarenakan pasien sedang dalam proses mengerjakan tugas akhir.
Pada terapi tahap enam pasien sedang mengalami banyak pikiran
dan tekanan berupa orang tua yang dalam kondisi sakit serta
pasien akan ujian tugas akhir.
BIJI KLABET
Biji klabet (Trigonella foenum- graecum L.) efektif digunakan untuk
amenore. Dalam penelitian biji klabet memiliki kandungan berupa
gitogenin, tigogenin, dan yamogenin yang memiliki efek sebagai
fitoestrogen. Fitoestrogen adalah bahan kimia tumbuhan alam yang
sama dengan estrogen terhadap hormon wanita dan pada hasilnya
dapat meningkatkan dan membangun endometrium rahim, dan
dapat juga untuk meningkatkan ketebalan rahim. Hal tersebut yang
dapat menyebabkan biji klabet dapat meningkatkan aliran
menstruasi dengan lancar (Agustini dkk, 2007).
Peran penting HERBAL KUNYIT dan biji kelabet
Terapi herbal kunyit (Curcuma domestica Val.) dan biji
klabet (Trigonella foenum-graecum L.) yang diberikan
pada pasien juga berperan penting pada berkurangnya
keluhan yang dirasakan pasien. Kunyit memiliki fungsi
sebagai analgetik dapat digunakan untuk pusing.
(Kementerian Kesehatan RI, 2012).
Titik pemberian Terapi Akupuntur

Terapi akupunktur dilakukan pada titik Sanyinjiao (SP6),


Taichong (LR3), Zusanli (ST36), dan Gui lai (ST 29)
dengan prinsip mentonifikasi Qi dan darah serta
memperbaiki aliran menstruasi.
Dalam penanganan amenore sekunder terapi akupunktur
diberikan sebanyak 21 kali, 3 kali dalam seminggu.
Pemberian herbal
Terapi herbal diberikan selama 60 hari, diminum 2
kali sehari dengan dosis kunyit 15 gram dan biji
klabet 4 gr. Terapi ini dapat meluruhkan haid pada
pasien.
kesimpulan
Berdasarkan studi kasus amenore sekunder dengan
akupuntur titik Sanyinjiao (SP6), Taichong (LR3), Zusanli
(ST36), Gui lai (ST 29) serta terapi herbal rimpang kunyit
(Curcuma domestica Val) dan biji klabet (Trigonella
foenum-graecum L.) dengan dosis 30 g dan 8 g dapat
merangsang timbulnya menstruasi pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai