Anda di halaman 1dari 14

Abstrak

Penggunaan antibiotik sebagai sebagai aditif pakan pada bidang peternakan


bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak, khususnya ikan budidaya.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan residu antibiotik.
Residu antibiotik yang terkonsumsi manusia dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh, sehingga perlu alternatif lain untuk menggantikan peran
antibiotik sintetis dengan antibiotik yang berasal dari alam (herbal). Herbal daun
sirsak mengandung antibiotik yang dapat menggantikan fungsi antibiotik sintetik.
Daun sirsak juga dikenal sebagai antidiabetik dan antikanker. Jenis metodologi
yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah eksperimental dan studi
literatur. Setelah daun sirsak dicampur dengan bahan lain seperti dedak, tepung,
ikan asin bubuk, dan air. Pelet akan dicetak lalu dioven. Penelitian dengan
menggunakan daun sirsak masih terbatas, sehingga diperlukan penelitian
mengenai penggunaan daun sirsak sebagai pakan pelet untuk untuk ikan budidaya
dan identifikasi senyawa bioaktif yang terkandung pada dagingnya.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian antibiotik awalnya bertujuan sebagai upaya kuratif


pengendalian penyakit yang terjadi pada manusia maupun ternak.
Penggunaan antibiotik kemudian bergeser dari yang semula merupakan
upaya kuratif menjadi upaya preventif. Penggunaan antibiotik sebagai
upaya preventif bertujuan untuk memacu produktivitas ternak (growth
promoting agent), khususnya ikan budidaya. Penggunaan antibiotik secara
berlebihan berisiko memicu terakumulasinya residu pada hasil ternak,
yaitu daging ikan budidaya. Sebuah penelitian di Arizona State University
menganalisis sebanyak 27 sampel makanan laut yang berasal dari 11
negara yang berbeda. Lima sampel yang diujikan merupakan 10 jenis ikan
yang digemari masyarakat di Amerika Serikat seperti udang, nila, lele,
swai, dan salmon Atlantik. Para peneliti mengkhawatirkan tingginya
kandungan antibiotik pada hasil ternak tersebut akan mengganggu
kesehatan masyarakat yang mengonsumsinya. Pasalnya, jika antibiotik
sintetik terlalu banyak atau terlalu sering dikonsumsi, maka bakteri yang
berada didalam tubuh akan semakin kuat dan juga menyebabkan
pengobatan standar menjadi tidak efektif dan infeksi akan bertahan lebih
lama, selain itu juga berpotensi untuk menjangkit orang lain. Pada kajian
Farmakokinetika Antibakteri Oxytetracycline (Universitas Brawijaya,
2018) melaporkan bahwa kandungan Oxytetracycline setelah uji coba pada
ikan dengan cara pemberian obat selama 9 hari adalah sebesar 204.89
µg/kg. Residu antibiotik yang terkonsumsi dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh. Dampak negatif bagi kesehatan yang
ditimbulkan dapat berupa diare, glositis, disfagia dan iritasi kerongkongan
di dalam tubuh. Akibat efek negatif tersebut, diperlukan alternatif
penggunaan bahan yang mampu berperan sebagai antibiotik, tetapi juga
aman dikonsumsi dan ramah lingkungan. Salah satu bahan yang memiliki
kemampuan berperan sebagai antibiotik yaitu bahan-bahan herbal.

2
Herbal merupakan tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat
dalam upaya preventif maupun kuratif. Jenis herbal yang mudah
ditemukan, tumbuh liar dan masih jarang penggunaannya sebagai aditif
pakan di Indonesia yaitu tanaman Daun Sirsak (Annona muricata L.).
Daun sirsak merupakan daun yang kaya akan minyak dan protein serta
memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, steroid/terpenoid,
flavonoid, dan kumarin. Berdasarkan analisis uji fitokimia dan analisis
GC-MS menunjukkan bahwa daun sirsak diketahui mengadung beberapa
senyawa kimia, diantaranya ; seskuiterpenoid, asam fenolat dan satu
senyawa baru dengan berat molekul (m/z) 302 yaitu senyawa 2,3-
dihidrobenzofuran termasuk dalam golongan 2,3-dihidrobenzofuran yaitu
suatu senyawa yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan
berfungsi untuk memproduksi hormon insulin yang berperan menurunkan
gula darah. Daun sirsak dapat digunakan sebagai antikanker, antidiabet,
asam urat, kolestrol, dan penyakit paru-paru.

Potensi daun sirsak sebagai herbal yang digunakan pada pakan


peternakan ikan budidaya untuk menghasilkan ikan budidaya yang dapat
dimanfaatkan sebagai antikanker, asam urat, kolestrol, penyakit paru-paru
dan antidiabet saat ini masih belum banyak dikembangkan oleh peneliti
pada sektor peternakan ikan budidaya di Indonesia. Oleh karena itu karya
tulis ilmiah ini dibuat untuk mengkaji informasi potensi daun sirsak
(Annona muricata) sebagai herbal yang dapat digunakan sebagai anternatif
pengganti antibiotik sintetis untuk menghasilkan ikan budidaya yang dapat
dimanfaatkan sebagai antikanker, asam urat, kolestrol, penyakit paru-paru
dan antidiabet.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah daun sirsak menjadi alternative sebagai antikanker?


2. Bagaimana pengolahan daun sirsak agar dapat menjadi antibiotik
alami dalam pelet ikan?
3. Apa saja kandungan yang terdapat pada daun sirsak?

3
4. Apakah pelet ikan yang dikombinasikan dengan ekstrak daun
sirsak dapat menghasilkan ikan yang dapat berguna bagi penderita
kanker dan diabetes?

1.3 Tujuan Penelitian

Karya tulis ilmiah ini ditulis guna mengkaji informasi potensi daun
sirsak (Annona muricata) sebagai aditif pakan ikan budidaya untuk
menghasilkan daging ikan budidaya yang dapat dimanfaatkan sebagai
antikanker, asam urat, kolestrol, penyakit paru-paru dan antidiabet.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan adanya karya tulis ilmiah ini,


yaitu:

a) Sebagai rekomendasi bahan yang dapat digunakan untuk


mengganti antibiotik sintetis atau buatan dengan herbal daun sirsak
pada peternakan ikan budidaya.
b) Terciptanya peternakan bebas antibiotik alami dengan
produktivitas yang meningkat dengan penggunaan herbal daun
sirsak,.
c) Adanya ikan budidaya dari peternakan bebas antibiotik alami
yang dapat membantu mencegah maupun mengobati kanker,
penyakit paru-paru, diabetes dan asam urat.
d) Mengetahui bahwa daun sirsak dapat menjadi alternative sebagai
antikanker.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Sirsak

Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah jenis tanaman dari


familia Annonaceae yang mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia,
yaitu sebagai tanaman buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan
obat tradisional yang memiliki multikhasiat.

Kingdom ` : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata Linn

Sirsak atau Annona muricata L. adalah tumbuhan berguna yang


berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman ini
ditanam secara komersial atau sambilan untuk diambil buahnya.
Tumbuhan ini dapat tumbuh disembarang tempat paling baik ditanam
didaerah yang cukup berairdan pada semua jenis tanah dengan derajat
keasaman (pH) antara 5-7 jadi tanah yang sesuai adalah tanah yang agak
asam sampai alkalis. Pohon sirsak bisa mencapai tinggi 9 meter di
Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 14100-1000 m
dari permukaan laut. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman ini antara 22-

5
32◦C dan curah hujan yang dibutuhkan untuk tanaman sirsak ini adalah
1500-3000 mm/pertahun.

Tanaman sirsak termasuk dalam tumbuhan menahun (perennial)


berakar tunggang, berkayu keras, dengan pertumbuhan tegak lurus ke atas
(erectus) hingga mencapai ketinggian lebih kurang 15 m,Sirsak berbentuk
perdu atau pohon kecil, tingginya 3-10 meter, bercabang hampir mulai dari
pangkalnya. Daun sirsak berbentuk bulat seperti telur terbalikberukuran
(8-16) cm x (3-7) cm, berwarna hijau muda hingga hijau tua, ujung
daunnya meruncingpendek,panjang tangkai daunnya 3-7 mm,pinggiran
rata dan permukaan daun mengkilap.

Annona muricata Linn (Sirsak) banyak ditemukan di sekitar


pekarangan rumah dan di ladang–ladang. Tumbuhan ini di berbagai daerah
Indonesia dikenal sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka
walanda, sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali),
deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi
(Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung) (Sunarjono, 2006).

Tanaman sirsak banyak digunakan sebagai tanaman obat, karena


tanaman ini memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat
adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu
atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek yang
sinergis dari berbagai zat yang berfungsi mengobati (Hidayat, 2008).

2.2 Kandungan Annonaceous acetogenins Daun Sirsak

Daun sirsak merupakan bagian dari tanaman sirsak yang memiliki


manfaat lebih yaitu daun sirsak mengandung acetogenin yang biasa
digunakan sebagai senyawa toksik atau racun. Daun sirsak mengandung
alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia. Acetogenins merupakan
senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah
senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan

6
pertumbuhan sel kanker (Mardiana, 2011). Acetogenins merupakan
inhibitor kuat dari kompleks I mitokondria atau NADH dehidrogenase. Zat
ini akan mengakibatkan penurunan produksi ATP yang akan menyebabkan
kematian sel kanker, lalu kemudian memicu terjadinya aktivasi jalur
apoptosis serta mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan siklus sel
untuk mencegah terjadinya proliferasi tak terkendali (Retnani, 2011).

2.3 Khasiat Daun Sirsak


Daun sirsak dapat menangani dan mencegah penyakit kanker,
karena daun sirsak mengandung sebuah senyawa acetogenins (senyawa
anti kanker) dimana zat tersebut dapat menghambat pertumbuhan
ATP(Adenosina Trifosfat) yang merupakan sumber energy pertumbuhan
sel kanker, dengan kata lain apabila ATP sudah di hambat lama kelamaan
pasti sel kanker dalam tubuh akan mati karena tidak mendapat energi.

2.4 Sebagai Pelet Ikan

Pelet adalah makanan yang memang sengaja dibuat untuk ikan yang
digunakan untukmembantu menambah nutrisi untuk ikan agar dapat
berkembang maksimal. Pelet ikan termasuk dalam pakan utama dalam
budidaya pembesaran ikan, hal ini dikarnakan biaya yang cukup tinggi dari
pelet ikan. Untuk membuat pelet ikan, harus memiliki kandungan yang
berprotein, lemak, serat yang seimbang serta sesuai untuk perkembangan ikan
yang berusia 1-3 bulan membutuhkan protein 35-50 persen. Dan usia 4 bulan
ke atas memerlukan protein sekitar 25-30 persen.

Merekayasa pelet ikan untuk menghasilkan ikan yang sehat dengan


kandungan protein, Asam eikosapentaenot (EPA), asam dokosaheksaenoat
(DHA), vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, zat besi, yodium,
selenium, seng, flour serta adanya kandungan daun sirsak yang dapat
mencegah pertumbuhan atau anti kanker.

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian


eksperimental dan studi literatur.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


a. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan


sejak tanggal dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu
kurang lebih 1 bulan.

b. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di 28, Purwosari (Kota


Metro), Purwoasri, dan Laboratorium Fisika Sekolah Menengah
Atas Negeri 3 Kota Metro.

3.3 Alat dan Bahan


a. Alat Penelitian

Alat penelitian berupa mesin oven, baskom, blender, dan alat


pengaduk.

b. Bahan Penelitian

Bahan penelitian berupa;

 500g ikan asin bubuk


 100g bubuk daun sirsak
 850g dedak
 250g tepung terigu
 Air

8
Cara pembuatan;

 Masukkan ikan asin bubuk bersamaan dengan bubuk daun


sirsak, tepung terigu, dan dedak ke dalam sebuah wadah.
 Campurkan dengan air sedikit demi sedikit. Aduklah
hingga kalis.
 Cetaklah adonan pelet lalu keringkan dengan oven dengan
suhu 150 derajat celcius

3.4 Penerapan Inovasi di Kehidupan

Penerapan hasil karya tulis ini pada kehidupan masyarakat


sangat berguna. Selain mengurangi kemungkinan ikan budidaya
terkontaminasi antibiotik sintetis berlebihan, senyawa acetogenins
dan alkaloid pada daun sirsak memiliki khasiat yang baik baik
ternak dan hasil ternak. Daun sirsak dapat menurunkan resiko
kanker pada orang yang mengonsumsi ikan budidaya.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi daun sirsak


sebagai zat antibiotik alami dalam pelet ikan untuk menghasilkan ikan
budidaya yang dapat mencegah pertumbuhan sel kanker di dalam
tubuh orang yang mengonsumsi. Penelitian ini dilakukan di
Lingkungan Sekolah Menengah Atas 3 Kota Metro.

Setelah daun sirsak dicuci bersih dan dihaluskan menjadi sebanyak


100g dengan sejumlah bahan (ikan asin bubuk, dedak, tepung terigu,
dan air), kemudian dicetak dan dioven. Pelet ikan termasuk dalam
pakan utama dalam budidaya pembesaran ikan, hal ini dikarnakan
biaya yang cukup tinggi dari pelet ikan. Untuk membuat pelet ikan,
harus memiliki kandungan yang berprotein, lemak, serat yang
seimbang serta sesuai untuk perkembangan ikan.

Pelet yang dibuat dengan menggunakan campuran daun sirsak


bubuk memiliki tekstur yang lebih kasar dan warna yang lebih terang
daripada pelet biasa.

4.2 Pembahasan

Daun sirsak memiliki beberapa kandungan yang sangat berguna,


diantaranya acetogenin, alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia
yang dapat menekan dan menghentikan laju pertumbuhan sel kanker.
Senyawa yang terkandung dalam daun sirsak memiliki pengaruh
positif bagi ternak dan pengonsumsi hasil ternak. Daun sirsak
mengandung sebuah senyawa acetogenins (senyawa anti kanker)
dimana zat tersebut dapat menghambat pertumbuhan ATP (Adenosina
Trifosfat) yang merupakan sumber energi pertumbuhan sel kanker.

10
Dalam daun sirsak (Annona muricata Linn) terdapat senyawa
Acetogenin. Acetogenin adalah senyawa sitotoksik dimana senyawa
ini ialah senyawa polyketides dengan struktur 30–32 rantai karbon
tidak bercabang yang terikat pada gugus 5‒ methyl‒ 2‒ furanone.
Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki
aktivitas sitotoksik. Acetogenin merupakan kumpulan senyawa aktif
yang berada hampir pada setiap bagian tanaman sirsak (Li et al., 2008).

Dari penelitian acetogenin yang terkandung didalam sirsak bisa


digunakan untuk menghantam kanker usus, pankreas, ovarium, usus
besar, payudara, liver, dan serviks. Annonaceous acetogenin bekerja
dengan menghambat produksi ATP dengan mengganggu komplek I
mitokondria (Prasetya, 2013).

Hasil penelitian menemukan beberapa senyawa aktif yang


termasuk ke dalam annonaceous acetogenin. Beberapa senyawa
turunan acetogenin yang ditemukan adalah acetogenins‒ muricatocins
A, 17 muricatocins B, annonacin A, trans‒ isoannonacin, annonacin‒
10‒ one, dan muricatocin. Senyawa‒ senyawa aktif tersebut ditemukan
di dalam daun dan batang sirsak yang ternyata mampu membunuh
beragam sel kanker. (Li et al., 2008).

Flavonoid merupakan antioksidan yang kuat karena aktivitasnya


sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Antioksidan dapat menstabilkan
radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki
radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari
pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif.

Senyawa acetogenin dan beberapa alkaloid murisolin, cauxine,


couclamine, stepharine, dan reticulin di dalam daun sirsak mampu
bertindak sebagai antibakteri. Alkaloid adalah sebuah golongan
senyawa basa bernitrogen yang terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak
mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Kandungan
fitokimia annonaceous acetogenin pada ekstrak daun sirsak merupakan

11
agen aktif antibakteri. Khasiat daun sirsak mampu mengatasi infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, seperti diare, bisul, infeksi saluran
kemih dan ISPA.

Pelet yang telah dibuat memiliki tekstur yang lebih kasar daripada
pelet yang biasa dijual di pasar. Dari penelitian pada ikan lele yang
diberi pakan pelet ekstrak daun sirsak dengan pelet biasa dan
penelitian dilakukan selama 2 minggu. Dapat ditemukan perbedaan
bahwa ikan yang diberi pakan ekstrak daun sirsak memiliki air yang
lebih jernih dibandingkan ikan yang diberi pakan pelet biasa.

Berdasarkan analisis uji fitokimia dan analisis GC-MS


menunjukkan bahwa daun sirsak diketahui mengadung beberapa
senyawa kimia, diantaranya ; seskuiterpenoid, asam fenolat dan satu
senyawa baru dengan berat molekul (m/z) 302 yaitu senyawa 2,3-
dihidrobenzofuran termasuk dalam golongan 2,3-dihidrobenzofuran.
(Winarto et al, 2008)

Berbagai senyawa bioaktif yang terkandung pada tanaman daun


sirsak menunjukkan pengaruh positif terhadap kesehatan, baik untuk
ternak maupun manusia. Pemanfaatan daun sirsak sebagai herbal yang
mampu berperan sebagai antibiotik alami bagi aditif pakan ternak,
menghasilkan produk (daging ikan budidaya ) yang bebas antibiotik
dan daging ikan budidaya yang memiliki nilai fungsional perlu
dilakukan untuk membuktikan penelitian terdahulu tentang kandungan
senyawa bioaktif dan perannya terhadap kesehatan yang mengonsumsi.

Ini sangat relevan dikarenakan kandungan yang ada di dalam daun


sirsak sudah terbukti dan diteliti dapat menekan dan menghentikan laju
pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh.

12
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari analisis dan kajin yang telah dilakukan dapat kami simpulkan
bahwa tanaman daun sirsak dapat menjadi terobosan baru sebagai
pengganti antibiotik sintetik dalam pakan ikan budidaya karena
mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti flavonoid, alkaloid, tannin,
dan acetogenins yang berfungsi sebagai antioksidan, anti-inflamasi,
sitotoksik, antidiabetes, dan antikanker, serta dapat meningkatkan kualitas
ikan budidaya, dan juga mampu menghasilkan ikan budidaya sebagai
functional food bagi penderita kanker dan diabetes.

2. Saran

Masih diperlukan penelitian lebih dalam tentang potensi pengaruh


tanaman daun sirsak pada kualitas ikan budidaya dan kandungan senyawa
bioaktif antidiabetes dan antikanker pada ikan budidaya yang diternak dan
dikonsumsi karena penelitian dan kajian tentang penggunaan tanaman
daun sirsak pada bidang ternak ikan masih terbatas.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/24513/Skripsi.pd
f?sequence=1

http://1.bp.blogspot.com/M4Ut4oXlhg8/UowWSCiJjTI/AAAAAAAAAV
k/R5oN_ThLKg4/s1600/daun-sirsak.jpg

http://digilib.unila.ac.id/2323/9/BAB%20II.pdf

ejurnal.undana.ac.id › nukleus › article

14

Anda mungkin juga menyukai