Anda di halaman 1dari 3

JAMU/ HERBAL SEBAGAI NUTRISI

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam hidup, karna sehat adalah
modal utama dalam aktivitas manusia. Jika melihat histori bangsa indonesia dari
sabang hingga merauke, dapat di temui di berbagai literatur bahwa masyarakat di
setiap daerah di indonesia memiliki tradisi pengobatan secara tradisional yang
banyak memanfaatkan bahan alam sekitarnya mulai dari daun, buah, kulit, bunga,
akar dan lain sebagainya,pengolahannya pun masih dengan cara tradisional yaitu
dengan meminum rebusan bahan alam yang di anggap berkhasiat tersebut. Bahan
alam tersebut di percayai dapat memelihara kesehatan sampai pengobatan pada
berbagai penyakit. Berangkat dari kepercayaan masyarakat tersebut juga telah
banyak di lakukan berbagai penelitian untuk membuktikan secara ilmiah apakah
bahan alam atau obat tradisional tersebut benar-benar dapat mengobati berbagai
penyakit seperti yang di percaya oleh masyarakat di berbagai daerah.
Pada saat ini kesadaran akan pentingnya “back to nature” memang sering
hadir dalam produk yang kita gunakan sehari-hari. Saat ini contohnya kita bisa
melihat banyak masyarakat yang kembali ke pengobatan herbaBahkan di beberapa
penelitian juga memuat bagaimana masyakat nusantara menggunakan obat
tradisional dalam kehidupan sehari-hari salah satunya sebuah jurnal dengan judul
”Minuman Jamu Tradisional Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Di Kerajaan
Majapahit Pada Abad Ke-14 Masehi,2021” Memuat bukti bahwa masyarakat
Kerajaan Majapahit pada saat itu mengolah tanaman yang ada di sekitar menjadi
minuman kesehatan tradisional yang saat ini di kenal dengan jamu. Jamu diyakini
oleh masyarakat dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit karena dikonsumsi
oleh para petinggi kerajaan serta diperjual belikan oleh masyarakat pada saat itu.
Bukti-lainnya menunjukkan bahwa masyarakat Hindu Buddha di Nusantara telah
mengenal minuman jamu sebagai obat tradisional adalah dengan adanya benda-
benda arkeologi yang ditulis dalam prasasti, daun lontar, serta relief candi.
Kemudian didukung oleh sumber literatur dan tradisi lisan yang secara turun
temurun dilakukan oleh masyarakat hingga saat ini yang semakin memperkuat
kedudukan jamu sebagai salah satu obat tradisional yang dapat menyembuhkan
berbagai jenis penyakit.
Di Indonesia obat tradisional berbahan alami di sebut jamu, Istilah
Jamu berasal dari dua kata yaitu, “Djampi” yang artinya penyembuhan dengan
menggunakan ramuan obat- obatan, doa-doa, atau aji-aji dan “Oesodho” yang
artinya Kesehatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jamu memiliki
pengertian sebagai obat yang dibuat dari akar- akaran, daun-daunan, dan
sebagainya. Jamu merupakan herbal berasal dari Indonesia yang diracik dan
dihidangkan dalam bentuk minuman.Sedangkan enurut Peraturan Menteri
kesehatan No.003/Menkes/Per/I/2010 ”Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat”. Seiring perkembangan zaman jamu juga semakin
berkembang dari segi formulasi hingga pada kemasan. dan serta untuk menjamin
tersedianya Jamu yang aman, berkhasiat dan bermutu, Pemerintah Indonesia
melakukan langkah dan upaya untuk menjamin keamanan Jamu dengan membuat
berbagai regulasi serta kebijakan. mengenai pengobatan tradisional. UU No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Amanat UU No. 36 Tahun 2009. Pasal 47. Upaya
kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan. Pasal 48 ayat 1 butir b : Upaya Kesehatan melalui pelayanan
kesehatan tradisional. Integrasi pelayanan kesehatan tradisional dalam pelayanan
kesehatan formal merupakan suatu program pemerintah utamanya Kementerian
Kesehatan.Pasal 48 : Pelayanan kesehatan tradisional merupakan bagian integral
dari penyelenggaraan Upaya kesehatan.Pasal 100 ayat 1 : Sumber obat tradisional
yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam pencegahan,
pengobatan, perawatan, dan/atau pemeliharaan kesehatan tetap dijaga
kelestariannya.Pasal 100 ayat 2 : Pemerintah menjamin pengembangan dan
pemeliharaan bahan baku obat tradisional. Secara umum ada lima hal yang akan di
dapat dari pengembangan jamu dan tanaman obat ini. Kelima hal itu adalah
Saintifikasi Jamu, Kekayaan Tanaman Obat Nusantara, Pemanfaatan Tanamam
Obat Keluarga (TOGA), Wisata Kesehatan, Pengakuan Jamu sebagai kekayaan
budaya nusantara.
Berbagai literatur penelitian telah banyak yang menjelaskan mengenai
manfaat jamu sebagai nutrisi, salah satunya penulis akan mengangkat manfaat akar
Bajakah tanaman khas kalimantan yang memiliki khasiat sebagai anti oksidan yang
tinggi. Menurut jurnal “Akar Kayu Bajakah dan Manfaatnya untuk Kesehatan, 2021’’
Akar bajakah adalah tanaman merambat dari suku Phaseolea, memiliki 29 spesies
yang tumbuh di hutan tropis Indonesia. Akar bajakah semakin popular di kalangan
masyarakat. Akar Bajakah banyak ditemukan di hutan Kalimantan, baik di wilayah
Indonesia maupun Malaysia. Dari genusnya tadi, bajakah disebut berkerabat dekat
dengan genus Vigna. Vegetasi Vigna tumbuh di Pegunungan Kilimanjaro, Afrika.
Sedangkan di Kalimantan, bajakah tumbuh merambat di pohon kayu dengan
ketinggian hingga 50 meter. Dari jurnal tersebut juga di simpulkan dari metode hasil
uji fitokimia menunjukkan baik kulit batang maupun akar kayu mengandung
metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan fenolat. Aktiftas antioksidan
tanaman akar bajakah ini memiliki kategori sangat kuat, bahkan lebih tinggi
dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E, dan sebanding dengan aktifitas
antioksidan kayu secang. Kadar flavonoidnya lebih tinggi dibandingkan dengan kayu
secan.
Berangkat dari sejarah, regulasi serta jurnal-jurnal dapat di simpulkan bahwa
jamu/ herbal sangat bermanfaat sebagai Nutrisi juga bermanfaat dalam
memperkuat. upaya promotif-preventif . Namun ada beberapa hal yang harus di
perhatikan adalah sebaiknya pemerintah mendorong masyarakat entah lewat
regulasi atau tidak yaitu dengan TOGA ( Tanaman Obat Keluarga) dimana
masyarakat sudah seharusnya memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk
menerapkan tanaman obat keluarga, tapi bukan hanya kepemerintah tapi seluruh
lapisan masyarakat dan semua pihak terkait perlu untuk menghidupkan kembali
kegiatan Taman Obat Keluarga atau TOGA yang dilengkapi penyuluhan oleh jajaran
kesehatan.
Selain itu tantangan yang harus disikapi Masyarakat Indonesia adalah menguasai
teknologi yang mampu menghasilkan sediaan Jamu yang aman, berkhasiat,
bermutu dan praktis. Diharapkan agar dalam lima tahun kedepan, Indonesia mampu
menguasai teknologi tersebut sehingga masyarakat akan makin menyukai Jamu dan
dapat dimanfaatkan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Indonesia sangat berpotensi dalam pengembangan tanaman obat pada lahan
perkarangan karena Indonesia memiliki luas lahan perkarangan secara nasional
sekitar 10.3 juta ha atau 14% dari keseluruhan luas lahan pertanian. Mudah dengan
melibatkan ibu-ibu rumah tangga sebagai penggerak. sebaiknya manusia saat ini
perlu menjaga kelestarian tumbuhan agar tanaman-tanaman yang belum dapat
diidentifikasi dapat diteliti lebih lanjut. Hal tersebut dapat memudahkan penemuan-
penemuan baru terkait dengan resep dari tanaman obat-obatan. Selain itu apabila
dilihat dari sudut pandang sejarah, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
perkembangan keberadaan minuman ini khususnya nenek moyang bangsa
Indonesia yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Hal tersebut dapat diketahui
dari bukti-bukti yang ditemukan serta tradisi lisan yang masih dipertahankan hingga
saat ini.

Anda mungkin juga menyukai