Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Mengkudu


Salah satu tumbuhan yang menunjukan efek membunuh jamur Pityrosporum
ovale penyebab ketombe adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia) karena
mengandung skopoletin (Soraya dkk., 2011). Pityrosporum ovale merupakan flora
normal kulit manusia tetapi pada penderita ketombe jumlahnya melebihi normal.
Pada kondisi normal, kecepatan jamur Pityrosporum ovale kurang dari 47% akan
tetapi jika ada faktor pemicu yang dapat mengganggu keseimbangan flora normal
pada kulit kepala maka akan terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan jamur
Pityrosporum ovale dapat mencapai 74% (Brahmono, 2002). Berdasarkan
penelitian sebelumnya bahwa ekstrak etanol 96% dari buah mengkudu
menghasilkan kadar hambat minimum (KHM) 9% dengan diameter hambat 25,78
mm (Maryanti, 2000).
2.2 Scalp lotion
Lotion adalah sediaan berupa larutan, suspensi, atau emulsi dimaksudkan
untuk penggunaan pada kulit. Lotion dapat didefinisikan sebagai krim encer.
Lotion juga merupakan emulsi tetapi kandungan lilin dan minyaknya lebih rendah
dibandingkan krim (Depkes RI, 1978). Scalp lotion memiliki viskositas yang lebih
rendah dari sediaan krim dan gel sehingga lebih mudah digunakan (penyebaran
lebih merata daripada krim). Lotion cocok untuk daerah kulit yang berbulu seperti
kulit kepala dan menyebar dalam bentuk lapisan tipis sehingga lebih ekonomis
(Ansel, 2005).
2.3 Setil Alkohol dan Setostearil Alkohol
Untuk memperoleh sediaan Scalp lotion stabilitas yang baik perlu ditambahkan
pengental dengan konsentrasi yang tepat. Pengental yang biasa digunakan adalah
golongan lemak alkohol seperti setil alkohol dan setostearil alkohol (Barel et all.,
2000). Kedua zat tersebut memiliki struktur kimia yang berbeda sehingga dapat
mempengaruhi titik leleh dan kepolaran dari masing-masing zat (Elfiyani dkk.,
2013). Perbedaan kondisi tersebut akan memberikan kekentalan yang beragam
serta menunjukkan perbedaan stabilitas fisik.
2.4 Stabilitas Fisik
Stabilitas merupakan kemampuan produk obat ataupun kosmetik untuk
bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan selama periode penyimpanan
dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, dan kemurnian produk
tersebut (Djajadisastra, 2004). Beberapa parameter stabilitas fisika yaitu
pengukuran viskositas, pengujian organoleptis, penentuan nilai yield, penentuan
tipe aliran, pengukuran pH, daya sebar, dan homogenitas (Fitriani dkk., 2015).

DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi. Edisi IV. Jakarta: Penerbit
UI: 52-519.
Basel, A. O., Paye, M., and Maibach, H. I. 2000. Handbook of Cosmetic Science
and Technology. New York: Marcel Dekker: 342-611.
Brahmono, Kusmarinah. 2002. Pitiriasis sika/ Ketombe: Etiopatogenesis dalam
Kesehatan dan Keindahan Rambut. Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik
Indonesia (KSDKI).
Depkes RI. 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Jakarta.
Djajadisastra, J. 2004. Cosmetic Stability. Jakarta: Seminar Setengah Hari,
Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Indonesia.
Elfiyani, R., Kori, Y., Siti, N., dan Nurita, M. A. L. 2013. Perbandingan
Penggunaan Setil Alkohol dan Setostrearil Alkohol sebagai Thickening
Agent terhadap Stabilitas Fisik Scalp Lotion Ekstrak Etanol 96% Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia. L). FARMASAINS. Vol. 2(1).
Fitriani, Y.N., INHS. Cakra., Yuliati, N., Aryantini. D., 2015. Formulasi and
Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Ubi Cilembu (Ipomea batatas L.) dengan
Suspending Agent CMC Na dan PGS Sebagai Antihiperkolesterol. Jurnal
Farmasi Sains Dan Terapan. 2(1).
Maryani. 2000. Penapisan Kandungan Kimia dan Daya Antimikroba Ekstrak
Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap Pertumbuhan Jamur
Pityrosporum ovale dan Bakteri Staphylococcus sp. Skripsi. Jakarta: Jurusan
Farmasi FMIPA ISTN: 4-70.
Soraya, A. I., Peramiarti, dan Boenjamin, R. B. 2011. Efektivitas Kombinasi
Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) dan Selenium Sulfide
terhadap Penghambatan Pertumbuhan Koloni Pityrosporum ovale. Jurnal
Mandala of Health. Vol. 5(2).

Anda mungkin juga menyukai