Bagaimanakah Pengaruh isolat terhadap perkembangan p.infestans?
1. Strategi permasalahan pertama dengan menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua belas kombinasi dan dua ulangan. Perlakuan tersebut antara lain: 1) I1M1 = isolat P. infestans dari daun kentang pada media PDA, 2) I2M1 = isolat P. infestans dari umbi kentang pada media PDA, 3) I3M1 = isolat P. infestans dari daun tomat pada media PDA, 4) I4M1 = isolat P. infestans dari buah tomat pada media PDA, 5) I1M2 = isolat P. infestans dari daun kentang pada media V8-Juice, 6) I2M2 = isolat P. infestans dari umbi kentang pada media V8-Juice, 7) I3M2 = isolat P. infestans dari daun tomat pada media V8-Juice, 8) I4M2 = isolat P. infestans dari buah tomat pada media V8-Juice, 9) I1M3 = isolat P. infestans dari daun kentang pada media TEA, 10) I2M3 = isolat P. infestans dari umbi kentang pada media TEA, 11) I3M3 = isolat P. infestans dari daun tomat pada media TEA, 12) I4M3 = isolat P. infestans dari buah tomat pada media TEA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa asal isolat tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan P. infestans pada pengamatan 2-8 hari setelah inokulasi (hsi). Pada pengamatan 2-8 hsi asal isolat umbi kentang mengalami pertumbuhan paling cepat dibandingkan dengan asal isolat lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa P. infestans yang berasal dari umbi kentang dapat tumbuh lebih baik dan dapat menyesuaikan pertumbuhannya pada media di laboratorium. (Mukhtar, dkk., 2013)
2. Strategi permasalahan ke dua dengan Isolasi P. infestans P. infestans diisolasi
dari daun kentang yang menunjukkan gejala pnyakit hawar daun di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Gejala penyakit hawar daun dicirikan berupa bercak nekrosis pada tepi daun yang terdapat di bagian bawah tanaman. Isolasi P. infestans dilakukan dengan memotong bagian daun yang berbatasan antara jaringan sakit dan yang sehat. Potongan daun dicuci dengan alkohol 70% selama 1 menit dan dibilas dengan akuades steril 2 kali masing- masing 1 menit, kemudian dikeringkan di atas tisu steril. Potongan daun yang sudah kering ditanam pada medium agar-agar V-8 dan diinkubasikan pada suhu 18 °C selama 8 hari. Koloni cendawan yang tumbuh diidentifikasi berdasarkan karakter morfologinya yang disesuaikan dengan deskripsi Alexopolous et al. (1996) dan Barnett dan Hunter (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat pada p.infestans menghasilkan Koloni P. infestans yang diperoleh dari hasil isolasi terlihat seperti kelopak bunga, berwarna putih menyerupai kapas, pertumbuhan koloni melingkar konsentris, miselium lembut yang bagian ujungnya lebih tebal, bagian tepi koloni bergerigi, warna dasar koloni putih dan memenuhi cawan petri. Hifa P. infestans tidak bersekat dan tidak beraturan, sporangiofor tidak berwarna dan tidak bersekat. ( A. Priyatmojo, dkk.,2016)
3. Strategi permasalahan ke tiga dengan menggunakan Isolasi dilakukan di tanah
sekitar tanaman kentang yang menunjukkan gejala penyakit dengan menggunakan metode umpan dengan menggunakan buah apel varietas Manalagi. Jamur yang diperoleh kemudian dibiakkan dalam media PDA miring dan disimpan dalam paraffin cair steril untuk uji berikutnya (Tsao, 1983). Identifikasi jamur Phytophthora infestans dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil isolasi jamur yang berupa biakan murni, dideterminasi berdasarkan morfologi mikroskopisnya dengan menggunakan kunci determinasi jamur hingga pada marga dan jenisnya (Barnett dan Hunter, 1972; Malloch, 1997);Barnes, Ervin H., 1997) Hasil isolasi langsung dengan mengambil sampel tanah di sekitar rizosfer pertanaman kentang juga menunjukkan bahwa patogen yang terdapat di sekitar sistim perakaran tanaman kentang yang sakit adalah Phytopthora infestans. Patogen ini dicirikan dengan morfologi sporangium yang berbentuk bulat dengan papila pada ujungnya serta hifa yang tidak bersekat ( A. Priyatmojo, dkk.,2016)
Solving the problem solution
permasalahan ke 1 yang paling efektif digunakan adalah strategi yang pertama yaitu dengan menggunakan metode Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua belas kombinasi dan dua ulangan. Dan beberapa perlakuan. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan bahwa Pada pengamatan 2-8 hsi asal isolat umbi kentang mengalami pertumbuhan paling cepat dibandingkan dengan asal isolat lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa P. infestans yang berasal dari umbi kentang dapat tumbuh lebih baik dan dapat menyesuaikan pertumbuhannya pada media di laboratorium. (Mukhtar, dkk., 2013) Extending the problem solution permasalahan ke 1
Berdasarkan hasil perbandingan, metode ke 2 yaitu Isolasi P. infestans P.
infestans diisolasi dari daun kentang yang menunjukkan gejala penyakit hawar daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat pada p.infestans menghasilkan Koloni P. infestans yang diperoleh dari hasil isolasi terlihat seperti kelopak bunga, berwarna putih menyerupai kapas, pertumbuhan koloni melingkar konsentris, miselium lembut yang bagian ujungnya lebih tebal, bagian tepi koloni bergerigi, warna dasar koloni putih dan memenuhi cawan petri. Hifa P. infestans tidak bersekat dan tidak beraturan, sporangiofor tidak berwarna dan tidak bersekat. ( A. Priyatmojo, dkk.,2016)
Judul Penapisan Cendawan Trichoderma spp. Untuk pengendalian
phytophthora infestans secara in vitro Penulis Susiana Purwantisari, Achmadi Priyatmojo, Retno Peni Sancayaningsih, Rina Sri Kasiamdari Tahun terbit 2016 Penerbit Jurnal Fitopatologi Volume 12, Nomor 3, Mei 2016 Halaman 96-103 DOI : 10.14692/jfi.12.3.96
Judul Pertumbuhan Isolat phytophthora infestans (Mont.) de Bary
Tanaman kentang Dan Tomat Pada Berbeda Medium Di Laboratorium Penulis Sri Ahdani Yuta, Mukhtar Iskandar Pinem, Lahmuddin Lubis Tahun terbit 2013 Penerbit Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.2, No.1 : 380-392, Desember 2013 ISSN No. 2337-6597