PAPER
OLEH :
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
PEMULIAAN TANAMAN -1
PAPER
OLEH :
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
PEMULIAAN TANAMAN -1
Diketahui Oleh
Dosen Penanggung Jawab Praktikum Sitogenetika Tanaman
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Berkat
dan rahmat-Nya ,Penulis dapat menyelesaikan Paper ini tepat pada Waktunya.
Rahmatika Alfi ,S.P ,M.Si ,Dr.Ir. Novalina M.Si, Prof. Dr.Ir. Rosmayati, M.Sc;
Dr.Ir.Emmy Harso Khardinata, M.Sc, Ir. Hot Setiado MS ;Selaku dosen matakuliah
Sitogenetika serta abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membantu dalam
pembuatan Paper ini.
Penulis Menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna .oleh karena
itu kritik dan saran dibutuhkan dalam perbaikan paper ini kemudian hari,akhir kata
penulis ucapkan terimakasih.semoga paper ini dapat berguna bagi pihak yang
membutuhkan .
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
SITOGENETIKA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)
Analisis Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)
Indeks Mitosis Kromosom Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)
Isolasi Protoplas Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal
dari Amerika Selatan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan pangsa pasar yang
stabil. Tanaman ini menyebar luas di dataran Eropa yang dibawa pada masa penjajahan
oleh Spanyol dan Protugis dan akhirnya menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk
Indonesia. Kentang adalah sayuran umbi yang banyak mengandung karbohidrat, dan
dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok pengganti beras dan jagung. Komoditi ini
dapat dipanen umur 90-120 hari setelah tanam tergantung jenis dan
spesiesnya (Niniek, 2013).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memahami Analisis
Struktur Kromosom pada tanaman Kentang,Indeks Mitosis Pada tanaman
Kentang dan Isolasi Protoplas Pada tanaman Kentang.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat
memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Sitogenetika, Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan
informas bagi pihak-pihak yang membutuhkan
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kentang dapat tumbuh dan berproduksi baik apabila ditanam pada
kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Di Indonesia, tanaman
kentang diusahakan didaerah yang memiliki ketinggian 1000 – 2000 m diatas
permukaan laut. Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia
berbunga, tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus-menerus.
Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan kentang ialah 2.000-3000 mm/tahun. Hujan
lebat yang berkepanjangan menghambat pancaran sinar matahari, memperlemah energi
surya, 4 hingga fotosintesis tidak berlangsung optimal. Hal ini menyebabkan umbi
yang terbentuk kecil dan produksinya rendah (Amsah, 2017).
Suhu udara yang ideal untuk kentang berkisar antara 15 – 18° C pada malam
hari dan 24 – 30° C di siang hari. Namun kentang masih bisa hidup di daerah yang suhu
udaranya terutama pada malam hari di bawah suhu ini. Ukuran iklim ini cukup dingin
bagi Indonesia yang tergolong negara tropis dan mempunyai suhu pada siang hari 24 –
35° C dan 15 – 24°C di malam hari, Di daerah tropis basah seperti di Indonesia, hari
pendek disertai suhu tinggi akan mendorong pembentukan umbi yang optimal.
Sebaliknya, bila hari lebih panjang pembentukan umbi akan terhambat, kadang-kadang
tanaman tidak menghasilkan umbi (Asandhi, 2015).
Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin)
dengan suhu rata–rata harian antara 15 – 20°C. Kelembaban udara yang sesuai berkisar
antara 80- 90%, cukup mendapat sinar matahari (moderat) dan curah hujan antara 200–
300 mm per bulan atau rata–rata 1000 mm selama pertumbuhan. Curah hujan yang
dibutuhkan tanaman kentang sekitar 300-1000 mm/tahun, apabila curah hujan terlalu
tinggi akan mengakibatkan umbi kentang mudah terserang hama dan penyakit. Cahaya
matahari juga sangat berpengaruh bagi pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman
kentang, karena cahaya matahari diperlukan untuk sintesis hijau daun, kegiatan
stomata, dan aliran protoplasma (Santosa, 2014).
Tanah
Suhu tanah yang optimum untuk pembentukan umbi kentang yang normal
adalah berkisar antara 15 – 18°C. Pertumbuhan umbi kentang akan sangat terhambat
apabila suhu tanah < 10°C dan > 30°C. Tanaman kentang membutuhkan kriteria tanah
yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan
drainasenya baik dengan reaksi tanah (pH) 5–7 tergantung varietas yang
dibudidayakan (Asandhi, 2015).
Secara fisik, tanah yang baik untuk budidaya tanaman kentang adalah yang
remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki
lapisan olah tanah yang dalam. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan
ciri– ciri solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai
coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung. Jenis tanah Andosol
tersebut memiliki kandungan unsur hara kategori yang sedang sampai dengan tinggi,
produktivitas sedang sampai tinggi serta reaksi tanah masam sampai dengan
netral (Amsah, 2017).
Kesuburan tanah juga tergantung pada sifat fisik dan kimia serta fungsi tanah,
bahan organik yang terkandung dalam tanah, aktivitas biologi yang mendasar untuk
mempertahankan produksi dan produktivitas pertanian. Secara umum tanaman kentang
tumbuh baik pada tanah yang subur, memiliki drainase yang baik, tanah liat yang
gembur, debu atau debu berpasir, dan jenis tanah yang paling cocok ialah andosol.
Kentang sangat toleran terhadap pH pada selang yang cukup luas yakni 4.5–8.0, tetapi
pH yang baik untuk pertumbuhan dan ketersediaan unsur hara kentang ialah
5.0–6.5 (Amsah, 2017).
Pada tanah asam (pH kurang dari 5) tanaman sering mengalami gejala
kekurangan unsur Mg dan keracunan Mn. Selain itu, tanaman menjadi mudah terserang
nematoda. Sementara itu, pada tanah basa (pH lebih dari 7), sering timbul gejala
keracunan unsur K dan umbinya mudah terserang penyakit seperti penyakit kudis
(Steptomyces scabies). Tanaman kentang toleran terhadap selang pH yang cukup luas
yaitu 4,5 – 8,0, tetapi untuk pertumbuhan optimal dan ketersediaan unsur hara pH yang
baik adalah 5,0 – 6,5 (Djuariah , 2016).
SITOGENETIKA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)
Setiap jenis tumbuhan memiliki waktu pembelahan sel yang berbeda-beda dan
setiap tumbuhan memiliki jam biologis yang mengatur waktu optimum pembelahan
mitos. Banyak sel yang membelah dapat dipengaruhi oleh faktor waktu pengambilan
sampel . Penentuan Indeks Mitosis (IM) dan waktu pengambilan sampel sangat
diperlukan karena pada tahap ini karakter-karakter kromosom dapat diamati dengan
jelas dan mudah dihitung sehingga dapat dilakukan studi kromosom. Dalam penelitian
ini, IM Coleus tuberosus dihitung dari pucuk akar yang disampling pada waktu yang
berbeda (Willie & Aikpokpodion, 2015).