Anda di halaman 1dari 9

1826

Jurnal Produksi Tanaman


Vol. 5 No. 11, November 2017: 1826 - 1834
ISSN: 2527-8452

PENGARUH AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL


5 VARIETAS TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)
DI DATARAN MEDIUM PONCOKUSUMO MALANG

EFFECT OF BIOLOGICAL AGENTS ON GROWTH AND YIELD OF


5 POTATO VARIETIES (Solanum tuberosum L.) ON THE MEDIUM
PONCOKUSUMO MALANG
Muhammad Farid*), Moch. Dawam Maghfoer dan Tatik Wardiyati

Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)
E-mail : faried.fistum01@gmail.com

ABSTRAK Kata kunci: Solanum tuberosum L, Agens


Hayati, 5 Varietas Kentang, Dataran
Kentang (Solanum tuberosum L.) ialah Medium.
salah satu komoditas potensial sebagai
sumber karbohidrat dan mempunyai arti ABSTRACT
penting pada perekonomian Indonesia.
Salah satu penyakit yang menyebabkan Potato (Solanum tuberosum L.) is one of the
produktivitas kentang menurun ialah busuk commodities of potential as a source of
lunak yang disebabkan oleh bakteri carbohydrates and important on Indonesia’s
Ralstonia solanacearum. Penelitian ini economy. One of the constraints of potato
bertujuan untuk mengetahui pengaruh production is soft rot disease caused by
agens hayati terhadap pertumbuhan dan Ralstonia solanacearum. The aims of the
hasil 5 varietas tanaman kentang research is to know the effect of biological
(Solanum tuberosum L.) di dataran medium agents to the growth and yield of 5 potato
Poncokusumo Malang. Penelitian varieties (Solanum tuberosum L.) on the
dilaksanakan pada bulan Maret 2015 medium land Poncokusumo Malang. The
sampai dengan bulan Juni 2015, di Desa research was conducted from March 2015
Wonorejo Kecamatan Poncokusumo to June 2015, in the village of Wonorejo
Kabupaten Malang. Metode penelitian yang Poncokusumo Malang. Research method
digunakan ialah Rancangan Petak Terbagi used Split Plot Design (RPT) with 10
(RPT) dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. treatments and 3 replications. Analysis of
Analisis data menggunakan ANOVA data using ANOVA (Analysis of Variance). If
(Analysis of Variance). Apabila terdapat there was a significant difference it would be
perbedaan yang nyata maka dilanjutkan tested using Least Significant Difference
dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian (LSD) at the level of 5%. The research
menunjukkan bahwa pengaruh agens hayati results showed that the effects of biological
terhadap macam varietas menunjukkan agents and varieties showed different
pengaruh yang berbeda. Varietas Nadiya responses. Nadiya variety showed the best
menunjukkan respon pertumbuhan dan responses growth and yield on medium land
hasil terbaik di dataran Medium Poncokusumo Malang with the tuberous
Poncokusumo Malang dengan hasil umbi reaching 19,72 ton/ha.
mencapai 19,72 ton/ha.
Keywords: Solanum tuberosum L, Biological
Agents, 5 Potato Varieties, Medium.
1827

Farid, dkk, Pengaruh Agens Hayati…

PENDAHULUAN bioaktif yang potensial untuk menghambat


pertumbuhan mikroba patogen tular tanah
Kentang (Solanum tuberosum L.) terutama pada tanaman kentang (Hanuddin
ialah salah satu tanaman hortikultura yang dan Marwoto, 2003).
disukai masyarakat Indonesia, sedangkan Agens hayati yang semakin banyak
di beberapa negara kentang dijadikan digunakan, maka perlu dilakukan
sebagai bahan makanan pokok. Produksi selektivitas tentang agens hayati yang
kentang nasional pada tahun 2012 tercatat sesuai untuk diaplikasikan pada tanaman
1.094.240 ton dengan luas panen 66.531 ha kentang terutama pada tempat (topografi)
(BPS, 2013). Sampai tahun 2012 propinsi yang berbeda karena patogen maupun
Jawa Tengah merupakan salah satu pusat agens hayati perkembangannya tidak hanya
produksi dengan area tanaman kentang dipengaruhi oleh tanaman inang saja
paling luas di Indonesia yaitu 16.102 ha namun juga dipengaruhi oleh lingkungan
dengan produksi mencapai 252.608 ton yang berbeda.
(BPS, 2013). Kabupaten Wonosobo
merupakan salah satu sentra utama BAHAN DAN METODE
tanaman kentang di Jawa Tengah dengan
luas areal panen 3.088 ha dan produksi Penelitian dilaksanakan pada bulan
mencapai 467.977 ton (BPS Jateng, 2013). Maret 2015 sampai dengan bulan Juni
Beberapa kentang yang perlu 2015, di Desa Wonorejo Kecamatan
diperhatikan produktivitasnya ialah kentang Poncokusumo Malang. Alat yang digunakan
varietas Granola Lembang, Granola dalam penelitian ini antara lain cangkul,
Kembang, Desiree, DTO 28 dan Nadiya meteran, gunting, tali rafia, gembor, jangka
karena varietas-varietas ini memiliki sorong, timbangan analitik, kamera digital
beberapa karakteristik tertentu seperti tahan dan alat tulis menulis. Bahan yang
terhadap beberapa patogen. Selama ini digunakan dalam penelitian ini antara lain
cara pengendalian penyakit pada tanaman kentang varietas Granola Lembang,
kentang yang digunakan oleh para petani Granola Kembang, Desiree, DTO 28,
ialah menggunakan pestisida kimia, Nadiya dan pupuk kotoran ayam, pupuk
padahal pestisida yang digunakan dapat NPK Mutiara (16:16:16), pestisida (Propineb
menimbulkan residu dan tidak selalu dapat 70%), insektisida (Karbofuran 3%) dan
menekan serangan yang diakibatkan oleh agens hayati Trichoderma viride,
patogen karena banyak faktor seperti Pseudomonas fluorescens, Streptomyces
penggunaan dosis yang kurang tepat, waktu sp.
dan cara aplikasi pestisida yang masih Metode penelitian yang digunakan
salah. Oleh karena itu perlu dilakukannya ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT)
alternatif cara pengendalian lain yang lebih dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan.
tepat dan lebih ramah lingkungan Adapun perlakuannya sebagai berikut:
diantaranya ialah dengan pemanfaatan Pemberian agens hayati sebagai petak
agens biologi. utama (Main plot) dengan A0= Tanpa
Salah satu upaya pengendalian yang Agens Hayati, A1= Agens Hayati
ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam (Trichoderma viride, Pseudomonas
mengendalikan layu bakteri Ralstonia fluorescens, Streptomyces sp.). Varietas
solanacearum yaitu dengan pemanfaatan sebagai anak petak (Sub plot) yaitu: V1 =
agens hayati bakteri Streptomyces sp. Varietas Granola Lembang, V2 = Varietas
Pseudomonas fluorescens, serta jamur Granola Kembang, V3 = Varietas Desiree,
kapang Trichoderma viride. Agens hayati ini V4 = Varietas DTO 28, V5 = Varietas
memiliki fungsi dalam pengendalian Nadiya. Jadi total keseluruhan dari
patogen Phytopthora infestans, Erwinia perlakuan ada 10 perlakuan yaitu: A0V1,
carotovora dan R. solanacearum (Nurbaelis A0V2, A0V3, A0V4, A0V5, A1V1, A1V2,
dan Martinus, 2009). Streptomyces sp. A1V3, A1V4, A1V5.
dikenal memiliki kemampuan yang tinggi Pelaksanaan penelitian diawali
dalam menghasilkan berbagai senyawa dengan persiapan lahan, pemupukan,
1828

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 11, November 2017, hlm. 1826 – 1834

metoda pemberian agens hayati, varietas Granola Lembang, Granola


penanaman kentang, pemeliharaan kentang Kembang, Desiree dan Nadiya.
dan panen. Pada saat persiapan lahan, Pengaruh dari interaksi agens hayati
setelah tanah diolah kemudian tanah dibuat dengan macam varietas memberikan
petak percobaan seluas ± 282,75 m2 (p = pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan
21,75 m l = 13 m) sehingga didapatkan 30 tanaman kentang. Hal ini disebabkan oleh
satuan percobaan. Setiap 1 petak respon dari macam varietas terhadap
percobaan dibuat bedengan kecil dengan pengaruh pemberian agens hayati pada
luasan (3m x 2,1 m) dengan jarak antar proses pertumbuhan tanaman yang
ulangan 75 cm dan jarak antar petak 50 cm. memperlihatkan bahwa dari macam varietas
Benih kentang (Granola Lembang, Granola tanaman kentang yaitu Varietas Granola
Kembang, Desiree, DTO 28 dan Nadiya) Lembang, Granola Kembang, Desiree, DTO
ditanam dalam tanah sedalam 5 cm dengan 28 dan Nadiya menunjukkan bahwa
jarak tanam 70 x 30 cm. Tiap lubang tanam varietas DTO 28 dan Nadiya memberikan
di isi 1 benih kentang, 1 petak terdiri dari 30 hasil respon yang baik terhadap
tanaman yang diatur dalam 3 baris pertumbuhan tanaman kentang. Hal ini
kemudian ditutup dengan tanah ± 2 cm. sesuai dengan pernyataaan Arsensi (2012)
Pengamatan yang dilakukan berupa semakin bertambah umur tanaman, maka
pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi pertumbuhan tanaman akan mengalami
tanaman, jumlah daun, jumlah batang dan penghentian seiring dengan perubahan dari
diameter batang. Pengamatan dilakukan masa vegetatif ke masa generatif, hal ini
dengan mengambil 4 sampel tanaman tiap biasa terjadi karena unsur hara yang
petak. Pengamatan panen (hasil) meliputi tersedia di dalam tanah dimanfaatkan untuk
hasil umbi per petak (kg/2,1 m2), hasil umbi pembentukan bunga dan buah (umbi).
per tanaman (g), jumlah umbi per tanaman
dan hasil umbi (ton/ha). Pengamatan Jumlah Daun
pertumbuhan dilakukan pada umur 4 mst, 6 Berdasarkan hasil analisis ragam
mst, 8 mst dan 10 mst. Pengamatan panen jumlah daun, perlakuan agens hayati
(hasil) dilakukan pada umur 90 hst atau menunjukkan interaksi dengan macam
lebih berdasarkan umur dari masing-masing varietas terhadap jumlah daun tanaman
varietas yang memiliki umur panen yang kentang pada umur pengamatan 8 mst dan
berbeda. Analisis data menggunakan 10 mst (Tabel 2). Pada umur pengamatan 8
analisis ragam (Uji F) pada taraf 5%. Hasil mst dan 10 mst perlakuan tanpa agens
analisis ragam yang nyata kemudian hayati, varietas Nadiya menghasilkan
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil jumlah daun yang lebih tinggi dari pada
(BNT) pada taraf 5%. varietas Granola Lembang, Granola
Kembang, Desiree dan DTO 28. Sedangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada umur pengamatan 8 mst dan 10 mst
perlakuan dengan agens hayati, varietas
Tinggi Tanaman DTO 28 menghasilkan jumlah daun yang
Analisis ragam menunjukkan bahwa lebih tinggi dari pada varietas Granola
terjadi interaksi antara perlakuan agens Lembang, Granola Kembang, Desiree dan
hayati dengan macam varietas terhadap Nadiya.Pengaruh dari agens itu sendiri
tinggi tanaman pada umur pengamatan 6 mampu untuk meningkatkan ketersediaan
mst dan 8 mst (Tabel 1). Pada umur asupan nutrisi tanaman dalam tanah dan
pengamatan 6 mst perlakuan dengan agens juga dapat menjaga keberlangsungan biota
hayati, varietas DTO 28 menghasilkan tinggi dalam tanah terutama mikroorganisme yang
tanaman yang lebih tinggi dari pada varietas bersifat saprofit (menguntungkan) bagi
Granola Lembang, Granola Kembang, kesuburan tanah.
Desiree dan Nadiya. Sementara itu pada Menurut Suryanti et al. (2003) agens
umur pengamatan 8 mst menunjukkan hayati Trichoderma viride, Pseudomonas
bahwa varietas DTO 28 juga menghasilkan fluorescens dan Streptomyces sp. mampu
tinggi tanaman yang lebih tinggi dari pada mendekomposisi lignin, selulosa dan kithin
1829

Farid, dkk, Pengaruh Agens Hayati…

dari bahan organik menjadi unsur hara yang mampu meningkatkan pertumbuhan jumlah
siap untuk diserap tanaman. Hal ini sesuai batang, diameter batang dan hasil panen
dengan pernyataaan Bertham et al. (1996) karena adanya produksi metabolik
dalam Lehar (2012) pemberian bahan sekunder. Siddiqui dan Shaukat (2002)
organik yang didekomposisi oleh jamur menyatakan bahwa bakteri P. fluorescens
saprofit Trichoderma sp. mampu memacu dan Streptomyces sp. mengandung
jumlah batang, jumlah daun dan diameter senyawa zat antibiotik yang sangat efisien
batang. dalam mengendalikan penyakit dari jenis
jamur terutama penyakit Sclerotium rolfsii,
Jumlah Batang Rhizoctonia solani, layu Fusarium
Hasil analisis ragam menunjukkan oxysporum dan layu bakteri R.
bahwa terjadi interaksi antara perlakuan solanacearum.
agens hayati dengan macam varietas
terhadap jumlah batang pada umur Diameter Batang
pengamatan 8 mst (Tabel 3). Pada umur Berdasarkan hasil analisis ragam
pengamatan 8 mst menunjukkan bahwa diameter batang, perlakuan agens hayati
varietas Nadiya menghasilkan jumlah menunjukkan terjadi interaksi dengan
batang yang lebih tinggi dari pada varietas macam varietas terhadap diameter batang
Granola Lembang, Granola Kembang, pada umur pengamatan 8 mst dan 10 mst
Desiree dan DTO 28 baik perlakuan tanpa (Tabel 4). Pada umur pengamatan 8 mst
agens hayati maupun perlakuan dengan dan 10 mst menunjukkan bahwa varietas
agens hayati. Desiree menghasilkan diameter batang
Respon agens hayati T. viride, P yang lebih tinggi dari pada varietas Granola
fluorescens dan Streptomyces sp. pada Lembang, Granola Kembang, DTO 28 dan
awal pertumbuhan tanaman membutuhkan Nadiya baik pada perlakuan tanpa agens
waktu untuk memperbanyak diri dalam hayati maupun pada perlakuan dengan
pupuk organik, sekaligus berperan sebagai agens hayati.
biodekomposer bahan organik dalam Pertumbuhan tanaman dipengaruhi
menyediakan unsur hara bagi tanaman. oleh ukuran diameter batang tanaman.
Semakin banyak mikroorganisme yang ada Ukuran diameter batang mempengaruhi dari
pada pupuk organik dapat membantu pertumbuhan dan hasil tanaman itu sendiri,
proses metabolisme dalam tanah sehingga semakin besar ukuran diameter batang
tanah lebih mampu menyediakan unsur maka pertumbuhan dan hasil tanaman
hara yang diperlukan oleh tanaman. kentang juga akan semakin besar pula.
Namun, peran agens hayati sangat Peran agens hayati dapat meingkatkan
tergantung pada nutrisi yang berasal dari pertumbuhan diameter batang karena
bahan organik tanah. Menurut Wulandari adanya produksi metabolik sekunder yang
(2014) apabila laju fotosintesis berlangsung terkandung dalam zat antibiotik dari agens
dengan baik, yang ditandai dengan hayati tersebut.
pertumbuhan dan perkembangan yang Menurut Purwanti (2002) Agens
cepat, maka fotosintat yang dihasilkan hayati memliki potensi dalam menginduksi
berupa biomassa tanaman seperti akar, ketahanan sistemik tanaman dalam
daun dan batang akan semakin banyak. melawan kehadiran jamur patogen
Batang merupakan salah satu organ penyebab penyakit tanaman termasuk di
penting yang dimiliki tanaman dalam dalamnya adalah kelompok patogen jamur
menunjang sistem pertumbuhan dan P. infestans, layu bakteri R. solanacearum.
perkembangan tanaman. Perhitungan Tanaman memiliki ketahanan terhadap
jumlah batang menunjukkan seberapa jamur patogen yang ditunjukkan dengan
besar hasil dari fotosintat yang dapat ketahanannya terhadap infeksi yang
diserap oleh batang yang dimiliki oleh disebabkan oleh jamur patogen tersebut
tanaman. Hasil penelitian Kuswinanti (2006) dengan membatasi aktivitasnya, sehingga
menyatakan bahwa peran agens hayati T. tidak dapat tumbuh atau berkembang biak
viride, P. fluorescens, Streptomyces sp. yang berakibat terhadap pertumbuhan dan
1830

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 11, November 2017, hlm. 1826 – 1834

Tabel 1 Tinggi Tanaman Akibat Interaksi Antara Pemberian Agens Hayati dengan Macam
Varietas pada Umur Pengamatan 6 mst dan 8 mst
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan Tanpa Agens Hayati Agens Hayati
Umur 6 mst
Granola Lembang 38,00 ab 31,17 a
Granola Kembang 39,92 ab 32,58 a
Desiree 41,33 ab 49,92 bcd
DTO 28 59,25 cd 61,67 d
Nadiya 47,75 bc 56,75 cd
BNT 5% 13,37
Umur 8 mst
Granola Lembang 38,58 abc 35,50 ab
Granola Kembang 38,92 abc 30,58 a
Desiree 54,33 def 49,92 cde
DTO 28 66,58 f 61,00 ef
Nadiya 46,42 bcd 59,08 def
BNT 5% 12,85
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; mst = minggu setelah tanam.

Tabel 2 Jumlah Daun Akibat Interaksi Antara Pemberian Agens Hayati dengan Macam Varietas
pada Umur Pengamatan 8 mst dan 10 mst
Jumlah Daun (Helai) pada Umur
Perlakuan Tanpa Agens Hayati Agens Hayati
Umur 8 mst
Granola Lembang 30,58 ab 34,08 abc
Granola Kembang 27,33 a 30,00 ab
Desiree 27,25 a 29,42 ab
DTO 28 34,42 abc 43,17 c
Nadiya 40,42 bc 37,33 abc
BNT 5% 12,14
Umur 10 mst
Granola Lembang 26,92 bcd 28,08 cd
Granola Kembang 24,33 abc 22,00 a
Desiree 22,58 ab 28,42 cd
DTO 28 26,75 bcd 34,50 e
Nadiya 30,75 de 29,33 d
BNT 5% 4,74
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; mst = minggu setelah tanam.
Tabel 3. Jumlah Batang Akibat Interaksi Antara Pemberian Agens Hayati dengan Macam
Varietas pada Umur Pengamatan 8 mst
Jumlah Batang
Perlakuan Tanpa Agens Hayati Agens Hayati
Umur 8 mst
Granola Lembang 1,42 ab 1,00 a
Granola Kembang 2,00 bc 3,08 d
Desiree 1,50 abc 2,08 c
DTO 28 1,17 a 1,92 bc
Nadiya 2,83 d 3,17 d
BNT 5% 0,65
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; mst = minggu setelah tanam.
1831

Farid, dkk, Pengaruh Agens Hayati…

Tabel 4 Diameter Batang Akibat Interaksi Antara Pemberian Agens Hayati dengan Macam
Varietas pada Umur Pengamatan 8 mst dan 10 mst
Diameter Batang (mm) pada Umur
Perlakuan Tanpa Agens Hayati Agens Hayati
Umur 8 mst
Granola Lembang 18,58 ab 18,16 a
Granola Kembang 19,22 b 18,78 ab
Desiree 21,96 d 23,51 e
DTO 28 20,68 c 23,45 e
Nadiya 21,54 d 20,53 c
BNT 5% 0,67
Umur 10 mst
Granola Lembang 19,92 b 21,16 d
Granola Kembang 21,55 cd 21,78 d
Desiree 23,96 e 26,18 f
DTO 28 17,34 a 21,45 cd
Nadiya 20,54 bc 19,53 b
BNT 5% 1,10
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; mst = minggu setelah tanam.

hasil tanaman. Hasil penelitian Yedidia et al. karena hasil produksi fotosintat tanaman
(2011) menyatakan bahwa sifat ketahanan sangat ditentukan pada saat fase
secara biokimia dapat terjadi sebelum atau pertumbuhan vegetatif tanaman itu sendiri.
sesudah terjadi interaksi antara inang
dengan patogen yang menghasilkan zat Hasil Umbi
fitoaleksin yang berperan dalam mekanisme Analisis ragam menunjukkan bahwa
ketahanan jaringan tanaman yang terjadi interaksi antara perlakuan agens
berdampak kepada proses metabolism hayati dengan macam varietas terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kentang. hasil umbi per petak, hasil umbi per
tanaman dan hasil umbi ton per hektar
Jumlah Umbi (Tabel 6). Interaksi tersebut menunjukkan
Analisis ragam menunjukkan bahwa bahwa dengan pemberian agens hayati T.
tidak terjadi interaksi antara perlakuan viride, P. fluoresecens, Streptomyces sp.
agens hayati dengan macam varietas mampu meningkatkan hasil umbi per petak,
terhadap jumlah umbi per tanaman (Tabel hasil umbi per tanaman dan hasil umbi
5). Pada pengamatan jumlah umbi per (ton/ha) yang lebih tinggi bila dibandingkan
tanaman tidak terjadi perbedaan antara dengan perlakuan tanpa agens hayati. Hal
perlakuan yang tidak diberi agens hayati ini disebabkan karena adanya peningkatan
dengan perlakuan yang diberi agens hayati. aktivitas pertumbuhan tanaman kentang
Varietas DTO 28 menghasilkan jumlah umbi yang ditandai dengan peningkatan jumlah
per tanaman yang lebih tinggi dari pada daun, diameter batang, hasil umbi per
varietas Granola Lembang, Granola petak, hasil umbi per tanaman dan hasil
Kembang dan Desiree, akan tetapi varietas umbi (ton/ha).
DTO 28 tidak berbeda dengan varietas Laju asimilasi fotosintat yang
Nadiya. diperoleh dari hasil fotosintesis dapat
Jumlah produksi umbi mempunyai berjalan dengan baik sehingga translokasi
hubungan yang erat dengan jumlah batang fotosintat ke bagian umbi dapat optimal.
yang dihasilkan. Menurut Wulandari (2014) Menurut Wachjadi et al. (2013) menyatakan
hasil panen kentang selalu didapat umbi bahwa kandungan senyawa fenol pada
yang bervariasi besarnya. Bila pertumbuhan tanaman berhubungan langsung dengan
tanaman kentang pada saat fase vegetatif tingkat ketahanan tanaman terhadap infeksi
semakin baik maka akan menghasilkan penyakit. Senyawa yang dimiliki oleh agens
umbi dengan ukuran yang lebih besar hayati terutama senyawa zat antibiotik yang
1832

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 11, November 2017, hlm. 1826 – 1834

Tabel 5 Jumlah Umbi Akibat Pemberian Agens Hayati dengan Macam Varietas
Jumlah Umbi
Perlakuan
Jumlah Umbi Per Tanaman
Tanpa Agens Hayati 6,25
Agens Hayati 6,58
BNT 5 % tn
Granola Lembang 4,83 a
Granola Kembang 4,71 a
Desiree 5,67 a
DTO 28 8,54 b
Nadiya 8,33 b
BNT 5% 1,75
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata; mst = minggu setelah
tanam.

Tabel 6 Hasil Umbi Akibat Interaksi Antara Pemberian Agens Hayati dengan Macam Varietas
Hasil Umbi Per Petak Hasil Umbi
Hasil Umbi (ton/ha)
(kg/2,1 m2) Per Tanaman (g)
Perlakuan Tanpa Tanpa Tanpa
Agens Agens Agens
Agens Agens Agens
Hayati Hayati Hayati
Hayati Hayati Hayati
Granola Lembang 2,67 a 2,77 ab 193,42 ab 179,33 ab 9,52 a 9,74 a
Granola Kembang 2,80 bc 2,90 c 156,00 a 186,92 ab 10,00 a 10,21 a
Desiree 3,52 d 2,70 ab 193,75 ab 212,08 ab 12,56 b 9,51 a
DTO 28 3,62 d 4,52 e 213,88 ab 246,17 b 12,92 b 15,90 c
Nadiya 4,45 e 5,60 f 245,83 b 224,58 ab 15,89 c 19,72 d
BNT 5% 0,13 87,81 1,58
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; mst = minggu setelah tanam.

sangat berperan penting dalam bahwa penurunan produksi umbi tidak


mengendalikan layu bakteri R. hanya karena danya penurunan produksi
solanacearum. Bakteri layu bakteri ini bahan kering tanaman akibat dari turunnya
sangat berakibat buruk terhadap produk karbohidrat ke umbi, tetapi juga
pertumbuhan dan hasil tanaman kentang karena terjadi penurunan distribusi
karena merupakan penyakit penting pada karbohidrat ke umbi karena pendeknya
tanaman kentang dan famili solanaceae proses masa pengisian umbi (Minhas,
terutama di dataran medium. Hal ini sesuai 2005). Peranan agens hayati jamur kapang
dengan hasil penelitian Khalafalla (2001) dari golongan Trichoderma sp. baik itu T.
ukuran umbi berpengaruh nyata terhadap viride maupun T. harzianum mampu
hasil panen kentang. Pengaruh hasil umbi meningkatkan ketahanan terhadap penyakit
dari tanaman kentang tidak lepas dari dan mengurangi tingkat kematian tanaman,
pengaruh agens hayati yang berfungsi sehingga tanaman tetap memberikan hasil
sebagai musuh alami yang bersifat panen yang maksimal (Hermawan, 2013).
antagonis karena memiliki senyawa zat Menurut Basuki dan Kusmana (2005)
antibiotik yang dapat untuk digunakan menyatakan bahwa Trichoderma sp. sangat
dalam mengendalikan patogen tanaman. baik diaplikasikan pada lahan pertanian
Tekanan suhu tinggi dan adanya penurunan karena bersifat saprofit yaitu tumbuh
laju fotosintesis pada tanaman kentang dibagian tanaman tanpa membahayakan
dapat berakibat terhadap menurunnya hasil tanaman inang serta bersifat antagonis
umbi kentang. Hal ini terjadi karena proses terhadap jamur dan bakteri patogen. Agens
translokasi hasil fotosintat ke umbi tidak hayati T. viride, P. fluorescens dan
berjalan dengan baik. Hal ini membuktikan Streptomyces sp. memiliki mekanisme
1833

Farid, dkk, Pengaruh Agens Hayati…

penghambatan terhadap patogen dengan 1996. Membandingkan Kemampuan


cara menghasilkan senyawa antibiotik, Gliocladium, Paceilomyces dan
kompetisi terhadap nutrisi, maupun Trichoderma dalam Mereput Jerami
parasitisme terhadap patogen. Agens hayati Padi Gogo Sawah. Jurnal Penelitian
mampu untuk menghasilkan hormon yang Pertanian Terapan. 5 (2) : 63-73.
dapat membantu dalam proses Hanuddin dan Marwoto. 2003.
metabolisme tanaman. Hormon yang Perbanyakan Bibit Kentang
dihasilkan oleh bakteri Steptomyces sp. Berkualitas Tinggi Bebas Penyakit.
ialah hormone auksin IAA (indole-3-Acetid Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Acid) yang berperan untuk menstimulasi Provinsi Jawa Barat. Balai Benih
pertumbuhan tanaman (Soesanto, 2004). Induk Kentang Pangalengan. Journal
of Japan International Cooperation
KESIMPULAN Agency. 5 (3) : 72-83.
Khalafalla, A. M. 2001. Effect of Plant
Pengaruh agens hayati terhadap 5 macam Density and Seed Size on Growth
varietas menunjukkan adanya interaksi and Yield of Solanum Potato in
pada parameter pertumbuhan (tinggi Khartoum State, Sudan. African Crop
tanaman umur 6 mst dan 8 mst, jumlah Science Journal. 9 (1): 77-82.
daun umur 8 mst dan 10 mst, jumlah batang Kuswinanti, T. 2006. Trichoderma
umur 8 mst, diameter batang umur 8 mst harzianum dan Gliocladium virens
dan 10 mst) dan parameter hasil umbi (hasil dalam Menekan Pertumbuhan
umbi per petak, hasil umbi per tanaman dan Sclerotium rolfsii Penyebab Penyakit
hasil umbi ton/ha). Varietas Nadiya Busuk Pangkal Batang Tanaman
menunjukkan respon pertumbuhan dan Kacang Tanah. Jurnal Agroindustri
hasil terbaik di dataran medium Tanaman. 3 (1): 42-52.
Poncokusumo Malang dengan hasil umbi Lehar, L. 2012. Pengujian Pupuk Organik
mencapai 19,72 ton/ha. Agens Hayati Trichoderma sp.
Terhadap Pertumbuhan Kentang
DAFTAR PUSTAKA (Solanum tuberosum L.). Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan. 12 (2):
Arsensi. 2012. Pengaruh Pemberian 115-124.
Ekstrak Daun Sirih Terhadap Minhas. 2005. Heat Tolerance and
Penyebab Penyakit Bulai Pada Assimilate Transport in Different
Tanaman Jagung Manis (Zea mays Potato Genotypes. Jurnal of
L. Saccharata). Jurnal Ziraa’ah. 33 Eksploration Botany. 42 (7): 861-866.
(1):17-21. Nurbaelis dan Martinus. 2009.
Badan Pusat Statistik. 2013. Luas Panen, Pemanfaatan Agens Antagonis dalam
Produksi dan Produktivitas Kentang Pengendalian Penyakit Tanaman
2009-2010. http://www.bps.go.id. Pangan dan Hortikultura. Jurnal
Diakses [1 Oktober 2015]. Hortikultura. 4 (2) : 33-42.
Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Purwanti. 2002. Penyakit Hawar Daun
2013. Luas Panen dan Produksi (Phytopthora infestans) pada
Sayur Buah Semusim Kabupaten dan Kentang dan Tomat. Identifikasi
Kota Jawa Tengah. http://www.bps- Permasalahan di Indonesia. Jurnal
jateng.go.id. Diakses [1 Oktober Buletin Agronomi Biologi. 5 (2): 67-
2015]. 72.
Basuki, R. S. dan Kusmana. 2013. Siddiqui, I. A. dan S. S. Shaukat 2002.
Evaluasi Daya Hasil 7 Genotip Resistance Againts The Damping-Off
Kentang pada Lahan Kering Bekas Fungus Rhizoctonia solani
Sawah Dataran Tinggi Ciwidey. Systemically Induced by The Plant-
Jurnal Hortikultura. 15 (4): 248-253. Growth-Promoting Rhizobacteria
Bertham, Y. H., H. Bustaman, A. D. Pseudomonas aeruginosa (IE-65)
Nusantara, E. Inoriah dan Riwandi.
1834

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 11, November 2017, hlm. 1826 – 1834

and P. fluorescens (CHA0). Journal


of Phytopathology. 150 (3): 500-506.
Soesanto, L. 2004. Kemampuan
Pseudomonas fluorescens P60
Sebagai Agensia Pengendali Hayati
Penyakit Busuk Batang Kacang
Tanah In vivo. Jurnal Eugenia. 10 (1):
8-17.
Suryanti, T. Martoedjo, A. H.
Tjokrosoedarmono dan E.
Mugiastuti. 2003. Pengendalian
Penyakit Akar Merah Anggur dengan
Trichoderma spp. Pros. Kongres
Nasional XVII dan Seminar Nasional
FPI, Bandung, 6-8 Agustus 2003.
Wachjadi, M., L. Soesanto, A. Manan dan
E. Mugiastuti. 2013. Pengujian
Kemampuan Mikroba Antagonis
Untuk Mengendalikan Penyakit
Hawar Daun Dan Layu Bakteri Pada
Tanaman Kentang Di Daerah
Endemis. Jurnal Agroindustri. 17 (2):
92-102.
Wulandari, A. 2014. Pengujian Bobot Umbi
Bibit Pada Peningkatan Hasil
Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum L.) G3 dan G4 Varietas
Granola. Jurnal Produksi Tanaman. 2
(1): 65-72.
Yedidia, L., Srivastra, A. K. Kapulnik, Y. I.
Charles. 2011. Effect of Trichoderma
harzianum on Microelement
Concentrations and Increased
Growth of Cucumber Plants. Journal
of Plant Soil. 7 (3): 235-242.

Anda mungkin juga menyukai