ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam nutrisi dan macam
varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tomat dengan fertigasi sistem tetes.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai April 2020 di Kebun Percobaan
Fakultas Pertanian UST Celeban UH III, Jln. Batikan, Yogyakarta dengan
ketinggian tempat sekitar 114 m dpl. Penelitian dilakukan dengan percobaan
faktorial 2 x 3, yang dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah macam larutan nutrisi yaitu: P1
(POC berbahan baku Vinasse dan feses domba), P2 (POC berbahan baku feses
Domba), P3 (AB Mix) sebagai kontrol. Fator kedua adalah macam varietas yaitu
V1 (tomat cherry jenis Ruby), V2 (tomat cherry jenis Rojita). Hasil penelitian
menunjukkan tidak terjadi intaraksi antara macam larutan nutrisi dan macam
varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tomat, kecuali pada variable saat berbunga
dan diameter buah. tidak terjadi beda nyata antara perlakuan macam larutan nutrisi
pada komponen pertumbuhan kecuali pada diameter batang. Perlakuan AB mix
menghasilkan diameter batang lebih besar daripada perlakuan larutan nutrisi yang
lain. Tidak ada beda nyata antara perlakuan varietas pada komponen pertumbuhan
kecuali jumlah tandan buah per tanaman. Varietas tomat Ruby menghasilkan tandan
bunga lebih banyak dari pada varietas Rojita. Perlakuan POC berbahan baku vinase
dan feces domba (P1V1) menghasilkan saat berbunga paling cepat, Perlakuan AB
mix pada varietas Rojita (P3V2) menghasilkan diameter buah paling besar.
Kata Kunci : macam nutrisi, macam varietas, tomat cherry.
ABSTRACT
The study had goal to identify the effects of kinds of nutrients solution and varieties
on the growth and yield of tomatoes by hydroponically drip irrigation system. The
research was carried out from January until April 2020 in the greenhouse of
Faculty of Agriculture, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa located in Batikan
street Celeban UH III, Yogyakarta having altitude of around 114 m above sea level.
1
The experiment was conducted by 2 x 3 experimental factorial arranged
byRandomized Complete Block Design (RCBD) with four replicatins.. The first
factor was the kind of nutrition solution i.e.: P1 (LOF made fromVinasse and goat
manure), P2 (LOF made from goat manure), and P3 (AB Mix) as control. The
second fator awas the variety of tomato i.e.: V1 (Ruby cherry tomato), V2 (Rojita
cherry tomato). that is no intaction between the solution of nutrition and the variety
of tomato growth and output, except in variable when flowering and fruit diameter.
There is no real difference between the treatment of nutrients in the component of
growth except in the diameter of the stem. AB Mix treatment produces a stick
diameter larger than any other nutrient solution. There is no real difference
between the treatment of varieties in component growth except the number of bunch
per plant. The variety of the ruby tomato produces more flowers than the rojita
variety. The vinase and taste of sheep (P1V1), which produces the fastest growing
flower, the treatment of ab mix in rojita varieties (P3V2) results in the fruit's largest
diameter.
Keyword: assortment of nutrition, variety, cherry tomato
PENDAHULUAN
Tanaman tomat merupakan salah satu tanamn holtikultura yang tumbuh di
dataran rendah hingga datara tinggi pada suhu 17- 30 ºC, penyinaran matahari
selama 10-12 jam, kelembaban 80% (Saputra, Gita. 2016). Tanaman tomat
termasuk sebagai tanaman sayuran buah yang banyak disukai masyarakat ditambah
bentuknya yang kecil dan unik sehingga mudah untuk dimakan sebagai buah segar,
rasanya yang manis, dan juga kandungannya yang baik untuk tubuh (Issirep, 2015).
Permintaan pasar akan tomat semakin lama semakin meningkat seiring
bertambahnya konsumen, Saat ini tomat cherry sering ditemukan di pasar modern
seperti supermarket, hypermarket dan di restoran-restoran untuk masakan seperti
salad, sedangkan tomat cherry di pasar tradisional masih sulit ditemukan, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan tomat cherry, Indonesia sering mengimport tomat
cherry dari luar negeri (Ali, 2013). Untuk memenuhi permintaan pasar akan tomat
cherry, perlu ditingkatkannya produktifitas tomat cherry, salah satunya yaitu
dengan memperbaiki sistem budidaya tomat (Leovini, 2012).
Budidaya tanaman tomat seperti tomat varietas Ruby dan Rojita dapat
dilakukan di lahan terbuka atau didalam polybag menggunakan fertigasi sistem
tetes. Penanaman tomat cherry menggunakan fertigasi sistem tetes bermanfaat
METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UST
Celeban UH III, Jln. Batikan pada ketinggian sekitar 114 m dpl. Penelitian
dilaksanakan pada 31 Januari sampai April 2020. Bahan yang digunakan adalah
benih tomat cherry varietas ruby dan rojita, pupuk organik cair formula Sunaryo
(2018), AB Mix, arang sekam, cocopeat, polybag, paranet, fungisida, dan air. Alat
yang digunakan adalah tray semai, TDS/EC/pH meter, gelas ukur, ember, hand
sprayer, bak penampung larutan nutrisi, selang air, polybag , pipa UK 5/8
inch, selang piping/pandepun UK 5mm, stick dripper, gunting/pisau, lem, gergaji
besi, pompa, time digital, bor, gerinda, tang, obeng, tali, kawat, paralon L&T, kran
air, tali majun, jangka sorong, meteran, dan timbangan digital.
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial 2 x 3, yang dilaksanakan dengan
menggunakan rancangan lingkungan yang disusun dalam Rancangan Acak
Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor 1 : Macam varietas jenis tomat cherry (V)
terdiri atas 2 level yaitu : V1 : tomat cherry jenis Ruby, V2 : tomat cherry jenis
Rojita. Faktor 2 : Macam nutrisi (P) terdiri atas 3 level yaitu : P1 ; Formula 1 (
berbahan baku Vinasse dan feses domba), P2 : Formula 2 (berbahan baku feses
Domba), P3 : Formula 3 (AB Mix) sebagai kontrol. Sehingga diperoleh 6 kombinasi
perlakuan masing – masing perlakuan diulang 4 kali, dan setiap ulangan terdiri atas
Tabel 1. Menunjukkan tidak ada beda nyata antara perlakuan macam larutan
nutrisi pada komponen pertumbuhan kecuali pada diameter batang. Perlakuan AB
mix menghasilkan diameter batang lebih besar dari pada perlakuan larutan nutrisi
yang lain. Tidak ada beda nyata antara perlakuan varietas pada komponen
pertumbuhan. Hal ini didiga bahwa unsur hara sintetis KNO3 sangat berperan
dalam masa pertumbuhan dan pembentukan karbohidrat untuk memacu
pertumbuhan tanaman tomat cherry. Jumlah kandungan hara sintetis KNO3
sebanyak 2,4 gr pada Larutan A dan 0,48 gr Larutan B. Hal ini sejalan dengan
penelitian Nurrohman et al. (2014) menyatakan bahwa peranan nitrogen bagi
tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif khususnya batang,
Tabel 1. Pengaruh macam nutris dan varietas terhadap tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter batang tanaman 57 HST
Pariabel Pertumbuhan
Macam Perlakuan Tinggi Jumlah
Diameter Batang
Tanaman Daun
(cm)
(cm) (Helai)
Larutan nutrisi
P1(Vinasse) 173,63 a 227,63 a 0,69 b
P2(Feses domba/intil) 185,13 a 271,25 a 0,76 b
P3(AB Mix) 192,25 a 287,94 a 0,98 a
ρ<F 0.4718 0.1103 0.0012
Varietas
V1(Ruby) 178,13 p 280,75 p 0,83 p
V2(Rojita) 189,67 p 243,79 p 0,78 p
ρ<F 0.3798 0.1170 0.3251
Keterangan : Rerata dalam kolom yang diikuti hurup sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan DMRT 5%.
Varietas tomat Ruby menghasilkan tandan bunga lebih banyak dari pada
varietas Rojita. Hal ini diduga bahwa perlakuan macam nutrisi dengan EC yang
tepat mampu meningkatkan kandungan dan ketersediaan hara pada pelakuan
varietas tomat Ruby (V1). Menurut Kusumawardhani dan Widodo (2003)
menyatak bahwa dalam suatu tanaman pada dasarnya dipengaruhi oleh komponen
hara yang diberikan. Sedangkan pada umur berbunga, umur buah, jumlah tandan
Tabel 2. Intraksi antara macam larutan nutrisi dan varietas saat berbunga dan
diameter buah.
Kombinasi Perlakuan
Variabel
Pengamatan P1V1 P1V2 P2V1 P2V2 P3V1 P3V2 ρ>F
Saat
25,38 c 37,25 a 39,88 a 41,13 a 29,50 b 41,25 a 0.0030
Berbunga
Diameter
1,96 b 2,03 b 1,80 b 1,59 c 2,06 b 2,46 a 0.0146
Buah
Keterangan : Rerata dalam baris yang diikuti hurup sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan LSD 5%.
Tabel 2. Menunjukkan Perlakuan POC berbahan baku vinase dan feces
domba (P1V1) menghasilkan saat berbunga paling cepat. Hal ini diduga bahwa
pengaruh ZPT yang terkandung pada POC (P1,P2) lebih baik banyak dari AB Mix
(P3). Sesuai dengan Husnul (2013) menyatakan bahwa ZPT pada POC dan MKP
53,04 gr pada AB Mix (P3) berperan dalam pembentukan tandan bunga, dengan
pembungaan tanaman melalui pengaktifan gen meristem bunga dengan
menghasilkan protein yang akan menginduksi ekspresi gen-gen pembentukan organ
bunga. Jumlah tandan bunga ternyata juga berkorelasi positif dengan jumlah
cabang, seperti yang dikemukakan oleh Sutapradja (2008) bahwa meningkatnya
jumlah tandan bunga dan jumlah bunga diakibatkan meningkatnya jumlah cabang,
sehingga semakin banyak cabang produktif akan menghasilkan jumlah tandan
bunga dan jumlah bunga yang lebih banyak. Menurut Yulisma (2011), kemampuan
tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal tidak hanya
dipengaruhii oleh sifat genetik suatu varietas saja, namun juga dipengaruhi faktor
lingkungan. Apriliani et al., (2016) menambahkan bahwa apabila suatu tanaman
tercukupi kebutuhan lingkungannya khususnya dari segi unsur hara maka tanaman
tersebut akan dapat mengekspresikan faktor genetiknya secara lengkap karena
dapat menyelesaikan siklus hidupnya secara utuh sehingga mampu menampilkan
potensi hasilnya. Berdasarkan variabel hasil tersebut diduga tanaman bunga kol
mendapatkan unsur hara yang cukup, karena unsur hara tidak hanya diberikan
Tabel 3. Pengaruh macam larutan nutrisi dan varietas terhadap komponen hasil
tanaman.
Variabel Komponen Hasil
Macam Perlakuan Jumlah Jumlah Jumlah Bobot
Panjang
tandan buah per buah per buah per
buah
bunga tandan tanaman tanaman
Larutan nutrisi
P1(Vinasse) 7,94 a 2,68 b 8,88 a 61,88 a 220,75 a
P2(Feses domba/intil) 6,88 a 2,35 c 11,98 a 42,50 a 198,63 a
P3(AB Mix) 7,75 a 3,04 a 10,36 a 54,50 a 245,00 a
ρ<F 0.8506 0.0010 0.3317 0.5182 0.8538
Varietas
V1(Ruby) 10,58 p 2,21 q 13,34 p 84,75 p 300,67 p
V2(Rojita) 4,46 q 3,18 p 7,47 q 21,17 q 142,25 q
ρ<F 0.0042 <.0001 0.0052 0.0011 0.0417
Keterangan ; Rerata dalam kolom yang diikuti hurup sama menunjukkan tidak beda
nyata berdasarkan DMRT 5%.
Susut Buah
0,38 0,36
0,32
Gambar 1. Grafik susut buah tomat varietas ruby (V1) dan varietas rojita (V2)
dengan perlakuan larutan nutrisi berbahan baku vinasse (P1), larutan nutisi feses
domba (P2) dan larutan nutrisi AB Mix (P3).
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi intaraksi antara macam larutan
nutrisi dan macam varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tomat, kecuali pada
variable saat berbunga dan diameter buah. Tidak ada beda nyata antara perlakuan
macam larutan nutrisi pada komponen pertumbuhan kecuali pada diameter batang.
Perlakuan AB mix menghasilkan diameter batang lebih besar daripada perlakuan
larutan nutrisi yang lain. Tidak ada beda nyata antara perlakuan varietas pada
komponen pertumbuhan. Varietas tomat Ruby menghasilkan tandan bunga lebih
banyak dari pada varietas Rojita. Perlakuan POC berbahan baku vinase dan feces
domba (P1V1) menghasilkan saat berbunga paling cepat, Perlakuan AB mix pada
varietas Rojita (P3V2) menghasilkan diameter buah paling besar. Pelakuan larutan
nutrisi (POC berbahan baku vinasse maupun fese dimba menghasilkan bobot buah
per tanaman sama dengan control (AB Mix). Varietas ruby menghasilkan bobot
buah per tanaman lebih tinggi dari pada varietas rojita.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, I. 2013. Budidaya Tomat Cherry Menjanjikan. http://peluang usaha
kontan.co.id. Diakses pada tanggal 22 Maret 2020.
Apriliani, I., Heddy, S. & Suminarti, N., 2016. Pengaruh kalium pada pertumbuhan
dan hasil dua varietas tanaman ubi jalar (Ipomea batatas (L.) Lamb). Jurnal
Produksi Tanaman, 4(4), pp. 264–270.
Embarsari, R. P., Taofik, A., Frasetya, B., & Qurrohman, T. (2017). Pertumbuhan
dan Hasil Seledri (Apium Graveolens L.) pada Sistem Hidroponik Sumbu
dengan Jenis Sumbu dan Media Tanam Berbeda. Jurnal Agro, 2(2), 41–48.
Grimstad.
Husnul, Ana H. 2013. Pengaruh Hormon Giberelin dan Auksin terhadap Umur
Pembungaan dan Persentase Bunga menjadi Buah pada Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Hort.11(1)Hal 66-72.