Anda di halaman 1dari 30

DAERAH PERTUMBUHAN TANAMAN

JURNAL

OLEH

EMI VIDYA ARIFINA


1503011141
AGROEKOTEKNOLOGI 3A

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini.

Adapun judul jurnal ini adalah “ Daerah Pertumbuhan Tanaman ” yang

merupakan salah satu syarat untuk mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Ir. Ratna Rosanty Lahay,M.P., Ir.Meiriani,M.P., Ir. Lisa Mawarni, M.P. ,

Ir. Haryati ,M.P., dan Ir. Revandy I.M. Damanik,M.Sc selaku dosen mata kuliah

serta kepada Abang dan Kakak asisten yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan jurnal ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga jurnal ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L. )
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Daerah Pertumbuhan Tanaman

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Bahan dan Alat
Prosedur Praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pembahasan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semua organisme dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis.

Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme mengalami pertumbuhan

dan perkembangan. Berlangsungnya proses perubahan biologis dipengaruhi oleh

tersedianya faktor-faktor pendukung. Perubahan tanaman kecil menjadi tanaman

dewasa dan menghasilkan buah berawal dari satu sel zigot menjadi embrio,

kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun.

Demikian pula hewan, tumbuh dari satu sel zigot menjadi embrio, kemudian

berkembang menjadi satu individu lengkap dengan organ-organ yang dimiliki,

seperti kaki, kepala, dan tangan. Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada

makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi)

yang bersifat irreversibel disebut pertumbuhan (Haryoto, 2009).

Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam

ukuran yang bersifat irreversible. Karena bersifat multi sel maka pertumbuhan

bukan saja dalm voume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel,

banyaknya protoplasma, dan tinggkat kerumitan. Proses pertumbuhan sebagian

besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel. Umumya daerah

pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apikal dari tunas akar.

Pertumbuhan dapat di defenisikan sebagai pembelahan dan pembesaran sel, tetapi

defenisi yang paling umum dipakai adalah pertambahan berat kering yang juga

meliputi diferensiasi. Letak pertumbuhan adalah pada meristem ujung, lateral, dan

interkalar (Putri, 2012).


Pada umumnya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem

apical dari tunas dan akar. Pertumbuhan variasi pertambahan panjang tiap lokus

batang. Nilai pertambahan panjang terbesar adalah pada lokus yang terletak pada

area dekat tunas (shoot). Daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari

ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah

ujung (tunas). Sedangkan pertambahan panjang tiap lokus pada akar tidak

diketahui pertambahan panjang terbesar dikarenakan kecambah mati

(Sumardi, 2008).

Pertumbuhan adalah proses normal dari pembesaran ukuran organisme

yang disebabkan oleh accretion (pertumbuhan) jaringan tubuh. Pertumbuhan

adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang

bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang

atau satuan berat (Hanafiah, 2010).

Pada sel yang berkembang akan terjadi 3 dalam tahap, yaitu pembelahan

sel (cleavage), morfogenesis, dan diferensiasi sel. Pembelahan sel merupakan

tahap duplikasi sel menjadi banyak dan menjadi salah satu faktor utama

perkembangan. Perkembangan oleh pembelahan sel dimulai sejak zigot (pada

manusia) menjadi jaringan embrional hingga menjadi manusia, sedangkan pada

tumbuhan, dimulai dari zigot pada bakal biji menjadi kotiledon, akar, dll.

Morfogenesis merupakan perkembangan bentuk, seperti biji berkecambah, akar

menjadi sistem akar, dan tunas menjadi tunas tumbuhan. Differensiasi sel

merukapan proses di mana sel dijadikan memiliki fungsi-fungsi biokimia dan

morfologi khusus, seperti embrio yang berkembang dan memiliki struktur dan

fungsi khusus saat dewasa (Sari, 2012).


Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui daerah

pertumbuhan pada batang kecambah kacang hijau (Vigna radiat L.) dan daerah

petumbuhan akar pada kecambah kacang tanah (Arachis hypogeal L. ).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan

dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.)

Sistematika kacang tanah dalam taksonomi adalah: Kingdom : Plantae

;Divisi : Spermatophyta ;Subdivisio : Angiospermae ; Kelas : Dicotyledoneae;

Ordo : Rosales ; Famili : Leguminosea ; Genus : Arachis ; Spesies : Arachis

hypogea L. ( Sitepu, 2014).

Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang

tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm,

namun ada yang mencapai 80 cm. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh

lurus ke dalam tanah hingga kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut

tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut. (Irwan, 2006).

Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak

lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar yang

bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar ini dapat mati

dan dapat juga menjadi akar yang permanen/tetap. Bila menjadi akar tetap, maka

akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan. Kadang-kadang polongnya

mempunyai alat pengisap seperti bulu akar yang dapat menyerap makanan

(Irwanto, 2011).

Biji kacang tanah terdapat di dalam polong. Contoh biji kacang tanah.

Kulit luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di

dalamnya. Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar

karena berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong. Warna biji

kacang pun bermacam-macam: putih, merah kesumba, dan ungu. Perbedaan-

perbedaan itu tergantung pada varietas-varietasnya (Nurwida, 2004).


Kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap. Setiap helai daun

terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daunnya sedikit berbulu, berfungsi

sebagai penahan dan penyimpan debu dan obat semprotan. Sedangkan gerakan

nyetittropic merupakan aktifitas daun sebagai persiapan diri untuk dapat

menyerap cahaya matahari sebanyak-banyaknya (Sitepu, 2014).

Syarat Tumbuh

Iklim

Kacang tanah relatif toleran kekeringan dan membutuhkan sekitar minimal

400 mm curah hujan selama masa pertumbuhan. Untuk pertumbuhan optimal

dibutuhkan curah hujan tahunan 750 - 1250 mm. Suhu merupakan faktor

pembatas utama untuk hasil kacang tanah, untuk perkecambahan dibutuhkan

kisaran suhu 15 - 450 °C. Selama masa pertumbuhan, dibutuhkan suhu dengan

rata-rata 22-270 °C. Cuaca kering diperlukan untuk pematangan dan panen

(Sitepu, 2014).

Iklim memiliki pengaruh besar terhadap pertanaman kacang tanah. Faktor

iklim terdiri atas suhu, cahaya, dan curah hujan. Secara umum, tanaman ini

tumbuh paling baik dalam kisaran suhu udara 25-35°C dan tidak tahan terhadap

embun dingin. Suhu tanah merupakan faktor penentu dalam perkecambahan biji

dan pertumbuhan awal tanaman. Suhu tanah yang ideal untuk perkembangan

ginofor adalah 30-34 °C, sementara suhu optimal untuk perkecambahan benih

berkisar antara 20-30°C (Ratnapuri, 2008).

Di Indonesia kacang tanah cocok di tanam didataran rendah yang

ketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan

tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 250 -320 °C. Sedikit lembab
(rH 65%-75%). Curah hujan 800 1300mm per tahun dan tempat terbuka

(Irwanto, 2011).

Tanah

Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di

lahan sawah setelah padi. Kacang tanah dapat ditanam pada tanah bertekstur

ringan maupun agak berat, yang penting tanah tersebut dapat mengatuskan air

sehingga tidak menggenang. Akan tetapi, tanah yang paling sesuai adalah tanah

yang bertekstur ringan, drainase baik, remah, dan gembur (Harsono dkk.,2003).

Kemasaman (pH) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah 6.5 - 7.0.

Tanah yang baik sistem drainasenya akan menciptakan aerase yang lebih baik,

sehingga akar tanaman akan lebih mudah menyerap air, hara nitrogen, dan O2.

Drainase yang kurang baik akan berpengaruh buruk terhadap respirasi akar

tanaman, karena persediaan O2 dalam tanah rendah (Ratnapuri, 2008).

Tanah dan lingkungan yang ideal untuk pertanaman kacang tanah adalah

tanah yang cukup mengandung unsur hara makro dan mikro. Unsur hara mikro

antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrigen (N), Fosfor (F), kalium

(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S); sedangkan unsur hara mikro

antara lain besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum (Mo), seng (Zn), cuprum (Cu),

boron (B) dan klor (Cl) (Marzuki , 2007).

Botani tanaman kacang hijau ( Vigna radiata L. ).

Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Adapun klasifikasi

botani tanaman kacang hijau sebagai berikut, Divisi: Spermatophyta,

Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Leguminales,


Family : Leguminoseae, Genus : Phaseolus, Spesies : Vigna radiata L. (Sumarji,

2013).

Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi

menjadi 2, yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak

cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyeba. Sementara

xerophytes memiliki akar cabang lebih dan memanjang kearah bawah

(Suprapto, 2007).

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bevaria

siantara 30 –60 cm. Cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat

dan berbulu, berwarna hijau dan ada yang ungu. Batang kacang hijau berbentuk

bulat dan berbuku-buku. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun,

kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-

masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan

ketinggian mencapai 1 meter (Sumarji, 2013).

Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun

berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau

tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.

Bunga kacang hijau termasuk bunga sempurna (hermaprodite), dapat menyerbuk

sendiri, berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning. Biasanya berbunga 30 –70

hari, dan polongnya menjadi tua 60 –120 hari setelah tanam. Perontokan bunga

banyak terjadi, mencapai 90%.Persilangan masih juga terjadi sampai 5%. Bunga

biasanya diserbuki pada malam hari, sebelum mekar pagi hari berikutnya

(Suprapto, 2007).
Bunganya besar, berdiameter 1 – 2 cm kehijauan sampai kuning cerah,

terletak pada tandan ketiak yang tersusun atas 5 – 25 kuntum bunga, panjang

tandan bunga 2 – 20 cm. Polongnya menyebar dan menggantung berbentuk

silinder, panjangnya mencapai 15 cm, sering lurus berbulu atau tanpa bulu dan

berwarna hitam atau coklat soga (towny brown) berisi sampai 20 butir biji yang

bundar. Biji berwarna hijau, memiliki warna yang kusam atau berkilap.

Perkecambahannya secara epigeal (Putra, 2011).

Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm.

setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau

pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau ,

setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai

rambut-rambut pendek atau berbulu.Biji kacang hijau berbentuk bulat. Biji kacang

hijau kecil dibandingkan biji kacang tanah atau biji kedelai, yaitu bobotnya hanya

sekitar 0,5-0,8 mg. kulitnya hijau berbiji putih. Bijinya sering dibuat kecambah

atau taoge (Sumarji, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Kacang hijau dapat ditanam di daerah iklim hangat dan di daerah

subtropik. Sebagian besar genotipnya memperlihatkan tanggapan terhadap hari

pendek. Kacang hijau adalah tanaman musim hangat dan tumbuh dibawah suhu

rata-rata yang berkisar 20 –400 C dengan suhu optimumnya 20 –300 C

(Putra, 2011).

Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya

rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman


yang diairi, misalnya padi. Tanaman ini tumbuh baik pada musim kemarau. Pada

musim hujan, pertumbuhan vegetatifnya sangat cepat sehingga mudah rebah.

Hambatan utama penanaman pada musim hujan adalah penyakit yang menyerang

daun dan polong (Suprapto, 2007).

Tanah

Tanaman kacang hijau menghendaki tanah tidak terlalu berat. Artinya

tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat tetapi mengandung bahan

organic tinggi. Adapun jenis tanah yang dianjurkan adalah latosol dan regosol.

Keasaman tanah (pH) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal yaitu antara

5.5-6.5. kacang hijau dapat dibudidayakan pada ketinggian 5-700 meter dpl

(Putra, 2011).

Lahan pertanaman kacang hijau sebaiknya di dataran yang rendah hingga

500 m dpl. Curah hujan yang rendah cukup di toleransi tanaman ini apalagi pada

tanah yang diairi seperti padi. Tanah yang ideal adalah tanah ber pH5,8 dengan

kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang yang cukup agar

bisa maksimalkan produksi (Jasmani, 2006).

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman satu musim dan dapat tumbuh

di segala macam jenis tanah yang mempunyai drainase baik, akan tetapi kacang

hijau 4 dapat tumbuh lebih baik pada tanah lempung sampai yang mempunyai

bahan organik tinggi. Biasanya jenis tanah yang bagi jagung, padi, kedelai, juga

baik bagi pertumbuhan kacang hijau. Keasaman tanah (pi I) tanah yang ideal bagi

pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah sedikit asam (5,8-6,5) pada tanah yang

sangat asam baik karena akan menghambat penyediaan makanan bagi tanaman

(Sumarji, 2013).
Daerah Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan tanaman terjadi manakala sel-sel dan atau jaringan meristem

yang masih aktif.Adapun letak pertumbuhan tanaman (letak jarringan meristem)

adalah pada ujung suatu organ (meristem apical).Meristem apical biasanya tetap

bersifat embronia dan mampu tumbuh dalam waktu yang tidak terbatas.Sehingga

disebut juga intermedinate meristem. Misalnya pada ujung batang dan ujung

akar(Harjadi, 1979).

Pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian vegetatif tanaman diatas

tanah terutama ditentukan oleh aktivitas meristem apical karena disini perimedia

daun terbentuk kerena pemanjangan batang permulaannya tergantung pada

jaringan batang permulaannya tergantung pada jaringan batang baru yang

terbentuk pada ujung dan karena banyak rangsangan hormonal yang menentukan

pertumbuhan dan perkembangan bagian tanaman berikutnya diketahui berasal dari

ujung itu sendiri maupun dari daun-daun muda yang terbungkus rapat membentuk

tunas apical (Kaufman, dkk. 1975).

Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti

yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya

proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya.

Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas.

Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding

lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel

diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan

pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang

biasanya 10 cm panjangnya (Sumardi, 2008).


Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit

lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan

sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan

yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas.

Pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh

letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa

sentimeter dibawah ujung (Pratama, 2009).

Empat daerah pertumbuhan akar, yaitu:a) Tudung akar, tudung akar

merupakan daerah akar yang paling ujung; b) Daerah meristem, daerah meristem

terletak di belakang tudung akar, yang meliputi meristem apikal (daerah pusat

pembelahan sel) dan derivatnya; c) Daerah pemanjangan, daerah pemanjangan sel

terletak di belakang daerah meristem. sel-selnya relative lebih tahan terhadap

kerusakan yang disebabkan radiasi dan bahan kimia beracun dibandingkan daerah

lain. Sel di daerah pemanjangan ini juga berfungsi sebagai penyimpan makanan;

d) Daerah diferensiasi, bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel

ini mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan

tunas lateral yang sebenarnya (Solikin, 2013).

Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas.

Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding

lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel

diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan

pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang

biasanya 10 cm panjangnya (Suhaeni, 2007).


Ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar terdiri atas unsur hara, air,

suhu, kelembaban, dan cahaya. Sedangkan factor dalam terdiri atas gen dan

hormone. Hormone terbagi atas auksin, sitokinin, giberelin, asam traumalin dan

kalin (Haryoto, 2009).

Pertumbuhan tanaman merupakan hasil interaksi yang kompleks antara

faktor internal (dalam) dan eksternal (luar). Faktor internal meliputi faktor intrasel

(sifat genetik/hereditas) dan intersel (hormonal dan enzim). Faktor eksternal

meliputi faktor lingkungan yaitu, makanan atau nutrisi, cahaya, air, suhu tanah, air

tanah dan mineral, kelembapan udara, suhu udara, cahaya dan sebagainya

(Herlina, 2013).

Gelas piala berfungsi untuk sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau

bahan kimia, untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif, dan sebagai

wadah untuk mencampur dan memanaskan cairan. Untuk mencegah kontaminasi

atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup. Gelas piala

tidak dapat digunakan untuk mengukur volume (Sumardi, 2008).

Tinta Cina merupakan tinta yang lazim digunakan dalam praktikum,

dikarenakan pewarnaan dengan tinta cina lebih cepat kering, warna lebih pekat,

tidak mudah luntur dan terjangkau untuk dicari (seperti murah dan mudah

didapat.) (Lakitan, 2007).

Lempeng kaca merupakan alat pendukung dalam praktikum yang banyak

digunakan. Lempeng kaca pada laboratorium digunakan agar reaksi dapat terlihat

dengan transparan dan jelas, serta cahaya matahari dan sinar lainnya pun dapat
menembus lempeng kaca tersebut dengan mudah. Sehingga cocok digunakan pada

praktikum khususnya untuk tumbuhan (Lakitan, 2007).

Kertas Merang adalah kertas yang terbuat dari bahan merang atau jerami,

merupakan produk lampau. Kertas Merang digunakan pada praktikum khususnya

dalam bidang biologi, karena kertas merang memiliki daya serap yang tinggi dan

dapat menjaga kelembaban air yang dikandungnya (Kaufman, 2008).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Percobaan dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 13.00-14.40

WIB.Percobaan dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi

Agroekoteknolgi FakultasPertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada

ketinggian sekitar 25 m di atas permukaan laut.

Bahan dan Alat Percobaan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kecambah

kacang tanah umur 3 hari 5 buah, epikotil kecambah kacang hijau umur 3 hari 5

buah sebagai objek pengamatan, Tinta Cina sebagai penanda nomor interval,

kertas merang untuk menjaga kelembaban media kecambah, air sebagai pelembab

media kecambah.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tusuk gigi

sebagai alat penanda, kertas milimeter untuk mengukur penanda, lempeng kaca

sebagai media peletakkan kecambah, karet gelang untuk melekatkan kecambah

pada lempeng kaca, gelas piala sebagai wadah objek pengamatan.

Prosedur Praktikum

A. Daerah Pertumbuhan Akar

1. Dilapisi lempeng kaca 7 x 10 cm dengan kertas merang kemudian basahi

dengan air.

2. Dipilihlah 5 kecambah kacang tanah yang berakar lurus yang panjang paling

sedikit 2 cm.
3. Diletakkan kecambah memanjang kertas millimeter dan dengan cepat

tandailah akar kecambah tersebut mulai dari ujung sebanyak 10 tanda yang

masing-masing berjarak 1 mm.

4. Diletakkan dan ikat kecambah-kecambah yang telah bertanda tadi dengan

menggunakan karet gelang pada lempengan kaca yang telah dillapisi kertas

merang basah. Usahakan tanda-tanda jangan terhapus.

5. Diletakkan dengan hati-hati lempengan kaca bersama kecambah ke dalam

gelas piala dan kemudian tuangkan sedikit air ke dalam gelas piala untuk

mencegah kekeringan

6. Disimpanlah gelas piala tadi ke dalam laci atau tempat yang aman. Setelah

48 jam ukurlah jarak antar tanda. Rata-ratakanlah angka yang di dapat

kemudian buatlah grafik pertumbuhan (nomor interval vs jarak mm)

B. Daerah Pertumbuhan Batang

1. Dipilihlah 5 kecambah kacang hijau dengan epikotil lurus

2. Dengan memakai kertas millimeter dan alat pemberi tanda garis

Ditandailah epikotil dengan 10 tanda masing-masing berjarak 2 milimeter

dimulai dari nodus daun pertama (ujung epikotil).

3. Diletakkan dan ikat kecambah tersebut kepada lempengan kaca yang telah

dilapisi kertas merah basah.

4. Disimpanlah dalam laci atau tempat yang aman. Setelah 72 jam ukurlah

jarak antara tanda tadi.

Rata-ratakanlah angka yang diperoleh kemudian buatlah grafik pertumbuhan

batang (angka pertumbuhan panjang vs nomor interval).


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komoditi : Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.)


Parameter: Daerah Pertumbuhan Akar (mm)
Interval Sampel Jumlah Rataan
1 2
1 2 2 4 2
2 1 1 2 1
3 1 1 2 1
4 1 2 3 1,5
5 2 1 3 1,5
6 1 1 2 1
7 2 2 4 2
8 1 1 2 1
9 1 2 3 1,5

Komoditi : Kacang Hijau ( Vigna radiata L. )


Parameter : Daerah Pertumbuhan Batang (mm)
Interval Sampel Jumlah Rataan
1 2
1 2 3 5 2,5
2 1 2 3 1,5
3 1 2 3 1,5
4 1 3 4 2
5 2 3 5 2,5
6 2 1 3 1,5
7 3 2 5 2,5
8 2 1 3 1,5
9 2 1 3 1,5
Pembahasan

Dari hasil pengamatan daerah pertumbuhan batang pada tanaman

kacang hijau (Vigna radiata L.) pada pengamatan pertumbuhan tertinggi pada

sampel 1 interval ke-7 yaitu 3 sedangkan yang terendah pada interval ke-2 ke-3

dan ke-4 yaitu 1. Pada sampel 2 pertumbuhan tertinggi adalah interval ke-1, ke-4,

ke-5 adalah 3 dan pertumbuhan terendah adalah pada interval ke-6, ke-8, ke-9

yaitu 1. Daerah ujung merupakan daerah pembelahan sel dan pemanjangan sel

dalam ruas tersebut, sehingga jumlah sel terus bertambah. Hal ini sesuai dengan

literatur Solikin (2012) yang menyatakan bahwa terdapat empat daerah

pertumbuhan akar, yaitu:a) Tudung akar, tudung akar merupakan daerah akar

yang paling ujung; b) Daerah meristem, daerah meristem terletak di belakang

tudung akar, yang meliputi meristem apikal (daerah pusat pembelahan sel) dan

derivatnya; c) Daerah pemanjangan, daerah pemanjangan sel terletak di belakang

daerah meristem. sel-selnya relative lebih tahan terhadap kerusakan yang

disebabkan radiasi dan bahan kimia beracun dibandingkan daerah lain.

Dari hasil pengamatan daerah pertumbuhan akar pada tanaman kacang

tanah (Arachis hypogeae L.) pada pengamatan pertumbuhan tertinggi pada sampel

1 adalah interval ke-1, ke-5, ke-7 yaitu 2 dan terendah pada interval ke-2,3,4,6,8,9

yaitu 1. Sedangkan pada sampel 2 pertumbuhan tertinggi pada interval ke- 2,4,7,9

yaitu 2 dan terendah pada interval ke-2,3,5,6,8 yaitu 1. Sel-sel memanjang dizona

pusat pembelahan, sehingga mendorong ujung akar. Hal ini sesuai dengan literatur

Sumardi (2008) bahwa daerah meristematis pucuk batang mengalami

pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar pembelahan sel pada batang

umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif,
meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif

melakukan proliferasi.

Pada saat praktikum, lempeng kaca yang telah dilapisi kertas merang dan

yang telah diletakkan tanaman hanya menyentuh air saja dan tidak sampai

tenggelam. Sesuai dengan literatur Kaufman (2008) bahwa hal ini dikarenakan

lempeng kaca sudah dilapisi oleh kertas merang yang memiliki daya serap yang

tinggi dan agar akar dapat tumbuh dengan cepat untuk meraih air sebagai

kebutuhan unsur haranya. Dan juga agar akar tanaman tidak busuk, karena jika

akar tanaman terendam air, maka akar tanaman tersebut akan busuk. Hal ini sesuai

dengan literatur yang menyatakan bahwa kertas merang digunakan pada

praktikum khususnya dalam bidang biologi, karena kertas merang memiliki daya

serap yang tinggi dan dapat menjaga kelembaban air yang dikandungnya Kertas

Merang memiliki daya serap yang tinggi. Pada percobaan daerah pertumbuhan

tanaman ini kertas merang cocok digunakan sebagi alat untuk menyerap air karena

daya serapnya yang tinggi.

Untuk memberi tanda pada akar dan batang tanaman pada percobaan kali

ini digunakan tinta cina dan bukan tinta lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur

Lakitan (2007) bahwa dikarenakan tinta cina merupakan tinta yang lazim

digunakan dalam praktikum, dikarenakan pewarnaan dengan tinta cina lebih cepat

kering, warna lebih pekat, tidak mudah luntur dan terjangkau untuk dicari (seperti

murah dan mudah didapat.)

Gelas piala digunakan pada praktikum kali ini karena berfungsi untuk

sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau bahan kimia. Hal ini sesuai

dengan literatur Sumardi (2008) bahwa gelas piala memiliki beberapa kegunaan
antara lain untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif, wadah untuk

melarutkan suatu zat atau bahan kimia dan sebagai wadah untuk mencampur dan

memanaskan cairan. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat

digunakan gelas arloji sebagai penutup. Gelas piala tidak dapat digunakan untuk

mengukur volume.

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor

luar dan faktor dalam. Hal ini sesuai literatur Haryoto (2009) yang menyatakan

bahwa faktor luar terdiri atas unsur hara, air, suhu, kelembaban, dan cahaya.

Sedangkan factor dalam terdiri atas gen dan hormone. Hormone terbagi atas

auksin, sitokinin, giberelin, asam traumalin dan kalin.


KESIMPULAN

1. Pada kacang hijau:

- interval tertinggi pada sampel 1 interval ke-7 yaitu 3 sedangkan yang

terendah pada interval ke-2 ke-3 dan ke-4 yaitu 1.

- interval tertinggi pada sampel 2 adalah interval ke-1, ke-4, ke-5 adalah

3 dan pertumbuhan terendah adalah pada interval ke-6, ke-8, ke-9 yaitu

1.

2. Pada kacang tanah:

- interval tertinggi pada sampel 1 adalah interval ke-1, ke-5, ke-7 yaitu 2

dan terendah pada interval ke-2,3,4,6,8,9 yaitu 1.

- Interval tertinggi pada sampel 2 ke- 2,4,7,9 yaitu 2 dan terendah pada

interval ke-2,3,5,6,8 yaitu 1.

3. Kertas merang memiliki daya serap yang tinggi dan dapat menjaga

kelembaban air yang dikandungnya.

4. Gelas piala digunakan pada praktikum kali ini karena berfungsi untuk

sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau bahan kimia.

5. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:

- faktor luar terdiri atas unsur hara, air, suhu, kelembaban, dan cahaya.

- faktor dalam terdiri atas gen dan hormone.


DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, M. 2010. Deteksi Dini Pertumbuhan Dan Status Gizi Murid Taman
Kanak-Kanak Duafa. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Harjadi, S. S., 1979, Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.

Haryoto, 2009. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Herlina, I. 2013. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Irwan, W.A. 2006. Budidaya Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata). Universitas
Padjajaran: Jatinangor.

Irwanto. 2011. Waktu Dan Jarak Tanam Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogeal
L.).Universitas Sumatera utara. Medan.

Jasmani. 2006. Respon Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) Varietas Walet


terhadap Jarak Tanam dan Pemupukan Phospor. Universitas Mercu
Buana.Yogyakarta.

Kaufman, P. B., Labavitch, J., Prouty, A. A. dan Ghosheh, N. S., 1975,


Laboratory Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing Co.Inc.
New York.

Kaufman. 2008. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Marzuki, 2007. Bertanam Kacang Tanah. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nurwida, 2004. Bertanam Kacang Tanah. Universitas Gadjah Mada Press.


Yogyakarta.

Pratama, T. A. 2009. Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi Fakultas


Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Padang.

Putra,A.S. 2011. Evaluasi Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek)
Untuk Kecambah (Tauge). Universitas Sumatera utara. Medan.

Putri, H. A. 2012. Daerah Tumbuh. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam Universitas Hasanuddin. Makassar.

Ratnapuri, I.2008. Karakteristik Pertumbuhan Dan Produksi Lima Varietas


Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sari, R., 2012. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian,
Universitas Andalas: Padang.

Sitepu, D. S. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah


(Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk
Kalium. Universitas Sumatera Utara.Medan.Suhaeni, 2007. Menanam
Kacang Hijau .Penerbit Nuansa. Bandung

Solikin. 2013. Pertumbuhan Vegetatif Dan Generatif Stachytarpeta jamaicensis


(L.) Vahl. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi. Surabaya

Suhaeni, 2007. Menanam Kacang Hijau .Penerbit Nuansa. Bandung.

Sumardi, I. 2008. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan tenaga Kependidikan, Jakarta.

Sumarji. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata (L)
Wilczek). Universitas Islam Kediri. Kediri.

Suprapto, H. S. 2007. Bertanam Kacang Hijau. Cet.XX, Penebar Swadaya.


Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai