Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang
mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena selain sebagai
penghasil gizi juga sebagai bahan campuran makanan dan obat-obatan. Tanaman
cabai di Indonesia mempunyai nilai ekonomi penting dan menduduki tempat kedua
setelah kacang- kacangan (Rompas, 2001).

Kegagalan panen cabai rawit bisa disebabkan dari berbagai faktor, hal ini
dibuktikan berdasarkan hasil wawancara kepada petani di Desa Dunu, Kecamatan
Monano, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo yang menyatakan bahwa
pada tahun 2019 terjadi kegagalan panen cabai rawit akibat faktor cuaca, serta
kurangnya persediaan air dan pupuk, sehingga pertumbuhan cabai tidak optimal dan
menyebabkan buah cabai rawit tidak tumbuh sama sekali dan mengakibatkan jumlah
pasokan cabai rawit sangat terbatas dan berimbas pada harga cabai rawit yang
melambung tinggi. Kenaikan harga yang terjadi bisa mencapai dua kali lipat dari
harga normal apalagi saat musim hujan dan musim kemarau biaya produksi
meningkat hingga tiga kali lipat karena serangan hama serangga dan penyakit.
Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam upaya peningkatan produksi
sayuran. Serangan organisme pengganggu tumbuhan terjadi di semua tahap
pengelolaan agribisnis sayuran, dimulai dari sebelum masa tanam, di pertanaman,
sampai penyimpanan dan pengangkutan produk. Kehilangan hasil tanaman sayuran
akibat serangan organisme pengganggu tumbuhan di pertanaman diperkirakan
dapat mencapai 25-100% dari potensi hasil. Serangan organisme pengganggu
tumbuhan menurunkan kualitas dan harga produk serta daya saing produk di
pasar. Secara ekonomis kerugian yang disebabkan organisme pengganggu
tumbuhan dapat mencapai hingga miliaran rupiah di setiap tahunnya (Setiawati,
2008).
Menurut Jumar (2000) banyak jenis serangga menimbulkan kerugian, karena
50% dari serangga adalah pemakan tumbuh- tumbuhan (fitofagus), selebihnya
adalah pemakan serangga lain (entomofagus) dan sisa-sisa tanaman. Serangga
tertarik pada tanaman, baik untuk dimakan atau sebagai tempat berlindung. Bagian
tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh serangga seperti daun, tangkai, ranting
maupun batang, juga nekstar, bunga dan cairan tanaman.
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya mengambil judul penelitian
“ Analisis jenis-jenis hama yang terdapat pada tanaman cabai di Desa Temas”.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja jenis-jenis hama yang terdapat pada tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.) di Desa temas.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hama yang terdapat pada
tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) di Desa temas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 JENIS – JENIS HAMA PADA TANAMAN CABAI
1 . ulat grayak

Ulat grayak adalah anak – anaknya ngegat. Nama ngengatnya Spodoptera litura.
Penampakan ngengatnya seperti pada gambar di bawah ini.

ngengat adalah indukan dari ulat grayak.


Ngengat akan bertelur dan ketika telurnya menetas akan menjadi ulat – ulat yang
jumlahnya sangat banyak.

Karena sekali bertelur, ngengat dapat menghasilkan telur sebanyak 2000 – 3000 butir.

Jumlah ulat sebanyak ini bisa menghabiskan daun cabai dalam semalam. Karena
ketika semakin besar ukuran ulatnya, makannya semakin banyak dan semakin cepat.

Ulat – ulat ini akan memakan daun cabai dari bagian bawah daun. Kemudian
menyisakan sedikit saja daun bagian atas sehingga daun terlihat seperti transparan.

Cabai akan terlihat gundul dengan daun yang hanya tersisa tulang – tulang daunnya
saja.

Ulat ini aktif pada malam hari. Sedangkan pada siang hari ulat bersembunyi.

Cara mengendalikan dan mengatasi ulat grayak pada cabai adalah sebagai berikut:

1. Memusnahkan tanaman yang terserang, ulat dan telur – telur ngengat yang
ditemukan.
2. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per
Ha atau 2 buah per 500 m2. Pemasangan perangkap dilakukan sejak tanaman
berumur 2 minggu.
3. Musuh alami dari ulat grayak adalah patogen Sl. NPV (Spodoptera
lituraNuclear Polyhedrosis Virus), Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana,
cendawan cordisep, Nematoda steinerma, predator Sycanus sp, parasitoid
Apanteles sp, Telenomus Spodopterae dan Peribeae sp.
4. Pestisida.
2 . Kutu kebul
Kutu kebul adalah serangga berwarna putih, dan sayapnya jernih ditutupi lapisan lilin
yang bertepung sehingga kalau terbang terlihat seperti kebul putih.
Serangan pada daun berupa bercak nekrotik, akibat serangan nimfa dan serangga
dewasa .

Pada saat populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan
tanaman.

kutu kebul pada tanaman cabai


Sekresi yang dikeluarkan oleh kutu Kebul dapat menimbulkan serangan jamur jelaga
yang berwarna hitam, menyerang berbagai stadia tanaman.

Cara mengatasi kutu kebul pada tanaman cabai bisa dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

1. Memusnahkan tanaman yang terserang dengan cara di bakar.


2. Menanam tanaman perangkap seperti jagung, kacang panjang dan orok – orok.
Lokasi tanaman perangkap dipinggir cabai sebagai pagar.
3. Tanaman perangkap tumpang sari. Contoh sawi sawian dan tagetes.Musuh
alami. Contoh: Menochilus sexmaculatus (mampu memangsa larva Bemisia
tabaci sebanyak 200-400 larva/hari), Coccinella septempunctata, Scymus
syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium parcesetosum, Orius albidipennis, dll.
Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. tabaci adalah Encarcia adrianae
(15 species), E. tricolor, Eretmocerus corni (4 species). sedangkan jenis
patogen yang menyerang B. tabaci, antara lain Bacillus thuringiensis,
Paeci/omyces farinorus dan Eretmocerus.
4. Pemasangan perangkap lekat kuning (40 buah/ha).
5. Pestisida dengan bahan aktif berbahan aktif permethrin , amitraz , fenoxycarb,
imidacloprid, bifenthrin , deltamethrin , buprofezin , endosulphan dan asefat.
BAB III
METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Lokasi penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan pada:
Tanggal : 20 juli 2022
Lokasi : Didesa Temas

4.2 Alat
Alat yang di gunakan:
 Bulpen
 Buku
 Hp (untuk merekam)
4.3 Hasil dan Pembahasan
Dari data lapangan yang ada maka hasil wawancara yang sudah di lakukan
Desa Temas Kecamatan Rote Barat Laut
serangga-serangga hama yang tertangkap pada tanaman cabai rawit di Desa
Temas adalah 2 jenis ulat grayak dan kutu kebul.
Deskripsi Jenis-jenis Serangga yang Ditermukan pada Tanaman
Cabai Rawit

1. ulat grayak

Ulat grayak termasuk hama yang memiliki banyak jenis. Setiap jenisnya memiliki
ciri berbeda-beda. memiliki ciri seperti bentuk tubuhnya lonjong dan warna kulitnya
hijau muda bercampur hitam.

Ciri ulat ini juga bisa dilihat pada bagian kepalanya. Kepala memiliki garis menyerupai
huruf Y terbaik. 

Ulat ini akan memakan daun cabai dari bagian bawah daun. Kemudian menyisakan
sedikit saja daun bagian atas sehingga daun terlihat seperti transparan.

Cabai akan terlihat gundul dengan daun yang hanya tersisa tulang – tulang daunnya
saja.
Cara mengendalikan dan mengatasi ulat grayak pada cabai adalah sebagai berikut:
1. Memusnahkan tanaman yang terserang, ulat dan telur – telur ngengat yang
ditemukan.
2. Menyemprotkan minyak pembasmi hama yaitu sidamentrin yang mengandung

2 . Kutu kebul

Kutu kebul adalah serangga berwarna putih, dan sayapnya jernih ditutupi lapisan lilin
yang bertepung sehingga kalau terbang terlihat seperti kebul putih.
Cara mengatasi kutu kebul pada tanaman cabai bisa dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

1. Memusnahkan tanaman yang terserang dengan cara di bakar.


2. Menanam tanaman perangkap seperti jagung, dan kacang panjang. Lokasi
tanaman perangkap dipinggir cabai sebagai pagar.
3. Dan menyemprotkan minyak hama yaitu sidamentrein
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Temas Kecamatan Rote


Barat Laut, menunjukkan bahwa jenis serangga hama yang ditemukan 2 jenis
yaitu ulat grayak dan kutu kebul

Saran

Perlu dilakukan penelitian menggunakan alat bantu penangkapan


serangga lainnya agar bisa ditemukan jenis serangga yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alouw, J. C., & Hosang, M. L. (2017). Sexava nubila (Orthoptera: Tettigoniidae):


Ledakan dan Kerusakannya pada Tanaman Kelapa Sawit [Sexava nubila
(Orthoptera: Tettigoniidae): Outbreak and Its Damage on Oil palm]. Buletin
Palma, 17(2), 97-104.
Anonim. 2001. Pengendalian Hama Jangkrik/Gangsir Pada Tanaman Cabai. Jawa
Tengah. Liptan (Lembar Informasi Pertanian).

Borror, D. J., Triplehorn, C.A., & Johnson N.F. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Edisi Terakhir. Diterjemahkan oleh : Partosoedjono, S. dan Brotowidjoyo, M.

Anda mungkin juga menyukai