Oleh
KELOMPOK IV
AGROTEKNOLOGI – C
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR 2012
1. Profil Petani
2. Kondisi Agroekosistem
Pak Dedi mengelola lahan sesuai dengan kebutuhan, yaitu seluas 50 bata sampai 1
ha, tapi lahan yang dikelolanya untuk ditanami dengan tanaman bawang merah saat ini,
hanya sekitar 150 m2 yang ditanami dengan bawang merah. Lahan yang digunakan oleh
Pak Dedi adalah lahan sewaan. Kawasan desa Cibogo dapat dikategorikan wilayah
dataran tinggi dengan ketinggian ( > 1000 dpl ). Tanah di daerah Desa Cibogo dapat
dikategorikan masuk kedalam Ordo Andisol. Sistem pertanaman yang diterapkan oleh
Pak Dedi adalah tumpangsari antara tanaman bawang merah, tanaman tomat, dan juga
tanaman seledri. Selain itu juga apabila iklim kurang cocok untuk menanam tanaman
bawang merah Pak Dedi menyelingi dengan menanam tanaman singkong dan kacang.
Dalam menanam tanaman bawang Pak Dedi baru memulainya sejak 1 tahun yang lalu.
Jenis tanaman yang berbatasan dengan lahan utama, sebelah barat terdapat jalan raya,
sebelah timur tanaman seledri, sebelah selatan lahan tomat, dan sebelah utara tanaman
seledri.
- Pengendalian
Pengendalian Hayati
Suatu teknik pengendalian hama secara biologi yaitu
dengan memanfaatkan musuh alami seperti prodator, parasitoid
dan pathogen. Keuntungan pengendalian hayati ini adalah
aman, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan tidak
menyebabkan resistensi (Jumar, 2000). Beberapa spesies
predator dari S. litura adalah Solenopsis sp, Paedorus sp,
Euberellia sp, Lycosa sp, dan laba-laba.
Pengendalian Secara Kultur Teknis
Pengendalian serangga hama dengan memodifikasi
kegiatan pertanian agar lingkungan pertanian menjadi tidak
menguntungkan bagi perkembangan hama. Usaha-usaha
tersebut mencakup sanitasi, pengolahan tanah, pergiliran
tanaman, pemupukan berimbang, penggunaan mulsa,
penggunaan tanaman perangkap (Endah dan Novisan, 2003).
Pengendalian Kimiawi
Usaha mengendalikan hama dengan menggunakan
bahan kimia pestisida yang mempunyai daya racun terhadap
serangga hama yang di sebut Insektisida. Insektisida dapat
bersifat racun perut, racun konkak, dan racun pernapasan.
Insektisida yang dapat bersifat racun perut seperti : Curacron
500EC dan Decis 2,5 EC ( Anonim, 1994 ). Pengendalian
ulat bawang pada tanaman bawang merah hingga saat ini masih
mengandalkan penggunaan insektisida secara intensik baik
dengan meningkatkan dosis maupun dengan meningkatkan
interval waktu penyemprotan dengan system kelender
( Moeksan dan Supriyadi, 1993 ).
Pestisida adalah semua zat campuran zat yang khusus di
gunakan untuk mengendalikan, mencegah gangguan serangga,
binatang mengerat, nematode, gulma, virus, bakteri, jasad renik
yang di anggap hama. Pestisida dapat di golongkan
berdasarkan sasaran yaitu insektisida untuk mengendalikan
serangga hama, fungisida untuk mengendalikan cendawan,
rodentisida untuk mengendalikan binatang pengerat,
nematisida untuk mengendalikan nematode, mulliksisida untuk
mengendalikan molluska atau siput, akarisida untuk
mengendalikan akarina atau tungau, herbisida untuk
mengendalikan gulma dan bakterisida untuk mengendalikan
bakteri (Rukmana dan Sugandi, 2002). Insektisida yang di
izinkan untuk pengendalian hama pada tanaman bawang merah
yaitu Atabron 50 EC, Buldok 25 EC, Curacron 500 EC, Larvin
375 AS, Larvin 75 WP, Matador 25 EC, Lannate 25 WP, Decis
2,5 EC, Drusband 20 EC, Metal 30 EC ( Anonim, 2004 ).
Insektisida Pratenofos 500 g/l dengan nama dagang
Curacron 500 EC merupakan racun kontak dan racun lambung
den termasuk dalam golongan organofosfat, Decis 2,5 EC
berbahan aktif Deltametrin 25 g/l dan termasuk golongan
piretroid yang bersifat racun kontak dan racun lambung serta
Dursband 200 EC barbahan aktif klorpiritos 200 g/l dan
termasuk golongan organotostak yang bersifat racun kontak
dan lambung.
b. Penyakit
Data Jenis Penyakit yang ditemukan pada pertanaman
Kingdom : Fungi
Divisi : Eumycota
Ordo : Hypales
Family : Dematiaceae
Genus : Alternaria,
- Morfologi
Pak Dedi tidak melakukan cara sampling penyakit secara khusus karena beliau juga tidak
mengerti, sampai saat ini juga belum terdapat hama atau penyakit yang menganggu. Jika dilihat
ada bagian tanaman yang rusak langsung saja diambil. Pak Dedi tidak mengetahui jenis musuh
alami yang ada, kalaupun dilihat memang tidak terlihat adanya musuh alaminya.
i) Sanitasi
j) Penggunaan perangkap
7. Kelembagaan
a) Apakah bpk/sdr dikunjungi/bertemu petugas penyuluh pertanian : Tidak pernah
b) Sepengetahuan bapak ada berapa kelompok tani di kampung/desa : Tidak ada,
karena mayoritas pada umumnya petani ingin berdikari
c) Apakah bapak menjadi anggota kelompok tani : Tidak
d) Apakah bapak menjadi anggota koperasi : Tidak
e) Apakah bapak tahu sumber pendanaan bagi usaha tani yang difasilitasi bank atau
pemerintah : Ya
b) Apakah bapak merasakan pestisida yang digunakan sudah tidak mempan lagi
Kadang-kadang tidak mempan karena akibat cuaca, sehingga cepat tercuci
senyawa pestisida di pertanaman
Kesimpulan
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pengetahuan petani mengenai konsep
pengendalian hama dan penyakit kurang baik.
Petani relatif menggunakan cara – cara pengendalian hama dan penyakit secara
konvensional, hal ini juga disebabkan tidak tergabungnya petani tersebut dalam GAPOKTAN
( Gabungan Kelompok Tani ) sehingga mengakibatkan petani kurang mengetahui
teknologi – teknologi pengendalian hama dan penyakit tanaman yang lebih modern.