1, 2020
Isolasi dan Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etil Asetat Jamur Endofit dari
Daun Matoa (Pometia pinnata)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak etil asetat jamur endofit yang diisolasi
dari daun matoa (Pometia pinnata). Isolasi jamur endofit menggunakan metode tuang dengan media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA). Hasil isolasi didapatkan 3 isolat jamur endofit dengan kode PpD1, PpD2, dan PpD3. Isolat
jamur endofit tersebut dikultivasi dengan medium beras selama 4 minggu dan diekstraksi menggunakan pelarut etil
asetat. Ekstrak etil asetat kemudian diuji aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, dan Candida albicans dengan menggunakan metode difusi agar. Ekstrak etil asetat jamur endofit PpD 3
memiliki diameter paling besar dengan rata-rata diameter hambat 13,378 mm pada bakteri Staphylococcus aureus,
ekstrak etil asetat jamur endofit PpD3 9,396 mm pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dan pada ekstrak etil asetat
jamur endofit PpD2 9,048 mm pada jamur Candida albicans. Pengujian aktivitas antimikroba menunjukkan semua
esktrak etil asetat jamur endofit daun matoa memiliki aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, dan Candida albicans. Hasil uji fitokima menunjukkan ekstrak etil asetat jamur endofit
daun matoa mengandung senyawa flavonoid, fenol dan tanin.
Kata kunci: Pometia pinnata; antimikroba; jamur endofit
Abstract
The study aim to determine the antimicrobial activity of ethyl acetate extract of the endophytic that were isolated
from matoa leaves (Pometia pinnata). Isolation of endophytic fungi using the pour method with Sabouraud
Dextrose Agar (SDA). From the isolation results, there were 3 types of endophytic fungi isolates with PpD1, PpD2,
and PpD3 codes. The endophytic fungi isolates were cultivated with rice medium for 4 weeks and extracted using
ethyl acetate solvents. Ethyl acetate extract was then tasted for antimicrobial activity against Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, dan Candida albicans using the agar diffusion method. PpD3 endophytic fungal ethyl
acetate extract had the largest diameter with an average inhibitory diameter of 13,378 mm in Staphylococcus aureus,
ethyl acetate extract of endophytic fungi PpD3 9,396 mm in Pseudomonas aeruginosa and ethyl acetate extract of
endophytic fungi PpD2 9,048 mm in Candida albicans. Antimicrobial activity testing showed that all ethyl acetate
extracts of matoa leaves endophytic fungi had antimicrobial activity. Phytochemical test results showed that ethyl
acetate extract of matoa leaves endophytic fungi contained flavonoids, phenols, and tannins.
Keywords: Pometia pinnata; antimicrobial, endophytic fungi
81
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
Papua Nugini, dan Fiji untuk keperluan yang terdiri dari bakteri dan jamur. Sehingga
pengobatan. Warga Manokwari di Papua apabila mikroba endofit yang diisolasi dari
telah menggunakan kulit kayu Pometia suatu tanaman obat dapat menghasilkan
pinnata untuk mengobati luka, luka bakar metabolit sekunder sama dengan tanaman
dan kelesuan (Lense, 2012). aslinya atau bahkan dalam jumlah yang
Hasil penelitian Ngajow et al., lebih tinggi, maka kita tidak perlu menebang
(2013) ditemukan adanya kandungan tanaman aslinya untuk diambil sebagai
metabolit sekunder pada ekstrak etanol kulit bahan baku obat (Radji, 2005).
batang matoa seperti flavonoid, tanin, Berdasarkan uraian di atas, maka
terpenoid dan saponin. Berdasarkan perlu dilakukan penelitian mengenai isolasi
penelitian Martiningsih et al., (2016) daun dan uji aktifitas antimikroba ekstrak etil
matoa mengandung senyawa fenolik dan asetat jamur endofit dari daun matoa
flavonoid. Senyawa fenolik merupakan (Pometia pinnata). Penelitian ini merupakan
senyawa aktif metabolit sekunder yang suatu upaya untuk mengetahui keberadaan
diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu dan potensi jamur endofit yang di isolasi
sebagai astringen, antidiare, antibakteri, dan dari Pometia pinnata dalam menghambat
antioksidan. Senyawa flavonoid adalah pertumbuhan beberapa bakteri dan jamur
senyawa yang bisa ditemukan dalam pathogen.
makanan yang berasal dari tumbuhan yang
memiliki efek antiiflamasi, antioksidan, METODE
antialergi dan antivirus. Menurut penelitian
Mohammad et al., (2012) daun matoa Alat dan Bahan
mengandung senyawa saponin yang Alat-alat yang digunakan adalah
memiliki aktivitas antimikroba . pinset, pipet mikro (Thermo scientific),
Beberapa hasil penelitian juga jarum ose, tabung reaksi (Pyrex), rak tabung
menyatakan bahwa ekstrak daun matoa reaksi, cawan petri (Pyrex), lemari aseptik,
mampu menghambat virus HIV-1 (Sueede, timbangan (Precisa), kapas (Promedik), kain
2012), dan memiliki efek diuretik serta kasa (Promedik), lampu spiritus, erlenmeyer
antihipertensi (Purwadyaningrum & (Pyrex), beaker glass (Pyrex), gelas ukur
Dzakwan, 2015). Menurut Arista (2002), (Pyrex), jarum ose, inkubator (Mammert),
ekstrak daun matoa (Pometia pinnata) dapat paper disc (Advantec), rotary evaporator
menghambat pertumbuhan Staphylococcus (Hahnvapors model HS-2361N5), jangka
aureus dan Escheria coli dengan sorong dan kamera.
menggunakan konsentrasi 0,5%; 1%; 1,5%; Bahan yang digunakan dalam
2%. Ekstrak etanol kulit batang matoa juga penelitian ini adalah sampel daun matoa, air
dapat menghambat bakteri Staphylococcus suling (PT Brataco), etanol 70 % (PT
aureus (Ngajow et al., 2013). Brataco), etil asetat (PT Brataco), natrium
Jamur endofit merupakan klorida 0,9 % (Otsuka), dimetilsulfoksida
mikroorganisme yang terdapat di dalam (DMSO) (Merck), nutrien agar (NA)
suatu sistem jaringan tumbuhan seperti (Merck), sabouraud dextrose agar (SDA)
kanker, antivirus, antibakteri, antifungi, (Merck), beras (Pandan Wangi), feri klorida
hormon pertumbuhan tanaman, insektisida (Merck), bismut (III) nitrat (Merck), asam
dan lain-lain (Strobel et al., 2003). Dari nitrat (Merck), kalium iodida (Merck), asam
sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar asetat (Merck), asam sulfat (Merck), disk
di muka bumi ini, masing-masing tanaman gentamisin, disk nystatin, mikroba uji yang
mengandung satu atau lebih mikroba endofit terdiri dari: Staphylococcus aureus,
82
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
83
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
juga diletakkan disk gentamisin sebagai dilakukan pengenceran sampai 10-6 yang
kontrol positif untuk bakteri dan pada bertujuan untuk memudahkan memisahkan
permukaan media sabouraud dextrose agar koloni jamur. Setiap pengenceran
diletakkan disk nystatin sebagai kontrol diinokulasikan ke dalam medium saboraud
positif untuk jamur. Kemudian diinkubasi dextrose agar (SDA) yang sudah
pada suhu 37°C selama 24 jam untuk bakteri ditambahkan antibiotik kloramfenikol.
dan pada suhu 27°C selama 3 hari untuk Penambahan kloramfenikol bertujuan untuk
jamur. Setelah diinkubasi dilakukan menghindari pertumbuhan bakteri yang
pengamatan dan pengukuran zona bening dapat menghambat pertumbuhan jamur.
disekitar kertas cakram. Inkubasi pada suhu 25 oC (suhu ruang)
selama 2-3 hari.
Uji Metabolit Sekunder Ekstrak Isolat Hasil penginokulasian diamati setiap
Jamur Endofit hari, kemudian dilakukan proses pemurnian
Pemeriksaan dilakukan untuk dengan memindahkan setiap jamur yang
melihat kandungan senyawa metabolit tumbuh disekitar sampel pada media yang
sekunder yang terdapat dalam ekstrak isolate baru. Pengamatan koloni dilakukan secara
jamur endofit dari daun matoa. Pemeriksaan makroskopik berdasarkan warna dari koloni
dilakukan terhadap metabolit sekunder jamur endofit (Hasiani et al., 2015). Kriteria
alkaloid, flavonoid, saponin, fenol, steroid, yang sama dianggap sebagai isolat yang
terpenoid, dan tannin sama dan kriteria yang berbeda dianggap
isolat yang berbeda (Kumala & Nur, 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN Jamur endofit yang telah murni kemudian
diremajakan menggunakan medium
Hasil identifikasi tanaman saboraud dextrose agar (SDA). Peremajaan
menunjukkan bahwa sampel yang digunakan isolat sangat penting untuk menjamin jamur
adalah Pometia pinnata yang berasal dari endofit tidak berada pada fase kematian
famili Sapindaceae. Sampel daun yang telah karena terlalu banyak sel-sel yang hidup
diambil, dilakukan sterilisasi permukaan sehingga mengakibatkan faktor kompetisi
secara bertingkat sebelum dilakukan isolasi nutrisi (Gandjar et al., 1999).
yaitu dengan cara membilas sampel dengan Hasil isolasi jamur endofit daun matoa
air mengalir. Proses isolasi dilakukan diperoleh tiga isolat dengan kode PpD1,
dengan metode tuang. Pada metode tuang PpD2, PpD3 (Gambar 1).
sampel dihaluskan terlebih dahulu kemudian
A B C
Gambar 1. Isolat jamur endofit dari daun matoa. (A). Isolat PpD1; (B) Isolat PpD2 ;
(C) Isolat PpD3
84
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
85
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
pengamatan pegujian aktivitas antibakteri maupun semi polar (Maryati & Sutrisna,
dengan metoda difusi agar, selain itu 2007).
dimetilsulfoksida (DMSO) merupakan salah Hasil uji aktifitas antimikroba
satu pelarut yang dapat melarutkan hampir ekstrak etil asetat isolate jamur endofit dari
semua senyawa baik polar, non polar daun matoa dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji aktifitas antimikroba ekstrak etil asetat isolate jamur endofit dari daun matoa
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa tiga sedang jika diameternya antara 10-15 mm,
ekstrak etil asetat isolat jamur endofit yang dikategorikan kuat jika zona hambat
berhasil diisolasi menghasilkan aktivitas mencapai 16-20 mm, dan dikategorikan
daya hambat yang berbeda-beda terhadap S. sangat kuat jika zona hambat mencapai >20
aureus, P. aeruginosa dan C. albicans. mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ekstrak etil asetat dari isolat PpD3 memiliki ekstrak etil asetat isolat jamur endofit PpD2
rata-rata diameter hambat tertinggi terhadap memiliki aktivitas antijamur kategori lemah
bakteri uji S. aureus dan P. aeruginosa pada jamur C. albicans.
dengan rata-rata diameter hambatan 13,378 Secara umum tiga ekstrak isolat
mm dan 9,396 mm. Menurut Davis & Stout, jamur endofit yang diisolasi dari daun matoa
(1971) Klasifikasi respon hambat menunjukkan penghambatan yang lebih baik
pertumbuhan bakteri dengan diameter terhadap bakteri gram positif S. aureus dari
hambat lebih dari 20 mm digolongkan pada bakteri gram negatif P. aeruginosa.
sangat kuat, 10-20 mm digolongkan kuat, 5- Bakteri gram positif diketahui lebih sensitif
10 mm digolongkan sedang dan kurang dari dari pada bakteri gram negatif, hal ini
5 mm digolongkan lemah. Hasil penelitian disebabkan oleh struktur dinding sel bakteri
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat isolat gram negatif yang lebih kompleks
jamur endofit PpD3 memiliki aktivitas dibandingkan dengan bakteri gram positif.
antibakteri kategori kuat pada bakteri S. Struktur dinding sel bakteri gram negatif
aureus dan memiliki aktivitas antibakteri terdiri dari tiga lapis sedangkan bakteri gram
kategori sedang pada bakteri P. aeruginosa . positif struktur dinding selnya berupa
Ekstrak etil asetat isolat jamur endofit PpD2 lapisan tunggal, selain itu pada bakteri gram
memiliki rata-rata diameter hambat tertinggi positif peptidoglikan tidak terlindungi oleh
pada jamur uji C. albicans dengan nilai membran luar. Perbedaan struktur lapisan
9,048 mm. Menurut Puthera et al., (2007), membran tersebut menyebabkan bakteri
aktivitas antijamur dikategorikan gram negatif kurang sensitif terhadap
mempunyai diameter lemah jika antibiotik dari pada bakteri gram positif
diameternya <10 mm, lalu dikategorikan (Prihanto, 2012; Pelczar & Chan, 2006).
86
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
Isolat jamur ekstrak etil asetat PpD1, dilakukan dengan cara menghambat proses
PpD2, PpD3 memiliki aktivitas antijamur, respirasi bakteri sehingga adanya energi
namun daya hambat terhadap jamur Candida yang dihambat akan berpengaruh terhadap
albicans lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas penyerapan metabolit dan
pengujian terhadap bakteri S. aureus dan P. biosintesis makromolekul bakteri (Chusine
aeruginosa. Ekstrak etil asetat dari isolat & Lamp, 2005). Mekanisme kerja tanin
jamur endofit tidak sepenuhnya mampu sebagai bahan antibakteri antara lain melalui
menembus dinding sel jamur C. albicans. perusakan membran sel bakteri karena
Menurut Ibrahim (2014) C. albicans toksisitas tanin dan pembentukan ikatan
mempunyai struktur dinding sel yang komplek ion logam dari tanin yang berperan
kompleks, tebalnya 100-400 nm. Membran dalam toksisitas tanin. Bakteri yang tumbuh
sterol pada dinding sel memegang peranan dalam kondisi aerob memerlukan zat besi
penting sebagai target antifungi dan untuk berbagai fungsi, termasuk reduksi dari
kemungkinan tempat bekerjanya enzim- prekursor ribonukleotida (Akiyama et al.,
enzim yang berperan dalam sintesa dinding 2001).
sel.
Hasil uji skrining fitokimia KESIMPULAN
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat
isolate jamur endofit PpD1, PpD2, dan PpD3 Dari penelitian yang telah dilakukan
mengandung seyawa flavonoid, fenol dan dapat disimpulkan:
tannin. Aktivitas antimikroba ekstrak etil 1. Diperoleh tiga isolat jamur endofit dari
asetat jamur endofit terhadap berasal dari daun matoa yaitu PpD1, PpD2 dan PpD3
senyawa golongan flavonoid, tannin, dan 2. Ekstrak etil asetat jamur endofit PpD1,
fenolik. Mekanisme kerja flavonoid sebagai PpD2 dan PpD3 dari daun matoa
antimikroba adalah menghambat sintesis memiliki aktivitas antimikroba.
asam nukleat, menghambat fungsi
membrane sel dan menghambat DAFTAR RUJUKAN
metabolisme energi (Rijayanti, 2014).
Dalam penghambatan sintesis asam nukleat, Akiyama, L., Purwati, S. E., & Dewi, S. R.
cincin A dan B senyawa flavonoid berperan (2013). Isolasi dan identifikasi jamur
penting dalam proses interkelasi atau ikatan endofit tanaman manggis (Garcinia
mangostana L). Jurnal Biosfera, 30(2),
hidrogen, dengan menumpuk basa asam
82-89.
nukleat sehingga menghambat pembentukan Arista Elysabet Wenny (2002). Daya Antibakteri
DNA dan RNA. Sedangkan kerja flavonoid Ekstrak Etanol Daun Matoa (Pometia
yang menyebabkan terjadinya kerusakan pinnata) terhadap Staphylococcus
permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom aureus dan Escherichia coli. (Skripsi).
dan lisosom merupakan hasil interaksi antara Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
flavonoid dengan DNA bakteri (Cushine & Cushine, T. P. T, & Lamb, A. J. (2005).
Lamp, 2005). Mekanisme kerja flavonoid Antimicrobial activity of flavonoids. Int
dalam menghambat fungsi membran sel J Antimicrob Agents, 26, 3443-356.
dengan membentuk senyawa kompleks dari Davis, W. W., & Stout, T. R. (1971). Disc plate
protein ekstraseluler dan terlarut sehingga method of microbiological antibiotic
merusak membran sel bakteri dan diikuti assay.Journal of Microbiology, 22(4),
659-665.
dengan keluarnya senyawa intraseluler (Li et
al., 2003). Selain itu penghambatan
metabolisme energi bakteri oleh flavonoid
87
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
Gandjar, I., Robert, A, S., Karin, V. D. T., Martiningsih NW, Widana G, Kristiyanti P.
Aryanti, O., & Imam, S. (1999). (2016). Skrining Fitokimia dan Uji
Pengenalan kapang endofit. Jakarta: Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Yayasan Obor Indonesia. Daun Matoa (Pometia pinnata) dengan
Handayani, D., Rivai, H., Hutabarat, M., & Metode DPPH. Prosiding Seminar
Hertiani, T, (2018). Antimicrobial and Nasional MIPA, FMIPA Undiksha, 332-
cytotoxic activities of endophytic fungi 338.
isolated from mangrove plant sonetatria Maryati., & Sutrisna, E. M. (2007). Potensi
alba Sm. Journal of applied sitotoksik tanaman ceplukan (Physalis
pharmaceutical Science, 8(2), 049-053. angulata L) terhadap sel hela.
Hasiani, V, V., Ahmad, I., & Rijai, L. (2015). Pharmacon, 8(1), 1-6.
Isolasi jamur endofit dan produksi Mohammad FV, Ahmad VU, Lajis NH, &
metabolit sekunder antioksidan dari Noorwala M. (2012). A New
daun pacar (Lawasonia inermis L.), Monodesmosidic Triterpenoid Saponin
Jurnal Sains dan Kesehatan, 1(4), 240- From The Leaves of Pometia pinnata.
247. Natural Product Communications. 7,
Ibrahim, M. N. M. (2014). Uji aktivitas (11), 1423-1426.
antimikroba ekstrak n-heksan daun Muljono, P., Fatimawali., & Manampiring, A. E.
ketepeng cina (Cassia alata Linn) (2016). Uji aktivitas daun mayana jantan
terhadap jamur dan bakteri. (Skripsi). (Coleus atropurpureus Benth) terhadap
Gorontalo: Universitas Negeri pertumbuhan bakteri Streptococcus Sp.
Gorontalo. Dan Pseudomonas Sp. Jurnal e-
Khan, F., & Baqi, R., (2010). In vitro Antifungal Biomedik, 4(1), 164-172.
Sensitivity of Fluconazole Clotrimazole, Ngajow, M., Abidjulu, J., & Kamu, V.S.,
and Nystatin Against Candidiasis In (2013). Pengaruh Antibakteri Ekstrak
Females Of Childbearing Age. Journal Kulit Batang Matoa (Pometia pinnata)
Ayub Collection Abbodttabad, 22(4), Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
197-200. Secara In Vitro. Jurnal MIPA UNSRAT
Kjer, J., Debbab, A., Aly, A. H., & Proksch, P. Online. 2, (2), 128-132.
(2010). Methods for isolation of marine- Pleczar, M. J., & Chan, E. C. S. (2006). Dasar-
derived endophytic fungi and their dasar mikrobiologi, (Edisi 1). Jakarta:
bioactive secondary products. Journal Universitas Indonesia.
Nature Protocols, 5, (3),479-490. Prihanto, A. A., (2012). Perbandingan anktivitas
Kumala, S., & Nur A. F. (2008). Penapisan antibakteri Penicillium notanum atcc
kapang simbion ranting kayu meranti 28089 dengan Penicilium sp. RIM yang
merah (Shorea balangeran Korth) diisolasi dari mangrove Sonneratia
sebagai penghasil enzim xilanase. Jurnal caseolaris. Jurnal pengolaha hasil
Ilmu Kefarmasian Indonesia, 6, 1-6. perikanan Indonesia, 15(1), 66-7.
Lense O. (2012). The wild plant use as Purwidyaningrum, I & Dzakwan, M. (2015). Uji
traditional medicines by indigenous Aktivitas Diuretik Daun Matoa (Pometia
people of Manokwari, West Papua. pinnata) pada Tikus Jantan Galur
Jurnal Biodiversitas, 13, (2), 2085-4722. Wistar. Jurnal Farmasi Indonesia, 12,
Li, H., Wang, Z. & Liu, Y. (2003). Review in (1), 79 – 84.
the studies on tannins activity of cancer Puthera, A, G.N Agung & A.S Duniaji, 2007,
prevention and anticancer. Zhong-Yao- Mempelajari Pengaruh Konsentrasi
Cai, 26(6) 444-448. Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia
galanga) Terhadap Pertumbuhan
Aspergillus flavus pada Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.)., 4 (2), 131-136.
88
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
Radji, M., (2005). Peranan Bioteknologi dan Strobel, G. A., & B. Daisy. (2003).
Mikroba Endofit dalam Pengembangan Bioprospecting for Microbial
Obat Herbal. Majalah Ilmu Endhophytes and Their Natural
Kefarmasian, 2, (3), 113-124. Products. Microbiology and Molecular
Rijayanti, R. P. (2014). Uji aktivitas antibakteri Biology Review. 67. (4). 419-502.
ekstrak etanol daun mangga bacang Suedee, A. (2012). Phytocemichal Studies of
(Mangifera indica l) terhadap Mimusopselengiand Pometia Pinnata
staphylococcus aureus. Jurnal Leaf Extract with Anti HIV1 Activity.
Kedokteran dan Kesehatan, 18(1), 13- (Thesis). Songkla (TH): Prince of
19. Songkla University.
Rowe, R. C., Shekey, P. J., & Quinn, M. E. Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I.,
(2009). Handbook of pharmaceutical Adnyana, I. K., Setiadi, A. P., &
exipients. USA: Pharmaceutical Press Kusnandar. (2008). Iso farmakoterapi
and American Pharmacist Assosiation. buku 1. Jakarta: PT Isfi Penerbitan.
Suparni, I, & Wulandari, A. (2012). Herbal
Nusantara :1001 Ramuan Tradisional
Asli Indonesia. (1, 1st published).
Yogyakarta:Andi.
89