Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI JAMUR Trichoderma harzianum ENDOFIT dari

TANAMAN LIDAH MERTUA (Sansevieria spp)

REPOSITORY

OLEH

NURLIZA
NIM. 1403113508

PROGRAM S1 BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
ISOLASI JAMUR Trichoderma harzianum ENDOFIT dari
TANAMAN LIDAH MERTUA (Sansevieria spp)

Nurliza1), Atria Martina2)


1
Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
2
Dosen Bidang Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
Nurlizaliza707@gmail.com
Coresponden author : Nurlizaliza707@gmail.com

ABSTRACT

Sansevieria sp. is one of the most cultivated species as an ornamental plant. This plant
can absorb more than 107 elements of dangerous pollutants and can be used as
traditional medicine. Endophytic are fungi that live in plant tissues at certain periods
and are able to live by forming colonies in plant tissues, without endangering their
hosts. Trichoderma harzianum is one endophytic fungus that commonly used as a
biological control agent. This study aimed to isolate endophytic Trichoderma fungi
from various varieties of Sansevieria spp., using the selective medium Trichoderma
harzianum (THSM). Isolation of endophytic Trichoderma was carried out on
Sansevieria roots and leaves. The results showed that five Trichoderma endophytic
isolates Trichoderma sp SHA1H, Trichoderma sp SHA2H, Trichoderma sp SCAH,
Trichoderma sp SLAH and Trichoderma sp STA1H, all isolated were found in
Sansevieria spp plant roots, while leaf were not found.

Key words: Endophytic, Sansevieria, Trichoderma harzianum.

ABSTRAK
Sansevieria spp merupakan salah satu tanaman yang paling banyak dibudidayakan
sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini mampu menyerap lebih dari 107 unsur zat polutan
yang berbahaya dan dapat juga digunakan sebagai obat tradisional. Jamur endofit
merupakan jamur yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan
mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman, tanpa
membahayakan inangnya. Salah satu jamur endofit adalah Trichoderma harzianum
merupakan organisme yang sering digunakan sebagai biokontrol agen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi jamur Trichoderma endofit dari berbagai varietas dari
tanaman Sansevieria spp., menggunakan medium selektif Trichoderma harzianum
(THSM). Isolasi Trichoderma endofit dilakukan pada bagian akar dan daun Sansevieria.
Hasil penelitian didapatkan lima isolat Trichoderma endofit yaitu Trichoderma sp
SHA1H, Trichoderma sp SHA2H, Trichoderma sp SCAH, Trichoderma sp SLAH dan
Trichoderma sp STA1H, semua isolat yang diisolasi ditemukan pada akar tanaman
Sansevieria spp, sedangkan pada daun tidak ditemukan.
Kata kunci : Endofit, Sansevieria, Trichoderma harzianum.

1
PENDAHULUAN kompetisi, induksi resistensi,
Lidah mertua (Sansevieria) antagonisme, dan mikoparasit.
merupakan jenis tanaman yang telah Trichoderma spp merupakan
lama dikenal dan dibudidayakan mikroorganisme tanah bersifat saprofit
sebagai tanaman hias. Sansevieria salah satu jenis jamur yang banyak
mempunyai keanekaragaman dan dijumpai hampir pada semua jenis
keunikan pada struktur bentuk, warna, tanah dan jamur ini dapat berkembang
ukuran, corak daun, serta memiliki biak dengan cepat pada daerah
banyak variasi. perakaran tanaman. Menurut Schulz
Minat masyarakat terhadap dan Boyle (2006) Trichoderma endofit
tanaman Sansevieria masih tinggi saat pada akar sangat berlimpah.
ini, karena selain sebagai tanaman Arwiyanto (2003) mengatakan jamur
hias, baik di dalam ruangan maupun Trichoderma sp., memiliki kelebihan
di pekarangan, tanaman ini mampu seperti mudah diisolasi, daya adaptasi
mereduksi polutan. Menurut Megia et luas, dapat tumbuh dengan cepat pada
al. (2015) Sansevieria mampu berbagai substrat.
menyerap zat polutan lebih dari 107 Pada tanaman budidaya telah
unsur polutan yang berbahaya, karena berhasil diisolasi Trichoderma endofit.
mempunyai kandungan bahan aktif T. Harzianum, T. hamantum,
pregnane glikosid. Zat ini berfungsi T. koningii, T. polysporum dan
untuk mereduksi polutan menjadi asam T. aureoviride telah berhasil diisolasi
organik, gula, dan asam amino dari lada, kacang panjang, kakao,
sehingga tidak berbahaya bagi paria, tebu, ketimun dan padi
manusia. (Gusnawaty et al. 2014). T. viride,
Tanaman Sansevieria T. koningii, T. longibrachiatum,
dimanfaatkan oleh masyarakat Jepang T.viridae dan T. pseudokoningii
dan Korea untuk menghilangkan bau ditemukan pada vanili (Sudantha dan
perabotan rumah tangga serta polusi Abdul 2007). T. longibrachiatum
radiasi, sedangkan ekstrak Sansevieria ditemukan pada nenas (Elfinia et al.
dapat juga dimanfaatkan sebagai obat 2008). Tujuh isolat Trichoderma
kanker oleh masyarakat Thailand ditemukan pada padi (Syahputra et al.
(Rosha et al. 2013). Sansevieria dapat 2017). Dua isolat Trichoderma endofit
berfungsi sebagai tanaman obat yang dari kentang (Purwantisari 2009).
teruji secara klinis berefek positif Sebelas isolat Trichoderma ditemukan
terhadap penyakit diabetes dan pada karet (Berlian et al. 2016).
ambeien serta seratnya digunakan Lidah mertua (Sansevieria spp)
dalam industri tekstil (Purwanto 2006 selain memiliki manfaat yang luar
dan Lingga 2008). biasa, juga banyak dijadikan sebagai
Jamur endofit merupakan tanaman hias. Sampai saat ini belum
jamur yang hidup di dalam jaringan ada yang mengisolasi jamur
tanaman pada periode tertentu dan Trichoderma endofit dari tanaman
mampu hidup dengan membentuk Sansevieria spp. Oleh karena itu perlu
koloni dalam jaringan tanaman, tanpa dilakukan isolasi Trichoderma endofit
membahayakan inangnya. Jamur dari S. trafasciata, S. liberica,
endofit melindungi tanaman dari S. cylindrica, S. aethiopica,
serangan patogen melalui mekanisme S. hyacinthoides.

2
METODE PENELITIAN Pengambilan Sampel
Penelitian ini telah dilaksanakan Pengambilan sampel dilakukan
pada bulan Januari sampai Juli 2018. di Desa Bangko Kanan, Desa Bangko
Penelitian ini dilakukan di Kiri, Sei manasib Kabupaten Rokan
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Hilir. Jenis Sansevieria spp yang
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu diambil adalah S. trifasciata dan
Pengetahuan Alam Universitas Riau, S. hyacinthoides. Jenis S. cylindrica,
Kampus Bina Widya, Simpang Baru S. aethiopica dan S. liberica diambil di
Kecamatan Tampan Pekanbaru. Pekanbaru Provinsi Riau. Setiap tempat
diambil 2 sampel Sansevieria spp yang
Pembuatan Media THSM sehat. Sansevieria yang diambil utuh
Komposisi medium THSM pada dengan daun dan akar. Sampel
penelitian ini menggunakan 0,20g dimasukkan ke dalam plastik untuk
MgSO4 7H2O 0,9 g, K2HPO4, dilakukan proses selanjutnya di
1,0 g NH4NO3, 0,15 g KCL, 3,0 g laboratorium.
glukosa, 0,15g rose bengal, dan 3,0g
kloramfenikol, ditambahkan akuades Sterilisasi Permukaan Sampel
sebanyak 1000 ml. Bahan semua Sampel terlebih dahulu dilakukan
dicampurkan ke dalam beaker glass sterilisasi permukaan dengan metode
1000 ml, lalu dipanaskan hingga Ahlich dan Sieber (1996). Akar lateral
bahan-bahan tersebut homogen. Sansevieria spp., dipotong dengan
Medium yang sudah larut dituang ke ukuran 1 cm, sedangkan daun dibagian
dalam erlenmeyer 500 ml, disterilkan tengah diambil dengan ukuran 1 cm.
di dalam autoklaf dengan suhu 121oC Sampel akar dan daun direndam dalam
tekanan 15 psi selama 15 menit akuades selama 5 menit, NaOCl 3%
(William et al. 2003). selama 5 menit, setelah itu dibalas lagi
dengan akuades steril sebanyak 3
Pembuatan Media PDA kali, selanjutnya akar dan daun
Komposisi medium PDA pada dikeringanginkan, semua pengerjaan
penelitian ini menggunakan 15 g agar, dilakukan secara aseptis, untuk
10 g dextrose dan 200 g kentang. mengetahui yang diisolasi adalah
Kentang terlebih dahulu dikupas dan benar endofit dilakukan bilasan
dicuci bersih, dipotong dengan ukuran terakhir dari sampel yang sudah
2x2 cm. Kentang direbus dalam 500 disterilisasi dituang kedalam cawan
ml akuades selama 2 jam, setelah itu petri.
disaring diperoleh cairan ekstrak
kentang yang bening, ditambahkan 10 Isolasi Jamur Trichoderma sp dari
g dextrose dan 15 g agar, dimasukkan Tanaman Sansevieria spp
dalam beaker glass 1000 ml, Medium THSM dituang 20 ml ke
dipanaskan hingga homogen. Akuades dalam cawan petri steril, medium
ditambahkan hingga volume akhir 1000 ditunggu padat. Akar dan daun yang
ml dan pH diatur 5-7, kemudian telah kering, diinokulasi ke medium
disterilkan didalam autoklaf pada tersebut. Sampel akar diinkubasi
suhu 121oC tekanan 15 psi selama 15 selama 3 hari, sedangkan pada daun
menit (Gandjar et al. 1999). inkubasi selama 14 hari. Miselium
yang tumbuh diujung akar dan daun

3
diambil dengan jarum ose, kedua Kelima isolat Trichoderma
miselium dilakukan streak quadran ditemukan pada bagian akar
pada cawan petri yang sudah berisi Sansevieria spp yang berhasil di isolasi
medium THSM. Kultur diinkubasi pada hari ke-3, sedangkan pada
selama 3 sampai 7 hari. Kultur yang bagian daun tidak ditemukan.
didapatkan di streak quadran lagi Trichoderma lebih mudah ditemukan
untuk mendapatkan kultur murni. pada bagian akar, karena terdapat
Isolat yang telah murni dilakukan eksudat diakar yang mampu membuat
pembuatan slide culture. Trichoderma berkolonisasi dengan
akar. Trichoderma memperoleh nutrisi
Karakterisasi Isolat Jamur Endofit dari tanaman inang, sebaliknya
Trichoderma sp tanaman inang memperoleh proteksi
Pengamatan karakterisasi terhadap patogen. Menurut Schulz dan
makroskopis morfologi warna Boyle (2006) Trichoderma endofit
permukaan koloni, bentuk koloni, pada akar sangat berlimpah. Howell
bentuk permukaan koloni, elevasi (2004) menyatakan Trichoderma
koloni, pinggir koloni, ada atau ditemukan pada akar, karena terdapat
tidaknya lingkaran-lingkaran eksudat dibagian akar yang mampu
konsentris, ukuran diameter koloni memproduksi gula, asam amino,
dan sebalik koloni. Karakteristik sehingga memudahkan Trichoderma
secara mikroskopis diamati dari bentuk memperoleh sumber nutrisi, terjadi
konidiofor, fialid dan konidia, dengan interaksi saling menguntungkan, dapat
buku kunci identifikasi Domsch et al. masuk kelapisan akar menghasilkan
(1980), Alexopoulos (1996), Gandjar atau melepaskan berbagai zat,
(1999) dan Watanabe (2002). merangsang pembentukkan sistem
pertahanan tubuh didalam tanaman
Analisis Data maupun disekitar inangnya. Interaksi
Data dianalisis secara deskriptif antara Trichoderma endofit dan akar
pada medium THSM yaitu mampu mempengaruhi fisiologis
karakterisasi isolat Trichoderma tanaman seperti tahan terhadap kondisi
endofit. cekaman kekeringan.
Menurut Kelly (2005) eksudat
Hasil dan Pembahasan diakar juga memacu terjadinya
Hasil isolasi Trichoderma spp., asosiasi rizosfir yang akan membentuk
pada lidah mertua (Sansevieria spp)., hifa eksternal untuk memperluas
diberi kode sesuai dengan varietas jangkauan akar dalam mencari
Sansevieria yang digunakan, dengan sumber unsur hara. Eksudat yang
menggunakan medium THSM dikeluarkan akar membantu akar
didapatkan Trichoderma sebanyak lima menyerap dan menangkap ion-ion
isolat yaitu Trichoderna sp SHA1H, yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
Trichoderma SHA2H, Trichoderma sp pertumbuhan dan perkembangannya.
SCAH, Trichoderma sp SLAH dan
Trichoderma sp STA1H. Isolat Karakteristik Trichoderma spp.,
Trichoderma ditemukan pada endofit dari tanaman lidah mertua
S. hyacinthoides, S. trifasciata, Pengamatan karakteristik isolat
S. cylindrica dan S. liberica (Tabel 1). yang diperoleh, dilakukan secara
makroskopis dan mikroskopis.

4
Tabel 1. Jenis-jenis jamur endofit yang didapatkan dari Sansevieria spp., pada
medium THSM

No Kode isolat Vegetasi


1 Trichoderma sp SHA1H S. hyacinthoides
2 Trichoderma sp SHA2H S. hyacinthoides
3 Trichoderma sp SCAH S. cylindrica
4 Trichoderma sp SLAH S. liberica
5 Trichoderma sp STA1H S. trafaciata

Pengamatan makroskopis (Tabel selanjutnya, warna koloni berubah


2) menunjukkan karakter kelima isolat menjadi hijau, tetapi kecepatan
Trichoderma spp., memiliki ciri-ciri perubahan warna berbeda pada
bentuk koloni adalah bulat, bentuk masing -masing isolat.
filamentous, bentuk permukaan Isolat Trichoderma yang
bertepung, bentuk elevasi raised, ditemukan memiliki bentuk konidia
dengan bentuk pinggir filiform pada semi bulat hingga oval, berdinding
hari ke-1 sampai hari ke-3 dan sebalik halus, fialid pendek, kecil dan tebal,
koloni putih. konidiofor tegak, bercabang, bantalan
Perkembangan warna koloni spora dari apikal fialid verticillate.
diamati pada hari ke-1 sampai hari Menurut Gandjar (1999) T. harzianum
ke-7, masing-masing isolat yang memiliki ukuran konidia 2,8-3,2 x 2,5-
diamati memiliki warna koloni putih 2,8 µm dan Watanabe (2002) ukuran
sampai hari ke-2, pada perkembangan konidia 4-6 x 2,8-4,8 µm serta fialid
7,2- 9,8 x 2,4-2,7 µm.

Tabel 2. Pengamatan makroskopis dan mikroskopis pada Trichoderma spp

Makroskopis koloni Mikroskopis


Ukuran Jumlah
Jumlah Ukuran Ukuran
diameter konidia
Isolat Lingkaran Eksudat fialid konidia
(inkubasi ujung
konsentris (µm) (µm)
3 hari) fialid
2,1-
5,6-7,1
Trichoderma sp SHA1H 7,6 cm 2 Hijau 6 3x2,5-
X2,5-2,6
2,7
5,5-6,5 x 2,5-4 x
Trichoderma sp SHA2H 8,2 cm - - 3
2,4-2,5 2,3-2,5
Hijau 6,5 – 7,5 3-4,5 x
Trichoderma sp SCAH 7,6 cm 2 1-6
kekuningan x 2,5-2,7 2,3-3,5
Hijau 6,6- 7,4 x 2,6-3,2 x
Trichoderma sp SLAH 8,2 cm 1 1
kekuningan 2,6 – 2,7 2,3-2,5
5,6-7,5 x 2,8-3,6 x
Trichoderma sp STA1H 7,4 cm 2 - 1
2,3-2,8 2,4- 2,8

5
Isolat Trichoderma sp SHA1H tegak dan bercabang.
memiliki pertumbuhan koloni Trichoderma sp SHA2H memiliki
cepat pada hari ke-3, namun perubahan pertumbuhan koloni cepat hampir
warna koloni lambat, karena pada hari memenuhi seluruh cawan petri.
ke-3 koloni masih berwarna putih. Perubahan warna koloni menjadi hijau
Perubahan warna koloni menjadi hijau pada hari ke-3, sebalik koloni berwarna
pada hari ke-4. Terdapat koloni putih putih sedikit warna kuning pucat
pada bagian tengah yang melingkari (Gambar 2), memiliki konidiofor tegak
koloni warna hijau (Gambar 1), dan bercabang, konidiofor berwarna
memiliki konidiofor hialin.

A B C D
a a
b

Gambar 1 Trichoderma sp SHA1H inkubasi 7 hari. A. Permukaan koloni, B.Sebalik


koloni. C. Mikroskopis: a. Konidia, D: a. Cabang konidiofor, b. Fialid.
A B C D

a
a
b

Gambar 2 Trichoderma sp SHA2H inkubasi 7 hari. A. Permukaan koloni, B.Sebalik


koloni. C. Mikroskopis: a. Konidia, D: a. Konidiofor, b. Fialid.
Trichoderma sp SCAH memiliki Trichoderma sp SLAH memiliki
pertumbuhan koloni cepat terlihat pada pertumbuhan koloni cepat, perubahan
hari ke-3. Perubahan warna koloni warna koloni menjadi hijau pada hari
menjadi hijau pada hari ke-4 (Gambar ke-3, sebalik koloni putih dengan
3). Pada bagian tengah terdapat koloni warna kuning pucat dapat dilihat pada
berwarna putih melingkar. (Gambar 4), mempunyai konidiofor
bercabang seperti piramida.
A B C D a
a
b

Gambar 3 Trichoderma sp SCAH inkubasi 7 hari. A. Permukaan koloni, B.Sebalik


koloni. C. Mikroskopis: a. Konidia, D: a. Cabang konidiofor, b. Fialid.

6
A B C D
a
a

b
b

Gambar 4 Trichoderma sp SLAH inkubasi 7 hari. A. Permukaan koloni, B.Sebalik


koloni. C. Mikroskopis: a. Konidia, D: a. Konidiofor, b. Fialid.
Trichoderma sp STA1H C bentuk permukaan bertepung,
memiliki pertumbuhan koloni lambat dengan bentuk pinggir filiform,
pada hari ke-3. Perubahan warna sedangkan ciri-ciri mikroskopis
koloni menjadi hijau pada hari ke-3 memiliki konidia terdiri dari satu sel
masih sedikit, sedangkan pada hari tanpa sekat, konidiofor hialin, tegak,
ke-4 warna koloni hijau sudah bercabang, konidia semi bulat hingga ke
memenuhi cawan petri. Memiliki oval, berdinding halus, bantalan spora
konidiofor bercabang seperti piramida, dari apikal fialid verticillate, pendek,
dapat dilihat pada (Gambar 5). kecil, dan tebal. Hal ini sesuai
Kelima isolat Trichoderma dinyatakan oleh Domsch et al. (1980),
diantaranya memiliki ciri-ciri warna Gandjar (1999) Trichoderma memiliki
koloni hijau, sebalik koloni putih, konidia semi bulat hingga oval, fialid
bentuk koloni bulat, bentuk pendek, kecil dan tebal, konidiofor
filamentous, bentuk elevasi raised, tegak. Watanabe (2002) konidia
berbentuk
A B C D

a
a
b

Gambar 5 Trichoderma sp STA1H inkubasi 7 hari. A. Permukaan koloni, B.Sebalik


koloni. C. Mikroskopis: a. Konidia, D: a. Fialid, b. Konidiofor.
berbentuk semi bulat hingga oval, Trichoderma menurut Watanabe
berdinding tipis dan terdiri satu sel, (2002) Trichoderma memiliki konidiofor
cabang bantalan spora dari apikal bercabang menyerupai piramida, bagian
fialid verticillate. bawah cabang lateral yang berulang-
Ciri-ciri diatas mirip dengan ulang, semakin ke ujung percabangan
T. harzianum sesuai dengan Domsch menjadi bertambah pendek. Fialid
et al. (1980), Gandjar et al. (1999), tampak langsing dan panjang pada
Watanabe (2002) bahwa aspek dari cabang, konidia berbentuk
T. harzianum memiliki bentuk koloni semi bulat hingga oval, berdinding tipis
bulat, sebalik koloni putih, warna dan terdiri satu sel, cabang bantalan
koloni hijau, fialid pendek, konidia spora dari apikal fialid verticillate.
semi bulat hingga ke oval.

7
KESIMPULAN Gusnawaty HS, Muhammad T, Leni
Berdasarkan hasil penelitian yang T, Asniah. 2014. Karakterisasi
diisolasi dari Sansevieria spp berhasil morfologis Trichoderma spp.,
didapatkan lima Trichoderma endofit indigenus Sulawesi Tenggara.
yaitu T. harzianum yang ditemukan pada Jurnal Agroteknos 4(2): 87-93.
bagian akar Sansevieria spp. Howell CR. 2004. Trichoderma
spesies:opportunistic. avirulent
DAFTAR PUSTAKA plant symbionts. Nat Rev
Alexopoulos CJ, Mims CW. 1996. Mikrobial Res 2(1):43-56.
Introductory Mycology. New Kelly RL. 2005. Defend the
York: John Wiley & Sons. rhizosphere and root againt
Achlich K, Sieber TN. 1996. The pathogenic microorganismc.
profusion of dark septate www. NSW DPI
endophytic fungi in non- Lingga L. 2008. Sansevieria. Jakarta :
ectomycorrhizal fine roots of Gramedia Pustaka Utama.
forest trees and shrubs. New Lombogia B, Fona B, Widdhi B.
Phytol 132 : 259-270. 2016. Uji daya hambat ekstrak
Arwiyanto T. 2003. Pengendalian hayati daun lidah mertua (Sansevieria
penyakit layu bakteri tembakau. trifisiata folium) terhadap
Jurnal Perlindungan Tanaman pertumbuhan bakteri Esherichia
Indonesia 3(1): 54-60. coli dan Streptococcus sp.
Berlian I, Sindu A, Endang P. 2016. Jurnal e-Biomedik 1(4).
Isolasi, identifikasi dan Megia R, Ratnasari, Hadisunarso.
antagonisme in vitro isolat 2015. Karakteristik morfologi
Trichoderma spp asal kebun karet dan anatomi, serta kandungan
Blimbing Pekalongan Jawa klorofil lima kultivar tanaman
Tengah. Jurnal Nat Rubb Res penyerap polusi udara
34(2): 201-212. Sansevieria trifasciata. Jurnal
Domsch KH, Gams W, Anderson TH. Sumber Daya Hayati 1(1): 34-
1980. Compendium of Soil 40.
Fungi. volume 1. London: Murdiah S. 2017. Endophytic fungi
Academic Press. of various medicinal plants
Elfinia S, Yetti, Puspita. 2008. collected from evergreen forest
Identifikasi jamur pada rizosfer baluran national park and its
tanaman nenas (ananas comosus potential as laboratory manual for
L) dan uji indikasi antagonisme mycology course. Jurnal
terhadap patogen Thielaviobis Pendidikan Biologi Indonesia
paradoxa di Desa Rimbo Panjang 1(3): 1-10.
Kec. Tambang Kab. Kampar. Purwanto A. 2006. Sansevieria Flora
Jurnal Sagu 7(1): 45-52. Cantik Penyerap Racun.
Gandjar I, Robert AS, Karin VD, Yogyakarta: Kanisius.
Ariyanti O, Iman S. 1999. Purwantisari S. 2009. Isolasi dan
Pengenalan Kapang Tropik identifkasi cendawan indegenous
umum. Jakarta : Yayasan Obor rizosfer tanaman kentang dai
Indonesia. lahan pertanian kentang organik
di desa Pakis. Jurnal Bioma
11(12):45

8
Rosha PT, Meuthika NF, Shofia FU,
Dharminto. 2013. Pemanfaatan
Sansevieria tanaman hias
penyerap polutan sebagai upaya
mengurangi pencemaran udara di
Kota Semarang. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa 3(1).
Schulz B, Boyle C. 2006. Microbial
Root Endophytes. Verlag Berlin
Heidelberg: Springer.
Sudantha IM, Abdul LA. 2007.
Identifikasi jamur endofit dan
mekanisme antagonisme terhadap
jamur Fusarium oxysporum f. sp
vanillae pada tanaman Vanilli.
Jurnal Agroteknos 17(1): 23-38.
Syahputra MH, Azwir A, Irdawati.
2017. Isolasi Trichoderma spp
dari beberapa tanaman rizosfer
tanaman padi asal solok. Journal
Biosains 1(2): 2534-8371.
Watanabe T. 2002. Pictorial Atlas of
Soil and Seed Fungi
Morphologies of Cultured Fungi
and Key to Species. U.S.A : CRC
Press LLC.
Widyati E. 2013. Memahami interaksi
tanaman. Tekno Hutan Tanaman
6(1): 13-20.
Williams J, Clarkson JM, Mills PR.
Cooper RM. 2003. A selective
medium for quantitative
reisolation of Trichoderma
harzianum from Agaricus
Bisporus compost. India: Himedia
Laboratories.

9
10

Anda mungkin juga menyukai