Anda di halaman 1dari 8

ACARA II

KULTUR JARINGAN SANSIVERA (Sansivera cylindrica)


A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang
cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini
dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari.
Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.
Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena
bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi
juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes,
wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan
pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau
perabotan rumah di ruangan.
Saat ini, kultur jaringan diklaim sebaga metode perbanyakan
tanaman yang bisa menghasilkan anakan paling banyak dibandingkan
dengan metode lain. Berbeda dengan perbanyakan melalui stek daun,
anakan yang dihasilkan melalui metode kultur jaringan akan lebih sergam
dengan sifat sifatnya sama seperti tanaman induknya. Pada sansevieria,
metode ini lebih sering diterapkan untuk membiakkan jenis yang lama
menghasilkan anakan seperti jenis S. cyilindrica dan jenis yang langka.
2

Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Kultur Jaringan Sansivera adalah:
a. Mengetahui teknik kultur jaringan sansivera
b. Mengetahui pengaruh BAP terhadap pertumbuhan dan perkembangan

eksplan sansivera
B Tinjauan Pustaka
Tanaman sansivera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan, seperti jenis S. cylindrica dan
jenis yang langka. Eksplan diambil dari mata tunas pucuk rimpang atau pucuk
daun sepanjang 1 cm, sebelum ditanam eksplan disterilisasikan terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi

(Pramono 2008).

Sansevieria trifasciata Prain termasuk dalam famili Agavaceae yang


memiliki habitat asli daerah tropis kering dan mempunyai iklim gurun yang
panas.Famili Agavaceae memiliki sekitar 60 spesies yang tersebar di Afrika
dansebagian spesies dari genus Sansevieria merupakan tanaman hias yang
komersial (Henley et al., 2006). Tanaman Sansevieria termasuk tanaman yang
bersifatsukulen, karena secara morfologi Sansevieria dicirikan dengan daun
yang tebaldan memiliki kandungan air yang tinggi (Arnold 2004).
Sanseviera memiliki keistimewaan yang jarang ditemukan pada tanaman
lain, diantaranya mampu bertahan hidup pada rentang suhu dan cahaya yang
luas. Sanseviera juga sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya
(polutan), bahkan mampu meyerap 107 jenis polutan di daerah yang padat lalu
lintas dan di dalam ruanganyang penuh asap rokok. Hal ini merupakan salah
satu daya faktor yang menybabkan sanseviera banyak dibudidayakan oleh
bnyak orang (Mohammad and Anwar 2005).
Purwanto (2006) pada bukunya mengemukakan riset yang dilakukan oleh
Wolverton Environmental Service yang menyebutkan bahwasehelai daun
Sanseviera mampu menyerap formaldehid sebanyak 0.938 g perjam.
Terdapat dua jenis Sansivieria trifaciata Prain Laurentii yang banyakditemui
sebagai tanaman hias indoor dan tanaman lanskap, yaitu Sansivieria trifaciata.

C Metode Praktikum
1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Kultur Jaringan Sansivera dilaksanakan pada hari Selasa,
16 April 2013 pukul 13.00 - 15.00 WIB di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2 Alat
a. LAFC lengkap dengan lampu bunsen
b. Petridish dan botol-botol kultur
c. Peralatan diseksi, yaitu pinset besar/kecil dan pisau pemes
3 Bahan
a. Eksplan : daun sansivera (S. Cylindrica)
b. Media kultur
c. Alkohol 70 %
d. Aquadest steril
e. Spirtus
f. Chlorox (Sunclin)
4 Cara Kerja
a. Persiapan eksplan
b. Sterilisasi eksplan (dilakukan dalam LAFC)
1) Merendam eksplan dalam larutan Dithane M-45 3 mg/l selama + 12
jam, dilanjutkan dengan chlorox 5,25 % (Sunclin 100 %) selama + 3
menit.
2) Membilas eksplan dengan aquadest steril.
c. Penanaman eksplan
1) Membuka plastik penutup botol media kultur.
2) Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan pinset.
Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api.
3) Selama penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk
menghindari kontaminasi.
d. Pemeliharaan
1) Botol-botol media berisi eksplan ditempatkan di rak-rak kultur.
2) Lingkungan di luar botol harus dijaga suhu, kelembaban dan
cahayanya.
3) Penyemprotan botol-botol kultur dengan spirtus dilakukan 2 hari
sekali untuk mencegah kontaminasi.
e. Pengamatan selama 5 minggu, yang diamati:
1) Saat muncul akar, tunas, daun dan kalus (HST), diamati setiap hari.
2) Jumlah akar, tunas dan daun, diamati 1 minggu sekali.

3) Deskripsi kalus (struktur dan warna kalus), dilakukan pada akhir


pengamatan.
4) Persentase keberhasilan, dilakukan pada akhir pengamatan.

D Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1 Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Pengaruh BAP Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Eksplan Sansivera
Ekspl
an

Tangg
al

Sansi
evera

16-0413
23-0413
26-0413
30-0413
3-0513
7-0513
10-513

Saat Muncul (HST)

Jumlah
Tuna
Dau
Akar
s
n

Keterangan

Akar

Tunas

Daun

Kalus

Masih baik

Masih baik

Masih baik

Masih baik

Masih baik

Masih baik

Masih baik

Sumber: Laporan Sementara

Gambar 2.1 Eksplan Sansievera


(Sansevieria trifasciata)
Awal Pengamatan.

Gambar 2.2 Eksplan Sansievera


(Sansevieria trifasciata)
Akhir Pengamatan.

Pembahasan
Tanaman Sansivera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang
digemari oleh para pecinta tanaman. Selain mempunyai corak daun yang
indah dan unik, tanaman ini juga mempunyai bentuk dan ukuran yang
bervariasi, tanaman ini juga berfungsi sebagai penyerap polutan di udara
sekitar tempat tumbuhnya. Hal inilah yang menyebabkan pecinta tanaman
kembali melirik tanaman sansivera. Eksplan sansivera yang digunakan
adalah batang sansivera yang berwarna hijau dan masih dalam keadaan
baik atau segar dan tidak mati, sehingga memilih bagian eksplan yang

batangnya masih sehat dan segar, lalu dipotong menjadi kecil persegi
panjang.
Keberhasilan penanaman eksplan sangat tergantung pada media yang
digunakan. Media yang tidak steril maka penanaman eksplan di dalam
media akan terkontaminasi dan mengalami kegagalan dalam pertumbuhan.
Keberhasilan penanaman eksplan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sterilisasi, pemilihan bahan eksplan, faktor lingkungan seperti pH, cahaya
dan temperatur, serta kandungan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dalam
medium kultur. Faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam penanaman
eksplan adalah media dan alat yang tidak steril, perlakuan, pengovenan
yang kurang baik serta lingkungan yang mudah mengkontaminasi bagi
media penanaman.
Keberhasilan dalam kultur jaringan sangat ditentukan oleh medium
yang digunakan. Media yang digunakan untuk perbanyakan klonal pisang
ini umumnya adalah media MS. Untuk merangsang pertumbuhan tunas
pada eksplan, zat pengatur tumbuh umumnya ditambahkan ke dalam
media kultur. Sitokinin BAP (Benzil Amino Purin) umumnya digunakan
pada kisaran konsentrasi 3-6 ppm tergantung varietas, dengan atau tanpa
kombinasi dengan auksin. Keasaman media umumnya adalah 5,5 sampai
6. Inisiasi merupakan proses awal dalam kegiatan kultur jaringan sehingga
akan menjadi penentu keberhasilan kultur. Proses pertama dalam inisiasi
adalah pengambilan eksplan atau bahan kultur dari lapangan, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan sterilisasi eksplan (Gunawan 1992).
Sitokinin adalah kelompok senyawa organic yang menyebabkan
pembelahan sel yang di kenal dengan proses sitokinesis. BAP/BA ( 6
Benzil Amino purin/6Benzil Adenin ) adalah analog sitokinin, pengaruh
sitokinin di dalam kultur jaringan tanaman antara lain berhubungan dengan
proses

pembelahan

sel,

poliferasi

tunas

ketiak,

penghambatan

pertumbuhan akar dan induksi umbi (Kusumasuasti 2008).


Berdasarkan hasil pengamatan penanaman eksplan sansivera, pada
hari pertama saat penanaman eksplan di dalam media dalam keadaan

masih baik, setelah satu minggu melakukan pengamatan keadaan eksplan


tersebut tidak mengalami perubahan sama sekali atau masih stagnan. Pada
pengamatan dua minggu kemudian keadaan akhir penanaman eksplan
sansivera masih baik dan stagnan. Tidak ditemukan konaminasi jamur
maupun bakteri dari eksplan sansiviera.
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan, yaitu:
a. Media yang digunakan dalam kultur Sanseviera adalah media MS
b. Belum ada pertumbuhan kalus ataupun organ dari eksplan sanseviera

sampai pengamatan terakhir


c. Tidak ada kontaminasi jamur maupun bateri pada eksplan
Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan oleh co-assisten
terlebih dahulu cara penanaman eksplan yang benar itu yang bagaimana,

DAFTAR PUSTAKA
Arnold M A 2004. Sansevieria Trifaciata Intented For Future Inclusion
Inlandscape Plants For Texas And Environs. http://aggiehorticulture.tamu.edu. Diakses pada tanggal 25 April 2013.
Gunawan L W 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Bogor : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat
Antar Universitas Bioteknologi IPB.
Mohammad Anis and Shahzad 2005. Micropropagation Of Sansevieria Cylindrica
Bojer Ex Hook Through Leaf Disc Culture. Journal Propagation of
Ornamental Plants Vol. 5,No 3 : 119-123
Pramono, S 2008. Pesona Sansivera. PT. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Purwanto A W 2006 Sansevieria, Flora Cantik Penyerap Racun. Yogyakarta:
Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai