Dosen pengampu:
Oleh:
Nim : 230311100032
Kelas : Agroekoteknologi 23 A
FAKULTAS PERTANIAN
2023
Alasan saya memilih Tanaman Lidah Mertua sebagai bahan penugasan karena tanaman ini
sering dijumpai dan sudah tidak asing lagi ditelinga kita karena tanaman ini terkenal sebagai tanaman
hias rumahan. Tanaman ini termasuk tanaman hias daun yang memiliki kemampuan untuk menyerap
dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun, maka dari itu Tanaman Lidah Mertua
sering dijumpai karena cocok ditanam di pekarangan rumah maupun di dalam ruangan. Tanaman
lidah mertua sudah lama dikenal oleh banyak orang dan dibudidayakan sebagai tanaman hias daun
yang booming di Indonesia pada tahun 2000 dan 2004 (Rosanti, 2017). Hingga saat ini minat
masyarakat dan para penggemar terhadap Tanaman Lidah Mertua masih tinggi.
Alasan kedua saya untuk memilih tanaman lidah mertua sebagai bahan penugasan karena saya
sedikit mengetahui tentang tanaman lidah mertua ini. Tanaman Lidah Mertua selain sebagai tanaman
hias juga berfungsi sebagai obat yang telah teruji secara klinis berefek positif terhadap diabetes dan
ambeien, serta seratnya digunakan dalam industri tekstil (Sriastuti et al., 2018). Perbanyakan Lidah
mertua cukup mudah, yaitu dapat dilakukan dengan dua cara yang pertama dilakukan secara generatif
dan yang kedua secara vegetatif.
Kandungan
Banyak yang belum mengetahui jika Sansevieria selain memiliki kemampuan untuk
menyerap dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun juga mengandung antioksidan.
Berdasarkan penelitian (Dewatisari et al., 2017) pada sansevieria trifasciata var. Laurentii dan
sanseveria cylindrica menunjukkan kandungan fitokimia alkaloid, triterpenoid, flavanoid, steroid,
yang mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Namun informasi mengenai aktivitas antioksidan
dan antikanker dari salah satu spesies Sansevieria yaitu Sansevieria masoniana Chahin belum
diketahui, padahal pengetahuan mengenai tumbuhan ini penting untuk diketahui sehingga dapat
menjadikan tanaman genus Sansevieria sebagai tanaman sumber antioksidan. Antioksidan
merupakan senyawa kimia yang dapat mendonorkan elektron pada radikal bebas yang reaktif agar
tidak reaktif dan stabil sehingga dapat mencegah proses oksidasi dalam tubuh (Aji, 2014).
Dalam penelitian (Siregar et al., 2020) melakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak daun lidah
mertua diperoleh melalui metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ekstrak daun lidah mertua memiliki kandungan metabolit sekunder berupa
senyawa flavonoid dan saponin. Hasil lain menunjukkan bahwa ekstrak daun lidah mertua memiliki
aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 97,902 ppm. Pemakaian tumbuhan Sansevieria
dalam penelitian juga didasarkan karena tumbuhan ini mudah untuk ditemukan di wilayah tropis
seperti di Indonesia sehingga efisien dan murah untuk dijadikan sampel penelitian.
Lidah mertua sering kita temui sebagai tanaman hias dan Lidah mertua memanglah bukan
tanaman pangan. Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa tanaman lidah mertua memiliki
kandungan tersendiri yang mana kandungan ada lidah mertua sangat penting bagi kehidupan
manusia. Lidah mertua juga memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia, berikut beberapa
manfaat tanam lidah mertua:
3. Menjaga lingkungan dan kesehatan dengan menyerap unsur polutan berbahaya yang terdapat di
udara:
Lidah mertua dapat membantu menjaga lingkungan dan kesehatan dengan menyerap unsur
polutan berbahaya yang terdapat di udara. Tanaman ini dapat menyerap gas polutan seperti
formaldehida, xylene, toluene, dan beberapa senyawa organik volatil lainnya yang dapat
ditemukan dalam bahan bangunan, cat, dan perabotan. Dengan menyerap polutan ini, lidah
mertua membantu menyaring udara dan mengurangi paparan terhadap zat-zat berbahaya.
Permasalahan perbanyakan
Lidah mertua termasuk tanaman yang mudah beradaptasi dan mudah untuk
dikembangbiakkan sehingga jenis ini termasuk dalam kelompok Wild artinya liar, yaitu Sansevieria
yang setelah dibudidayakan mempunyai fenotipe masih tetap sama seperti saat berada di habitat
alaminya, namun juga perlu diperhatikan bahwa tanaman lidah mertua hanya mampu beradaptasi
pada lingkungan dengan iklim yang tropis dan iklim yang lembab. Tanaman lidah mertua
membutuhkan kelembaban tanah dan suhu yang normal, dalam artian tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin. Kelembaban yang tinggi sangat mempengaruhi proses perkembangan pada tanaman
lidah mertua karena batangnya dapat membusuk.
Selain faktor suhu dan kelembaban perlu kita ketahui bahwa tanaman Lidah mertua juga
rentan terhadap serangan penyakit dan hama seperti jamur, kutu daun, dan tungau. Hal ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman, serta mempersulit perbanyakan. Maka dari itu
tingkat kelembapan pada tanaman lidah mertua perlu diperhatikan karena tingkat kelembaban yang
terlalu tinggi akan mengundang hama dan penyakit menyerang tumbuhan. Untuk menghindari
serangan hama dan penyakit dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida yang terdiri atas
fungisida dan insektisida.
Teknik Perbanyakan
Setiap tanaman pasti memiliki teknik perbanyakan yang berbeda-beda karena ada beberapa
tanaman yang memerlukan perlakuan khusus, namun tidak dengan tanaman lidah mertua yang
terkenal cukup mudah untuk dibudidayakan. Teknik perbanyakan yang dapat kita lakukan pada
tanaman lidah mertua ada dua macam, yaitu perbanyakan secara generatif, yaitu dengan biji dan
secara vegetatif, yaitu dengan stek daun, anakan, menumbuhkan tunas rimpang, dan kultur jaringan.
Perbanyakan tanaman lidah mertua dengan cara stek daun memberi keuntungan tersendiri karena
secara tidak langsung kita dapat menghemat bahan stek dengan menggunakan potongan-potongan
daun dan dapat menghemat waktu karena dalam waktu singkat kita dapat menghasilkan stek dalam
jumlah banyak. Namun kebanyakan para hobiis lidah mertua memperbanyak tanaman ini
menggunakan teknik perbanyakan secara vegetatif.
Berikut teknik perbanyakan tanaman lidah mertua secara vegetatif dengan stek daun:
Adapun teknik perbanyakan tanaman lidah mertua secara vegetatif dengan tunas:
1. Pilih tanaman induk yang sehat dan rimbun dengan banyak tunas.
2. Bongkar dan angkat induk lidah mertua dari dalam pot.
3. Pisahkan akar dari tanah dengan cara mengguyur dengan air berkali-kali hingga akar
bersih dari tanah.
4. Pilih tunas yang minimal tiga helai daun.
5. Potong batang tunas dengan pisau atau gunting khusus dan olesi potongan dengan
pestisida.
6. Setelah mendapatkan tunas, tanam kembali induk lidah mertua di dalam pot.
7. Tunas yang sudah kita dapatkan dapat ditanam dengan cara, isi ¾ pot dengan media
tanam, masukkan tunas di tengahnya dan tutupi lagi dengan media tanam.
8. Tempatkan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Pembahasan
Lidah mertua memiliki nama latin Sansevieriae merupakan tanaman yang sudah tidak asing
lagi di Indonesia. Lidah mertua sering kita temui pada pekarangan rumah-rumah warga, biasanya
digunakan sebagai penghias pagar karena bentuknya yang unik dan memiliki warna dominan hijau
kuning sehingga cocok sebagai elemen tanaman. Tanaman ini cocok digunakan sebagai penghias
pagar rumah bukan hanya karena bentuk dan warnanya yang unik saja, namun tanaman ini juga
memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun.
Tanaman lidah mertua ini juga banyak dibudidayakan dan diperjualbelikan karena tanaman
ini termasuk tanaman hias rumahan. Selain bermanfaat sebagai tanaman hias, serat lidah mertua
juga dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil yang banyak digunakan di Cina dan New
Zealand (Lombogia et al., 2016). Tanaman lidah mertua juga dipercayai masyarakat memiliki
manfaat untuk pengobatan sakit telinga, sakit perut, sakit gigi, luka, ulkus, hemoroid, sebagai
antiseptic dan antikanker.
Klasifikasi Menurut Rahmawati dkk (2023), Klasifikasi Lidah mertua yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Plantaeymax
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledonae
Subkelas : Lilidae
Ordo : Liliales
Famili : Agavaceae
Genus : Sansevieria
Kesimpulan
Tanaman lidah mertua memiliki nama latin Sansevieriae merupakan Salah satu tumbuhan
yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias rumahan, karena memiliki kemampuan untuk menyerap
dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun. Beberapa penelitian juga menyatakan
bahwa tanaman ini memiliki kandungan antioksidan dan metabolit sekunder yang dapat dijadikan
sebagai obat diabetes dan ambeien. Tanaman ini cukup mudah untuk dibudidayakan karena tanaman
Lidah mertua mudah beradaptasi pada lingkungan beriklim tropis, yaitu di lingkungan negara
Indonesia ini. Lidah mertua dibudidayakan menggunakan dua teknik perbanyakan, yaitu
perbanyakan secara generatif, yaitu dengan biji dan secara vegetatif, yaitu dengan stek daun, anakan,
menumbuhkan tunas rimpang, dan kultur jaringan.
Dokumentasi komoditi
Aji R.M. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daging Daun Lidah Mertua. Jurnal
Dewatisari, W.F., Rumiyanti, L., Ismi Rakhmawati, I. (2017). “Rendemen Dan Skrining Fitokimia
Faznur, L. S., Wicaksono, D., & Anjani, R. (2020). Inovasi tanaman Sansevieria sebagai sirkulasi
Lombogia, B., Budiarso, F., & Bodhi, W. (2016). Uji daya hambat ekstrak daun lidah mertua
Sriastuti, W., Herawatiningsih, R., & Tavita, G. E. (2018). Keanekaragaman Tumbuhan yang