Anda di halaman 1dari 8

OUTLINE

TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN HORTIKULTURA

TANAMAN HIAS DAUN

Dosen pengampu:

Dr. Catur Wasonowati,SP,Msi

Oleh:

Nama : Ahmad Habibi Nashrullah

Nim : 230311100032

Kelas : Agroekoteknologi 23 A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2023

TANAMAN LIDAH MERTUA


Alasan Pemilihan Komoditi

Alasan saya memilih Tanaman Lidah Mertua sebagai bahan penugasan karena tanaman ini
sering dijumpai dan sudah tidak asing lagi ditelinga kita karena tanaman ini terkenal sebagai tanaman
hias rumahan. Tanaman ini termasuk tanaman hias daun yang memiliki kemampuan untuk menyerap
dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun, maka dari itu Tanaman Lidah Mertua
sering dijumpai karena cocok ditanam di pekarangan rumah maupun di dalam ruangan. Tanaman
lidah mertua sudah lama dikenal oleh banyak orang dan dibudidayakan sebagai tanaman hias daun
yang booming di Indonesia pada tahun 2000 dan 2004 (Rosanti, 2017). Hingga saat ini minat
masyarakat dan para penggemar terhadap Tanaman Lidah Mertua masih tinggi.

Alasan kedua saya untuk memilih tanaman lidah mertua sebagai bahan penugasan karena saya
sedikit mengetahui tentang tanaman lidah mertua ini. Tanaman Lidah Mertua selain sebagai tanaman
hias juga berfungsi sebagai obat yang telah teruji secara klinis berefek positif terhadap diabetes dan
ambeien, serta seratnya digunakan dalam industri tekstil (Sriastuti et al., 2018). Perbanyakan Lidah
mertua cukup mudah, yaitu dapat dilakukan dengan dua cara yang pertama dilakukan secara generatif
dan yang kedua secara vegetatif.

Kandungan

Banyak yang belum mengetahui jika Sansevieria selain memiliki kemampuan untuk
menyerap dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun juga mengandung antioksidan.
Berdasarkan penelitian (Dewatisari et al., 2017) pada sansevieria trifasciata var. Laurentii dan
sanseveria cylindrica menunjukkan kandungan fitokimia alkaloid, triterpenoid, flavanoid, steroid,
yang mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Namun informasi mengenai aktivitas antioksidan
dan antikanker dari salah satu spesies Sansevieria yaitu Sansevieria masoniana Chahin belum
diketahui, padahal pengetahuan mengenai tumbuhan ini penting untuk diketahui sehingga dapat
menjadikan tanaman genus Sansevieria sebagai tanaman sumber antioksidan. Antioksidan
merupakan senyawa kimia yang dapat mendonorkan elektron pada radikal bebas yang reaktif agar
tidak reaktif dan stabil sehingga dapat mencegah proses oksidasi dalam tubuh (Aji, 2014).

Dalam penelitian (Siregar et al., 2020) melakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak daun lidah
mertua diperoleh melalui metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ekstrak daun lidah mertua memiliki kandungan metabolit sekunder berupa
senyawa flavonoid dan saponin. Hasil lain menunjukkan bahwa ekstrak daun lidah mertua memiliki
aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 97,902 ppm. Pemakaian tumbuhan Sansevieria
dalam penelitian juga didasarkan karena tumbuhan ini mudah untuk ditemukan di wilayah tropis
seperti di Indonesia sehingga efisien dan murah untuk dijadikan sampel penelitian.

Manfaat Lidah Mertua

Lidah mertua sering kita temui sebagai tanaman hias dan Lidah mertua memanglah bukan
tanaman pangan. Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa tanaman lidah mertua memiliki
kandungan tersendiri yang mana kandungan ada lidah mertua sangat penting bagi kehidupan
manusia. Lidah mertua juga memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia, berikut beberapa
manfaat tanam lidah mertua:

1. Sebagai tanaman penyerap polutan termasuk polusi radiasi dan bau:


Lidah mertua memiliki kemampuan untuk menyerap polutan udara, termasuk polusi radiasi dan
bau. Tanaman ini memiliki struktur daun yang dapat menyerap dan menghilangkan beberapa
polutan udara seperti toluene, xylene, formaldehida, dan beberapa senyawa organik volatil
lainnya. Lidah mertua juga dapat membantu mengurangi polusi radiasi elektromagnetik yang
berasal dari peralatan elektronik.

2. Sebagai obat diabetes dan ambeien:


Meskipun lidah mertua belum secara ilmiah terbukti secara khusus efektif dalam pengobatan
diabetes dan ambeien, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung
senyawa-senyawa yang memiliki potensi untuk mengurangi kadar gula darah dan memiliki efek
antiinflamasi. Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami secara lebih
mendalam potensi penggunaan lidah mertua dalam pengobatan diabetes dan ambeien.

3. Menjaga lingkungan dan kesehatan dengan menyerap unsur polutan berbahaya yang terdapat di
udara:
Lidah mertua dapat membantu menjaga lingkungan dan kesehatan dengan menyerap unsur
polutan berbahaya yang terdapat di udara. Tanaman ini dapat menyerap gas polutan seperti
formaldehida, xylene, toluene, dan beberapa senyawa organik volatil lainnya yang dapat
ditemukan dalam bahan bangunan, cat, dan perabotan. Dengan menyerap polutan ini, lidah
mertua membantu menyaring udara dan mengurangi paparan terhadap zat-zat berbahaya.

4. Mengubah karbondioksida menjadi oksigen:


Seperti tanaman lainnya, lidah mertua melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Dalam
proses ini, tanaman mengubah karbondioksida yang diambil dari udara menjadi oksigen melalui
proses fotosintesis. Oksigen yang dihasilkan oleh lidah mertua penting untuk menjaga kualitas
udara yang sehat dan mendukung kehidupan manusia dan hewan lainnya.Mengkonsumsi
peanuts bisa mengurangi resiko obesitas dan membantu menjaga berat badan. Sebab, kandungan
seratnya yang tinggi membantu untuk tetap merasa kenyang walaupun tidak makan sekalipun.

Permasalahan perbanyakan

Lidah mertua termasuk tanaman yang mudah beradaptasi dan mudah untuk
dikembangbiakkan sehingga jenis ini termasuk dalam kelompok Wild artinya liar, yaitu Sansevieria
yang setelah dibudidayakan mempunyai fenotipe masih tetap sama seperti saat berada di habitat
alaminya, namun juga perlu diperhatikan bahwa tanaman lidah mertua hanya mampu beradaptasi
pada lingkungan dengan iklim yang tropis dan iklim yang lembab. Tanaman lidah mertua
membutuhkan kelembaban tanah dan suhu yang normal, dalam artian tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin. Kelembaban yang tinggi sangat mempengaruhi proses perkembangan pada tanaman
lidah mertua karena batangnya dapat membusuk.

Selain faktor suhu dan kelembaban perlu kita ketahui bahwa tanaman Lidah mertua juga
rentan terhadap serangan penyakit dan hama seperti jamur, kutu daun, dan tungau. Hal ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman, serta mempersulit perbanyakan. Maka dari itu
tingkat kelembapan pada tanaman lidah mertua perlu diperhatikan karena tingkat kelembaban yang
terlalu tinggi akan mengundang hama dan penyakit menyerang tumbuhan. Untuk menghindari
serangan hama dan penyakit dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida yang terdiri atas
fungisida dan insektisida.

Teknik Perbanyakan

Setiap tanaman pasti memiliki teknik perbanyakan yang berbeda-beda karena ada beberapa
tanaman yang memerlukan perlakuan khusus, namun tidak dengan tanaman lidah mertua yang
terkenal cukup mudah untuk dibudidayakan. Teknik perbanyakan yang dapat kita lakukan pada
tanaman lidah mertua ada dua macam, yaitu perbanyakan secara generatif, yaitu dengan biji dan
secara vegetatif, yaitu dengan stek daun, anakan, menumbuhkan tunas rimpang, dan kultur jaringan.
Perbanyakan tanaman lidah mertua dengan cara stek daun memberi keuntungan tersendiri karena
secara tidak langsung kita dapat menghemat bahan stek dengan menggunakan potongan-potongan
daun dan dapat menghemat waktu karena dalam waktu singkat kita dapat menghasilkan stek dalam
jumlah banyak. Namun kebanyakan para hobiis lidah mertua memperbanyak tanaman ini
menggunakan teknik perbanyakan secara vegetatif.

Berikut teknik perbanyakan tanaman lidah mertua secara vegetatif dengan stek daun:

1. Pilih indukan lidah mertua yang sehat dan cukup umur.


2. Pilihlah daun yang sudah tua.
3. Potong satu sampai tiga daun yang sudah tua tersebut . potong lagi menjadi bagian
yang lebih kecil, minimal 10 cm.
4. Siapkan pot yang sudah terisi tanah yang bagus dengan sirkulasi air yang baik.
5. Tancapkan daun lidah mertua yang sudah dipotong kecil-kecil tadi.
6. Siram tanaman hingga air mengalir kedalam pot.
7. Letakkan pot pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung.

Adapun teknik perbanyakan tanaman lidah mertua secara vegetatif dengan tunas:

1. Pilih tanaman induk yang sehat dan rimbun dengan banyak tunas.
2. Bongkar dan angkat induk lidah mertua dari dalam pot.
3. Pisahkan akar dari tanah dengan cara mengguyur dengan air berkali-kali hingga akar
bersih dari tanah.
4. Pilih tunas yang minimal tiga helai daun.
5. Potong batang tunas dengan pisau atau gunting khusus dan olesi potongan dengan
pestisida.
6. Setelah mendapatkan tunas, tanam kembali induk lidah mertua di dalam pot.
7. Tunas yang sudah kita dapatkan dapat ditanam dengan cara, isi ¾ pot dengan media
tanam, masukkan tunas di tengahnya dan tutupi lagi dengan media tanam.
8. Tempatkan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Pembahasan

Lidah mertua memiliki nama latin Sansevieriae merupakan tanaman yang sudah tidak asing
lagi di Indonesia. Lidah mertua sering kita temui pada pekarangan rumah-rumah warga, biasanya
digunakan sebagai penghias pagar karena bentuknya yang unik dan memiliki warna dominan hijau
kuning sehingga cocok sebagai elemen tanaman. Tanaman ini cocok digunakan sebagai penghias
pagar rumah bukan hanya karena bentuk dan warnanya yang unik saja, namun tanaman ini juga
memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun.

Tanaman lidah mertua ini juga banyak dibudidayakan dan diperjualbelikan karena tanaman
ini termasuk tanaman hias rumahan. Selain bermanfaat sebagai tanaman hias, serat lidah mertua
juga dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil yang banyak digunakan di Cina dan New
Zealand (Lombogia et al., 2016). Tanaman lidah mertua juga dipercayai masyarakat memiliki
manfaat untuk pengobatan sakit telinga, sakit perut, sakit gigi, luka, ulkus, hemoroid, sebagai
antiseptic dan antikanker.

Klasifikasi Menurut Rahmawati dkk (2023), Klasifikasi Lidah mertua yaitu sebagai berikut :

Kingdom : Plantaeymax

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Subkelas : Lilidae

Ordo : Liliales

Famili : Agavaceae

Genus : Sansevieria

Jenis : Sansevieria trifasciata


Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Faznur dkk (2020), menyatakan bahwa tanaman
lidah mertua merupakan inovasi yang baik untuk menjaga kualitas udara dan bertujuan untuk
mencegah polusi dan penyebaran virus corona. Lidah mertua digunakan sebagai alat sirkulasi udara
alami yang memberikan berbagai manfaat. Inovasi ini merupakan sarana baru untuk sirkulasi udara
yang ramah lingkungan, ekonomis, serta dapat memberikan estetika sebagai hiasan interior rumah.
Lidah mertua memiliki peran penting dalam menjaga sirkulasi udara di dalam ruangan dan memiliki
kemampuan untuk membersihkan polutan di udara.

Kesimpulan

Tanaman lidah mertua memiliki nama latin Sansevieriae merupakan Salah satu tumbuhan
yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias rumahan, karena memiliki kemampuan untuk menyerap
dan menyingkirkan lingkungan dari polutan udara beracun. Beberapa penelitian juga menyatakan
bahwa tanaman ini memiliki kandungan antioksidan dan metabolit sekunder yang dapat dijadikan
sebagai obat diabetes dan ambeien. Tanaman ini cukup mudah untuk dibudidayakan karena tanaman
Lidah mertua mudah beradaptasi pada lingkungan beriklim tropis, yaitu di lingkungan negara
Indonesia ini. Lidah mertua dibudidayakan menggunakan dua teknik perbanyakan, yaitu
perbanyakan secara generatif, yaitu dengan biji dan secara vegetatif, yaitu dengan stek daun, anakan,
menumbuhkan tunas rimpang, dan kultur jaringan.

Dokumentasi komoditi

Budidaya lidah mertua


Perbanyakan lidah mertua dengan stek daun

Lidah mertua sebagai tanaman hias dalam ruangan


DAFTAR PUSTAKA

Aji R.M. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daging Daun Lidah Mertua. Jurnal

Kesehatan Lingkungan. (10)-1, 103-122.

Dewatisari, W.F., Rumiyanti, L., Ismi Rakhmawati, I. (2017). “Rendemen Dan Skrining Fitokimia

Pada Ekstrak Daun Sanseviera Sp. “Rendemen and Phytochemical Screening

Using Leaf Extract Of.” 17(3):197–202.

Faznur, L. S., Wicaksono, D., & Anjani, R. (2020). Inovasi tanaman Sansevieria sebagai sirkulasi

udara alami di lingkungan kampung bulak cinangka. In Prosiding Seminar

Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, (1)-1.

Lombogia, B., Budiarso, F., & Bodhi, W. (2016). Uji daya hambat ekstrak daun lidah mertua

Sansevieriae trifasciata folium terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli

dan Streptococcus sp. Jurnal e-Biomedik (eBm), (4)-1, 156-161.

Rosanti, D. (2017). Keanekaragaman Morfologi Daun Sansevieria Yang Tersebar

DI Kota Palembang. Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, 14-(2), 65-72.

Rahmawati, A., Khoerunnisa, S. A., & Ateng Supriyatna, A. Keanekaragaman Jenis

Famili Agavaceae Di Pekarangan Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan

Gunung Djati Bandung. JAPPRI: Jurnal Agroteknologi Pertanian & Publikasi

Riset, (5)-(1), 38-44.

Sriastuti, W., Herawatiningsih, R., & Tavita, G. E. (2018). Keanekaragaman Tumbuhan yang

Berpotensi Sebagai Tanaman Hias dalam Kawasan IUPHHK-HTI PT. Bhatara

Alam Lestari di Desa Sekabuk Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah.

Jurnal Hutan Lestari. (6)-1, 147-157.

Siregar, A.R.S., Mawardi., Elfrida. (2020). UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK

DAUN LIDAH MERTUA. Jurnal Jeumpa, 7 (1), 310-318.

Anda mungkin juga menyukai