Anda di halaman 1dari 5

Jamur saprofit antagonis dapat menekan

jamur patogen tular tanah melalui tiga


mekanisme, seperti jamur T. viride mampu
hidup sebagai mikoparasit yang dapat
melakukan penetrasi ke miselium dan
klamidospora jamur patogen sehingga terjadi
lisis dan pengkristalan, menghasilkan antibiotik
(gliotoksin dan viridin) yang dapat menghambat
pertumbuhan jamur patogen, dan mempunyai
kemampuan tumbuh yang lebih cepat sehingga

terjadi persaingan dalam ruang dan nutrisi
dengan jamur lainnya (Baker dan Cook, 1982).
Bharat et al. (1988) melaporkan bahwa
jamur Trichoderma sp. selain bersifat antagonis
terhadap jamur patogenik juga dapat bertindak
sebagai pengurai limbah organik. Widyastuti et
al. (1998) mengemukakan bahwa jamur
Trichoderma spp. mempunyai kemampuan
sebagai jasad pengurai aktif dari serasah Acacia
mangium. Menurut Harman dan Taylor (1988),
kemampuan jamur Trichoderma spp. sebagai
agen pengurai serasah disebabkan karena
kemampuannya untuk menghasilkan enzim
chitinolitik dan selulase yang dapat menguraikan
selulosa, hemi selulosa dan lignin yang tinggi
menjadi senyawa yang lebih sederhana

Perbedaan luas koloni cendawan pada kultur ganda mengindikasikan adanya
mekanisme kompetisi terhadap ruang dan makanan. Besar kecilnya luas koloni agen
hayati menunjukan kemampuannya untuk berkompetisi dengan patogen, semakin luas
pertambahan koloni agen hayati berarti semakin besar kemampuannya untuk
berkompetisi dengan patogen. Hal ini ditunjukkan oleh cendawan Trichoderma yang luas
koloninya lebih besar dibanding Phytophthora palmivora pada masa inkubasi yang sama
yaitu 4 hari sesudah inokulasi.
Zona jernih
terbentuk karena kemampuan Penicillium purpurescens mengeluarkan senyawa bioaktif
yaitu antibiotik. Bioaktif ini bersifat antibiosis yang menyebabkan terbentuknya daerah
hambatan antara agen hayati dan patogen.
Selanjutnya hifa
Phytophthora palmivora mengalami lisis dan terputus-putus karena terlilit oleh hifa
Trichoderma atau pengaruh antibiotik yang dihasilkan Trichoderma.
Hasil penelitian Habazar dan Yaherwandi (2006) pada pengendalian hayati
menggunakan Trichoderma menunjukkan bahwa hifa parasit Trichoderma akan tumbuh
sejajar hifa patogen dan membentuk cabang-cabang samping seperti pengait di sekeliling
hifa dan mampu menembus hifa patogen. Hifa Trichoderma dapat tumbuh berkembang
dan membentuk konidia di dalam hifa patogen bahkan hifa Trichoderma mampu
menembus struktur istirahat patogen seperti sklerotia.
Mekanisme lisis pada hifa patogen ditandai dengan berubahnya warna hifa
patogen menjadi jernih dan kosong karena isi sel dimanfaatkan oleh agen hayati sebagai
nutrisi serta kemampuan agen hayati menghasilkan enzim yang dapat melisiskan dinding
sel patogen, seperti dijelaskan oleh Djarir (1993) bahwa Trichoderma mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan hifa cendawan patogen.
Misalnya Trichoderma viridae menghasilkan antibiotik gliotoksin dan viridin dan
Trichoderma harzianum dapat memproduksi enzim -1, 3 glukonase dan kitinase yang
dapat melisis hifa patogen. Enzim yang dihasilkan dapat merusak dinding sel cendawan
patogen dan akhirnya akan menyebabkan kematian sel. (KEMAMPUAN Trichoderma DAN
Penicillium DALAM MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN CENDAWAN PENYEBAB PENYAKIT BUSUK AKAR DURIAN
(Phytophthora palmivora) SECARA IN VITRO
Sunarwati, D. dan R. Yoza
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
Jl. Raya Solok-Aripan Km 8 Solok Sumatera Barat 27301)

Dalam keadaan cukup nutrien, Trichoderma mempunyai tiga mekanisme
antagonistik, yaitu: kompetisi, antibiosis, dan mikoparasitisme. T. harzianum telah
diketahui menghasilkan antibiotik golongan pentabiol dan enzim -1,3 glukosidase
dan khitinase. Namun sukar memilahkan peranan masing-masing mekanisme tersebut
di lapangan karena hal ini sangat tergantung pada isolat yang dipergunakan, organisme
sasaran, dan kondisi lingkungan (BULETIN ILMIAH INSTIPER
Diterbitkan oleh:
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (LPPM)
INSTITUT PERTANIAN STIPER (INSTIPER)
YOGYAKARTA 2007)

Fungi Trichoderrma
Klasifikasi fungi Trichoderma sp. adalah sebagai berikut ini :
Kingdom : Fungi
Divisio : Amastigomycota
Subdiviso : Deuteromycotina
Kelass : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae
Genus : Trichoderma
Species : Trichoderma sp.
Trichoderma adalah salah satu jamur tanah yang tersebar luas
(kosmopolitan), yang hampir dapat ditemui di lahan-lahan pertanian dan
perkebunan. Trichoderma bersifat saprofit pada tanah, kayu, dan
beberapa jenis bersifat parasit pada jamur lain, kapang tumbuh pada
kisaran suhu optimal 22-30C. Trichoderma viride dan Trichoderma reesei
merupakan kelompok jamur tanah sebagai penghasil selulase yang paling
efisien. Enzim selulase yang dihasilkan Trichoderma viride mempunyai
kemampuan dapat memecah selulosa menjadi glukosa sehingga mudah
dicerna oleh ternak. Selain itu Trichoderma viride mempunyai kemampuan
meningkatkan protein bahan pakan dan pada bahan berselulosa dapat
merangsang dikeluarkannya enzim selulase. Miselium Trichoderma dapat
menghasilkan suatu enzim yang bermacam-macam, termasuk enzim
selulase (pendegradasi selulosa) dan kitinase (pendegradasi kitin). Oleh
karena adanya enzim selulase, Trichoderma dapat tumbuh secara
langsung di atas kayu yang terdiri atas selulosa sebagai polimer dari
glukosa. Trichoderma viride adalah salah satu jenis jamur yang bersifat
selulolitik karena dapat menghasilkan selulase. Nuur (2004) melakukan
penelitian pengaruh fermentasi enceng gondok (Eichornia crassipes)
dengan Trichoderma harzianum terhadap kadar protein kasar dan serat
kasar.perlakuan lama inkubasi selama 0 hari, 3 hari, 6 hari, 9 hari, 12 hari,
15 hari. Disimpulkan bahwa pengaruh fermentasi eceng gondok dengan
Trichoderma harzianum tidak berbeda nyata terhadap protein kasar dan
berbeda sangat nyata terhadap serat kasar. (PERAN MIKROORGANISME
DALAM PENGURAIAN BAHAN ORGANIK PAKAN TERNAK Miswadi,
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012

Terjadinya kompetisi bahan maaknan antara jamur patogen
denganTrichoderma di dalam tanah. Adanya pertumbuhan jamur yang
berjalan begitu cepat dari Trichoderma akan mendesak pertumbuhan jamur.
2. Mikoparasitisme, jamur Trichoderma merupakan jamur yang bersifat
mikoparasit,artinya jamur ini dapat menghambat pertumbuhan jamu dengan
parasitisme. Mekanisme yang terjadi Trichoderma dapat melilit hifa jamur
patogen, selain itu jamur ini juga mengeluarkan ensim yang mampu
merombak dinding sel jamur paotgen, sehingga jamur patogen mati.
Beberapa jenis ensim pelisis yang telah diketahui dihasilkan adalah ensim
kitinase dan b -1,3 glucanase
3. Antibiosis, Trichoderma juga menghasilkan antibiotik yang termasuk
kelompok furanon yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa
jamur patogen, diidentifikasikan dengan rumus kimia 3-2-hydoxyprophyl-4-2-
hexadienyl)-2-5(5H)-furanon

(PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK Dr.H. Ceppy Nasahi,Ir.MS. UNIVERSITAS
PADJADJARAN BANDUNG 2010)

Anda mungkin juga menyukai