Anda di halaman 1dari 13

AKLIMATISASI

Dosen Pengampu:
Dra. Triastinurmiatiningsih, M.Si

Kelompok 4

• Damayana Rizky Arnola 061119010


• Hendra Lesmana 061119017
• Dinda Rahma Dinta 061119019
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Kantong Semar (Nepenthes spp.) merupakan tumbuhan


pemangsa serangga. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias, selain itu kantong semar berfungsi sebagai bahan
tanaman obat, pengendali hama serangga, dan dapat menyerap
gas karbon dioksida (Andini, 2013).

Namun, adanya eksploitasi yang berlebihan mengakibatkan


populasi Kantong Semar di alam menjadi turun. Berdasarkan hal
tersebut, diperlukan suatu upaya konservasi secara ex-xitu melalui
tahap budidaya dan pemulian tanaman kantong semar ini agar
tetap lestari. Salah satu perbanyak Nepenthes adalah dengan cara
Teknik kultur jaringan (Isnaini, dkk. 2021).
Tanaman yang dibudidayakan menggunakan Teknik kultur jaringan biasanya
mengalami abnormalitas anatomis dan fisiologis, selama dalam kultur in vitro (dalam
tabung). Abnormalitas meliputi: lapisan epikutikuler yang tipis, stomata terus terbuka,
tingkat fotosintesis rendah, sel-sel palisade kecil serta jarang, dan rongga mesofil
besar. Selain itu dapat terjadinya kematian karena lingkungan tumbuh yang baru.
Maka dari itu, tanaman harus melewati masa transisi klimatis yaitu proses aklimatisasi
(Mulyono, D. 2014).

Aklimatisasi merupakan suatu proses adaptasi


peralihan lingkungan dari in vitro ke lingkungan in
vivo pada planlet tanaman yang diperoleh melalui
Teknik kultur jaringan in vitro (Gea, dkk. 2019).
Tahap aklimatisasi adalah tahap yang kritis karena
kondisi lingkungan dilapangan sangat berbeda
dengan lingkungan didalam botol.
Terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan planlet pada saat tahap
aklimatisasi seperti intensitas cahaya, kelembapan, suhu ruang dan juga media tumbuh. Media
tumbuh yang ideal yaitu memiliki sifat porous, mampu menjaga kelembaban air, mengandung
unsur hara untuk pertumbuhan bibit, contohnya media kascing karena mempunyai kandungan
unsur hara makro dan mikro (Ababil, dkk. 2021).

Tujuan
Tujuannya untuk mempelajari berbagai macam pengaruh media-media
aklimatisasi terhadap pertumbuhan Nepenthes rafflesiana.

Manfaat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang tahap aklimatisasi pada
kantong semar.
BAHAN DAN METODE KERJA
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pinset, beaker glass, ember, botol semprot, bak plastic, dan rak penyimpanan (Karti,
dkk. 2020).
Bahan tanaman yang digunakan adalah Planlet N rafflesiana Jark. Berumur 1 tahun, hasil dari perbanyakan
in vitro. Media tanam atau sebagai media aklimatisasi yaitu arang sekam, cocopeat, spaganum moss dan
kompos daun bambu.

Media Tanam

Arang sekam merupakan media tanam


yang baik karena memiliki kandungan SiO2
52% dan unsur C 31% serta komposisi
lainnya seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO,
MnO dan Cu dalam jumlah yang sangat
sedikit.

Media Arang Sekam


Media Cocopeat

Cocopeat merupakan media tanam


yang memiliki daya serap air yang cukup
tinggi dan dapat menyimpan air dalam
jumlah yang lebih banyak daripada yang
ditampung dalam tanah.

Media Sphagnum moss


Moss adalah bahan yang saat ini banyak
dimanfaatkan sebagai media tanam,
terutama untuk tanaman hias. Moss yang
dijadikan sebagai media tanam berasal dari
sphagnum berbentuk seperti busa atau
spons yang ringan. Moss sphagnum dapat
menyerap banyak air, tidak becek.
Kompos daun bambu adalah daun bambu kering yang sudah
mengalami pelapukan, bisa didapatkan melimpah disekitar area
rumpun bambu, Unsur hara yang banyak dikandung oleh daun
bambu adalah Phosfor (P) dan Kalium (K), unsur hara makro
primer yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang
bayak. Karena kandungan hara P dan K pada daun bambu terbilang
cukup tinggi, sehingga sangat bagus sekali dijadikan sebagai
campuran kompos pada media tanam.

Media
terbaik...
Penggunaan media sphagnum moss yang
umumnya digunakan pada tahapan
Sphagnum moss (lumut) selama ini menjadi pilihan utama untuk aklimatisasi N.rafflesiana Jack. ternyata
media aklimatisasi planlet kultur jaringan Nepenthes (Kantong perannya dapat tergantikan oleh media
semar). Hal ini dikarenakan, ketersediaan unsur hara yang tanam yang lain. Salah satu media yang
terdapat pada media tersebut dapat memicu pertumbuhan tunas relatif lebih baik dibandingkan dengan
serta sphagnum memiliki kelebihan yaitu kemampuan mengikat media lainnya adalah media Cocopeat.
air sampai 80% dan mengandung nitrogen sebanyak 2-3%
(Sukmadijaya, dkk. 2013).
BAHAN DAN METODE KERJA
Metode Kerja

1 Persiapan Media Tanam 2 Sterilisasi Media Tanam 3 Media Perlakuan

Persiapan dilakukan di luar ruangan Sebelum diperguunakan semua media di Media perlakuan kemudian
laboratorium. Media aklimatisasi sterilisasi dengan direndalm dalam air dimasukkan ke dalam botol
yaitu sekam bakar dan cocopeat panas, sampai air menjadi dingin. Media plastik dalam keadaan lembab
dikombinasikan dengan cocopeat dan daun bambu disterilisasi
perbandingan 1:1. dengan cara di autoklaf pada suhu 121℃,
selama 20 menit.

Penanaman planlet pada media aklimatisasi Pengamatan pertumbuhan N.


Rafflesiana Jack. Selama
1. Dilakukan di rumah paranet, Planlet terlebih dahulu dicuci tahap aklimatisasi
dengan menggunakan air bersih. dilakukan setiap minggu
2. Planlet ditanam dalam media sesuai perlakuan dalam botil plastik selama dua bulan
dan ditutup dengan penutup plastik
3. Setelah itu, botol berisi planlet Nepenthes disimpan dalam rumah
paranet dengan kerapatan sekitar 80%.
Alur proses aklimatisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Persentase jumlah daun dan tunas yang terbentuk dan layu atau terdapat bercak
coklat pada N.rafflesiana Jack. Pada beberapa media perlakuan setelah 2 bulan
aklimatisasi

Sukmadijaya, D., Dinarti, D., Isnaini, Y. 2013. Pertumbuhan Planlet Kantong Semar (Nepenthes rafflesiana Jack.) Pada
Beberapa Media Tanam Selama Tahap Aklimatisasi. J. Hort. Indonesia, 4(3): 124-130.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan metode studi literatur dapat disimpulkan bahwa:
1. Semua media tanam aklimatisasi yang digunakan dapat mempengaruhi pertumbuhan planlet Nepenthes
rafflesiana, dapat dilihat tabel persentase munculnya tunas ataupun daun.
2. Tidak hanya media arang sekam atau pun sphagnum moss saja yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
planlet N. rafflesiana. Tetapi media yang lain seperti cocopeat, daun bambu dan kombinasi (cocopeat: arang
sekam) dapat juga dijadikan sebagai media aklimatisasi Nepenthes rafflesiana.
3. Pada media arang sekam, persentase jumlah tanaman yang daun layu ataupun terkena bercak coklat
merupakan persentase terbesar dari ke empat media lainnya dengan nilai persentase 26%.
4. Pertambahan jumlah daun terbanyak dijumpai pada media tanam cocopeat, pertumbuhan akar paling banyak
dijumpai pada media tanam cocopeat, pertambahan tinggi batang tertinggi dijumpai pada media tanam
cocopeat dan daun bambu.
5. Pertambahan jumlah kantong paling banyak dijumpai pada media tumbuh cocopeat, Pertambahan ukuran
kantong tercepat dijumpai pada media tanam campuran, pertambahan jumlah anakan (tunas) dijumpai pada
media spaghnum moss.
6. percobaan perlakuan media tanam aklimatisasi planlet kantong semar (Nepenthes raflesiana) ini tidak
menunjukkan perbedaan nyata antara perlakuannya. Namun, setiap perlakuan yang diberikan berhasil
menumbuhkan planlet kantong semar, yang diukur dari beberapa parameter seperti jumlah daun, tinggi
batang, jumlah akar, jumlah kantong per minggu, tinggi kantong per minggu, serta presentase kemunculan
tunas dan daun yang layu atau terdapat bercak.
DAFTAR PUSTAKA
• Ababil, M.A., Budiman., Azmi, T.K.K. 2021. Aklimatitasi Planlet Pisang Cavendish Dengan Beberapa Kombinasi Media
Tanam. Jurnal Pertanian Presisi, 5 (1): 57-70.
• Andini. 2019. Multiplikasi Subkulutr Tunas Kantong Semar (Nepenthes mirabilis) Menggunakan NAA (Naphthalene Acetic
Acid) dan Kinetin (6-Furfuryl Amino Purine) Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang.
• Gea, B., Karti, P.D.M.H., Prihantoro, I., Husni, A. 2019. Aklimatisasi dan Evaluasi Produksi Mutan Rumput Gajah Kultivar
Taiwan. Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, 17 (2): 47-53.
• Isnaini, Y., Handayani, I., Novitasari, Y., Febrianto, Y., Erwansyah, D., Rukmanto, H., Setiabudi, M., Asikin, D., Aprilianti, P.
2021. Aklimatisasi dan Diseminasi Bibit Kantong Semar (Nepenthes spp.) Hasil Kultur Jaringan Di Kebun Raya Bogor. Jurnal
Warta Kebun Raya, 19 (2): 14-23.
• Karti, P.D.M., Wijayanti, I., Pramadi, S.D. Teknik Aklimatisasi Pada Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala) Dengan
Perbedaa Media Tanam dan Sifat Tumbuh. Pastura, 10(1): 46-52.
• Mulyono, D. 2014. Pengaruh Intensitas Nauangan Dalam Aklimatisasi Pertumbuhan Planlet Gaharu (Aquilaria beccariana).
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 16 (1): 28-33.
• Sukmadijaya, Dendih., Dinarti, Diny., Isnaini, Yupi. 2013. Pertumbuhan Planlet Kantong Semar (Nepenthes rafflesiana) pada
Beberapa Media Tanam Selama Aklimatisasi. J. Hort Jakarta, 4(3): 124-130`. Institut Pertanian Bogor.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai