Anda di halaman 1dari 14

TANAMAN TEBU TRANSGENIK UNGGUL

DAN TAHAN INFEKSI SCMV (Sugarcane


Mosaic Virus)
DISUSUN OLEH :
Maya Puspita 061119002
Safrina Aqwa Hafidya 061119016
Gilang Panji Kusuma 061119007
LATAR BELAKANG

Tebu merupakan tanaman penting penghasil gula yang produktivitasnya


dipengaruhi oleh berbagai sumber penyakit, salah satunya adalah SCMV (Sugarcane
Mosaic Virus).

SCMV merupakan virus penyebab penyakit mosaik pada beberapa kultivar tebu
di Indonesia. Strategi pengendalian SCMV pada tanaman tebu melalui metode RNAi
(RNA interference) untuk menginduksi resistensi terhadap SCMV.

RNAi merupakan suatu teknik rekayasa genetika berupa sistem regulasi gen yang
dapat menghambat ekspresi gen melalui interaksi spesifik antara RNA dengan siRNA
(small interfering RNA) yang dapat digunakan untuk meningkatan ketahanan/resistensi
tanaman melawan infeksi virus.
LANJUTAN

Penelitian sebelumnya (Widyaningrum et al., 2021) didapatkan Gen SCMVCp


yang mengkode protein mantel (CP) dan telah dimasukkan ke dalam plasmid pGreen-
0179 dengan orientasi DNA sense dan antisense, dinamakan konstruk HpSCMVCp.

Promotor CaMV dari Cauliflower Mosaic Virus dan ZmUbi dari Zeamays
ubiquitin (Ubi) dipilih untuk mengendalikan transkripsi konstruk HpSCMVCp,
masing-masing disebut HpSCMVCp-CaMV dan HpSCMVCp-Ubi, yang kemudian di
transformasikan ke tanaman tebu dan menghasilkan 2 klon tanaman transforman.

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian stabilitas genetik, dan kinerja


stabilitas ketahanan kedua klon tanaman tebu transgenik terhadap infeksi SCMV pada
generasi T2. Untuk mengetahui melihat evektifitas tingkat ketahanan transgenic,
dilakukan pengamatan gejala mosaik dan keberadaan SCMV sesudah perlakuan uji
tular.
01 BAHAN TANAM
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) transgenik
dari klon HpSCMVCp-CaMV, klon
HpSCMVCp-Ubi, dan WT.

METODE 02 ANALISA PCR


Menkonfirmasi keberadaan transgene tanaman
tebu menggunakan DNA genom daun tebu.
PERLAKU
AN 03 INOKULASI SCMV
Resistensi virus dari tebu transgenik dievaluasi
dengan inokulasi mekanis (buatan).

ANALISIS SEMI-QUANTITATIVE
04 RT-PCR
Ekspresi gen CP-SCMV ditentukan dalam daun tebu
transgenik menggunakan analisa RT-PCR.
METODE
PERLAKUAN
BAHAN TANAM

Sebanyak 3 lines tanaman tebu transgenik dari klon


HpSCMVCp-CaMV dan klon HpSCMVCp-Ubi setiap lines
diambil 5 tunas dari pucuk batang untuk dikecambahkan
dan ditumbuhkan. Ditumbuhkan pula tanaman tebu kontrol
bukan transgenik (WT). Tebu di tanam di dalam pot yang
berisi media tanah dan ditumbuhkan di rumah kaca sampai
umur tiga bulan.
METODE PERLAKUAN
INOKULASI
ANALISA PCR SCMV
Resistensi virus dari tebu transgenik
Konfirmasi keberadaan transgene tanaman dievaluasi dengan inokulasi mekanis (buatan),
tebu menggunakan DNA genom daun tebu yang dimana Sebanyak 2 g daun tebu kultivar PS881
dihaluskan dalam nitrogen cair yang kemudian dengan gejala khas mosaik SCMV dipanen dan
dimasukkan ke dalam tabung ependorff dihaluskan dalam 10 mL buffer fosfat 0,1 M (pH
kemudian diberi perlakuan hingga didapati pellet 8,0) mengandung 2% PVP
DNA. HpSCMVCp dalam DNA genom di (polyvinylpyrrolidone). Kemudian supernata
deteksi dengan analisis PCR menggunakan disaring dan digunakan untuk inokulasi mekanis
master mix kit (Roche, Jerman) dan pasangan dengan menggosoknya, bersama dengan
primer F1–R1. DNA produk PCR dipisahkan carborundum sebagai bahan untuk melukai
pada 1% gel agarosa, diwarnai dengan etidium permukaan daun tebu yang berumur 2 bulan.
bromida dan didokumentasikan di GelDoc.
METODE
PERLAKUAN
Analisis Semi‑quantitative RT‑PCR

• Daun tebu 0,5 g dihaluskan dengan nitrogen cair, dan RNA total diisolasi menggunakan
Kit isolasi RNA.

• RNA total dilarutkan dalam 30 μl H2O, dan konsentrasinya diukur menggunakan


spektrofotometer pada 260 nm.

• 1 μg RNA total dikonversi menjadi cDNA menggunakan reverse transcriptase (RT) dan
primer oligo-dT.

• cDNA yang dihasilkan digunakan untuk amplifikasi PCR dengan pasangan primer F3 dan
R3 sebanyak 25 kali siklus.

• Produk dipisahkan pada gel agarosa 1% dan divisualisasikan dengan GelDoc.


HASIL
Stabilitas genetik tanaman tebu transgenik
analisis PCR menggunakan pasangan primer F1 dan R1 menunjukkan adanya pita
DNA yang berukuran 725 bp dan tidak pada tanaman WT (wild type). Hal ini
menunjukan bahwa gen HpSCMVCp terdapat di dalam dan terintegrasi pada
genom tanaman tebu transgenik.
HASIL
Hasil konfirmasi PCR menggunakan pasangan primer F1 dan R1 pada 5 nodus
menunjukkan pita DNA dengan ukuran 725 bp pada setiap nodus batang dimulai
dari nodus batang pertama (N1) sampai nodus kelima (N5) di masingmasing klon
tebu transgenic. Hal ini menunjukan bahwa gen HpSCMVCp yang terintegrasi di
dalam genom tanaman tebu transgenik diturunkan pada generasi berikutnya baik
pada klon tebu transgenic HpSCMVCp-CaMV atau HpSCMVCp-Ubi.
Hasil
Resistensi tebu transgenik terhadap infeksi SCMV
Hasil infeksi pada tanaman tebu transgenik lines SCMVCp-CaMV dan
SCMVCp-Ubi menunjukkan gejala mosaik ringan, sedangkan pada
tanaman wild type menunjukkan gejala mosaik berat berdasarkan indeks
keparahan infeksi virus SCMV yaitu dengan menghitung skor luas
keparahan infeksi SCMV di daun
Menurut Widyaningrum et al. (2021), hasil tebu transgenik SCMVCp-Ubi
lebih resisten dengan tingkat resistensi yaitu 82,35% dibandingkan tebu
transgenik SCMVCp-CaMV yang hanya 57,69%. Hasil penelitian ini
mengkonfirmasi bahwa Ubi-promoter lebih efektif dalam mengendalikan
ekspresi gen HpSCMVCp untuk ketahanan terhadap SCMV pada tebu
transgenik dibandingkan CaMVpromoter.
KESIMPULAN
Gen HpSCMVCp terdapat di dalam dan terintegrasi pada genom tanaman tebu
transgenic dengan tumbuhnya nodus yang diturunkan pada generasi berikutnya baik pada
klon tebu transgenic. Ekspresi konstruk gen HpSCMVCp pada tebu transgenik berbasis
metode RNAi dapat menyebabkan tebu transgenik menjadi resisten terhadap infeksi virus
SCMV dan memiliki materi genetik yang stabil (diturunkan) pada setiap batang nodus pada
tanaman generasi berikutnya. Penggunaan Ubi-promoter lebih efektif dalam membantu
mengekpresikan gen HpSCMVCp pada tanaman tebu transgenik dibandingkan CaMV-
promoter.
DAFTAR PUSTAKA
Yonindi, N.B., Apriasti, R., Ermawati, N., Sugiharto, B. 2022. Stabilitas Genetik Klon
Tanaman Tebu Transgenik Berbasis RNAi dan Ketahanannya terhadap Infeksi SCMV.
Jurnal of Applied Agricultural Sciences. 6 (1):35- 44.
Aswan, M.S. 2017. Pengembangan Tebu Produk Rekayasa Genetik SUT Dengan
Insersi Gen Sucrose Phosphate Synthase. Jurnal Unmuh jember. 15 (2).
Fitriani, H. 2016. Friable Embryogenic Callus (FEC) Sebagai Material Perbaikan Sifat
Unggul Ubi Kayu. Journal BioTrends. 7 (1)
Sudarajat, A.B.N., Suherman, Sugiharto, B. 2020. Comparative Evaluation of Nutritional
and Mineral Composition Between Transgenic Sugarcane Overexpressing
SoSPS 1 Gene and Non-Transgenic Counterpart. Pakistan Journal of
Biological Sciences. 23 (11) : 1424-1430.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai