PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUASTAKA
Universitas Sriwijaya
selama 45 detik, setelah 35 siklus terlampaui, dilakukan post PCR pada suhu 72oC
selama 5 menit dan di simpan pada suhu 20oC (Sepriana et al., 2017).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut.
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan mengenai sekuensing gen
16S-rRNA didapatkan hasil bahwa praktikkan kelompok tiga mendapatkan
spesies bakteri berupa Klebsiella pneumonia. Percobaan ini dilakukan dua kali
menggunakan dua situs website diantaranya http://rdp.cme.msu.edu/index.jsp dan
https://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi. Namun untuk mencari sequensing yang di
duga spesies jamur lebih disarankan menggunakan website
https://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi. Sebab, dapat lebih akurat daripada
menggunakan website yang pertama, persentase yang paling besar adalah 50%
dimana spesies yang didapatkan pun berbeda dengan hasil dari website kedua.
Bakteri Klebsiella pneumoniae memiliki enzim urease dan enzim sitrat
permiase. Klebsiella juga mampu memproduksi enzim ESBL atau Extended
Spektrum Beta Lactamase yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis
antibiotik. Hal ini menyebabkan bakteri kebal dan sulit dilumpuhkan.
Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia. Menurut
Elfidasari et al. (2013), Klebsiella pneumonia terdapat dalam feses dan saluran
napas sebanyak 5% pada orang normal. Klebsiella pneumonia merupakan salah
satu bakteri gram negative.
Gen 16S rRNA berupa RNA ribosomal yang paling banyak digunakan untuk
mempelajari keanekaragaman mikroorganisme. Terdapat tiga jenis RNA
ribosomal, 5S, 16S, dan 23S rRNA. Menurut Pangastuti (2006), 16S rRNA
sebagai penanda molekuler bersifat ubikuitus dengan fungsi yang identik pada
seluruh organisme sehingga dapat dirancang suatu primer yang universal untuk
seluruh kelompok. Molekul ini juga dapat berubah sesuai jarak evolusinya,
sehingga dapat digunakan sebagai kronometer evolusi yang baik. Berbeda dengan
5S-rRNA yang memiliki urutan basa terlalu pendek sehingga tidak ideal dari segi
analisis statistika, sementara molekul 23S-rRNA memiliki struktur sekunder dan
tersier yang cukup panjang sehingga menyulitkan analisis.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, software yang digunakan berupa
Ribosomal Database Project atau RDP dan juga NCBI yang dapat diakses melalui
link yang telah diberikan. Hasil dari sekuens DNA disesuaikan dan dicocokkan
dengan database yang tesimpan dalam software. Menurut Rinanda (2011), ribuan
Universitas Sriwijaya
sekuens dari berbagai isolat klinis dan dari lingkungan telah terkumpul di satu
database yaitu National Center for Biotechnology Information atau NCBI dan
Ribosomal Database Project atau RDP. Database ini juga menyediakan aplikasi
yang dapat digunakan untuk membandingkan sekuens yang diperoleh dengan
sekuens yang telah terdaftar di database tersebut.
Gen yang mengkode 16S rRNA disebut juga sebagai 16S rDNA dan
digunakan dalam merekonstruksi filogeni. 16s rRNA merupakan salah satu
penyusun subunit 30S, yang penting untuk translasi, dan terdiri dari 1542
pasangan basa. Menurut Nurkanto dan Andria (2015), gen 16S rRNA bersifat
multi copy karena terdapat sekitar 150-300 copy di dalam genom.gen 16S rRNA
adalah gen non fungsional dan bersifat lebih konservatif karena evolusi berjalan
lambat.
Database yang dapat digunakan untuk membandingkan sekuens 16S rRNA
selain RDP dan NCBI antara lain Ribosomal Database Project European
Molecular Biology Laboratory, Smart Gene IDNS dan Ribosomal Differentiation
of Medical Microorganisms. Menurut Rinanda (2011), beberapa database yang
dapat digunakan untuk membandingkan sekuens 16S rRNA antara lain GenBank
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, Ribosomal Database Project atau RDP-II
http://rdp.cme.msu.edu/html/, Ribosomal Database Project European Molecular
Biology Laboratory atau http://www.ebi.ac.uk/embl/, Smart Gene IDNS atau
http://www.smartgene.ch dan Ribosomal Differentiation of Medical
Microorganisms atau RIDOM dan atau http://www.ridom.com/.
Aplikasi yang digunakan untuk melakukan komputasi data untuk menyimpan,
mengolah, menganalisis, serta menyebarkan informsi biologi disebut dengan
bioinformatika. Bioinformatika sangat penting karena menyimpan data gen dari
DNA. Menurut Utama (2003), dengan adanaya bioinformatika, data-data yang
dihasilkan dari genome project untuk berbagai keperluan, baik keperluan
penelitian maupun keperluan di bidang medis dapat disimpan dengan teratur
dalam waktu singkat dan akurasi yang tinggi serta sekaligus dianalisa dengan
program-program yang dibuat untuk tujuan tertentu. Bioinformatika juga
mempercepat penyelesaian genome project karena bioinformatika mensuplai
program-program yang diperlukan untuk proses pembacaan genom.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Elfidasari, D., Nita, N., Anita, M., Aishah, F. dan Siti, F. C. 2013. Deteksi Bakteri
Klebsiella pneumonia pada Beberapa jenis Rokok Konsumsi Masyarakat.
Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 1(2): 41-47.
Sepriana, C., Dwi S. D. J., Lalu Z. 2017. Bakteri Endofit Kulit Batang Tanaman
Cengkeh (Syzygium Aromaticum L.) Dan Kemampuannya Sebagai
Antibakteri. Jurnal Penelitian Pendidikan Ipa (Jppipa). 3(2): 52-59.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya