Di susun Oleh
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
16S RNA. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
dari itu, kami mengharapkan saran- saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
cepat dengan tingkat sensitivitas dan spesifitas yang tinggi, yaitu dengan
sekuensing 16S rRNA. Gen 16S rRNA juga sering disebut sebagai 16S rDNA.
Identifikasi bakteri secara molekular saat ini banyak dipilih oleh para
digunakan adalah dengan menggunakan penanda gen 16S rRNA. Panjang urutan
gen 16S rRNA adalah sekitar 1.550 bp dan terdiri dari daerah yang dilestarikan
rRNA adalah dapat mengidentifikasi bakteri yang tidak dapat dikultur, memiliki
tingkat akurasi yang tinggi, waktu yang dibutuhkan relatif cepat, dan lain-lain.
identifikasi bakteri menggunakan 16S rRNA secara umum adalah ekstraksi DNA,
bioinformatika.
1.2 Rumusan Masalah
165 RNA.
2. Menganalisis spesies genus dan mikroba pada bakteri dengan metode gen
16S RNA.
RNA
TINJAUAN PUSTAKA
16S RNA adaalah komponen dari 30S subunit kecil ribosom prokariotik.
Gen yang mengkode 16S RNA disebut sebagai 16S rDNA dan digunakan dalam
mengkontruksi filogeni, karena tingkat evolusi yang lambat dari wilayah gen ini.
menggunakan tes fenotipe, termasuk tes fisiologi, tes Gram dan tes biokimia,
organisme dengan karakteristik biokimia yang berbeda dari setiap genus dan
spesies yang diketahui kadang-kadang ditemui. Kedua, metode ini tidak dapat
digunakan untuk organisme yang tidak dapat dikultur. Ketiga, identifikasi dari
sekuensing 16S rRNA, masalah ini dapat ditangani dengan satu teknologi, yang
daerah yang dilestarikan (conserved regions). Gen ini relatif cukup besar, dengan
pelengkap ke daerah yang dilestarikan pada bagian awal gen dan di kedua wilayah
540-bp atau pada akhir urutan (sekitar wilayah 1.550 bp), dan urutan pada daerah
adalah 500 dan 1.500 bp, namun urutan dalam database dapat lebih bervariasi
(Clarridge, 2004).
Urutan gen 16Sr RNA telah ditentukan untuk sejumlah besar tingkat
spesies bakteri bahkan ditingkat galur. Gen Bank, bank data terbesar untuk urutan
nukleotida, memiliki lebih dari 20 juta urutan, di mana lebih dari 90.000 adalah
gen 16S rRNA. Ini berarti bahwa ada banyak urutan sekuens disimpan untuk
2004).
filogeni dapat diukur antar semua spesies bakteri (Woese et al., 1985). Secara
organisme di tingkat genus pada semua filum utama bakteri dengan tujuan
organisme
2. Gen 16S rRNA dapat berubah sesuai jarak evolusinya sehingga dapat
sampel DNA dan tingkat kemurnian yang diinginkan. Saat ini, telah banyak kit
yang tersedia di pasaran untuk mencapai hasil yang efisien dan hasil yang murni
Untuk melepaskan DNA dari sel, membran sel harus dihancurkan terlebih
dahulu. Metode umum yang digunakan pada bakteri adalah dengan menggunakan
Protein merupakan pengotor utama dalam ekstraksi DNA dari bakteri dan
membiarkan asam nukleat (DNA dan RNA) tetap dalam larutan (Brown, 1991).
mengamplifikasi segmen sekitar 500 atau 1.500 bp dari urutan gen 16S rRNA
menggunakan Polymerase chain reaction (PCR). Primer yang umum atau primer
sehingga daerah tersebut dapat diamplifikasi dari bakteri apa saja. Produk PCR
3. Elektroforesis
Langkah berikutnya adalah proses visualisasi gen 16S rRNA. Gen yang
system (gel-doc).
4. Sekuensing DNA
Setelah kita mengetahui panjang dari basa terminal dari setiap fragmen,
urutan basa dapat ditentukan. DNA Sekuencing dapat dilakukan baik dengan
Metode Sanger atau dengan menggunakan Sequencers DNA modern. Saat ini,
Indonesia.
kemiripan sekuen dengan database yang tersedia. Tehnik yang umum digunakan
adalah Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) dengan menggunakan server
online.
autoklaf, neraca analitik, pipet mikro, tabung mikro, erlenmeyer 100 mL, cawan
petri, pH meter, gelas ukur, kawat ose, freezer, penangas air, vortex, spritus,
bakteri ari rizosfer umbi dahlia yang akan diidentifikasi, DNA template, Primer
BactF1 dan UniB1. Reagen kimia yang digunakan adalah (NH4)2SO4, KH2PO4,
MgSO4.7H2O, 1 gram trisodium sitrat, 10 gram inulin, 20 gram agar bakto dan
1L aquades. Alat yang digunakan pada proses peremajaan isolat bakteri, seperti
jarum ose, cawan petris, tabung reaksi dan erlenmeyer disterilkan menggunakan
media padat dan didiamkan selama 18 jam. Hasil totolan kemudian di streak
dalam 10mL media cair pada erlenmeyer 50 mL dan disheker selama 24 jam
12.000 rpm dengan suhu 4ºC selama 3 menit. Ekstrak bening (supernatan) yang
telah terpisah dari endapan dibuang. Endapan yang terbentuk ditambahkan 480 μL
pada suhu 37°C selama 45 menit. Sampel disntrifugasi pada kecepatan 12.000
Setelah dipanaskan kemudian didiamkan pada suhu ruang dan ditambahkan 3μL
RNAse. Sampel diinvert selama 2-5 detik dan diinkubasi pada suhu 37°C selama
sebanyak 600μL. Sentrifugasi sampel pada kecepatan 12.000 rpm selama 3 menit.
sampel pada kecepatan 12.000 rpm selama 3 menit. Supernatan dibuang dan
2016).
agarosa 1%. Agarosa 1% dibuat dengan cara memanaskan 0,5 gr bubuk agarosa
dengan 50mL TAE 50x sampai mendidih. Agarosa didinginkan sampai suhu 8ºC
bromida dituangkan pada cetakan yang telah dipasangi sisir pembuat sumuran
dan dibiarkan menyala selama 45 menit dengan tegangan 80Volt dan kuat arus
40mA. Setelah elektroforesis selesai gel agarosa diambil dan pindahkan ke UV-
E. Amplifikasi Gen 16S rRNA dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
Amplifikasi gen 16S rRNA menggunakan Polymerase Chain
dilakukan pada suhu 94ºC selama 3 menit. Denaturasi kedua dilakukan selama 30
detik pada suhu yang sama. Untuk proses anealing yaitu pada suhu 48ºC selama
30 detik, untuk elongasi awal pada suhu 72ºC selama 1,5 menit dan elongasiakhir
pada suhu 72ºC selama 5 menit. Demikian seterusnya sebanyak 29 kali proses.
elektroforesis DNA.
Dalam penelitian ini Sequencing gen 16S rRNA bakteri dengan metodadideoxy-
H. Analisa Hasil Sequencing data Basa Nukleotida Gen 16S rRNA Bakteri
sebagaimarker DNA. Marker DNA memiliki 14 pita DNA yaitu 250 bp (base
pairs), 500 bp, 750 bp, 1000 bp, 1500 bp, 2000 bp, 2500 bp, 3000 bp, 3500 bp,
4000 bp, 5000 bp, 6000 bp, 8000 bp, dan 10000 bp yang akanterpisahpada gel
bakteri RZ-01 terlihat terang di bawah sinar UV yang terletak di atas pita DNA
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut ukuran DNA kromosom isolat bakteri RZ-
ng/μL.
dengan marker ukuran 1500 bp (pita kesepuluh) (Gambar 3). Hal ini dapat
diindikasikan bahwa ukuran amplikon sekitar 1500 bp.Pada gen 16S rRNA E. coli
(Gambar 3), primer BactF1(forward) berada pada urutan basa nukleotida yang ke
8-27, sedangkan primer UniB1 (reverse) berada pada urutan basa nukleotida yang
Konsentrasi amplikon gen 16S rRNA isolate bakteri RZ-01 dapat ditentukan
isolate bakteri dengan fragmen DNA marker 1 kb Ladder. Fragmen DNA marker
BAB III
KESIMPULAN
metode yang saat ini paling banyak digunakan untuk mengidentifikasi bakteri.
Selain cara yang relatif mudah, waktu yang cepat, teknik keberhasilan atau
ketepatan dari metode ini juga menunjukkan hasil yang tinggi. Untuk sekuensing,
gen yang digunakan dapat berupa gen penuh sepanjang 1500 bp maupun gen
sebagian (lebih kurang 500 bp). Langkah secara umum adalah ekstraksi DNA,
amplifikasi daerah 16S menggunakan PCR, visualisasi gen, sekuensing, lalu hasil
DAFTAR PUSTAKA
Woese, C. R., Stackebrandt, R., Macke, T. J., & Fox, G. E. 1985. A phylogenetic
definition of the major eubacterial taxa. Syst. Appl. Microbiol, 6,
143–151.
LAMPIRAN PERTANYAAN
1. Bisakah anda jelaskan beberapa keistimewaan dari Analisi Gen 16S RNA.
(Nadia Salsabila).
Jawab:
Berikut adalah beberapa keistimewaan analisis 16S rRNA untuk
Jawab:
Pada beberapa genus, terdapat daerah 'blindspots', di mana urutan 16S rRNA
tertentu. Dalam keadaan ini, target alternatif harus diteliti. Sebagai contoh,
groEL adalah gen penting yang umum digunakan selain 16S rRNA yang
Staphylococcus tertentu. Oleh karena itu, urutan gen groEL dan tuf telah
spesies Staphylococcus
3. Di dalam slide disebutkan keunggulan dari gen 16S RNA, pertanyaan saya
Jawab:
Kekurangan pertama, gen 16S rRNA memiliki morfologi yang sama walaupun
menjamin morfologi atau fenotip yang diamati akan sama. Melalui penelitian
Napitupulu et al. (2019), yang berbeda dalam hal ciri-ciri (ukuran, warna,
genus bakteri yang sama yaitu Basillus sp. Ketidaksama fenotip juga dapat
menggunakan metode 16S rRNA, sekuen gen dari kedua bakteri tersebut
identik.
4. Mengapa analisis gen 16S rRNA merupakan metode utama untuk identifikasi
Jawab:
Karena gen 16S rRNA sesuai untuk identifikasi bakteri karena gen ini terdapat
pada semua organisme. Gen penyandi 16S rRNA mempunyai daerah berbeda
yang terdiri atas sekuen gen yang konservatif dan berguna untuk
Jawab: