METABOLISME BIOMOLEKUL
OLEH:
KELOMPOK III
MUHAJIR 60500120005
JURUSAN KIMIA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam nukleat dan protein ditemukan dalam setiap kromosom organisme
pertama kali oleh Friedrich Miescher yang berasal dari Jerman pada tahun 1869. Ia
berhasil menemukan senyawa yang mengandung fosfat dalam inti sel darah putih,
Tipe alami bakteri ini berbentuk sel bulat, diselubungi senyawa berlendir disebut
kapsula. Sel-sel tipe alami akan membentuk koloni yang berkilap sebagai koloni
halus (smooth, S). Tipe sel semacam ini bersifat virulen, dapat menyebabkan
kematian jika disuntikkan dengan sel yang masih hidup. Selain itu ada strain mutan,
tidak berkapsula, ukuran sel lebih kecil, dan membentuk koloni yang lebih besar
(rough, R). Sel semacam ini bersifat avirulen, tidak menyebabkan kematian jika
C. Tujuan
ISI
1. DNA
pasangan-pasangan basa, diikuti terlepasnya kedua pita DNA dan terbentuknya pita
2. Enzim helicase
3. Nukleotida-nukleotida bebas
Rantai DNA asli dibantu oleh enzim helicase akan memisah. Enzim ini
bertugas untuk memutuskan ikatan hidrogen dari pasangan basa sehingga rantai
DNA terpisah. Kemudian dengan adanya enzim DNA polimerase, nukleotida bebas
yang terdapat dalam sitoplasma dipasangkan pada rantai DNA yang terbuka sebagai
komplemennya. Enzim ini berperan selain untuk memasangkan pasangan basa juga
memperbaiki nukleotida rusak di rantai DNA.
dimiliki organisme. Namun, DNA barcode yang telah ada saat ini tidak bisa dipakai
bagi tumbuhan secara universal, karena adanya keragaman yang sangat tinggi pada
tumbuhan. DNA barcode merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan
untuk menganalisis variasi genetik. DNA barcode dapat memberikan kontribusi kuat
variablitas yang cukup untuk membedakan antar spesies, dan dapat menunjukkan
variablitas rendah dalam individu yang termasuk spesies yang sama. Pemilihan jenis
DNA barcode dalam studi taksonomi harus memperhatikan beberapa hal yaitu harus
ada dalam semua taksa yang dibandingkan, memiliki pengetahuan tentang gen atau
wilayah genom lainnya untuk mengembangkan primer, tingkat evolusi gen harus
sesuai dengan tingkat takson yang diteliti, mudah dilakukan alignment, dan bersifat
homolog.
DNA barcode dapat diperoleh dari inti (nDNA), kloroplas (cpDNA) dan
yang spesifik. DNA barcode inti (nDNA) antara lain ITS, 18S, 26S, adh; sedangkan
DNA barcode klroplas antara lain rbcL, ndhF, atpB, matK, rpl16.
berukuran kecil dan struktur yang stabil, (2) genom lebih konservatif dengan rata-rata
subtitusi nukleotida yang rendah dan (3) genom tidak mengalami rekombinasi dan
diturunkan secara uniparental. DNA kloroplas (cpDNA) berbentuk lingkaran dengan
rentang ukuran 85-2000 kilobasa (kb). cpDNA mengontrol produksi RNA transfer
(tRNA), RNA ribosomal (rRNA), dan sebagian besar protein yang terdapat di dalam
organel kloroplas.
karakter untuk kajian filogenetik. Peranan gen rbcL yang mengkode protein
RuBisCO diduga menyebabkan sekuen gen ini memiliki tingkat mutasi yang rendah
dibandingkan dengan gen barcode lain dalam cpDNA sehingga tingkat kesamaan
antar spesies cukup tinggi. Tingkat mutasi yang rendah ini memberikan keuntungan
Gen matK banyak digunakan dalam studi taksonomi dan filogenetik baik
intraspesies maupun interspesies pada angiospermae. Gen ini memiliki peran dalam
kloroplas pada gen trnK (Simpson, 2006). Kecepatan substitusi gen matK 3 kali lebih
tinggi pada level nukleotida dan 6 kali lebih tinggi pada level asam amino bila
pengambilan sekuen pendek (sebagai barcode) dari suatu bagian genome yang
terstandar (yaitu wilayah gen yang spesifik). Sekuen barcode dari spesimen yang
tidak diketahui kemudian dibandingkan dengan pustaka sekuen barcode yang berasal
gambaran spesies baru atau spesies criptic’. Sekuen barcode dan data tambahan
untuk setiap spesimen dapat diakses melalui database secara online (BOLD system:
(proyek tree of life) dan kajian tingkat populasi. Sebagai tambahan, arsip DNA dan
jaringan spesimen dikoleksi oleh proyek Barcoding guna menyediakan sumber daya
penelitian lain. Sebuah spesimen dapat diidentifikasi jika cocok dengan salah satu
pustaka barcode. Jika tidak akan menjadi catatan sekuen barcode baru pada spesies
tertentu (yaitu suatu haplotipe baru atau varian geografis), atau dapat diduga sebagai
2. RNA
Secara umum proses replikasi RNA hampir sama dengan proses replikasi
DNA. Molekul RNA dapat dijumpai pada beberapa jenis virus seperti virus TMV
Sintesis RNA virus akan mengarah dari 5’ menjadi 3’, sama seperti DNA.
Dimulai dari ujung 3’ molekul asli. Replikasi RNA tidak memiliki mekanisme
reparasi menyebabkan laju mutasi pada virus TMV tinggi. Replikasi RNA TMV
dimulai pada saat inang terinfeksi oleh virus. Selanjutnya RNA inang yang masuk ke
dalam sel ditranslasi untuk menghasilkan beberapa kopi enzim replikase dan protein
dengan menggunakan rantai induk (rantai positif). Sintesis rantai baru (-) dilakukan
pada ujung 3’ molekul cetakan sehingga arah sintesis adalah dari 5’ 3’. Rantai baru
(-) digunakan sebagai cetakan rantai (+) dengan arah 5’ke 3’. Rantai (+) ini memiliki
rantai nukleotida yang sama dengan urutan nukleotida RNA virus yang menginfeksi
sel inang pertama kali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dimiliki organisme. Namun, DNA barcode yang telah ada saat ini tidak bisa dipakai
bagi tumbuhan secara universal, karena adanya keragaman yang sangat tinggi pada
tumbuhan. DNA barcode merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan
untuk menganalisis variasi genetik. DNA barcode dapat memberikan kontribusi kuat
B. Saran