penta-1,4-dien-3-on !
Jawaban
merupakan senyawa hasil sintesis dari vanilin. Senyawa ini diperoleh dari reaksi
Senyawa ini memiliki gugus hidrofobik pada cincin aromatisnya dan memiliki
gugus-gugus hidrofolik berupa gugus hidroksil, metoksi dan gugus aldehid (Ulum,
2016: 11).
2. Penambahan vanilin sebagai katalis bertujuan untuk membentuk anion enolat dan
aktivasi sehingga lebih cepat terbentuknya senyawa yang akan disintesis. Fungsi
pengaruh variasi mol vanilin terhadap sampel dan untuk menentukan mana variasi
mol yang terbaik. Penambahan HCl bertujuan untuk membentuk senyawa produk
melalui reaksi penetralan. Ion H+ dari HCl akan menggantikan posisi Na+ pada
garam produk sehingga akan terbentuk senyawa produk berupa padatan kristal
untuk mengetahui seberapa banyak senyawa yang diperoleh dari hasil sintesis.
Digunakan aseton sebagai pelarut dan NaOH sebagai agen basa. Dilakukan FTIR
dengan tujuan untuk mengetahui gugus fungsi apa yang terdapat ada senyawa hasil
3. MSDS
NaOH
Bentuk padat, Warna putih, Tak berbau, pH kira-kira > 14 pada 100 g/l 20 °C,
Titik lebur 319 - 322 °C, Titik didih/rentang didih 1.390 °C pada 1.013 hPa,
Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala, Densitas 2,13 g/cm3
Aseton
Bentuk cair, tidak berwarna, Bau seperti buah, Ambang Bau 0,1 - 662,5 ppm,
pH 5 - 6 pada 395 g/l 20 °C, Titik lebur -95,4 °C, Titik didih/rentang didih 56,2 °C
pada 1.013 hPa, Titik nyala < -20 °C, Metoda: DIN 51755 – 1, Flamabilitas (padatan,
gas), Terendah batas ledakan 2,6 %(V), Tertinggi batas ledakan 12,8 %(V), Tekanan
uap 233 hPa pada 20 °C, Kerapatan (densitas) uap relatif 2,01, Densitas 0,79 g/cm 3
Metanol
Bentuk cair, tidak berwarna, Ambang Bau 10 - 20000 ppm, Titik lebur -98 °C,
Titik didih/rentang didih 64,5 °C pada 1.013 hPa, Titik nyala 10 °C, Laju penguapan
6,3, Terendah batas ledakan 5,5 %(V), Tertinggi batas ledakan 44 %(V), Tekanan uap
128 hPa pada 20 °C, Kerapatan (densitas) uap relatif 1,11, Densitas 0,792 g/cm3 pada
HCl
Bentuk cair, Warna tidak berwarna, Bau Tak berbau, pH 1,2 pada 20 °C,
Densitas 1,00 g/cm3 pada 20 °C, Kelarutan dalam air pada 20 °C larut.
4. Refluks yaitu ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama
waktu tertentu dengan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dan adanya
pendingin balik. Ekstraksi dapat berlangsung dengan efisien dan senyawa dalam
sampel secara lebih efektif dapat ditarik oleh pelarut. Prinsip dari metode refluks
adalah pelarut yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap
akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Selanjutnya, larutan disaring
dengan menggunakan kain saring (Susanty dan Bachmid, 2016: 90-91). Adapun
Kondenser bagian dalam (aliran gas); 6. Kondenser bagian luar (aliran air pendingin);
7. Aliran air pendingin masuk (labu refluks 1); 8. Aliran air pendingin keluar (labu
refluks 1); 9. Aliran air pendingin masuk (labu refluks 2); 10. Aliran air pendingin
keluar (labu refluks 2); 11. Pompa; 12. Air pendingin (Febriani dan Lindawati, 2021:
45).
5. Rekristalisasi adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair secara kimiawi yang
sangat penting dan sering diaplikasikan dalam dunia industri karena diharapkan
dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Dalam hal ini, terjadi
perpindahan massa zat terlarut dari fase cair ke fase kristal padat murni. Proses
pengendapan larutan, melt, atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas.
mana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut dari cairan larutan ke fase