Anda di halaman 1dari 24

I.

DASAR-DASAR PEMISAHAN

Tahap2 dasar dlm analisis kimia:

1. 4.
Sampling 2. 3.
Interpretasi
Pemisahan Pengukuran
data
Metode Pemisahan
 Presipitasi
Pemisahan berdasarkan metode pengendapan
(untuk memisahkan zat yang didinginkan
dengan zat pengganggu)
 Destilasi atau volatilisasi
Pemisahan berdasarkan perbedaan penguapan
(vaporization) atau volatilitas
 Ekstraksi
Pemisahan berdasarkan distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara 2 pelarut
yang tidak saling bercampur.
 Penukar ion
Pemisahan berdasarkan kemampuan
pertukaran ion antara ion-ion pengganggu
dengan ion yang tidak mengganggu.
 Kromatografi
Pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
migrasi melalui fase diam (stationer phase)
yang dibawa oleh fase gerak (mobile phase).
 Elektrodeposisi
pemisahan berdasarkan pengukuran potensial
akibat pemindahan (deposition) atau pelepasan
(liberation) elektron dari larutan elektrolit ke
elektroda yang dicelupkan dalam larutan
tersebut.
 Jika fase awal adalah Gas dan fase akhir yang terbentuk padat atau
cair maka pemisahan dilakukan melalui kondensasi,
penyerapan/sorption dan kromatografi; dan bila fase akhirnya adalah
gas maka pemisahan dilakukan dengan pemisahan difusi atau magnetik
 Jika fase awal adalah Cair dan fase akhir yang terbentuk padat maka
pemisahan dilakukan dengan presipitasi, sorption, elektrodeposisi, atau
kromatografi; bila fase akhirnya cair maka pemisahan dilakukan adalah
destilasi, ekstraksi, dialisis, elektroforesis, elektrodeposisi atau
kromatografi; atau gas pemisahannya dengan volatilisasi.

 Jika fase awal adalah Padat dan fase akhir yang terbentuk adalah
padat maka pemisahan dilakukan dengan penyaringan atau
magnetik; cair pemisahan dilakukan proses pelarutan, gas dilakukan
pemisahan secara sublimasi atau volatilisasi.
Penukar Ion
 Merupakan suatu fase padatan yang tidak larut yang
memiliki sejumlah sisi yang bermuatan positif atau
negatif.
 Digunakan dalam pelunakan air, menaikkan kadar
logam, pemisahan logam maupun pemisahan
senyawa-senyawa organik (asam-asam amino),
pemisahan unsur-unsur Lantanida dan Aktinida
 Kesetimbangan penukar ion dapat dituliskan :
B+ + A+R- A+ + B+R- (penukar kation)

B- + R+A - A- + R+B- (penukar anion)


Klasifikasi resin penukar ion:
 Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung
gugus HSO3), contohnya Dowex 50W-X8 dan
Amberlit IR-120
 Resin penukar kation bersifat asam lemah
(mengandung gugus –COOH), contohnya Wofatite C
dan Amberlite 45C
 Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung
gugus amina tersier atau kuarterner), contohnya
Dowex 1x8, Dowex 21 K dan Amberlite IRA-400.
 Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung
gugus –OH), contohnya Dowex-3 dan Amberlite IR-
4B
(X menyatakan % gugus Divinilbenzen(DVB), C
menyatakan Crosslinking/rangkai silang mempunyai efek
cukup berarti pada proses pertukaran).
Mekanisme Pertukaran Ion
(Tugas teori2)
 Pertukaran Kisi Kristal : berdasarkan Teori Kisi
Kristal.
 Lapisan Rangkap : berdasarkan teori Lapisan
rangkap yaitu berdasarkan sifat elektrokinetika
suatu koloid.
 Teori Membran Donnan : berhubungan dengan
distribusi tidak serasi ion-ion pada kedua sisi
membran. Bidang batas antara fase cair dan
padat dapat dianggap sebagai membran.
Aplikasi Penukaran Ion
 Perubahan Garam menjadi Asam :
Jika larutan garam dilewatkan melalui
suatu kolom penukar kation dalam bentuk
hidrogen, terjadi reaksi kuantitatif :

M+ + A- + H+R- M+R- + H+ + A-
Asam HA yang terbentuk dapat dititrasi dengan
basa standar. Kolom diregenerasi dengan cara
mencuci dengan HCl 3-4 M kemudian dengan
air.
 Menghilangkan ion-ion pengganggu dalam
analisis : untuk memisahkan kalium dari
sulfat atau logam-logam alkali dari fosfat.
Prosedurnya meliputi penghilangan asam
sulfat atau fosfat sambil logam-logam alkali
ditahan oleh kolom ion hidrogen, dan
selanjutnya mengelusi logam-logam alkali
dari kolom dengan asam klorida. Pemisahan
yang sama dapat dihasilkan dengan resin
penukar anion basa kuat, suatu metode yang
diinginkan tanpa elusi untuk memperoleh
kembali ion-ion logam alkali.
 Tugas: Rx garam CaCO3
 Pemisahan ion-ion Logam :
Ion-ion logam dapat dipisahkan sebagai
kation hidratnya dalam resin penukar
kation. Biasanya kation tsb dipisahkan lebih
baik dalam bentuk anion kompleks pada
resin penukar anion tetapi perbandingan
partisi dapat dikontrol dengan variasi
konsentrasi anion. Perbandingan partisi
logam maksimum pada saat kompleks kloro
mempunyai muatan 0.
 Pemisahan berdasarkan pada pembentukan
kompleks :
Pemisahan efektif memungkinkan ketika satu
logam diubah/dikonversi menjadi kompleks
anionik sambil yang lainnya berada sebagai
kation.
 Konsentrasi elektrolit encer :
Kolom penukar ion efektif untuk
pengumpulan substansi ionik dari sejumlah
besar volume larutan encer. Dengan
mengelusi sejumlah kecil volume larutan,
peningkatan efek konsentrasi dapat dicapai.
 kitadapat memisahkan, mengisolasi dan
mengenali komponen-komponen dalam suatu
campuran yang dengan cara lain sangat sukar
atau tak dapat dipisahkan.
 proses-proses yang didasarkan pada
perbedaan kecepatan masing-masing
komponen dalam suatu campuran untuk
bergerak melalui suatu medium stasioner
karena pengaruh fasa yang bergerak.
 Fase Gerak : Fase yang membawa komponen
dari suatu campuran melalui fase diam.
Berupa cairan atau gas.
 Fase Diam : berupa zat padat atau cair yang
tidak bergerak dan tidak bercampur dengan
fase gerak.
 Fasa gerak akan bergerak melalui fase diam
karena aksi kapiler atau pengaruh gaya
berat.
 Pemisahan kromatografi didasarkan pada
perbedaan banyaknya suatu zat terlarut
terbagi (terpartisi) antara fasa gerak dan
fasa diam.
 Keseimbangan dalam proses ini dapat
digambarkan secara kuantitatif dengan suatu
tetapan yang bergantung pada suhu,
perbandingan partisi atau koefisien partisi K.
Cs
K= ⎯⎯ ........... (1)
Cm

Cs = Konsentrasi analitik total suatu zat


terlarut dalam fasa diam.
Cm = Konsentrasi analitik total suatu zat
terlarut dalam fasa gerak.
 Cara-cara kromatografi dikelompokkan dalam
tiga kategori :
(a). Analisis elusi.
(b). Analisis frontal.
(c). Analisis pemindahan (displacement)

 TeoriPlat
Suatu deretan lapisan-lapisan tipis yang lepas
tetapi bersambung terus.
Pada tiap plat, dianggap kesetimbangan zat
terlarut dalam fasa mobil dan fasa diam terjadi.
Dalam satu plat konsentrasi dianggap seragam.
Efesiensi dari suatu kolom kromatografi sebagai

alat pemisah bertambah bila jumlah plat teoritis
N bertambah.
L
N = ⎯⎯
H
L = panjang kolom dalam packing.
H = tinggi ekivalen dari suatu plat teoritis.

 Teori Kecepatan
menerangkan pengaruh dari variabel-variabel
yang mempengaruhi lebar suatu pita elusi. Bila
waktu tinggal t di definisikan sebagai waktu yang
diperlukan sejak disuntikkan, sampai
terbentuknya puncak di ujung suatu kolom yang
panjangnya L, maka kecepatan pergerakannya di
tuliskan sebagai L/t.
Bila tm adalah waktu lewat yang diperlukan
bagi suatu zat yang terlarut yang tidak
tertahan sama sekali oleh fasa diam ; maka
kecepatan pergerakan zat-zat jenis ini
adalah L/tm . Sehingga faktor penahanan
(retardation factor), yaitu kecepatan
pergerakan molekul zat terlarut relatip
terhadap kecepatan pergerakan pelarut
adalah :
L/t tm
R = ⎯⎯⎯ = ⎯⎯
L/tm t
 Istilahlain yang penting adalah volume
tinggal (VR)
VR = t .F
dimana F adalah kecepatan alir fasa gerak.
Untuk komponen yang tidak tertekan oleh
fasa diam, volume tinggal Vm :
Vm = tm f
Bila persamaan untuk memperoleh VR dan Vm
disubstitusikan ke persamaan R, diperoleh :
Vm
R = ⎯⎯
VR
 EfisiensiKolom
Dalam teori kecepatan, efesiensi kolom
dinyatakan dalam istilah tinggi ekivalen dari
suatu plat teoritis H, yang didefinisikan
sebagai
2
H = ⎯⎯
L
L = jarak pergerakan suatu zona maksimum
menurun kolom.
 = standar deviasi dalam satuan tinggi
kolom.
 KROMATOGRAFI GAS-CAIR
Fasa yang bergerak adalah gas inert sedangkan fasa yang diam
adalah zat cair yang terdapat pada permukaan penyangga
padat.
Cuplikan dimasukkan sebagai gas zat padat atau zat cair dan
dipanaskan sehingga masuk sebagai uap pada bagian depan
dari kolom. Komponen-komponen yang mempunyai kelarutan
tertentu dalam fasa cair yang diam akan terbagi dengan
sendirinya dalam fasa ini dan dalam fasa gas sesuai dengan
hukum kesetimbangan. Keluarnya komponen-komponen dari
kolom elusi terjadi karena pendesakan oleh gas, seperti
nitrogen atau helium, melalui kolom kecepatan bergerak
berbagai komponen bergantung kepada kecenderungannya
untuk melarut dalam fasa cair yang diam. Koefisien partisi
yang baik akan menghasilkan kecepatan yang rendah,
sedangkan komponen dengan kelarutan pada fasa cair yang
rendah akan bergerak cepat.
Data kuantitatif dapat diperoleh dengan menentukan luas
puncaknya.
 KROMATOGRAFI PARTISI CAIR :
Fasa diam yang paling banyak digunakan pada
kromatografi partisi adalah asam silikat atau gel
silika sebagai Penyangga padat. Bahan ini kuat
menyerap air sehingga fasa diam berair.
Fasa gerak dapat berupa suatu pelarut murni atau
campuran pelarut-pelarut yang sekurang-kurangnya
tidak larut sebagian dalam fasa diam.
Komposisi dari zat yang keluar dari kolom dapat
diikuti (dimonitor) secara terus menerus dengan
menbandingkan indeks bias, daya serap, daya
hancur atau sifat lainnya dengan pelarut murninya.
Penggunaan kromatografi partisi sangat baik untuk
pemisahan zat-zat yang secara kimia mirip satu
sama lainnya.
 KROMATOGRAFI ADSORPSI
Mengandalkan pada kesetimbangan yang
mempengaruhi distribusi dari berbagai
spesies (jenis zat) dari zat yang terlarut
diantara pelarut dan permukaan zat padat.
Sebagai contoh, suatu korelasi positif dapat
di tunjukkan diantara sipat adsorpsi dan
jumlah gugus hidroksil dalam satu molekul.
Korelasi yang serupa juga ada pada senyawa
dengan ikutan rangkap atau gugus fungsi
tertentu. Kecenderungan untuk mengadsorpsi
berkurang dalam urutan ini : asam > alkohol
> karboksil > ester > hidrokarbon.
Kromatografi adsorpsi terutama dipakai
untuk permasalahan senyawa organik.
 KROMATOGRAFI KERTAS
Kromatografi kertas merupakan versi yang sangat
sederhana dari metode kromatografi dan
merupakan teknik analisis yang sangat berguna
untuk ahli-ahli kimia organik dan biokimia.
Dengan cara ini kertas kasar bekerja sebagai
packed kolom.
Setetes larutan yang mengandung cuplikan di
masukkan pada titik tertentu dari kertas. Migrasi
akan terjadi karena adanya fasa yang bergerak
yang disebut developer. Gerakan dari developer
disebabkan adanya gaya kapiler. Dalam beberapa
penggunaan aliras adalah kearah bawah
(desending development) dimana gaya tarik bumi
yang menyebabkan adanya aliras. Dalam
asending development kearah luar dari titik inti.
 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Teknik dari kromatografi lapis tipis sangat
mirip dengan teknik kromatografi kertas.
Disini partisi terjadi pada lapisan tipis dari
adsorben yang halus yang disanggah dengan
plat gelas.

Anda mungkin juga menyukai