(PENGEMULSI)
Oleh
KELOMPOK I
MUHAJIR (60500120005)
JURUSAN KIMIA
materi yang telah dirangkum dari sumber yang tepercaya. Selain untuk memenuhi
mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada para penyusunan
makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Ucapan maaf dari
penulis sendiri apabila terjadi kesalahan pengetikan kata dan isi dalam makalah
ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
Penyusun
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendukung yang dapat membuat produk yang dihasilkan bercita rasa lezat,
Pangan (BTP/Food Additive) atau Zat Aditif. Pengertian BTP berdasarkan FAO-
dalam jumlah tertentu dan berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa,
Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam pangan dan
dalam pangan. Salah satu Bahan Tambahan Pangan yang biasa di pakai
berikut:
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengemulsi
zat pengemulsi atau emuligator untuk menstabilkan nya sehingga antara zat yang
terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka
lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning
dan cairan non polar. Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di
mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung kasein suatu protein
yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh emulsi yang lain adalah
dengan minyak). Sifat lifofilik merupakan sifat yang sangat dominan pada
c. Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak
1. Emulsifier Alami
a. Telur
sebagai misel. Struktur misel pada lesitin tersebut adalah bagian yang membuat
Gelatin dan albumin pada putih telur adalah protein yang bersifat sebagai
emulsifier dengan kekuatan biasa dan kuning telur merupakan emulsifier yang
paling kuat. Paling sedikit sepertiga kuning telur merupakan lemak, tetapi yang
c. Gelatin
Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen
kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan nilai gizinya yang tinggi yaitu
terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya
air dan 2 – 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh,
gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang
pengendap, pemerkaya gizi, sifatnya juga luwes yaitu dapat membentuk lapisan
tipis yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat
d. Kedelai
mineral dan serat yang paling baik. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang
cukup tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut
lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan
e. Lesitin
utama fraksi fospatida pada ekstrak kuning tel atau kacang kedelai yang diisolasi
merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lesitin paling
banyak diperoleh dari kedelai. Penggunaan lesitin yang paling awal adalah pada
integral membran sel, dan bisa sepenuhnya dicerna, sehingga dapat dipastikan
contoh, lesitin merupakan pengemulsi yang menjaga cokelat dan margarin pada
f. Tepung Kanji
Tepung kanji, tapioka, tepung singkong, atau aci adalah tepung yang
diperoleh dari umbi akar ketela pohon. Tepung kanji merupakan salah satu
emulsifier yang bagus untuk makanan. Tepung ini memiliki sifat-sifat fisik yang
pada zat terdispersi, selain itu juga menghasilkan butiran-butiran yang halus, serta
dapat menyatu dengan zat terdispersi.Tepung kanji adalah salah satu tepung yang
tidak membentuk gel. Gel yang terbentuk akan membuat bahan makanan tidak
dapat teraduk rata serta berviskositas tinggi.Tepung ini sering digunakan untuk
membuat makanan dan untuk bahan perekat. Banyak makanan tradisional yang
menggunakan tepung kanji atau tapioka sebagai bahan bakunya, seperti bakso
g. Susu Bubuk
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu
bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu
disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu bubuk
selain sebagai pelengkap gizi, dapat pula berperan sebagai emulsifier dalam
proses emulsi suatu bahan pangan yang sangat bagus.Susu bubuk merupakan
emulsifier yang baik dari segi tekstur, kemantapan emulsi, ukuran dispersi,
maupun rasa. Hal ini dikarenakan susu bubuk merupakan emulsifier yang lebih
terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar) sehingga dapat lebih membantu
terjadinya dispersi minyak dalam air dan menyebabkan terjadinya emulsi minyak
dalam air. Bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan susu sebagai
emulsifier akan menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa yang lebih bagus
dibandingkan dengan bahan pangan yang sama yang tidak ditambahkan emulsifier
susu. Emulsifier susu bubuk dapat membuat tekstur zat terdispersi menjadi lunak,
2. Emulsifier Buatan
merupakan emulsifier yang terdiri dari garam natrium denganasam lemak. Sabun
Contoh lain emulsifier buatan yaitu ester dari asam lemak sorbitan yang
dikenalsebagai SPANS yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak, dan
telur bisa dikurangi dan adonan tetap stabil meski belum bisa dimasukkan ke
dalam oven. Pengocokan bisa dilakukan dalam waktu singkat namun cepat
emulsifier terlalu banyak akan menyebabkan kue menjadi kurang enak rasanya
Bahan Tambahan Pangan (BTP), untuk pengemulsi, seperti tertera pada table
berikut ini.
Penggunaan
campuran denganpengemulsi,
lain.
Kaldu Secukunya
lainnya
3. 3 Asam alginat Sardin dan ikan sejenis 20g/kg hanya dalam media
lain
4. 4 Asetil dipati adipat Lihat asetil dipati gliserol. Lihat asetil dipati gliserol
Kaldu
Secukupnya
5. 5 Asetil dipati fosfat Lihat asetil dipati adipat Lihat asetil dipati gliserol
terhidrolisa
6. 6 Asetil dipati gleserol Es krim dan sejenisnya 30 kg, tunggak atau campuran
lain
7. 7 Dekstrin, pati gosong, Es krim dan sejenisnya 15 g/kg, tunggal atau
9. 9 Dikalsium Fosfat Sediaan keju olahan 9g/kg, total fosfat di hitung
sebagai P2O5
sebagai P2O5
10. 10 Dinatrium difosfat Sediaan keju olahan 9g/kg, total fosfat, di hitung
sebagai P2O5
iritasi lokal
F. Analisis Pengemulsi
1. Analisa Kuantitatif
dan metanol. Pada penambahan sejumlah air kloroform mengandung lemak dan
analisis KLT Fase diam : silika gel GF 254. Fase gerak : etanol : kloroform : etil
biru
kobalt nitrat P dan 5 ml kloroform P, kocok , biarkan : terjadi warna biru pada
lapisan kloroform.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
zat pengemulsi atau emuligator untuk menstabilkan nya sehingga antara zat yang
terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka
lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning
keracunan tertentu pada anak-anak karena anak-anak tidak tahan terhadap laktosa,
tetapi tidak di temui sifat racunnya pada orang dewasa, Asam sitrat apabila di
konsumsikan terlalu banyak menyebabkan erosi pada gigi dan dapat menyebabkan
iritasi lokal, Dapat mengubah sekresi urine sehingga apabila dalam pemberian
B. Saran
dapat berbahaya bagi kesehatan. Utamakanlah kandungan gizi dari pada cita rasa
DAFTAR PUSTAKA
Anief. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek, Gadjah Mada University
press,Jogjakarta, 2000.
Cahyadi, wisnu. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III, Badan
POM RI. Pengaturan & Penggunaan Bahan Tambahan Pangan, 2009.
Kuswara, Sutrisno. Bahan Tambahan Pangan. Bogor : Ebook pangan, 2006.
Saparinto, Cahyo. Bahan Tambahan Pangan.Yogyakarta : Kanisius, 2006.