PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu limbah organik yang ada di Indonesia termasuk limbah tongkol
pada jagung akan menghasilkan limbah berupa tongkol jagung yang jumlahnya akan
merupakan limbah organik yang memiliki karakteristik dan struktur khas, sehingga
membutuhkan teknik khusus untuk mengolah dan merakitnya. Tongkol jagung juga
mempunyai daya adsorpsi yang tinggi jika dijadikan karbon aktif bahan alam
Ayat yang berhubungan dengan percobaan ini yaitu Q.S An-Naml: 27/ 88
yang berbunyi:
Terjemahnya:
“Engkau akan melihat gunung-gunung yang engkau kira tetap di tempatnya,
padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (Demikianlah) penciptaan Allah
menjadikan segala sesuatu dengan sempurna. Sesungguhnya Dia Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Ayat ini memberikan penjelasan bahwa segala benda yang tunduk pada
hukum gravitasi bumi, termasuk lautan, daratan, gunung- gunung, atmosfer dan
matahari. Proses pergerakan itu akan mengakibatkan separuh belahan bumi akan
1
2
mengalami kegelapan selama enam bulan, sedang paroan lain akan mengalami siang
yang terang benderang selama masa yang sama. Tetapi kita sebagai penduduk bumi
tidak merasakan gerak perputaran itu. Persis saat kita menyaksikan gerak awan di
udara yang tidak menimbulkan bunyi. Allah Maha Kuasa untuk menjadikan bumi
berhenti, tidak berotasi pada porosnya atau menjadikan masa rotasinya sama dengan
separuh permukaan bumi akan mengalami malam yang gelap gulita dan separuh yang
lain mengalami siang terang benderang sepanjang tahun. Hal itu tentu dapat berakibat
hilangnya keseimbangan temperatur bumi secara keseluruhan. Hal terakhir ini akan
mengakibatkan musnahnya semua makhluk yang ada di bumi (Shihab, 2017: 548).
berbahaya yang terdapat pada limbah cair. Adsorpsi sering dilakukan dalam proses
penanganan limbah cair industri. Adsorben yang digunakan untuk proses adsorpsi
relatif mahal sehingga diperlukan adsorben yang lebih murah dan ramah lingkungan,
misalnya yang berasal dari limbah biomassa. Adsorben yang diperoleh dari bahan
baku limbah untuk dijadikan karbon aktif selain mengurangi beban limbah padat di
lingkungan sekitar juga dapat menekan harga jual dari berbagai adsorben tersebut
Karbon aktif telah diakui sebagai salah satu adsorben yang paling populer dan
banyak digunakan dalam pengolahan air dan air limbah di seluruh dunia. Sifat
adsorptif spesifik arang pertama kali ditemukan oleh Scheele pada tahun 1773 untuk
perawatan gas diikuti dengan penghilangan warna pada air pada tahun 1786. Karbon
aktif memiliki struktur berpori yang melimpah dan kapasitas adsorpsi yang kuat,
warna dan polutan. Karbon aktif mengandung mikropori, mesopori dan makropori
dalam strukturnya. Struktur ini memiliki peran penting dalam menentukan kinerja
karbon aktif sebagai adsorben (Lubis, dkk., 2020: 68). Berdasarkan uraian tersebut,
adsorpsi bagi proses adsorpsi metanil yellow pada karbon aktif dan untuk menentukan
nilai nilai kapasitas adsorpsi karbon aktif tongkol jagung (Zea mays L.).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana model isoterm adsorpsi bagi proses adsorpsi metanil yellow pada
karbon aktif?
2. Berapa nilai kapasitas adsorpsi karbon aktif tongkol jagung (Zea mays L.)?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
2. Untuk menentukan nilai nilai kapasitas adsorpsi karbon aktif tongkol jagung
(Zea mays L.).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Buku ruas terdapat tunas yang
(epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler) dan pusat batang (pith). Batang
tanaman jagung silindris dan tidak berlubang seperti halnya batang tanaman padi.
Batang tanaman jagung yang masih muda (hijau) rasanya manis karena cukup banyak
mengandung zat gula. Rata-rata panjang (tinggi) tanaman jagung antara satu sampai
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monoctyledone
4
5
Ordo : Ginae
Famili : Gineae
Genus : Zea
cukup banyak salah satunya yaitu digunakan sebagai alat penggosok dengan tekstur
yang cukup halus, sebagai pipa yang dapat menyerap asap rokok tembakau atau
disebut “pipa tongko”. Selain itu juga tongkol jagung sangat berpotensi untuk
mengatasi polutan logam berat. Dinding sel tongkol jagung sebagian tidak mudah
pecah atau larut dalam air karena tersusun atas selulosa dan hemiselulosa, lignin,
kandungan tanin dan struktur protein. Tongkol jagung merupakan bunga betina yang
selalu dibungkus oleh kelopak-kelopak bunga yang jumlahnya sekitar 6-14 helai yang
merupakan salah satu alat perkembangbiakan dari tanaman jagung itu sendiri. Jagung
biasanya dipanen apabila telah memenuhi kriteria tongkol berukuran maksimal, biji
padat (penuh), mengkilap dan berumur 70-85 hari setelah tanam (Rizky, 2015: 6).
jagung selama melekat pada tongkol. Panjang tongkol jagung bervariasi antara
8-12 cm, jagung mengandung kurang lebih 30% tongkol jagung dan sisanya adalah
biji dan kulit. Tongkol jagung terdiri dari serat kasar 35,5%, protein 2,5%, kalsium
0.12%, fosfor 0,04%, kandungan selulosa sekitar 44,9%, kandungan lignin 33,3% dan
zat-zat lain sisanya 38,16%. Kandungan protein dan karbohidrat dalam bentuk
flavus mampu tumbuh dengan baik pada substrat yang cukup mengandung sukrosa,
6
glukosa, ribosa, xilosa dan gliserol serta protein, baik organik maupun anorganik
B. Karbon Aktif
Karbon aktif dapat didefinisikan sebagai bahan karbon dengan struktur amorf
dan luas permukaan internal yang besar dengan tingkat porositas yang tinggi. Karbon
aktif memiliki bentuk karbon mikrokristalin dan non-grafit. Bentuk non-grafit berarti
terdiri dari sejumlah kecil hidrogen atau sejumlah besar oksigen dalam strukturnya.
Karbon aktif memiliki kinerja tinggi dalam konduktivitas listrik, stabilitas termal
yang baik, serta reaktivitas permukaan yang menjadi alasan utama karbon aktif
mesopori dan makropori dalam strukturnya. Struktur ini memiliki peran penting
dalam menentukan kinerja karbon aktif sebagai adsorben. Karbon aktif dikategorikan
dalam karbon non-grafit karena memiliki kerapatan rendah dan struktur berpori.
Karbon aktif dapat diproduksi dari bahan yang mengandung karbon salah satunya
dari limbah pertanian seperti cangkang kelapa sawit, kulit buah, tempurung, akar,
batang, kulit kayu, bunga, daun dan kulit buah (Lubis, 2020: 68).
mempunyai daya adsorpsi jauh lebih besar dibandingkan dengan arang yang belum
7
diaktifasi. Daya adsorpsi dapat digambarkan oleh luas permukaan spesifik, yang
mana luas permukaan spesifik berkisar antara 500 dan 1500 m2/g. Struktur pori
berhubungan dengan luas permukaan, dimana semakin besar pori-pori arang aktif
Komposisi karbon aktif terdiri atas selulosa, karbon, kadar air dan kadar debu.
Selulosa dalam karbon merupakan pembersih partikel dalam air keruh karena bersifat
keras dan tidak mudah larut dalam air sehingga air menjadi jernih (Rizky, 2015: 9).
aktivasi. Dehidrasi merupakan pengurangan kadar air yang ada pada arang aktif agar
karbon serta sebagian faktor non karbon akan hilang lalu membentuk struktur pori
yang mulai terbuka. Proses aktivasi adalah proses meningkatkan luas permukaan
karbon dengan perlakuan penguapan hidrokarbon yang menutupi pada arang. Proses
aktivasi dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu aktivasi fisika, aktivasi kimia dan
dapat menghasilkan karbon aktif dengan permukaan yang relatif lebih besar. Salah
satu metode pengaktifan untuk menghasilkan karbon aktif adalah aktivasi kimia.
Agen pengaktivasi dalam aktivasi kimia, seperti seng (II) klorida (ZnCl2), kalium
hidroksida (KOH), natrium hidroksida (NaOH) dan asam fosfat (H 3PO4) digunakan
C. Isoterm Adsorpsi
Isoterm adsorpsi merupakan fungsi konsentrasi zat terlarut yang terserap pada
zat padat terhadap konsentrasi larutan. Secara umum, isoterm adsorpsi adalah kurva
atau mobilitas suatu zat dari media berpori berair atau lingkungan akuatik ke fase
jumlah teradsorpsi dengan sisa dalam larutan) terbentuk ketika fase yang
mengandung adsorbat telah dikontakkan dengan adsorben untuk waktu yang cukup,
merupakan peran penting terhadap analisis pemodelan, desain operasional dan praktik
yang berlaku dari sistem adsorpsi biasanya digambarkan dengan secara grafis
mengekspresikan fase padat terhadap konsentrasi residu (Foo dan Hameed, 2010: 3).
Menurut Astuti (2018: 22-24), model isoterm adsoprsi dapat dibagi menjadi
sebagai berikut:
1. Isoterm Langmuir
tentang adsorpsi pada permukaan datar berdasarkan sudut pandang kinetik, yaitu
molekul dari permukaan padatan secara terus menerus untuk mempertahankan tingkat
bersifat homogen. Hal ini berarti energi adsorpsi konstan di semua situs. Selain itu,
adsorpsi di permukaan bersifat adsorpsi lokal, dimana atom atau molekul akan
teradsorpsi pada situs tertentu dan terlokalisasi hanya pada situs tersebut. Asumsi
9
terakhir, tiap-tiap situs adsorpsi hanya dapat mengakomodasi satu molekul adsorbat
saja.
2. Isoterm Freundlich
adsorpsi cair senyawa organik oleh karbon aktif dan adsorpsi gas pada permukaan
heterogen asalkan kisaran tekanan tidak terlalu lebar karena persamaan isotermik ini
tidak memiliki perilaku hukum Henry yang tepat pada tekanan rendah, serta tidak
memiliki ambang batas ketika tekanan cukup tinggi. Oleh karena itu, persamaan ini
umumnya berlaku untuk kisaran sempit dari data adsorpsi. Persamaan Freundlich
situs yang mempunyai energi adsorpsi sama dimasukkan ke dalam daerah (patch)
yang sama. Energi adsorpsi adalah energi interaksi antara adsorbat dengan adsorben.
Tiap-tiap bagian berdiri sendiri dan tak ada interaksi antara satu bagian dengan
bagian yang lain. Asumsi lain pada tiap-tiap patch, molekul adsorbat hanya dapat
dalam strukturnya terdapat ikatan N=N dengan nama kimia adalah Natrium
kecokelatan. Memiliki nama lain sunset yellow, food yellow, disodium salt. Metanil
yellow dengan warna kuning dibuat dari asam metanilat dan difenilamin. Metanil
10
yellow adalah zat warna sintetik yang berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan,
larut dalam air, dan agak larut dalam aseton. Metanil yellow merupakan senyawa
kimia azo aromatik amin yang dapat menyebabkan tumor dari berbagai jaringan hati,
kandung kemih, saluran pencernaan, atau jaringan kulit. Methanyl yellow memiliki
titik leleh > 3000 °C dan titik lebur 390 °C. Kelarutan dalam air 5-10% g/100 ml pada
suhu 24 °C dan panjang gelombang maksimum pada 485 nm. Senyawa ini memiliki
toksik. Metanil yellow merupakan zat warna sintetis yang digunakan untuk memberi
warna kuning pada industri tekstil, kertas, tinta, plastik, kulit dan cat. Asam
mempunyai efek korosif pada jaringan dan dapat menyebabkan penghancuran dan
penguraian protein yang akan merusak struktur ikatan jaringan. Nefrotoksisitas akibat
zat toksik seperti metanil yellow dapat menyatukan beberapa jalur mekanisme cedera
dapat berupa kerusakan atau hilangnya DNA yang bepengaruh pada sistem respirasi
11
seluler dan sintesis protein, yang menyebabkan munculnya stres oksidatif akibat
azo. Ikatan azo pada molekul pewarna azo merupakan ikatan yang paling labil
sehingga dapat dengan mudah diurai oleh enzim azo reduktase di dalam tubuh
manusia, pada tubuh manusia enzim azo reduktase dapat dijumpai pada berbagai
organ diantaranya, hati, jantung, paru-paru, limpa, otak, ginjal dan jaringan otot.
Setelah ikatan azo terurai secara enzimatik, maka bagian amina aromatik akan
diabsorpsi oleh usus dan di ekskresikan melalui urin, sehingga dinyatakan bahwa
produk yang di degradasi oleh pewarna azo. Metanil yellow dapat menyebabkan
mengandung metanil yellow yaitu menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah,
sakit perut, diare, demam, lemah dan hipotensi, sedangkan jika dikonsumsi dalam
jumlah banyak dan terus-menerus (kronis) dapat menyebabkan kanker pada saluran
E. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri merupakan suatu alat yang didasarkan pada pengukuran
sistem prisma atau kisi difraksi dan detektor fotosel. Spektrofotometer terdiri dari
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
panjang gelombang berkisar 200-800 nm dan sinar UV mulai dari 200-400 nm dan
absorbsi sinar oleh larutan merupakan fungsi kosentrasi (Bhernama, 2014: 114).
melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian
kalibrasi dari hubungan konsentrasi deret larutan alat untuk analisa suatu unsur yang
13
berkadar rendah baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, pada penentuan
kuantitatif berdasarkan nilai absorbansi yang dihasilkan dari spektrum dengan adanya
yaitu bila suatu cahaya monokromatis dilewatkan melalui suatu media yang.
transparan, maka intensitas cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan tebal dan
kepekaan media larutan yang digunakan (Yanlinastuti dan Fatimah, 2016: 23).
kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan auksokrom dari suatu senyawa
hidrogen atau deuterium untuk pengukuran uv dan lampu tungsten untuk pengukuran
pada cahaya tampak. Panjang gelombang dari sumber cahaya akan dibagi oleh
separator sedangkan pengukuran kuantitatif bisa dibuat dari spektrum atau pada
UV-Vis, oven, neraca analitik, shaker, pipet skala 10 mL, pipet volume
25 mL, labu takar 100 mL, gelas kimia 100 mL, erlenmeyer 250 mL, lumpang dan
alu, corong, pipet tetes, bulp, batang pengaduk, spatula dan botol semprot.
2. Bahan
aluminium foil, kapas, kasa, kertas saring, label, methanil yellow (C18H14N3NaO3S),
natrium hidroksida (NaOH), tissu, tongkol jagung (Zea mays) dan water one.
C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Karbon Aktif
Selanjutnya, diaktivasi karbon dengan aktivasi fisik dan kimia. Aktivasi fisik dengan
suhu 100 °C selama 2 jam dan aktivasi kimia dengan cara direndam menggunakan
larutan NaOH selama 24 jam. Disaring karbon dan dicuci dengan akuades (H 2O)
14
15
sehingga filtrat bersifat netral kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 °C
selama 2 jam.
menggunakan water one. Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL. Kemudian
dihimpitkan hingga tanda batas dan dihomogenkan. Kemudian dipipet larutan induk
ke dalam labu takar 100 mL sebanyak 10 mL untuk menghasilkan larutan baku kerja.
4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm. Ditambahkan akuades (H2O) hingga tanda batas
dan dihimpitkan lalu dihomegenkan. Setelah itu, ditimbang methanil yellow sebanyak
0,25 gram, 0,5 gram, 0,75 gram, 1 gram dan 1,25 gram. Kemudian sampel
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan larutan contoh. Setelah itu
Dipipet larutan baku ke dalam labu takar dengan konsentrasi 0,5 ppm,
1 ppm, 2 ppm, 4 ppm dan 8 ppm. Ditambahkan akuades hingga tanda batas dan
5. Prosedur Analisis
dengan kecepatan 150 rpm. Lalu disaring menggunakan kertas saring whattman.
juga methanil yellow sebanyak 0,25 gram, 0,5 gram, 0,75 gram, 1 gram dan 1,25
gram sebagai variasi massa. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
dengan kecepatan 150 rpm. Lalu disaring menggunakan kertas saring whattman.
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
N
Larutan X (ppm) Y x.y X2 Y2
o
1. 2 0,1038 430 nm
2. 4 0,2100 430 nm
3. 6 0,2812 430 nm
4. 8 0,4068 430 nm
5. 10 0,5086 430 nm
17
18
4. 1 0,2786 430 nm
2. Grafik
19
20
21
3
f(x) = 1.79694196687131 x + 1.21692227499131
R² = 0.481757958143798
2.5
2
Ce/qe
1.5
0.5
0
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
Ce
a. Freundlich
Isoterm Adsorpsi
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-0.5
f(x) = − 0.335085714285714 x − 0.3232
-1 R² = 0.475989937441572
Log qe
-1.5
-2
-2.5
-3
Log Ce
B. Pembahasan
dapat dijerap oleh suatu material berpori. Model kesetimbangan adsorpsi untuk
komponen murni didasarkan pada teori Langmuir (1981) tentang adsorpsi monolayer
pada permukaan ideal. Hal ini ideal berarti bahwa fluktuasi energi pada permukaan
adalah periodik dan lebih besar dari energi termal molekul (kT), dimana palung dari
fluktuasi energi bertindak sebagai situs adsorpsi. Jika jarak antara dua palung yang
berdekatan lebih besar dari diameter molekul adsorbat maka proses adsorpsi
merupakan adsorpsi tiap bagian dan tiap-tiap molekul adsorbat akan mengisi satu
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan model adsorpsi pada karbon aktif
dan kapasitas adsorpsi dari karbon aktif berbahan tongkol jagung. Terdapat dua
model isoterm adsorpsi yang umum digunakan yaitu isoterm Freundlich dan isoterm
terjadi pada beberapa lapis dan ikatannya tidak kuat. Isoterm Freundlich juga
menurut Langmuir berasumsi bahwa permukaan padatan bersifat homogen. Hal ini
berarti energi adsorpsi konstan di semua situs. Selain itu, adsorpsi di permukaan
bersifat localised adsorption, dimana atom atau molekul akan teradsorpsi pada situs
Tongkol jagung terlebih dahulu diubah menjadi arang atau karbon dengan
pembakaran agar kandungan air dan material-material lain dapat hilang. Arang yang
telah jadi dihaluskan agar pada saat pengayakan didapatkan butir karbon yang dapat
butiran karbon yang lebih halus laagi dan memisahkan dengan partikel pengganggu.
Aktivasi dilakukan untuk membuka pori-pori dari karbon sehingga daya jerap dari
karbon dapat aktif. Aktivasi dilakukan dengan dua metode, yaitu pertama dengan
metode fisika dengan menggunakan pemanasan dan kedua dengan metode kimia
yaitu dengan perendaman menggunakan NaOH. Pada saat aktivasi kimia dilakukan
pembilasan dengan aquadest secara terus menerus agar pH dari karbon aktif yang
tadinya basa akibat NaOH dapat menjadi netral. Pemanasan dengan oven untuk
Zat warna yang digunakan pada percobaan ini adalah metanil yellow. Metanil
yellow digunakan sebagai indikator untuk melihat daya jerap karbon aktif terhadap
zat warna. Larutan induk dibuat untuk membuat larutan baku kerja. Larutan baku
kerja dibuat untuk membuat larutan contoh dan larutan standar. Water one digunakan
agar tidak ada kandungan senyawa lain yang ikut dengan metanil yellow.
karbon aktif bekerja dengan baik sehingga dapat digunakan sebagai indikator pada
variasi massa dan konsentrasi pada larutan contoh. Dihomogenkan agar larutan dapat
24
menyatu dengan baik. Digunakan berbagai variasi massa dan konsentrasi untuk
larutan contoh agar diketahui pada massa dan konsentrasi berapa karbon aktif bekerja
dengan baik. Hasil absorbansi dari variasi massa dan konsentrasi akan digunakan
4. Prosedur analisis
Ditutup Erlenmeyer agar tidak ada zat pengotor yang masuk ke Erlenmeyer.
Dikocok larutan dengan Shaker agar antara karbon aktif dan metanil yellow dapat
melarut sempurna atau bercampur secara homogen, dibuat kondisi adsorben jenuh
sehingga tidak menyerap adsorbat lagi karena karbon aktif juga mempunyai kapasitas
daya serap tertentu. Tujuan dilakukan penyaringan untuk memisahkan adsorben dan
konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm berturut-turut adalah 0,03
mg/gr, 0,006 mg/gr, 0,11 mg/gr, 0,004 mg/gr dan -0,01 mg/gr dengan efektivitas
adsorpsi karbon aktif pada konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm
berturut-turut sebesar 9,94 %, 1,67 %, 9,69 %, 0,25 % dan -0,54 %. Hasil yang
didapatkan tidak sesuai teori Sudarmi (2010: 74) yang menyatakan bahwa makin
tinggi konsentrasi zat warna maka jumlah zat warna yang terlarut juga semakin besar
sehingga semakin banyak pula jumlah molekul zat warna yang teradsorpsi oleh
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat terlarut. Semakin tinggi konsentrasi
maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak pula zat yang
20,225085630442 mg/gr.
ppm berturut-turut adalah 0,03 mg/gr, 0,006 mg/gr, 0,11 mg/gr, 0,004 mg/gr
B. Saran
Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya digunakan sampel lain seperti
rhodamin B (C28H31CIN2O3) untuk dijerap zat warnanya oleh karbon aktif dengan