Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERANAN FOTOSINTESIS TERHADAP IKLIM DI BUMI

Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Pengetahuan Lingkungan

Nama Anggota Kelompok :

Ayong Aditama (2013100001)

Yahya Kholifatul (2013100003)

Herlina Novitasari (2013100004)

Yunda Ardianti (2013100005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan seluruh alam yang telah memberikan kesempatan
dan segala nikmat-Nya dalam menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan
Lingkungan yang berjudul “Peranan Fotosintesis Terhadap Iklim di Bumi” ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, segala
bentuk kritik dan saran akan saya terima guna kemajuan dan kebaikan ringkasan materi ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Klaten, 07 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................................................


KATA PENGANTAR .............................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ……ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fotosintesis................................................................................................................ 4
2.2 Iklim .......................................................................................................................... 5
2.3 Peranan Fotosintesis Terhadap Iklim ........................................................................ 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan seperti
karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat
hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berkalori tinggi, makhluk hidup non-klorofil
lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini
berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan
energi cahaya matahari.
Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan memanfaatkan
karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buangan oksigen. Fotosintesis sangat
penting bagi semua kehidupan aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat
normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir
semua kehidupan di Bumi, baik secara langsung (melalui produksi primer) maupun tidak
langsung (sebagai sumber utama energi dalam makanan mereka), kecuali pada
organisme kemoautotrof yang hidup di bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut
yang dalam. Tingkat penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100
terawatt, atau kira-kira enam kali lebih besar daripada konsumsi energi peradaban
manusia. Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber karbon bagi semua senyawa
organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis mengubah sekitar 100– 115 petagram
karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.
Iklim merupakan unsur alam yang penting. Manusia sudah sejak lama mempelajari
iklim. Penyebab adanya iklim sangat memengaruhi kehidupan manusia, misalnya dalam
aktivitas pertanian, peternakan, ekonomi, kesehatan, sebagainya. Iklim adalah susunan
atau keadaan umum kondisi cuaca dari hari ke hari. Artinya, iklim merupakan kelanjutan
dari hasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama. Sehingga,
iklim merupakan rata-rata dari unsur cuaca secara umum pada suatu wilayah di
permukaan bumi.
Komponen iklim yang dimaksud yaitu rata-rata curah hujan, suhu, kelembapan,
sinar matahari, kecepatan angin, fenomena seperti kabut, embun beku, dan badai hujan
es, serta ukuran cuaca lainnya yang terjadi dalam jangka waktu lama khususnya pada
suatu tempat.

1
2

Tumbuhan memiliki banyak peranan penting bagi kelangsungan makhluk hidup di


bumi. Selama ini tumbuhan dikenal sebagai pemasok oksigen dan juga bahan pangan
bagi makhluk hidup lainnya, pohon juga menjadi rumah bagi berbagai macam satwa.
Selain itu peranan tumbuhan dalam mengatasi dampak pemanasan global
adalah menggunakan karbondioksida untuk fotosintesis sehingga mengurangi gas rumah
kaca. Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu gas rumah kaca yang diemisikan
kegiatan manusia dalam jumlah besar. Kadar karbon dioksida di atmosfer terus
meningkat sejak revolusi industri mengakibatkan kenaikkan suhu bumi secara perlahan-
lahan.
Jika kadar karbon dioksida di atmosfer terus dibiarkan meningkat, maka pemanasan
global akan semakin parah. Dilansir dari National Geographic, dalam beberapa dekade
mendatang diperkirakan suhu rata-rata global akan naik antara empat hingga enam
derajat celcius, dan di akhir dekade atmosfer bumi akan mengalami kenaikan dua kali
lipat kadar karbon dioksida. Disinilah tumbuhan berperan sebagai pereduksi karbon
dioksida. Seperti yang kita ketahui bahwa tumbuhan melakukan menyerap karbon
dioksida dan mengubahnya menjadi oksigen. Sehingga fotosintesis tumbuhan dapat
mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer.
Ciais dan kawan-kawan dalam bukuClimate Change 2013: The physical science
basis. Constribution of Working Group I to Fifth Assessment Report of the
Intergovermental Panel on Climate Change (2013), menyebutkan bahwa tumbuhan
menyerap sekitar 30 persen dari total emisi karbon dioksida. Hal tersebut berarti
keberadaan tumbuhan dapat mengurangi gas rumah kaca. Belum lagi proses fotosintesis
tumbuhan dapat mengubah iklim yang panas menjadi lebih dingin. Dilansir dari NASA
Earth Observatory, ketika panas tumbuhan akan menguapkan lebih banyak air ke
lingkungan dan membuat suhu disekitarnya mendingin.
Uap air hasil transpirasi tumbuhan tersebut kemudian akan memenuhi atmosfer, dan
berkumpul membentuk awan. Awan yang terbentuk kemudian akan menurunkan hujan
yang ikut mendinginkan suhu di sekitarnya. Kemampuannya untuk mendinginkan suhu
atmosfer bumi dan mencegah pemanasan global membuat tumbuhan memiliki satu lagi
peran penting bagi kehidupan. Oleh karena itu jumlah tumbuhan harus dijaga atau
bahkan ditingkatkan untuk dapat mengurangi kadar karbon dioksida secara lebih efektif.
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu fotosintesis?
2. Apa itu iklim?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fotosintesis

Proses fotosintesis mengubah karbon dioksida dan air menjadi energi berupa
karbohidrat dan oksigen menggunakan klorofil dan cahaya matahari. Proses fotosintesis
mengubah karbon dioksida dan air menjadi energi berupa karbohidrat dan oksigen
menggunakan klorofil dan cahaya matahari. Proses ini terjadi di daun hijau, yaitu di sel
mesofil. Pada sel mesofil, terdapat kloroplas dan di dalamnya ada grana. Fotosintesis juga
terjadi di batang hijau dan beberapa bagian bunga.

Pada permukaan daun, terdapat setengah juta kloroplas per meter persegi. Karbon
dioksida mencapai kloroplas melalui stomata, sementara air melalui urat daun.Berikut
adalah bagan dari kloroplas beserta organel-organelnya.

Fotosintesis hanya dapat berlangsung pada organisme yang memiliki klorofil.


Klorofil adalah pigmen tumbuhan yang terdapat pada kloroplas dan dapat berupa
bakterioklorofil a, b, c, d, e, dan bakterioviridin. Klorofil a dan b hanya ditemukan di
tumbuhan tingkat tinggi. Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan klorofil a dan b. Proses
fotosintesis melibatkan dua rangkaian reaksi yang berurutan, yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap.

Seperti namanya, reaksi terang bergantung pada cahaya, disebut juga dengan reaksi
Hill. Sementara itu, reaksi gelap tidak bergantung pada cahaya dan disebut sebagai siklus
Calvin-Benson. Tahapan pada reaksi terang meliputi penyerapan cahaya dan transpor
elektron, pemecahan air, dan pembentukan energi tinggi intermediet ATP (fotofosforilasi).
Hasil dari reaksi terang kemudian dimanfaatkan dalam reaksi gelap, yaitu fase biosintetik.

Reaksi gelap adalah bagian sintesis dari fotosintesis, artinya pembentukan energi
terjadi di reaksi gelap. Reaksi gelap terjadi di stroma oleh serangkaian enzim katalis. Reaksi
gelap memfiksasi CO2 dan menyintesis karbohidrat atau gula. Reaksi gelap juga bergantung
pada hasil dari reaksi terang, yaitu ATP dan NADPH.

Reaksi gelap juga merupakan jalur fiksasi karbon dalam gelap melalui senyawa
intermediet yang menyebabkan pembentukan gula dan pati. Melvin Calvin dan rekannya
menggunakan radioaktif-14 CO2 dalam fotosintesis Clorella sp. (alga hijau uniseluler). Jalur

4
5

fiksasi karbon kemudian terdeteksi dengan bantuan teknik pelacakan radioaktif. Hal ini
rupanya terjadi pada semua tumbuhan yang berfotosintesis.

2.2 Iklim

Glen T. Trewarta mengemukakan arti iklim sebagai susunan atau keadaan umum
kondisi cuaca dari hari ke hari. Maksudnya, iklim merupakan kelanjutan dari hasil
pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama, sehingga merupakan rata-
rata dari unsur-unsur itu secara umum.

Untuk menentukan iklim di suatu wilayah membutuhkan waktu yang cukup lama,
yaitu antara 10 sampai dengan 30 tahun. Pengetahuan tentang iklim dipelajari dalam bidang
khusus yang disebut Klimatologi.

Iklim tentu saja sangat berbeda dengan cuaca. Cuaca merupakan keadaan udara di
suatu tempat yang terjadi pada saat tertentu. Jika iklim mempengaruhi daerah yang sangat
luas dan berlangsung dalam jangka waktu lama, cuaca hanya mempengaruhi daerah yang
sempit dan terjadinya hanya dalam waktu singkat. Ilmu yang khusus mempelajari tentang
cuaca di sebut Meteorologi.

Pandangan mengenal pengaruh iklim terhadap kegiatan manusia telah mengalami


perubahan besar sejak zaman Ellsworth Huntington. La adalah seorang ahli geografi dari
Universitas Yale, Amerika yang mengembangkan suatu teori yang terkenal dengan nama
Teori Determinisme Lingkungan atau Determinisme Fisis. Teori ini menyebutkan bahwa
iklim telah mendominasi kebudayaan dalam bentuk pembatasan. Iklim berpengaruh kuat
terhadap kekuatan dan produktivitas kegiatan manusia. Menurut pendapat Ellsworth
Hunting ton, kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan industri yang dicapai oleh orang-orang
kulit putih karena pengaruh iklim. Namun, teori ini banyak ditentang orang. Ada pendapat
yang lebih rasional yang menyatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan yang dialami
manusia dalam memanfaatkan lahannya disebabkan oleh pengaruh gabungan faktor iklim,
tanah, dan bentuk lahan.

Apalagi, pada zaman di mana teknologi telah berkembang begitu pesat seperti saat ini.
Manusia sudah mampu mengatasi kondisi kondisi iklim yang sebelumnya tidak dapat di
atasi. Misalnya, kelangkaan air pada musim kemarau dapat diatasi dengan pembuatan hujan
Buatan; daerah gurun sudah dapat dijadikan daerah pertanian produktif dengan cara
pembuatan sumur artesis, suhu udara ruangan dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan,
6

dan sebagainya. Jadi, saat ini iklim bukannya membatasi ruang gerak manusia tetapi juga
memberikan kemungkinan kepada manusia untuk meningkatkan pengetahuannya agar dapat
mengatasi hambatan yang berasal dari alam.

Tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun ada faktor lain, iklim tetap mempengaruhi
kehidupan. Beberapa pengaruh iklim bagi kehidupan manusia antara lain sebagai berikut :

1. Di bidang pertanian, iklim sangat mempengaruhi dalam menentukan pola tanam dan
menentukan jenis tanaman tertentu yang cocok dan dapat tumbuh dengan baik.
2. Di bidang budaya, iklim dapat menyebabkan adanya berbagai macam jenis pakaian,
bentuk rumah, dan sebagainya. Misalnya pada musim dingin, orang harus berpakaian
tebal. Di daerah tropis, orang cenderung berpakaian tipis. Sebaliknya di daerah gurun
oarng harus menutup seluruh tubuhnya untuk menghindari teriknya matahari.
3. Iklim berpengaruh terhadap pola kehidupan manusia.
4. Iklim dapat mendorong kemajuan iptek. Pada zaman modern seperti sekarang ini
manusia tidak lagi tergantung pada alam atau iklim.
5. Iklim juga berpengaruh dalam bidang perhubungan, penerbangan. Dan sebagainya.

2.3 Peranan Fotosintesis Terhadap Iklim

Sejak awal abad ke-20, kerusakan lingkungan akibat ulah umat manusia menjadi
makin memuncak, dengan semakin tingginya kenaikan gas karbon dioksida yang didukung
dengan tingginya tingkat kepadatan penduduk Bumi. Di samping itu, juga makin pesatnya
usaha penebangan pohon-pohon hutan (penggundulan hutan) di kebanyakan negara
berkembang, bahkan usaha penebangan hutan yang diikuti dengan pembakaran sisa-sisa
penebangan pohon-pohon hutan menambah tinggi konsentrasi CO2 di atmosfer. Apabila
karbon dioksida (CO) terakumulasi maka akan terjadi pencbalan atau peningkatan
konsentrasi selimut gas di atmosfer sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Hal ini
secara langsung mengakibatkan panas matahari yang seharusnya dapat dipantulkan kembali
ke angkasa menyentuh permukaan atmosfer dan terperangkap di dalam Bumi sehingga
panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula,

Mengingat begitu pentingnya bagi keseimbangan ekosistem, tumbuhan perlu dijaga


keberadaannya secara proporsional di muka Bumi ini. Apalagi dengan adanya kenaikan
konsentrasi CO di atmosfer yang sudah di luar batas kenormalan. Semula kenaikan CO
diakibatan oleh proses alam, namun sejak dimulainya revolusi industri pada permulaan abad
7

ke-18, di mana gas karbon dioksida dilepaskan dalam jumlah yang sangat tinggi, jauh
melebihi kemampuan tumbuhan hutan dan penyerapan oleh samudera, sebagai agen alam
yang berperan sebagai pembersih atmosfer dari gas karbon dioksida, melalui penyerapan
langsung maupun melalui pelarutan.

Fotosintesis bergantung pada cahaya, ketersediaan CO, serta suhu. Laju fotosintesis
berbanding lurus dengan konsentrasi CO di udara dan jumlah kloroplas, serta berbanding
terbalik dengan tahanan daun terhadap difusi CO2.

Iklim memengaruhi laju fotosintesis melalui konsentrasi CO₂, radiasi matahari, suhu,
dan ketersediaan unsur hara. Pohon pohon berdaun lebar umumnya memiliki laju
fotosintesis yang lebih besar daripada pohon berdaun jarum karena bobot daunnya, tetapi
pohon berdaun jarum sebaliknya juga melakukan fotosintesis aktif yang lebih lama terutama
di daerah lintang tinggi. Meskipun demikian, variabilitas CO: tidak berakibat langsung
terhadap variabilitas fotosintesis karena adanya pengaruh variabilitas cahaya, lengas, dan
unsur hara. Oleh karena itu, variabilitas CO; menyebabkan respons yang berbeda terhadap
komponen-komponen ekosistem hutan.

Dampak pemanasan global terhadap iklim dan cuaca, permukaan air laut, pertanian
dan makhluk hidup. Pemanasan global merupakan salah satu peristiwa alam yang agung
karena memiliki dampak luar biasa, bukan hanya signifikan, namun juga dalam lingkup
wilayah yang luas. Maka dari itulah pemanasan global merupakan peristiwa yang sangat
penting dan sangat perlu kita perhatikan demi menyelamatkan kondisi bumi dan juga
kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya, mengingat pemanasan global dapat
menimbulkan dampak yang sangat signifikan dan mencakup dalam berbagai segi. Untuk
mengetahui secara lebih lengkap dan rinci mengenai dampak pemanasan global, berikut ini
akan dijelaskan dari berbagai segi.

Dampak terhadap iklim dan cuaca :

1. Cuaca menjadi tidak menentu

Salah satu dampak dari pemanasan global yang paling terasa mencakup iklim dan
cuaca adalah menjadikan cuaca tidak menentu. Misalnya kita sangat sulit
memprediksi cuaca yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu. apabila kita
memprediksikan hari akan cerah, tiba- tiba bisa turun hujan itupun hujan yang sangat
8

deras dan terkadang disertai jenis angin dan juga petir. Hal inilah yang menyebabkan
kesulitan melakukan ramalan cuaca.

2. Musim datang tidak sesuai dengan masanya

Dampak kedua dari pemanasan global bagi cuaca dan iklim adalah kedatangan
musim yang tidak sesuai dengan masa. Kita mempelajari bahwa musim di dunia ini
datang dengan sangat teratus menurut tanggal masing- masing. Oleh karena itulah
kita dapat memprediksi kapan kita akan berjumpa dengan musim tertentu. sebagai
contoh pembagian musim di Indonesia, kita akan menjumpai musim hujan ketika
bulan Oktober- April, sementara sisanya kita akan menjumpai musim kemarau.
Namun sejak akhir- akhir ini pemanasan global melanda bumi, musim datang
semakin tidak beraturan, semakin tidak pada masanya. Misalnya di bulan November
yang seharusnya sudah memasuki musim penghujan, justru masih terasa panas dan
tidak menunjukkan tanda- tanda akam turun hujan. Demikian halnya dengan musim
penghujan yang masih saja datang meskipun sudah memasuki saat musim kemarau
tiba.

3. Iklim atau cuaca menjadi terasa lebih panas

Dampak pemanasan global yang selanjutnya adalah cuaca atau iklim menjadi lebih
terasa panas dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini tercermin pada suhu
udaranya. Ketika pemanasan global terjadi, maka udara menjadi terasa lebih panas,
dan panasnya ini merupakan panas yang menyengat kulit. Jadi, meskipun matahari
tidak terlalu terik, namun cuaca cukup membakar kulit kita sehingga kita akan
merasa gerah dan kepanasan.

4. Musim kemarau dan musim penghujan lamanya tidak sama

Dampak selanjutnya dari pemanasan global terhadap cuaca dan iklim adalah musim
yang lamanya tidak sesuai semestinya. Misalnya di Indonesia, harusnya musim
penghujan dan musim kemarau sama- sama berlangsung selama enam bulan tapi
karena pemanasan global, musim ini bisa berlangsung tidak semestinya. Terkadang
kita menjumpai musim penghujan yang lebih lama daripada musim kemarau dan
terkadang musim kemarau datang lebih lama daripada musim hujan.
9

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Proses fotosintesis mengubah karbon dioksida dan air menjadi energi berupa
karbohidrat dan oksigen menggunakan klorofil dan cahaya matahari. Proses fotosintesis
mengubah karbon dioksida dan air menjadi energi berupa karbohidrat dan oksigen
menggunakan klorofil dan cahaya matahari. Proses ini terjadi di daun hijau, yaitu di sel
mesofil. Pada sel mesofil, terdapat kloroplas dan di dalamnya ada grana. Fotosintesis juga
terjadi di batang hijau dan beberapa bagian bunga.

Sedangkan iklim merupakan unsur alam yang penting. Manusia sudah sejak lama
mempelajari iklim. Penyebab adanya iklim sangat memengaruhi kehidupan manusia,
misalnya dalam aktivitas pertanian, peternakan, ekonomi, kesehatan, sebagainya. Iklim
adalah susunan atau keadaan umum kondisi cuaca dari hari ke hari. Artinya, iklim
merupakan kelanjutan dari hasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang
lama. Sehingga, iklim merupakan rata-rata dari unsur cuaca secara umum pada suatu
wilayah di permukaan bumi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/18/174645269/peran-tumbuhan-dalam-
pemanasan-global?page=all

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/8aea2e5513232dd2c3e0119b136dda
fc.pdf

https://www.merdeka.com/jabar/jenis-iklim-di-dunia-berikut-penjelasannya-kln.html

https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/25/073000169/iklim--pengertian-dan-jenis-
jenis-iklim-di-dunia?page=all

10

Anda mungkin juga menyukai