PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Mohammad Ali Ibrahim
NIM 16644039
PENDAHULUAN
Pohon karet merupakan pohon yang tegak, kuat, bercabang banyak, dan berdaun
sewaktu masih muda buahnya terpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi
oleh kulit tipis berwarna hijau dan didalamnya terdapat kulit tebal yang keras dan
berkotak. Tiap kotak berisi sebuah biji yang dilapisi tempurung biji. Setelah tua
warna kulit buah berubah menjadi keabu – abuan dan kemudian mengering. Pada
waktunya pecah dan jatuh, bijinya tercampak lepas dari kotaknya. Tiap buah
tersusun atas dua sampai empat kotak biji. Pada umumnya berisi tiga kotak biji
dimana setiap kotak terdapat satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah
pada umur lima tahun dan semakin banyak setiap pertambahan umurnya.
hektar terdapat 500 pohon karet dan setiap 1 pohon karet menghasilkan 800 buah
Bobot biji karet 3-5 gram tergantung dari varietas, umur biji dan kadar air.
Biji karet berbentuk bulat telur dan rata pada salah satu sisinya (Whenwantha,
1987). Tanaman karet mulai berbuah pada umur 5 tahun, sebelum berbuah
kemudian bersemi lagi dan mulai berbunga. Massa luruh daun berbeda – beda
tergantung iklim setempat. Pertumbuhan dari bunga menjadi biji tua berlangsung
selama 5,5 – 6 bulan. Dipulau jawa musim masak biji jatuh pada bulan maret
1983).
dilakukan oleh (Malau, 2014) dengan bahan baku Cangkang Buah Karet, kondisi
aktivator H3PO4 dengan konsentrasi 5%. Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil
kadar air 5,5%, kadar abu 6,0%, kadar zar mudah menguap 21%, dan daya serap
iod 251,321 mg/g hasil ini belum memenuhi standar. Sedangkan (Meilianti, 2017)
telah melakukan penelitian dengan bahan baku yang sama dengan memvariasikan
konsentrasi aktivasi kimia diperoleh kualitas arang aktif terbaik pada konsentrasi
10% dengan suhu 750 oC selama 1 jam dimana diperoleh kadar air 3,25%, kadar
abu 5,86%, volatile matter 3,15% dan daya serap iod 947,24 mg/g.
3
daya terbaik 600 watt dengan waktu 20 menit diperoleh hasil daya serap iod
sebesar 767,745 mg/g hasil ini memenuhi standar arang aktif. Sedangkan pada
sebesar 580,0 mg/g hasil ini tidak memenuhi standar arang aktif. Maka untuk
meningkatkan hasil penelitian (Malau, 2014) yang kualitas arang aktifnya belum
memenuhi salah satu kriteria standar SNI 06-3730-1995 pada penyerapan iod
minimal sebesar 750 mg/g pada penelitian tersebut diperoleh 592,859 mg/g.
mikro pada proses aktivasi fisika dan waktu aktivasi kimia terhadap kualitas
karbon aktif menurut standar SNI 06-3730-1995 syarat mutu karbon aktif.
cangkang biji karet menjadi karbon aktif dengan proses karbonisasi dan aktivasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karet atau memiliki nama latin Hevea Brasiliensis, merupakan tanaman asli
dari lembah sungai Amazon, Brazil, Amerika Selatan. Tanaman dapat tumbuh
baik di daerah daratan rendah, yakni hingga ketinggian 200 m dari permukaan
laut dengan kebutuhan sinar matahari minimum 5-7 jam perhari. Karet mampu
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Secara fisik cangkang buah biji karet memiliki ciri ini sebagai tumbuhan
cangkang biji karet ini mengandung senyawa aktif berupa lignin. Selain
6
lignin yang cukup banyak, sehingga bagian ini cukup potensial untuk diolah
menjadi produk karbon aktif yang sangat bermanfaat dan bernilai jual yang
tinggi. Hal ini akan membuat cangkang buah bijikaret menjadi lebih
termanfaatkan.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia yang Terkandung dalam Cangkang Buah Biji Karet
Komponen Presentase
Penyusun (%)
Selulosa 48,64
Lignin 33,54
Pentosan 16,81
2.2 Karbonisasi
udara terbatas dari bahan yang mengandung karbon. Pada proses ini pembentukan
sturktur pori dimulai. Tujuan utama dalam proses ini adalaha untuk menghasilkan
butiran yang mempunyai daya serap dan struktur yang rapi. Proses ini juga
bahan berbentuk methanol, uap asam asetat, tar-tar dan hidrokarbon. Produk
pemanasan bahan baku tanpa adanya udara, hingga mencapai suhu tinggi. Suhu
Proses tersebut menyebabkan terjadinya dekomposisi termal dari bahan awal yang
hasil pembakaran dari bahan yang menggandung unsure karbon serta ditingkatkan
Karbon aktif memiliki kandungan air 5-15%, abu 2-35% dan sisanya terdiri
atas karbon sekitar 87-97%. Karbon aktif disusun oleh atom karbon yang terikat
secara kovalen dalam kisi heksagonal di mana molekulnya berbentuk amorf yaitu
merupakan pelat-pelat dasar. Pelat ini bertumpuk satu dengan yang lain, serta
dengan menghilangkan hidrogen dan bahan aktif, maka permukaan dan pusat aktif
akan menjadi luas yaitu berkisa 300-4000 m2 (Sudradjat dan Pari, 2011)
Pada dasarnya karbon aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung
karbon baik yang berasal dari tumbuhan, binatang maupun barang tambang seperti
sekam padi, tempurung kelapa, mahkota nanas dan lain-lain dimana bahan ini di
8
aktif. Karbon aktif yang baik mutunya adalah karbon yang memiliki kadar karbon
yang tinggi dan kadar abu serta air rendah (Othmer, 1978)
Karbon aktif yang memiliki luas permukaan yang besar dapat dimanfaatkan
untuk berbagai aplikasi yaitu sebagai bahan pemucatan dan penghilangan bau
contohnya pada industri minyak goreng, dan sebagai penyerap logam pada
industri pengolahan air minum dan air limbah di industri, serta sebagai katalis
dalam pembuatan sulfur dioksida, klorin dan sulfur klorida (Sudradjat dan Pari,
2011).
2.4 Aktivasi
dimana dalam prosesnya bertutujuan untuk membuka atau memperluas pori yang
nantinya akan dilalui oleh adsorbat. Tahap ini juga digunakan untuk memperbesar
distribusi dan ukuran pori serta memperbesar luas permukaan arang aktif. Luas
dan sisa-sisa senyawa lain pada proses pengarangan sebelumnya. Selain bahan
baku yang digunakan, pada proses aktivasi merupakan hal penting yang harus
Arang aktif yang diaktivasi secara fisika yaitu menggunakan bahan activator
dari gas CO2 pada temperature tinggi antara 800-1200oC sehingga terjadi
9
pemutusan rantai karbon dari senyawa organik yang ada. Hasil dari proses
aktivasi fisika akan mempengaruhi antara lain bahan dasar, laju aliran gas, laju
aliran kalor furnace, temperature pada saat proses aktivasi, activator yang
digunakan, alat yang digunakan, lama proses aktivasi dan proses karbonisasi
selanjutnya. Pada aktivasi ini, terjadi pengurangan massa karbon dalam jumlah
Arang aktif yang di aktifkan secara kimia melalui proses perendaman bahan
dasar terlebih dahulu pada activator yang digunakan. Aktivator yang digunakan
pada aktivasi kimia ini berupa bahan kimia tertentu yang dapat bersifat basa
(seperti: NaOH, KOH) atau asam (HCl) merupakan bahan kimia yang cukup baik
untuk digunakan bahwa ZnCl2, NaOH dan H3PO4 merupakan bahan kimia yang
cukup baik untuk digunakan sebagai activator pada metode aktivasi kimia.
Konsentrasi yang ada pada garam klorida dan asam fosfat berkisar 10-15%
sedangkan NaOH 1-2% yang dapat digunakan tergantung dari kekerasan bahan
dasar. Waktu yang dibutuhkan unuk perendaman sekitar 10-24 jam (Sudradjat dan
Pari, 2011)
Proses aktivasi kimia pada arang aktif menurut Wenhui dkk (2012) dalam
Waktu aktivasi
Waktu aktivasi yang optimum akan dihasilkan oleh bahan baku yang berbeda
Ukuran partikel
10
Ukuran partikel yang semakin kecil akan semakin baik dikarenakan permukaan
Jenis aktivator
Jenis aktivator yang digunakan mempengaruhi banyak hal dalam pembuatan arang
aktif, termasuk kenaikan daya serap yang nantinya dihasilkan juga akan
berpengaruh
Rasio aktivator
Semakin besar rasio atau konsentrasi activator yang digunakan maka daya serap
arang aktif yang akan dihasilkan juga semakin besar. Penggunaan rasio yang
terlalu besar juga akan menimbulkan masalah seperti akan terjadinya degradasi
Waktu karbonisasi
Suhu karbonisasi
Besar kecilnya suhu karbonisasi yang digunakan akan meghasilkan arang aktif
Zat atau senyawa kimia yang dapat berfungsi sebagai reagen pengaktif
disebut sebagai aktivator, zat ini nantinya akan mengaktifkan atom-atom karbon
sehingga memiliki daya serap yang lebih baik. Zat aktivator memiliki sifat yaitu
mengikat air, menyebabkan air yang terikat pada pori karbon yang tidak hilang
11
pada saat pemanasan akan lepas. Zat aktivator ini yang akan masuk dalam pori
serta membuka permukaan arang yang tertutup. Pemansaan yang dilakukan akan
permukaan arang aktif yang akan dibuat serta meningkatkan daya serap dengan
arang adalah NaCl, HCl, MgCl2, ZnCl2, HNO3, H3PO4, NaOH, Ca(OH)2 dan
sebagaianya menurut Krik dan Othmer dalam sari (2015). Bahan-bahan aktif ini
semua umunya memiliki sifat pengikat air. Penelitian kali ini bahan pengaktif
Asam fosfat disebut asam ortofosfat (H3PO4). Asam fosfat murni adalah
kristal padat (titik leleh 42,35 °C atau 108,2 °F). Asam fosfat membentuk tiga
jenis garam sesuai dengan penggantian satu, dua, atau tiga atom hidrogennya
(Anonim, 2006).
2.6 Microwave
untuk memanaskan bahan makanan dan alat medis. Pemanas yang dihasilkan dari
microwave berasal dari dua efek yaitu glombang radio dan gelombang mikro.
Apabila bahan baku yang mengandung air saat dipanaskan dengan microwave
akan terjadi gesekan yang mengakibatkan panas (Q Lailatul, 2011 dalam Uchi
Inda P, 2018). Pemanasan yang sebagian besar berasal dari energi dari gelombang
radiasi dengan kecapan cahaya tanpa konduksi dan konveksi pada pemanasan
meningkatkan laju produksi, lebih efisien dan menghemat waktu (Zhang, 2013
beberapa keunggulan, yaitu efisiensi energi yang tinggi, laju pemanasan yang
tinggi, pemanasan volumetrik dari sisi dalam ke sisi luar dan pemanasan yang
beragam (Chen and HAshiso, 2012 dalam Fitriani dkk, 2016) dan waktu
pemanasan yang relatif singkat (Ahmed and Theydan, 2014 dalam Fitriani dkk,
2016).
A. Gelombang mikro
dan 300 GHz. Panjang gelombang ini diatur untuk industri, ilmiah dan tujuan
berbagai bahan, frekuensi yang tersedia adalah 0,915 GHz, 2,45 GHz, 5,8 GHz,
dan 24,124 GHz; Untuk keperluan rumah tangga, 2,45 GHz umumnya digunakan
0,915 GHz oven juga tersedia di pasar. Panjang gelombang yang sesuai digunakan
13
gelombang mikro disimpan secara langsung di karbon aktif (Haque, 1999 dalam
variasi daya pemanasan karbon aktif, Namun temperatur tidak konstan selama 15
menit. Pada awalnya, ada yang cepat peningkatan temperatur dan kemudian
semakin tinggi temperatur mencapai pada tahap konstan. Ketika daya microwave
setinggi 400 W, temperaturnya naik hingga 800 ° C dalam satu menit dan
Mekanisme temperatur dan arah perpindahan panas dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.3 Skema profil temperatur dan arah perpindahan panas (a)
Pemanasan konvensional (b) Pemanasan microwave (MW) (temperatur merah-
tinggi, biru-rendah). (Wenya Ao, 2018)
Mekanisme pemanasan microwave berbeda dari konvensional pemanasan
adalah alasan utama untuk berbagai sifat karbon aktif yang disiapkan dari metode
konvensional dan iradiasi microwave, tergantung pada tipe dan sifat biomassa
yang berbeda. Dapat dilihat dari gambar 2.4 skema profil temperatur dan arah
distribusi panas dari permukaan luar ke bagian dalam. ( Wenya Ao, 2018).
menanggualangi emisi udara. Kualitas arang aktif dapat dilihat dan diketahui
Karakteristik dari arang aktif tersebut dapat dilihat melalui pengujian untuk
arang aktif yang sesuai dengan standar nasional. Beberapa karakteristik dari arang
aktif dapat dijalankan sebagai batasan yang harus dicapai dalam pembuatan arang
aktif. Metode atau cara-cara yang dapat digunakan untuk pengujian karakteristik
arang aktif ini berdasarkan pada standar SII. 0258-79 yang meliputi :
A. Kadar Air
Pengujian kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang tersisa
pada arang/ aktif melalui proses pengaktifan dengan zat aktivator. Keberadaan air
di dalam karbon berkaitan dengan sifat higroskopis dari arang aktif, dimana
umumnya arang aktif memiliki sifat afinitas yang besar terhadap air. Arang aktif
mampu menyerap uap air dalam jumlah yang sangat besar. Dari sifat yang sangat
higroskopis inilah, sehingga arang aktif digunakan sebagai adsorbent (Pari dkk,
dimana :
M3= berat cawan petri isi arang aktif setelah dioven (gram)
B. Kadar Abu
Bahan yang tesisa apabila arang dipanaskan berlebih hingga massa konstan
dapat disebut abu. Kadar abu yang terkandung dalam bahan baku sebanding bahan
anorganik yang ada di dalam arang aktif. Penetapan kadar abu bertujuan untuk
mengetahui kandungan oksida logam dalam karbon aktif. Kadar abu adalah sisa
dari pembakaran yang tidak memiliki unsur karbon lagi. Nilai kadar abu yang
dihasilkan menunjukkan jumlah sisa dari akhir proses pembakaran berupa zat-zat
mineral yang tidak hilang selama proses pembakaran (sudrajat R, 2002 dalam
Yusuf, M. A. dan S. Tjahjani, 2013). Perhitungan kadar abu total karbon aktif
zat atau senyawa yang belum menguap pada karbonisasi dan aktivasi fisika tetapi
menguap pada suhu 950oC. Kadar zat mudah menguap pada pemanasan ini terdiri
metan dan sebagian uap kecil yang mengembun seperti tar, dan sebagainya
𝑀2−𝑀3
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑋 100% − 𝑀ad …………………………….(2.3)
𝑀2−𝑀1
dimana :
M3= berat cawan petri isi arang aktif setelah dioven (gram)
kemampuan arang aktif pada penyerapan iodium. Arang aktif yang telah diuji
daya serap iodiumnya harus memiliki daya serap minimal 750 mg/g sesuai dengan
batas minimum yang dikeluarkan oleh standar SII. 0258-79. Prosedur perhitungan
Dimana :
H = volume filtrat
b = volume titran
a = normalitas Na2S2O3
Ni = Normalitas I2
METODE PENELITIAN
dari Desa Bunga Putih Kecamatan Muarangkayu, dan analisa kadar air, kadar abu,
dan kadar zat terbang dilakukan di Laboratorium PT. Carsurin Samarinda dan
Samarinda.
3.3.1 Alat
1. Desikator
2. Piknometer 10 mL
4. Oven
5. Neraca Analitik
7. Cawan Porselin
8. Gegep
9. Spatula
12. Bulp
13. Corong
14. Buret 50 mL
16. Screening
21. mikrowave
3.3.2 Bahan
4. Aquadest
Arang aktif
3. Mengambil 200 gram arang bambu yang telah dihasilkan dari proses
selama 6 jam.
9. Melakukan uji kadar air, kadar abu, dan daya serap terhadap iod pada arang
aktif.
24
tray.
5. Mengeluarkan tray beserta sampel dari oven, dan menutup kembali dengan
(𝑚2−𝑚3)
Kadar air (%) =(𝑚2−𝑚1) × 100% (3.1)
di atas tray.
3. Memijarkan crucible yang telah berisi sampel di dalam furnace pada suhu
(𝑚3−𝑚1)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (%) = (𝑚2−𝑚1) 𝑥100% ……………(3.2)
2. Mencatat nomor sampel, nomor pekerjaan dan nomor crucible pada lembar
(𝑚2−𝑚3)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔 (%) = (𝑚2−𝑚1) 𝑥100% - Mad……………(3.3)
2. Mengaduk larutan yang telah di beri arang aktif dengan magnetic stirrer
selama 15 menit.
berikut:
(𝑏×𝑎)
{𝐻 }×𝐵𝐸𝐼×𝑁
𝑁𝑖
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑜𝑑 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ………..….. (3.4)
𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔)