TINJAUAN PUSTAKA
6
Universitas Muhammadiyah Riau
7
berlangsung tidak serentak dari bulan September sampai Februari dengan masa
penceklik bulan April sampai Juli (Yuniastuti et al., 2018).
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi penghasil buah durian
yang melimpah. Daerah Sumatera Selatan, produksi buah durian dapat mencapai
kurang lebih 38 ton per tahun. Kulit durian secara proporsional mengandung unsur
selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati
yang rendah (5%). Kulit durian mengandung karbon yang cukup tinggi sehingga
dapat dijadikan bahan pembuatan karbon aktif untuk digunakan sebagai adsorben
(Marlinawati et al., 2015).
Tabel 2.1. Komposisi Kulit Durian
Komponen Komposisi
Selulosa 50-60 %
Lignin 5%
Pati 5%
Nilai kalor 3786,95 kal/gram
Nilai keteguhan lengkung 360 kg/cm2
Nilai keteguhan patah 543 kg/cm2
2.2. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses pengumpulan substansi terlarut (soluble) yang ada
dalam larutan oleh permukaan benda penyerap dimana terjadi suatu ikatan kimia
fisika antara substansi penyerapnya. Adsorpsi diartikan sebagai jenis adhesi yang
terjadi pada permukaan suatu media yang terkontak dengan media lain. Proses
adsorpsidigambarkan sebagai proses molekul meninggalkan larutan dan
menempel pada permukaan zat penyerap akibat ikatan fisika dan kimia (Putranto
et al., 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya adsorpsi yaitu (Mu’in et al., 2017): a.
Tekanan (P)
Tekanan yang dimaksud adalah tekanan adsorbat.Kenaikan tekanan adsorbat
dapat menaikkan jumlah zat yang diadsorpsi.
Faktor yang mempengaruhi adalah kebasaan (pH) dan senyawa ionik dimana
pH menentukan kontak permukaan dengan adsorben dan senyawa ionik
menentukan disosiasi antara senyawa elektrolit, temperatur adsorbat.
Berkurangnya temperaturakan menambah jumlah adsorbat yang teradsorpsi
demikian juga peristiwa sebaliknya.
c. Interaksi Potensial (E)
Interaksi potensial antara adsorbat dengan dinding adsorben sangat bervariasi,
tergantung dari sifat adsorbat-adsorben.
d. Karakteristik adsorbendan bahan yang diserap
Sifat dari adsorben yang biasanya cenderung mempengaruhi proses adsorpsi
adalah bentuk pori, permukaan kimia dan isi dari bahan yang akan diserap.
Proses penyerapan bergantung pada kemampuannya menerima molekul
organik yang masuk kedalam permukaan adsorben yang bergantung kepada
ukuran mereka. Karakter yang diperhatikan dari bahan yang akan diserap
meliputi ukuran molekul, kelarutan, sifat koligatif (pKa), dan komposisi
penyusunnya jika bahan tersebut adalah senyawa aromatik.
2.3. Adsorben
Adsorben adalah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik
padat, cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Semakin kecil pori-pori adsorben
maka luas permukaan semakin besar, sehingga kecepatan adsorpsi bertambah.
Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan
adalah arang aktif (Azamia, 2012).
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu adsorben yaitu:
1. Mempunyai permukaan yang luas
2. Memiliki pori-pori
3. Aktif dan murni
4. Tidak bereaksi dengan adsorbat
Adsorben yang digunakan secara komersial dikelompokkan menjadi dua
yaitu kelompok polar dan non polar. 1. Adsorben polar disebut juga hydrophilic
2. Adsorben non polar disebut juga hydrophobic
Menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemical)ada
beberapa klasifikasi pori yaitu:
Universitas Muhammadiyah Riau
9
dengan struktur pori internal sehingga mempunyai sifat sebagai adsorben (Polii,
2017).
Arang aktif dapat dibuat melalui dua tahap, yaitu tahap karbonasi dan
aktivasi. Karbonasi merupakan suatu proses pengarangan dalam ruangan tanpa
adanya oksigen dan bahan kimia lainnya. Sedangkan aktivasi adalah perlakuan
terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori dengan cara memecah
ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul permukaan sehingga arang
mengalami perubahan sifat baik fisika atau kimia (Verlina, 2014).
Kualitas arang aktif dapat dinilai berdasarkan persyaratan Standar Nasional
Indonesia 06–3730-1995 pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2. Persyaratan Arang Aktif (SNI) 06-3730-1995
Jenis Persyaratan Parameter
Kadar Air Maksimum 15 %
Kadar Abu Maksimum 10 %
Kadar Zat Menguap Maksimum 25 %
Kadar Karbon Terikat Minimum 65 %
Daya Serap Terhadap Yodium Minimum 750 mg/g
Daya Serap Terhadap Benzena Minimum 25 %
Bahan yang terkandung dalam deterjen salah satunya adalah seperti Linear
Alkaly BenzeneSulfonate (LAS), surfaktan, klorin dan golongan ammonium
kuartener yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan
kesehatan. Golongan ammonium kuartener dapat membentuk senyawa
nitrosamine yang bersifat karsinogenik, iritasi pada kulit, memperlambat proses
penyembuhan dan katarak pada orang dewasa. Kandungan fosfat pada deterjen
juga dapat menyebabkan timbulnya eutrofikasi, atau alga bloom diperairan karena
Universitas Muhammadiyah Riau
12
menghambat masuknya atau kelarutan kontak oksigen di udara dengan air yang
berakibat oksigen terlarut menjadi turun menjadi septik, bau dan warna air
menjadi kehitaman serta matinya organisme yang bersifat aerobik pada perairan
(Purnama et al., 2015).
katalis
CaHbOc + Cr2O7 + H
-2 +
CO2 + H2O + Cr+3