Anda di halaman 1dari 11

Biocharcoal/ Arang aktif

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2:

1. Nur Amalia (A 251 18 049)


2. Oisna Yafia Sadoro (A 251 19 009)
3. Siti Fatimah (A 251 19 033)
4. Karina Nadya. S (A 251 19 053)
5. S.T Hanisa (A 251 19 069)
6. Sauli Safitri (A 251 19 091)
7. Haerul (A 251 19 105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang Alhamdulilah tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.

Makalah ini berisikan tentang pembahasan mengenai Biocharcoal/arang


aktif
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Palu, 17 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biochar adalah produk yang kaya karbon yang dihasilkan oleh pirolisis
(pemanasan dalam ketiadaan lengkap atau parsial oksigen) dari biomassa pada suhu
relatif rendah (<700 °C). Biasanya, kebakaran hutan melebihi 800 °C danapi terlihat
sederhana sudah hampir 600 °C. Biochar adalah produk karbon sangat ringan.Namun,
biochar berbeda dari yang lain karena diberikan dalam tanah sebagai pembenah
tanahdan bermanfaat bagi lingkungan. Biochar juga dapat meningkatkan kelembaban
dan kesuburan tanah pertanian serta bisa bertahan ribuan tahun di dalam tanah bila
digunakan untuk pengurangan emisi CO2. Praktek yang telahberumur 2000 tahun ini
mengubah limbah pertanianmenjadi suatu pembenah tanah yang dapatmeningkatkan
keamanan pangan dan mengurangi kerusakan hutan akibat hujan.

1.2. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apa itu Biochacoal?

2. Apa saja ciri-ciri Biochacoal?

3. Bagaimana mensintesis/membuat Arang aktif atau Biochacoal?

4. Bagaimana struktur Biochacoal?

5. Bagaimana pengaplikasian Biochacoal?


BAB II

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Bhiocar kol


Biochar merupakan substansi arang kayu yang berpori (porous), atau sering
disebut charcoal atau agrichar. Karena bahan dasarnya berasal dari makhluk hidup,
biochar disebut juga arang aktif. Dalam proses produksi biochar dapat digunakan
limbah pertanian atau kehutanan, termasuk potongan kayu, tempurung kelapa, tandan
kelapa sawit, tongkol jagung, sekam padi atau kulit biji kacang-kacangan, kulit kayu,
sisa usaha perkayuan, dan bahan organik daur ulang lainnya (Anischan, 2009).
Biochar pertama kali dibuat dengan metode pirolisis lambat dimana bahan baku
berupa biomassa yang terbakar dalam keadaan oksigen terbatas dengan laju
pemanasan dan suhu puncak yang relatif rendah (S, Lopez, Krull, & Bol, 2009).
Pirolisis merupakan kasus khusus termolisis. Tujuannya adalah melepaskan zat
terbang (volatile matter) yang terkandung pada biomassa. Secara umum kandungan
zat terbang dalam biomassa cukup tinggi. Bahan-bahan yang dapat dikonversi secara
pirolisa adalah bahan yang mempunyai kandungan selulosa tinggi (Zaror & Pyle,
1982). Metode aktivasi yang umum digunakan adalah aktivasi kimia dan aktivasi
fisika. Aktivasi kimia adalah proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan pemakaian bahan-bahan kimia. Sedangkan aktivasi fisika merupakan
pemutusan rantai karboon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan
CO2(Sembiring & Sinaga, 2003). Hasil Pembakaran dapat langsung digunakan
sebagai ameliorant tanah. Biochar umumnya mempunyai pH basa, C-organik dan luas
permukaan tinggi(Liang B.J. Lehman, 2011).
Limbah fenol merupakan salah satu senyawa organik yang berasal dari
buangan industry yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam konsentrasi
tertentu senyawa ini dapat memberikan efek yang buruk terhadap perairan, antara lain
menimbulkan bau yang tidak sedap hingga menyerang susunan syaraf pusat pada
manusia. Penanganan fenol dalam air limbah dapat dilakukan salah satunya melalui
metode penghilangan(removal) antara lain dengan cara adsorpsi. Saat ini telah banyak
dikembangkan beberapa adsorben untuk mengadsorpsi fenol salah satunya yaitu
dengan adsorpsi dari bahan alam yaitu menggunakan adsorben karbon aktif. Karbon
aktif memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai adsorben Purtanto (2005) telah
memanfaatkan karbon aktif dari kulit bij mete sebagai adsorben untuk adsorpsi fenol
menghasilkan penurunan fenol sebesar 96,9%-98,5%. Dalam pembuatan karbon aktif
digunakan activator ZnCl2 dan suhu pemanasan sebesar 600oC selama 1 jam.

3.2. Ciri dan Sifat Bhiocar kol


Ciri-ciri fisik
 Warnanya hitam.

 Tidak berbau, tidak berasa.

 Ada dua bentuk karbon aktif, yakni bubuk dan granular (butiran)

Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini ada beberapa
factor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
1. Sifat Adsorben
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan
secara kovalen.
2. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif sebagai adsorben, akan
tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing
senyawa. Adsorpsi dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus, ikatan rangkap,
struktur rantai dari senyawa serapan.
3. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk menyelidiki termperatur pada
saat berlangsungnya proses. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat
senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka
perlakuan dilakukan pada titik didihnya, untuk senyawa volatile, adsorpsi
dilakukan pada termperatur kamar atau bila memungkinkan pada termperatur
yang lebih kecil.
4. pH (Derajat Keasaman)
Untuk asam-asam organik adsorpsi akan meningkat, yaitu dengan penambahan
asamasam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik
dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai
akibat terbentuknya garam.
5. Waktu kontak
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yag dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah arang yang digunakan. Selain ditentukan oleh dosis arang aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung.Pengadukan dimaksudkan
untuk memberi kesempatan pada partikel aranghayati untuk bersinggungan
dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi,
dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama (Sembiring M. T., 2003)

3.3. Proses sintesis/pembuatan arang aktif atau Biochacoal


Proses aktivasi biochar sangat berpengaruh pada hasil akhir biochar yang
didapat. Proses aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap biochar yang bertujuan
untuk memperbesar pori dengan cara memecah ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
molekulmolekul permukaan sehingga biochar akan mengalami perubahan sifat baik
fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah luas dan berpengaruh
terhadap daya adsorpsi (Sembiring M. T., 2003). Bahan baku (biochar) dicampur
dengan bahan kimia kemudian campuran tersebut dipanaskan pada termperatur
300oC. selanjutnya didinginkan, dicuci untuk menghilangkan 9 dan memperoleh
kembali sisa-sisa zat kimia yang digunakan. Akhirnya, disaring dan dikeringkan.
Bahan baku dapat dihaluskan sebelum dan sesudah aktivasi. Berbagai cara pembuatan
biochar (arang aktif), meliputi pembakaran biomassa dalam kondisi tanpa udara untuk
menghindari penguapan gas-gas dan menyisakan karbon. Proses ini disebut
dekomposisi termal, yang dapat dilakukan dengan 3 cara utama: pirolisis, gasifikasi
dan karbonisasi hidrotermal. Metoda-metoda ini menghasilkan energi dalam bentuk
gas atau minyak biochar. Energi ini bisa diperoleh kembali untuk penggunaan lain,
atau dapat dengan mudah terbakar dan membebaskan panas.
Beberapa teknik pembuatan biochar telah tersedia dari yang tradisional sampai maju.
Caramana yang terbaik tergantung pada ketersediaansumber daya dan skala usaha.
Demikian pula bahandasar yang digunakan akan mempengaruhi sifat-sifat biochar itu
sendiri dan mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap produktivitas tanah dan
tanaman. Bahan baku pembuatan biochar umumnya adalah residu biomasa pertanian
dan kehutananseperti potongan kayu, tempurung kelapa, tandankelapa sawit, tongkol
jagung, sekam padi atau kulit buah kacang-kacangan dan bahan organik daur ulang
lainnya. Biochar merupakan substansi arang kayu yang digunakan untuk kegiatan
pertanian. Biochar dibuat menggunakan proses pirolisis. Bahan baku yang digunakan
adalah limbah-limbah pertanian danlimbah kehutanan. Bila limbah-limbah
tersebutmengalami pembakaran dalam keadaan tanpaoksigen akan menghasilkan 3
substansi, yaitu:metana dan hidrogen yang dapat dijadikan bahanbakar, bio-oil yang
dapat diperbaharui dan arang hayati (biochar).
3.4. Struktur Bhiocar kol

 Struktur partikel yang tidak teratur (Amorf)


 Tersusun dari atom-atom karbon secara kovalen membentuk struktur heksagonal
datar
 Kisi-kisi heksagonal bertumpuk dengan sela-sela di antaranya
 Kristal biasanya tersusun dari 3 atau 4 lapisan atom karbon sekitar 20-30 atom
karbon heksagonal pada setiap lapisan

3.5. Pengaplikasian Biochacoal


Arang aktif adalah suatu karbon yang mempunyai kemampuan daya serap yang
baik terhadap anion, kation, dan molekul dalam bentuk senyawa organik dan
anorganik, baik berupa larutan maupun gas. Beberapa bahan yang mengandung
banyak karbon dan terutama yang memiliki pori dapat digunakan untuk membuat
arang aktif. Pembuatan arang aktif dilakukan melalui proses aktivasi arang dengan
cara fisika atau kimia di dalam retort. Perbedaan bahan baku dan cara aktivasi yang
digunakan dapat menyebabkan sifat dan mutu arang aktif berbeda pula. Arang aktif
digunakan antara lain dalam sektor industri (pengolahan air, makanan dan minuman,
rokok, bahan kimia, sabun, lulur, sampo, cat dan perekat, masker, alat pendingin,
otomotif), kesehatan (penyerap racun dalam saluran cerna dan obat-obatan),
lingkungan (penyerap logam dalam limbah cair, penyerap residu pestisida dalam air
minum dan tanah, penyerap emisi gas beracun dalam udara, meningkatkan total
organik karbon tanah, mengurangi biomassa mikroba dan agregasi tanah) dan
pertanian (meningkatkan keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan
dan  kesuburan media tanaman serta mencegah pembusukan akar).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Biochar merupakan substansi arang kayu yang berpori (porous), atau
sering disebut charcoal atau agrichar. Arang aktif adalah suatu karbon yang
mempunyai kemampuan daya serap yang baik terhadap anion, kation, dan
molekul dalam bentuk senyawa organik dan anorganik, baik berupa larutan
maupun gas. Beberapa bahan yang mengandung banyak karbon dan terutama
yang memiliki pori dapat digunakan untuk membuat arang aktif. Pembuatan
arang aktif dilakukan melalui proses aktivasi arang dengan cara fisika atau
kimia di dalam retort.
3.2. Saran
Pengolahan produk dari arang aktif sebaiknya dilakukan oleh orang yang
ahli dan paham tentang proses pengolahan arang aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S. 2004, Kajian Proses Aktivasi Ulang Arang Aktif Bekas Adsorpsi
Gliserin Dengan metode Pemanasan (Tesis Program Magister). Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hassler, J.W. 1974. Purification With Activated Carbon: Industrial Commercial,


Environmental. Chemical Publishing Co. Inc. New York.

Hendra, D. 2007. Pembuatan arang aktif dari limbah pembalakan kayu puspa dengan
teknologi produksi skala semi pilot. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 25 (2): 93-
107. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Hendra D. dan S. Darmawan. 2007. Sifat arang aktif dari tempurung kemiri. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan Vol. 25 No.4 (2007) pp.291–302. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Kadirvelu K, Thamaraiselvi K, Namasivayam C. 2001. Removal of Heavy Metals


from Industrial Waste Waters by adsorption on to Activated carbon Preparad
from an Agriculture Solid Waste. Bioresource Tech 76: 63-65.

Kyotani, T. 2000. Control of pore structure in carbon. Carbon 38:269-286

Lempang, M., W. Syafii dan G. Pari. 2012. Sifat dan Mutu Arang Aktif Tempurung
Kemiri. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 30 (2): 278-294. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.

Lempang, M. dan H.Tikupadang. 2013. Aplikasi Arang Aktif Tempurung Kemiri


Sebagai Komponen Media Tumbuh Semai Melina. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea 2 (2): 121-137. Balai Penelitian Kehutanana Makassar,
Makassar.

Miller, L.C., L.B. McCarty. 2002. Activated charcoal for pesticide deactivation.
http://www.sodsolutions.com/turffmgt/charcoal.htm. [10 Maret 2008].

Puziy, A.M., O.I. Poddubnaya, A.M. Alonso, F.S. Garcia, J.M.D Tascon. 2003.
Syntetic carbons activated with phosphoric acid III. Carbons prepared in air.
Carbon 41:1181-1191.

Anda mungkin juga menyukai