DISUSUN OLEH:
Kelompok 2:
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang Alhamdulilah tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Biochar adalah produk yang kaya karbon yang dihasilkan oleh pirolisis
(pemanasan dalam ketiadaan lengkap atau parsial oksigen) dari biomassa pada suhu
relatif rendah (<700 °C). Biasanya, kebakaran hutan melebihi 800 °C danapi terlihat
sederhana sudah hampir 600 °C. Biochar adalah produk karbon sangat ringan.Namun,
biochar berbeda dari yang lain karena diberikan dalam tanah sebagai pembenah
tanahdan bermanfaat bagi lingkungan. Biochar juga dapat meningkatkan kelembaban
dan kesuburan tanah pertanian serta bisa bertahan ribuan tahun di dalam tanah bila
digunakan untuk pengurangan emisi CO2. Praktek yang telahberumur 2000 tahun ini
mengubah limbah pertanianmenjadi suatu pembenah tanah yang dapatmeningkatkan
keamanan pangan dan mengurangi kerusakan hutan akibat hujan.
PEMBAHASAN
Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini ada beberapa
factor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
1. Sifat Adsorben
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan
secara kovalen.
2. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif sebagai adsorben, akan
tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing
senyawa. Adsorpsi dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus, ikatan rangkap,
struktur rantai dari senyawa serapan.
3. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk menyelidiki termperatur pada
saat berlangsungnya proses. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat
senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka
perlakuan dilakukan pada titik didihnya, untuk senyawa volatile, adsorpsi
dilakukan pada termperatur kamar atau bila memungkinkan pada termperatur
yang lebih kecil.
4. pH (Derajat Keasaman)
Untuk asam-asam organik adsorpsi akan meningkat, yaitu dengan penambahan
asamasam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik
dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai
akibat terbentuknya garam.
5. Waktu kontak
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yag dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah arang yang digunakan. Selain ditentukan oleh dosis arang aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung.Pengadukan dimaksudkan
untuk memberi kesempatan pada partikel aranghayati untuk bersinggungan
dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi,
dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama (Sembiring M. T., 2003)
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biochar merupakan substansi arang kayu yang berpori (porous), atau
sering disebut charcoal atau agrichar. Arang aktif adalah suatu karbon yang
mempunyai kemampuan daya serap yang baik terhadap anion, kation, dan
molekul dalam bentuk senyawa organik dan anorganik, baik berupa larutan
maupun gas. Beberapa bahan yang mengandung banyak karbon dan terutama
yang memiliki pori dapat digunakan untuk membuat arang aktif. Pembuatan
arang aktif dilakukan melalui proses aktivasi arang dengan cara fisika atau
kimia di dalam retort.
3.2. Saran
Pengolahan produk dari arang aktif sebaiknya dilakukan oleh orang yang
ahli dan paham tentang proses pengolahan arang aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S. 2004, Kajian Proses Aktivasi Ulang Arang Aktif Bekas Adsorpsi
Gliserin Dengan metode Pemanasan (Tesis Program Magister). Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hendra, D. 2007. Pembuatan arang aktif dari limbah pembalakan kayu puspa dengan
teknologi produksi skala semi pilot. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 25 (2): 93-
107. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
Hendra D. dan S. Darmawan. 2007. Sifat arang aktif dari tempurung kemiri. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan Vol. 25 No.4 (2007) pp.291–302. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
Lempang, M., W. Syafii dan G. Pari. 2012. Sifat dan Mutu Arang Aktif Tempurung
Kemiri. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 30 (2): 278-294. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.
Miller, L.C., L.B. McCarty. 2002. Activated charcoal for pesticide deactivation.
http://www.sodsolutions.com/turffmgt/charcoal.htm. [10 Maret 2008].
Puziy, A.M., O.I. Poddubnaya, A.M. Alonso, F.S. Garcia, J.M.D Tascon. 2003.
Syntetic carbons activated with phosphoric acid III. Carbons prepared in air.
Carbon 41:1181-1191.