Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH USAHA BAWANG MERAH (BAWANG GORENG PALU)

MATA KULIAH KIMIA INTERPRENEUR REGIONAL

Dosen  Pengampu : 

Drs. Anang Wahid Muhammad Diah, M.Si., Ph.D

Dr. Sitti Rahmawati, S.Pd., M.P.kim

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1.    Anisa               A 251 18 061

2. Marlina A 251 19 027

3.    Hasnawati A 251 19 055

5.    Isnaini M.Y. Bangko   A 251 19 087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subahanahu Wa Ta’Ala


yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu
tugas dari matakuliah Kimia Interpreneur Regional. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para mahasiswa
mengenai cara Pengolahan Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng Palu.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya. Walaupun
demikian penulis tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Terima kasih.

Palu, 18 September 2021

Penulis
Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
PENDAHULUAN......................................................................................... I
1.1 LatarBelakang.............................................................................. 1
1.2 RumusanMasalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2
PEMBAHASAN............................................................................................ II
2.1 Karakteristik Bawang Merah Palu........................................... 3
2.2 Profil Industri Agro Azahra....................................................... 3
2.3 Produksi Usaha Bawang goreng Indutri Agro Azahra........... 5
2.4 Tantangan dan Hambatan Usaha Bawang Goreng.................. 7
2.5 Manfaat Bawang Goreng................................................................. 8
PENUTUP.................................................................................................... III
3.1 Kesimpulan................................................................................... 8
3.2 Saran............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berbicara pada masalah pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas yang cukup potensial

khususnya di Lembah Palu. Bawang merah lokal Palu selain sebagai bahan

penyedap masakan sangat cocok digunakan sebagai bahan baku bawang goreng

(Bawang Goreng Palu).

Sentral produksi bawang merah di Indonesia umumnya berasal dari dataran

tinggi. Setelah dipanen bawang merah tidak dapat disimpan lama karena mudah

rusak dan sulit dipertahankan dalam bentuk segar. Penanganan yang kurang baik

akan menyebabkan kebusukan atau bahkan tumbuh di tempat penyimpanan.

Di perlukan upaya penanganan pasca panen yang baik untuk memperpanjang

masa simpan dan meningkatkan nilai ekonomi bawang merah misalnya diolah

menjadi bawang goreng. Usaha pengolahan bawang ini, selain akan membantu

pemasaran petani, juga dapat mengurangi angka pengangguran di daerah sekitar

industri. Bawang goreng memiliki daya simpan yang cukup lama yaitu 7-12 bulan

(Purwaningsih dkk, 2003).

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu Komoditas

Unggulan Hortikultura Kota Palu. Menurut Hadi (2011) berbeda dengan bawang

dari daerah jawa, bawang dari Palu, Sigi, maupun Donggala, bawang goreng palu

memiliki keunikan cita rasa dan aroma. Selain itu proses produksi yang mudah

dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak alasan pengusaha Home

Industry terlibat dalam pengolahan bawang goreng Palu.

1
1
Industri Agro Azahra merupakan salah satu industri yang ada di Kota Palu
yang masih tergolong dalam Industri rumah tangga. Tujuan keseluruhan aktifitas
dari suatu usaha adalah untuk memperoleh pendapatan yang tinggi. Akan tetapi,
kadang - kadang besarnya jumlah pendapatan yang diperoleh belum sesuai dengan
yang diharapkan. Pendapatan yang diperoleh belum dapat memberikan jaminan
layak atau tidaknya suatu usaha. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mengetahui tingkat pendapatan dan kelayakan suatu kegiatan usaha sehingga hal
inilah yang menjadi latar belakang penyusunan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Karakteristik Bawang Merah Palu

2. Profil Industri Agro Azahra

3. Produksi Usaha Bawang Goreng pada Industri Agro Azahra

4. Tantangan dan Hambatan Usaha Pembuatan Bawang Goreng


1.3 Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui
karakteristik bawang merah, profil Industri Agro Azahra, pengolahan usaha
bawang goreng pada industri Agro Azahra, tantangan dan hambatan usaha
pembuatan bawang goreng.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Bawang Merah Palu

2
Pada dasarnya, bawang merah terbagi atas beberapa jenis yang dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik atau kekhasan yang dimilikinya. Di Indonesia
sendiri terdapat beberapa jenis bawang merah yang memiliki kekhasan, salah
satunya yang terdapat di Palu, Sulawesi Tengah. Komoditas ini dikembangkan
oleh petani di Kabupaten Donggala terutama di Lembah Palu, sehingga biasa
disebut dengan “Bawang Merah Palu”. Penggunaan nama ini kemudian
diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah pada perayaan Hari Krida Pertanian
tahun 2000 di Palu (Biro Pusat Statistik, 2000).
Bawang merah varietas Lembah Palu merupakan bahan baku industri
pengolahan bawang goreng serta telah menjadi “brand lokal” Palu. Salah satu
keunikan bawang ini yang membedakan dengan bawang merah lainnya adalah
umbinya mempunyai tekstur yang padat sehingga menghasilkan bawang goreng
yang renyah dan gurih serta aroma yang tidak berubah walaupun disimpan lama
dalam wadah yang tertutup (Antara, M, 2012).
Usaha pertanian Bawang Merah Palu sudah dimulai sejak puluhan tahun
yang lalu terutama di sekitar Lembah Palu, Tinombo, Gontarano, dan beberapa
daerah lainnya di Kabupaten Donggala. Bawang ini beradaptasi cukup baik pada
daerah dataran rendah beriklim kering. Meskipun bawang merah Palu memiliki
cita rasa yang khas, ciri-ciri morfologinya tidak banyak berbeda dengan bawang
merah lainnya (Biro Pusat Statistik, 2000).
2.2 Pofil Industri Agro Azahra
A. Sejarah Pendirian Industri Agra Azahra
Industri “Agro Azahra” merupakan salah satu industri yang bergerak
dibidang pengolahan hasil pertanian seperti bawang merah menjadi bawang
goreng. Usaha bawang goreng ini saya mulai dari tahun 2013. Tempat
produksinya dilakukan di rumah saya sendiri di Jal. Suetomo RT 01/03. Usaha
pembuatan bawang goreng ini saya namankan “Bawang Goreng Crispy”, dengan
mengunakan modal awal yang merupakan modal sendiri sebesar Rp.2.500.000,-.
Dengan modal tersebut dan keahlian yang dimilki, sehingga industri ini masi tetap
bertahan dan bersaing dengan industri – industri lainya.

3
Awal dari usaha ini hanya memeiliki 5 orang karyawan dengan gaji awal
per bulan sebesar Rp. 350.000.00,. dengan kapasitas produksi bawang goreng
yang relatif kecil yang hanya menitipkan pada kios – kios. Tapi seiring dengan
berjalanya waktu dengan minat dan permintaan konsumen yang semakin
meningkat, memacu industri ini untuk meningkatkan kapasitas produksinya dan
tentunya memerlukan tambahan karyawan yang lebih banyak.
Berdirinya industri ini dimuali dari banyaknya peminat bawang goreng
sebagai bahan penambah rasa gurih dan aroma pemancing selera yang ditaburkan
di atas masakan. Bahkan, bawang goreng ini sudah menjadi buah tangan yang
wajib dibawa oleh para wisatawan yang berkunjung ke Kota Palu. Melihat
peluang tersebut maka kami mencoba membuat usaha bawang goreng yang di beri
nama “Bawang Goreng Crispy”.
B. Jenis Peralatan
Jenis peralatan yang digunakan dalam memproduksi bawang goreng yang
dimiliki oleh Industri Agro Azahra meliputi Spinner 2 unit, Mesin Rajang 2 unit,
Mesin Press sedang 4 unit, Mesin Press besar 2 unit, Pisau 20 unit, Belanga
Goreng 15 unit, Sendok Goreng 15 unit, Serok 10 unit, Kompor Gas 15 unit,
Tabung Gas 15 unit, Timbangan Besar 5 unit, Timbangan Analitik 5 unit, Ember
Plastik Besar 20 unit.
C. Jenis dan Harga Produk
Industri Agro Azahra pada tahun-tahun sebelumnya hanya mempunyai satu
jenis kemasan produk bawang goreng. Namun, dikarenakan permintaan terhadap
produk bawang goreng semakin meningkat dan bervariasi dalam bentuk
kemasannya, sehingga produk kemasan ini terus diusahakan dengan kualitas
kemasan yang sangat baik dan memadai. Adapun jenis produk kemasan yang
dihasilkan saat ini meliputi :
a) Kemasan Bawang Goreng 100 gram, dengan harga Rp 16.000/kemasan.
b) Kemasan Bawang Goreng 150 gram dengan harga Rp 30.000/kemasan.
c) Kemasan Bawang Goreng 250 gram, dengan harga Rp 50.000/kemasan.
Selain itu juga masih disediakan produk bawang goreng dalam bentuk
curah, karena masih ada sebagian konsumen yang membutuhkan produk tersebut.

4
D. Pemasaran Produk
Pemasaran Bawang Goreng pada Industri Agro Azahra dapat dilakukan
melalui saluran pemasaran yaitu Produsen – konsumen. Pada saluran pemasaran
ini, Industri Agro Azahra menjual produknya langsung ke konsumen, konsumen
datang langsung ke tempat produksi dan membeli dengan harga normal yang telah
ditetapkan. Selain itu, pemasaran bawang goreng juga dapat melalui jaringan
internet, baik website, blog, ataupun melalui jejaring social facebook, twitter
ataupun instagram.
2.3 Produksi Usaha Bawang Goreng Pada Industri Azahra
A. Bahan Baku
Sumber bahan baku dalam pembuatan Bawang Goreng Crispy pada Industri
“Agro Azahra” ini di peroleh dari bahan baku yang khusus yakni bawang batu
atau varietas Palu yang hanya tumbuh di Lembah Palu seperti Kab. Donggala,
Kab. Sigi, dan Kab. Parigi Mautong dan untuk menjaga kekurangan stok bahan
baku, industri ini selalu bermitra dengan para petani yang mengusahakan tanaman
bawang merah.
Bahan baku yang diperoleh dalam pembuatan bawang goreng ini terkadang
pada musim tertentu sulit di dapatkan dalam artian tidak stabil dikarenakan harga
bahan utamanya selalu berubah-ubah. Harga bawang selalu naik turun antara Rp.
45.000.00 hingga Rp. 90.000.00 per Kg. Namun bila pasokan bawang merah
melimpah dengan harga normal, maka keuntungan bisa mencapai dua hingga tiga
kali lipat.
B. Proses Produksi Bawang Goreng
Produksi merupakan rangkaian pengolahan bahan baku dengan
menggunakan peralatan dan tenaga kerja yang menghasilkan suatu barang atau
produk.
Tahapan proses pembuatan bawang goreng:
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bawang merah khas palu dengan varietas yang
benar-benar berkualitas.
2. Pengupasan

5
Pengupasan merupakan proses awal dalam proses produksi. Bawang
merah dikupas atau dikuliti bagian terluarnya sehingga diperoleh bahan
baku sesuai standar yang diinginkan.
3. Pencucian
Bawang merah dibersihkan/dicuci dengan menggunakan air sehingga
kotoran yang masih menempel hilang dan benar-benar bersih.
4. Penirisan
Bawang meraha yangtelah dicuci hingga bersih, ditiriskan untuk
mengurangi kandungan kadar airnya.
5. Pengirisan
Setelah bahan baku benar-benar bersih dan kering kemudian
dilakukan pengirisan. Pengirisan yang dilakukan dengan menggunakan
alat yaitu pisau. Dari itu diperolehbawang merah dengan kualitas
pengirisan yang diinginkan.
6. Penggorengan
Sebelum melakukan Proses penggorengan bawang merah terlebih
dahulu dicampurkan dengan garam dan tepung maizena, fungsi
penambahan garam dan tepung maizena secukupnya agar mengahsilkan
bawang goreng yang gurihdan renyah. Setelah bahan baku sudah melalui
pengirisan dan penambahan bahan lainnya, bawang merah siap untuk
digoreng sehingga diperoleh bawang goreng dengan rasa yang gurih dan
renyah serta warna yang agak kekuning-kuningan.
7. Pengemasan
Kemudian bawang goreng siap dikemas dalam plastik kemasan yang
tela tersedia dengan berbagai macam ukuran dan siap dipasarkan.
C. Produksi Perbulan
Produksi usaha bawang goreng pada Industri Azahra, merupakan hasil dari
suatu proses produksi yang dimulai dari sortasi bawang basah, kemudian
dilakukan pembersihan dan pengupasan, dilanjutkan dengan pencucian,
pemberian garam serta pengirisan. Proses produksi bawang goreng pada Industri
Azahra dilakukan oleh 15 orang karyawan. Setelah selesai proses pencucian,

6
bawang basah yang telah diiris iris digoreng, lalu ditiriskan dan diakhiri dengan
proses pengemasan.
Produksi bawang goreng yan g diusahakan oleh Industr Azahra umumnya
diproses sedemikian rupa dengan perbandingan, 3 kg bawang merah lokal
menjadi 1 kg bawang goreng, sehingga dari 7.800 kg bawang merah umumnya
akan diperoleh 2600 kg. Bawang merah yang tela

Selesai digoreng ini kemudian dikemas menjadi 5 kemasan, masing-masing


dengan ukuran kemasan 100 gram dengan harga Rp 16.000/kemasan. Kemasan
bawang goreng 150 gram dengan harga Rp 30.000/kemasan. Kemasan bawang
goreng 250 gram, dengan harga Rp 50.000/kemasan.
Setelah dikalikan dengan jumlah produk dan harga produk, maka
penerimaan yang dihasilkan oleh oleh Industr Azahra dalam perbulanya yaitu
sebesar Rp.28.800.00,.
2.4 Tantangan dan Hambatan Usaha Pembuatan Bawang Goreng
Banyak sekali hambatan yang harus dilalui untuk usaha bawang goreng,
selain harga bawang goreng yang tidak menentu, hal lain yang harus diperhatikan
adalah ketahan dari produk bawang goreng ini. Produk bawang goreng yang tidak
laku dalam waktu yang lama akan membuat kualitas dari bawang goreng ini
menjadi menurun, berbau dan rasanya menjadi pahit. Untuk itu di perlukan bahan
pegawet alami dan kemasan produk yang kedap udara agar produk pasaran bisa
bertahan lama kurang lebih setahun. Supaya produk yang bisa menarik minat
konsumen sebaiknya perhatikan warna produk, aroma serta rasa, kemasan dan
juga masa kadarluasa produk.
2.5 Manfaat Bawang Goreng
Berikut manfaat bawang goreng merah sebagai obat herbal yang dipercaya
bisa menumpas beberapa jenis penyakitpenyakit :
1. Memelihara kesehatan jantung
Melansir dari Healthline, bawang merah bersifat antiinflamasi yang mampu
mengurangi pengumpalan darah serta menurunkan tekanan darah.
Hal tersebut berdampak baik untuk kesehatan jantung.

7
2. Mengontrol kadar kolesterol
Menurut buku Kiat Sukses Budidaya Bawang Merah karya Noor Fajjriyah,
kandungan Allisin dalam bawang merah bermanfaat untuk mengurangi produksi
kolesterol dalam tubuh.
3. Diabetes
Bawang merah mengandung kromium yang bisa menurunkan kadar gula darah
dalam tubuh. Dari hasil penelitian disimpulkan bawang merah dengan dosis 250
mg/kg BB menyebabkan menurunkan kadar gula normal sekitar 23,46%.
4. Memelihara sistem pencernaan
Bawang merah mengandung serat dan prebiotik yang bermanfaat untuk menjaga
kesehatan sistem pencernaan. Anda tertarik untuk mengonsumsi bawang merah
secara rutin? Sebaiknya Anda komunikasikan dengan dokter sebelum
mengonsumsi bawang merah sebagai obat herbal.
5. Mencegah kanker
Bawang merah mengandung allisin yang mampu mencegah tumbuhnya sel
kanker, terutama untuk kanker kolorektal. Selain itu, vitamin C dalam bawang
merah berfungsi sebagai antioksidan yang membantu menangkal radikal bebas
serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Journal of National Cancer Institute menyebutkan seseorang yang mengonsumsi
sayuran mengandung allisin berisiko rendah terkena kanker prostat.

-Efek samping bawang merah


Walaupun kaya akan manfaat, konsumsi bawang merah berlebihan bisa
memicu masalah kesehatan.
Melansir dari Nakita.grid.id, konsumsi bawang merah terlalu banyak bisa
menurunkan tekanan darah ke tingkat sangat rendah. Sebaiknya, penderita darah
rendah membatasi jumlah bawang merah yang dikonsumsi.
Selain itu, makan bawang merah terlalu banyak bisa memicu heartburn atau
sensasi dada terasa terbakar, gangguan pencernaan, dan bau mulut.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Pada tahap proses pengolahan bawang goreng dimulai dari sortasi bawang
basah, kemudian dilakukan pembersihan dan pengupasan, dilanjutkan dengan
pencucian, pemberian garam serta pengirisan. Setelah selesai proses pencucian,
bawang basah yang telah diiris digoreng, lalu ditiriskan dan diakhiri dengan
proses pengemasan serta pemasaran.
Sumber bahan baku dalam pembuatan Bawang Goreng yaitu dari bawang
merah khas yaitu bawang merah batu yang di perleh dari Kab. Donggala, Kab.
Sigi, dan Kab. Parigi Mautong.
Hasil Produksi bawang goreng yang diusahakan oleh Industr Azahra dalam
perbulan 2600 kg dengan harga tiap kemasan berbeda. Setelah dikalikan dengan
jumlah produk dan harga produk, maka penerimaan yang dihasilkan oleh Industr
Azahra dalam perbulanya yaitu sebesar Rp.28.800.00,.
Tantangan dan Hambatan usaha pembuatan bawang goreng yaitu ketahan
dari produk bawang goreng itu sendiri. Di perlukan bahan pegawet alami dan
kemasan produk yang kedap udara agar produk pasaran bisa bertahan lama kurang
lebih setahun.
3.2 Saran

9
Karena dalam pengolahan bawang merah menjadi bawang
gorengbyangbgurih dan renyah sebaiknya teman-teman melakukan langkah-
langkah yang telah kami jelaskan. Dan saat kita memulai suatu usaha pasti
terdapat berbagai tantangan dan hambatan yang terjadi oleh sebab itu, kita harus
siap mengambil untung rugi yang akan terjadi. Usaha atau bisnis tidak lepas dari
untung rugi dari suatu penjuala. Jika pada makalah ini terdapat kekurangan kami
mohon kritik dan saran dari teman-teman dan dosen pengampu.

DAFTAR PUSTAKA

Antara, M, 2012. Agribisnis dan Penerapannya dalam Penelitian. Edukasi Mitra


Grafika, Palu.

Biro Pusat Statistik, 2000. Statistik Dalam Angka Provinsi Sulawesi Tengah.

10

Anda mungkin juga menyukai