Anda di halaman 1dari 8

TUGAS OTK III

OPERASI ADSORPSI DAN APLIKASINYA

Nama : A.Alfiyyah Tenriawaru


NIM : 4522044002

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS BOSOWA
2022
I. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya atom atau molekul suatu zat pada
permukaan zat lain karena ketidakseimbangan gaya pada permukaan. Zat yang
teradsorpsi disebut adsorbat dan zat pengadsorpsi disebut adsorben. (Ramadhani, 2013).
Adanya gaya ini, padatan cenderung menarik molekul-molekul yang lain yang
bersentuhan dengan permukaan padatan, baik fasa gas atau fasa larutan ke dalam
permukaannya. Akibatnya, konsentrasi molekul pada permukaan menjadi lebih besar
daripada dalam fasa gas atau zat terlarut dalam larutan. Adsorpsi dapat terjadi pada antar
fasa padat-cair, padat-gas atau gas-cair. Berdasarkan besarnya interaksi antara adsorben
dan adsorbat, adsorpsi dibedakan menjadi dua macam yaitu adsorpsi kimia dan adsorpsi
fisika.
a. Adsorpsi Kimia
Pada adsorpsi kimia, molekul-molekul yang teradsorpsi pada permukaan
adsorben bereaksi secara kimia. Hal ini disebabkan pada adsorpsi kimia terjadi
pemutusan dan pembentukan ikatan. Ikatan antara adsorben dengan adsorbat dapat
cukup kuat sehingga spesies aslinya tidak dapat ditemukan kembali. Adsorpsi ini
bersifat irreversible dan diperlukan energi yang besar untuk melepaskan kembali.
Pada umumnya, dalam adsorpsi kimia jumlah (kapasitas) adsorpsi bertambah besar
dengan naiknya temperatur. Zat yang teradsorpsi membentuk satu lapisan
monomolekuler.
b. Adsorpsi Fisika
Dalam adsorpsi fisika, molekul-molekul teradsorpsi pada permukaan adsorben
dengan ikatan yang lemah. Adsorpsi ini bersifat reversible, sehingga
molekulmolekul yang teradsorpsi mudah dilepaskan kembali dengan cara
menurunkan tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut. Adsorpsi fisika umumnya
terjadi pada temperatur yang rendah dan jumlah zat yang teradsorpsi akan semakin
kecil dengan naiknya suhu. Banyaknya zat yang teradsorpsi dapat membentuk
beberapa lapisan monomolekuler.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya adsorpsi suatu bahan yaitu (Yahya,
2018)

a Karakteristik fisik dan kimia adsorben, antara lain luas permukaan, ukuran pori,
adsorpsi kimia dan sebagainya.
b Karakteristik kimia adsorbat, antara lain ukuran molekul, polaritas molekul,
komposisi kimia dan sebagainya.
c Konsentrasi adsorbat dalam larutan
d Karakteristik larutan, antara lain pH dan temperatur
e Lama waktu adsorpsi.

II. Proses Adsorpsi


Permukaan padatan yang kontak dengan suatu larutan cenderung untuk menghimpun
lapisan dari molekul molekul zat terlarut pada permukaannya akibat ketidakseimbangan
gaya-gaya pada permukaan.
Laju adsorpsi keseluruhan dikendalikan oleh kecepatan difusi dari molekul-molekul
zat terlarut dalam pori-pori kapiler dari partikel karbon. Kecepatan itu berbanding
terbalik dengan kuadrat diameter partikel, bertambah dengan kenaikan konsentrasi zat
terlarut, bertambah dengan kenaikan temperatur dan berbanding terbalik dengan
kenaikan berat molekul zat terlarut. Kinetika Adsorpsi menyatakan adanya proses
penyerapan suatu zat oleh adsorben dalam fungsi waktu. (Hafiyah, 2013).
Proses adsorpsi dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
a Transfer molekul-molekul zat terlarut yang teradsorpsi menuju lapisan film
yang mengelilingi adsorben.
b Difusi zat terlarut yang teradsorpsi melalui lapisan film (film diffusion process)
c Difusi zat terlarut yang teradsopsi melalui kapiler/pori dalam adsorben (pore
diffusion process).
d Adsorpsi zat terlarut yang teradsorpsi pada dinding pori atau permukaan
adsorben (proses adsorpsi sebenarnya).
Untuk mengetahui karakteristik yang terjadi dalam proses adsorpsi dapat
diilustrasikan dengan gambar dibawah ini.

Pada dasarnya adsorben dibagi menjadi tiga yaitu:


1. Adsorben yang mengadsorpsi secara fisik (karbon aktif, silika gel dan zeolit),
2. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia (calcium cholide, metal hydride, dan
complex salts)
3. Composite adsorbent adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan fisik

III. Pengaplikasian Adsorpsi


Saat ini kualitas airnya sudah tidak layak pakai, bahkan bisa digolongkan
berbahaya.Untuk memperbaiki kualitas air baku dapat dilakukan dengan menerapkan
pendekatan teknologi air bersih, yaitu teknologi pengolahan untuk meminimalkan
pencemaran yang akan menurunkan dampak penting negatif akibat masuk atau
dimasukkannya unsur-unsur pencemar fisik, kimia, dan biologi yang dapat menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan (Syahputra, 2013)
Metode yang efektif digunakan untuk menurunkan unsur-unsur pencemar fisik,
kimia, dan biologi salah satunya adalah filtrasi.Filtrasi adalah proses pengolahan air
secara fisik untuk menghilangkan partikel padat dalam air dengan melewatkan air
tersebut melalui material berpori dengan diameter butiran dan ketebalan tertentu
(Rahmawati, 2009).
Adapun media yang digunakan dalam filtrasi antara lain pasir, kerikil, dan karbon
aktif. Karbon aktif dipilih karena memiliki sejumlah sifat kimia maupun fisika yang
menarik, di antaranya mampu menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku
sebagai penukar kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi (Mifbakhuddin, 2010).
Karbon Aktif
Aktif karbon dapat dibuat dari batu bara, kayu, dan tempurung kelapa melalui proses
pyrolizing dan carburizing pada temperatur 700 sampai 800 °C. Hampir semua adsorbat
dapat diserap oleh karbon aktif kecuali air. Aktif karbon dapat ditemukan dalam bentuk
bubuk dan granular. Pada umumnya karbon aktif dapat mengadsorpsi metanol atau
amonia sampai dengan 30%, bahkan karbon aktif super dapat mengadsorpsi sampai dua
kalinya. Bentuk butiran karbon aktif adalah seperti gambar.

Pada salah satu percobaan Jurnal Desain Water Treatment Menggunakan Karbon
Aktif Dari Cangkang Kelapa Sawit Pada Proses Pengolahan Air Bersih Di Sungai
Martapura dapat dilihat hasilnya berdasarkan grafik terhadap perubahan yang terjadi
secara fisik, kimia, dan biologi.
Pengolahan air bersih dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya:
a Koagulasi yaitu proses pencampuran cepat antara air baku dengan zat
koagualan. Zat koagulan yang digunakan adalah Poly Aluminium Cloride
(PAC). Pada tahap ini bertujuan untuk mengurangi TSS, kekeruhan dan
merubah warna air menjadi jernih.
b Flokulasi yaitu proses pembentukan flok-flok yang besar dan stabil sehingga
mudah diendapkan, dengan ditambahkan PAC. Pada tahap ini bertujuan untuk
mengendapkan flok-flok yang ada pada air.
c Filtrasi yang dilakukan pada media filter yaitu, sand filter, Kemudian dialirkan
pada media filter karbon aktif dan filter cartdrige dengan menggunkan pompa
air yaitu dengan filtrasi satu kali, filtasi dua kali dan filtrasi tiga kali. Pada tahap
ini bertujuan untuk mengurangi TSS, kekeruhan dan merubah warna air menjadi
jernih , yang masih belum maksimal pada proses koagulasi serta dapat
mengurangi kadar besi, mangan dan bakteri coliform.
Hasil dari pemurnian air tersebut dapat dilihat dari grafik dibawah
1. Fisik
2. Kimia

3. Biologi
Daftar Pustaka

“Adsorpsi Logam Berat (Pb) Dari Limbah Cair Dengan Adsorben Arang Bambu Aktif”.
Jurnal Teknologi Bahan Alam Vol. 1 No. 1, April 2017
“Desain Water Treatment Menggunakan Karbon Aktif Dari Cangkang Kelapa Sawit Pada
Proses Pengolahan Air Bersih Di Sungai Martapura”. Ziraah Volume 39 Nomor 3,
Oktober 2014 Halaman 136-143. SSN ELEKTRONIK 2355-3545
“Kinetika Adsorpsi Karbon Aktif Dalam Penurunan Konsentrasi Logam Tembaga (Cu) Dan
Timbal (Pb)”. Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 02 (Juli 2021) : 29-37
“Percobaan Pendahuluan Perbandingan Daya Serap Unsur Minor Dalam Larutan Natrium
Silikat”. Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188/ hal 15-26

Anda mungkin juga menyukai