Anda di halaman 1dari 5

A.

Pendahuluan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Sejarah mencatat bahwa pendidikan dan kemajuan peradaban umat manusia
merupakan dua hal yang saling bergandengan. Oleh karena itu pendidikan mempunyai
peran yang sangat penting dalam membangun peradaban suatu bangsa.

Pendidikan merupakan suatu sarana untuk mencetak manusia merdeka, yang


memperjuangkan kemanusiaan serta menolak penindasan antar manusia yang dibangun
melalui kesadaran, kemampuan dan pengetahuan. Dalam pembukaan UUD 1945 Alinea
IV 1dinyatakan bahwa tujuan negara Indonesia salah satunya ialah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan jalan mencerdaskan bangsa. Untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, segala bentuk kebijakan yang diambil pemerintah harus
berdasarkan kemaslahatan bersama. Dalam sistem pendidikan hendaknya semua manusia
diperlakukan sama sebagai subjek (bukan objek), baik tenaga pendidik maupun peserta
didik. Selain itu, sistem pendidikan harusnya bukan hanya mengedepankan proses
mengajar, namun juga mendidik.
Terhitung sejak diterbitkannya Surat Keputusan (SK) No. 515 pada 18 Agustus
2022 tentang pemberian keringanan uang kuliah tunggal bagi mahasiswa semester IX, XI
dan XIII dalam lingkup unuversitas islam negeri alauddin makassar, sesuai dengan
diktum KEDUA berlaku pada semester ganjil dan genap untuk satu tahun akademik
2022/2023. Namun, memasuki semester genap tahun 2023 pimpinan universitas tidak
lagi mengindahkan SK No. 515 dengan alasan SK tersebut hanya berlaku pada masa
pandemi Covid-19. Sehingga, menurut pimpinan dalam diktum KEDUA SK 515 terdapat
kekeliruan di dalamnya, dalam hal ini pemotongan UKT smeseter 9 tidak lagi berlaku di
semester genap, melainkan hanya berlaku di semester ganjil. Padahal pemberlakukan
pemotongan UKT semester 9 ketas di semester ganjil tahun 2022 berlaku pada kondisi
normal, bukan pada kondisi covid-19. Sehingga, pimpinan saat ini mengeluarkan dua
kebijakan yang saling kontradiktif.
Selain polemik pemotongan UKT smester sembilan keatas, rekategorisasi juga
menuai banyak kritikan sampai saat ini. salah satunya pimpinan universitas belum
menerbitkan SK nama-nama yang lulus rekategorisasi. Padahal dalam BAB VI pasal 9
poin d menyatakan “ Penetapan peninjauan Uang Kuliah Tunggal yang dituangkan dalam
Surat Keputusan Rektor dilakukan Paling Lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum
tanggal pembayaran Uang Kuliah Tunggal dimulai.
Mengingat sampai saat ini belum ada kejelasan terkait pemotongan UKT smester
sembilan keatas, sebab terdapat kebijakan yang saling kontradiktif yang dikelurkan oleh
pimpinan universitas (SK 515 dan SE 387). Selain itu, SK nama-nama yang lulus
rekategorisasi belum juga diterbitkan oleh pimpinan universitas. Sehingga perlu adanya
perpanjangan pembayaran UKT yang ditetapkan oleh pimpinan universitas.
Maka dari itu, kami dari lembaga kemahasiswaan yang terhimpun dalam Aliansi
Uinam Bersatu fokus dalam problematika diantaranya :
1. Dilahirkannya pemotongan UKT semester sembilan ketas sesuai amanat SK
515
2. Menerbitkan SK nama-nama yang lulus rekategoriasi
3. Perpanjangan pembayaran UKT

B. Analisis Masalah
1. Menyoal Pemotongan UKT Semester Sembilan Ke atas
Menelaah PMA No.7 tahun 2018 terkait dana perguruan tinggi (BOPT) di
alokasikan kemana, yaitu Biaya Langsung (BL) dan Biaya Tidak Langsung (BTL)
dimana keduanya masing-masing memiliki komponen. BL atau sederhananya adalah
biaya untuk keperluan belajar mengajar terdiri atas kegiatan kelas (seperti kuliah tatap
muka, UTS, UAS, PR, kuis, tutorial, stadium generale, matrikulasi), kegiatan
laboratorium/studio/bengkel/lapangan (seperti pratikum, penggunaan laboratorium,
kuliah lapangan, praktik lapangan, KKN), kegiatan tugas akhir/proyek akhir/skripsi
(seperti ujian akhir, proyek akhir, ujian komprehensif dan seminar) dan bimbingan-
konseling dan kemahasiswaan (seperti bimbingan akademik, orientasi mahasiswa
baru, pengembangan diri).

Adapun BTL (biaya tidak langsung ) terdiri atas biaya administrasi umum (seperti
gaji dan tunjangan tenaga kependidikan, tunjangan tambahan untuk dosen yang
menduduki jabatan struktural, bahan habis pakai, perjalanan dinas), pengoperasian
dan pemeliharaan/perbaikan sarana dan prasarana (seperti pemeliharaan/perbaikan
gedung, jalan lingkungan kampus dan peralatan, bahan bakar generator dan
angkutan kampus, utilitas (air, listrik, telepon), langganan bandwidth koneksi
internet), pengembangan institusi (seperti penyusunan renstra dan RKAT,
operasional senat, pengembangan koleksi perpustakaan) dan biaya operasional
lainnya (seperti pelatihan dosen dan tenaga kependidikan, perjalanan dinas,
penjaminan mutu dan lain-lain) Melihat komponen-kompenen diatas maka menjadi
problematika jika mahasiswa lingkup UIN Alauddin Makassar semester 9 ke atas
masih membayarkan UKT secara penuh, disaat mereka sudah tidak menikmati
komponen-komponen tersebut di atas, lebih – lebih mahasiswa yang tinggal
menyelesaikan TA (Tugas Akhir) atau dalam proses penyusunan skripsi.

Lebih lanjut, terdapat satu regulasi terkait pemotongan UKT semester sembilan
keatas yang terbitkan oleh pimpinan, yakni SK 751. Dalam regulasi tersebut
terpampang jelas pada diktu kedua bahwa peotongan UKT bagi mahasiswa semester
sembilan keatas berlaku pada semester ganjil dan genap untuk satru tahun akademik
2022/2023. Maka dari itu, sudah sewajibnya pimpinan memeberlakukan
pemotongan sesuai amanat dalam SK tersebut

Adapun dalih pimpinan yang meniadakan pemotongan ukt semester sembilan


keatas, sama sekali tidak memiliki landasan apapun. Sebeb, berdasarkan pedoman
edukasi pasal 24 poin h, dimana mahasiswa diberikan kesempatan sebanyak 14
semester untuk menyelesaikan kuliahnya. Sehingga apa yang disampaikan pimpinan
kontradiktif dengan regulasi yang ada pada pedoman edukasi UIN Alauddin
Makassar.

Padahal sampai saat ini sudah ada beberapa kampus di PTKIN yang memberikan
keringanan dan kebijakan bagi mahasiswa semester 9 ke atas seperti

- UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

- UIN SUNAN KALIJAGA

- IAIN PALOPO
- IAIN PARE-PARE

- Dan seluruh Kampus PTN selain KEMENAG sesuai amanat


permendikbud 25 tahun 2020 14 pasal 9

2. Menerbitkan SK nama-nama yang lulus rekategorisasi

Menalaah SK 751 tentang peninjauan penetapan uang kuliah tunggal lingkup


universitas islam negeri alauddin makassar dalam BAB VI pasal 9 poin d
menyatakan “ Penetapan peninjauan Uang Kuliah Tunggal yang dituangkan dalam
Surat Keputusan Rektor dilakukan Paling Lambat 14 (empat belas) hari kerja
sebelum tanggal pembayaran Uang Kuliah Tunggal dimulai. Namun, celakanya
sampai saat ini mendekati penutupan pembayaran UKT pimpinan belum juga
menerbitkan surat SK terkait nama-nama yang lulus rekategorisasi.
3. Melahirkan perpanjangan pembayaran UKT

Mengingat sampai saat ini belum ada kejelasan terkait pemotongan UKT
smester sembilan keatas, sebab terdapat kebijakan yang saling kontradiktif yang
dikelurkan oleh pimpinan universitas (SK 515 dan SE 387). Dimana pimpinan
mengalami kekeliruan dalam memahami amanat SK 515. Sehingga mengeluarkan
sebuah kebijakan yang keliru pula berupa Surat Edaran No 387. Selain polemik
tersebut, menyoal kebijakan rekategorisasi sampai saat ini pimpinan belum juga
menerbitkan SK nama-nama yang lulus rekategorisasi. Pimpinan lagi-lagi tidak
mematuhi amanat SK No. 751 pada bab VI pasal 9 poin d.

C. Kesimpulan (Rekomendasi Kebijakan)

Setelah menganilis dari berbagai problematika yang ada di kampus peradaban,


Maka dari itu kami dari lembaga kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar yang
terhimpun dalam Mahasiswa UINAM Bersatu menuntut segera dipenuhinya kebijakan
sebagai berikut:

1. Lahirkan pemotongan UKT semester 9 ketas sesuai amanat SK Keringanan


UKT No.515 Tahun 2022

2. Menuntut diterbitkannya SK nama-nama yang lulus rekategorisasi


berdasarkan SK Rektor UINAM 751

3. Perpanjangan pembayaran UKT sampai dengan tanggal 27 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai