PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ilmu lain. Karakteristik ilmu kimia seperti sebagian besar konsepnya bersifat
sebuah fakta dan peristiwa. Ilmu kimia mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat dan perubahan materi. Ilmu kimia juga perlu memperhatikan sebuah
fenomena kimia yang dapat direpresentasikan menjadi tiga level seperti level
peubahan materi salah satunya tentang laju reaksi (Wulandari, dkk., 2018: 166).
suatu proses yang berlangsung. Laju juga menyatakan bahwa besarnya perubahan
yang terjadi dalam satu satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit,
jam, hari atau tahun. Perubahan suatu zat pereaksi menjadi produk dapat disebut
sebagai reaksi kimia. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat
pereaksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dapat
produk. Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah laju
reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan antara
lain seperti, pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi, pengaruh suhu terhadap laju reaksi dan pengaruh katalis
terhadap laju reaksi (Redhana dan Merta, 2017: 385). Berdasarkan latar belakang
di atas maka dilakukan percobaan pesamaan Arrhenius dan energi aktivasi yang
bertujuan untuk menjelakan hubungan pengaruh laju reaksi dengan temperatur
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
Arrhenius.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari
kajian tentang struktur, komposisi, sifat, dan perubahan materi serta energi yang
kontribusi ilmu kimia dalam berbagai bidang ilmu membuat mata pelajaran kimia
menjadi sangat penting untuk dipelajari dan dipahami baik secara konseptual,
Ilmu kimia juga adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan
perubahannya. Zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia yaitu unsur dan
senyawa. Mengetahui ciri dari suatu unsur dan senyawa dapat diketahui dari
sifat-sifat kimia dan fisisnya. Sifat kimia adalah sifat yang dapat ditunjukan
dengan melalui perubahan kimia sedangkan sifat fisis merupakan sifat yang dapat
Ilmu kimia jauh lebih luas dari pada sekedar angka-angka, rumus, dan teori
yang abstrak. Kimia adalah ilmu logis yang dipenuhi dengan sebuah gagasan dan
berbagai aplikasi yang sangat menarik. Ilmu kimia mengkaji konsep-konsep yang
sederhana, namun ada beberapa konsep ilmu kimia yang tergolong rumit sehingga
membutuhkan perhatian yang lebih besar untuk dapat menguasainya. Tidak hanya
konsep, ilmu kimia juga berisi tentang hitungan matematika seperti logaritma,
Kimia adalah salah satu cabang dari bidang ilmu sains. Kimia mempunyai
ilmu kimia antara lain yaitu, sebagian besar konsepnya bersifat abstrak, sederhana,
berjenjang, dan terstruktur. Kimia merupakan ilmu untuk memecahkan masalah
yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari
skala atom (mikroskopik) hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta
telah ditetapkan. Oleh karena itu, pembelajaran kimia harus dibuat lebih menarik
dan mudah dipahami karena kimia lebih membutuhkan pemahaman dari pada
penghafalan berbagai rumus yang begitu banyak (Wulandari, dkk., 2018: 166).
Ilmu Kimia adalah materi pelajaran yang terdiri dari konsep-konsep yang
yang dimiliki oleh individu yang telah tinggi, mencapai tingkat operasi formal
berpikir formal dalam memahami ilmu kimia ditunjukkan dengan adanya korelasi
yang kuat antara kemampuan berpikir formal dengan prestasi belajar kimia. Ilmu
kimia penting dan diperlukan di era modern seperti saat ini. Tak pernah lepas dari
B. Laju Reaksi
suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
Konsentrasi yang biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fasa
gas, satuan tekanan atmosfer, milimeter merkuri, atau Pascal, dapat digunakan
reaksi persatu waktu, atau jumlah pereaksi yang dikonsumsi dalam suatu reaksi
persatu waktu. Jumlah zat yang berubah dinyatakan dalam satuan volume total
campuran. Oleh sebab itu, laju reaksi didefinisikan sebagai pertambahan suatu
molar pereaksi persatuan waktu. Sehingga laju reaksi biasanya dinyatakan dalam
berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu
satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut
dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh
reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang
api adalah contoh reaksi yang cepat (Roni dan Netty, 2020: 110-111).
tersebut telah berpindah tempat sejauh 16 km dalam waktu satu jam. Reaksi kimia
digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol.L¹). Satuan waktu yang
digunakan biasanya detik (dt) Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per
liter per detik (mol.L.dt¹ atau M dr¹). Dimensi (satuan) bagi laju reaksi adalah
Menurut (Roni dan Netty, 2020: 114-116) ada beberapa faktor-faktor yang
1. Konsentrasi pereaksi
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin
kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
2. Tekanan
reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka
semakin cepat. Begitu pula, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh,
Beberapa reaksi memang secara alami lambat atau lebih cepat daripada yang
lain. Jumlah spesies yang bereaksi serta keadaan fisik reaktan, ataupun
5. Pelarut
Banyak reaksi yang terjadi pada larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut
reaksi.
6. Pengadukan
heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fase yaitu fase padatan dan fase
cair.
7. Katalis
Katalisator yang diberikan pada sistem reaksi pada jumlah tertentu, akan
akan berjalan lebih cepat serta hasil reaksi yang dihasilkan akan lebih maksimal.
Katalis merupakan suatu zat yang meningkatkan kecepatan laju reaksi dalam suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan pada reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi dalam
8. Suhu
Suhu reaksi akan mempengaruhi laju reaksi esterifikasi yang terjadi, jika
esterifikasi yang dihasilkan akan berbanding secara eksponesial satu per satuan
suhu reaksi sehingga tumbukan yang terjadi akan semakin sering, menyebabkan
laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, bila suhu diturunkan, maka partikel
semakin tidak aktif, sehingga akibatnya laju reaksi semakin kecil. Peningkatan
suhu reaksi akan berdampak pada peningkatan tumbukan pada molekul zat yang
9. Integrasi Ayat
Ayat yang berkaitan dengan percobaan ini terdapat dalam Q.S Al-Qamar/
semua makhluk sudah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran, yaitu suatu sistem dan ketentuan yang telah ditetapkan.
proses laju reaksi. Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun
produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
BAB III
METODE PERCOBAAN
13.00 - 15.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Fisik Jurusan Kimia
termometer 100°C, gelas kimia 500 mL dan 100 mL, labu ukur 50 mL, pipet skala
5 mL dan 2 mL, stopwatch, bulp, bunsen, kaki tiga, kawat kasa, botol semprot,
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades (H2O), aluminium
C. Prosedur Kerja
1. Sistem I
sebanyak 2,5 mL. Tabung II diisi larutan ammonium persulfat (NH4)S2082- 0,04 M
kimia yang berisi air es dan disamakan suhunya hingga 20°C. Setelah suhu
mencapai 20°C, larutan dari tabung I dituang ke tabung II dan dituang kembali ke
2. Sistem II
sebanyak 1,5 mL. Tabung II diisi larutan ammonium persulfat (NH4)S2082- 0,04 M
sebanyak 0,5 mL, akuades (H2O) sebanyak 1 mL, larutan amilum 3% sebanyak
0,5 mL, larutan iodida (I2) 0,04 M sebanyak 4 mL. Selanjutnya tabung I dan
tabung II dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air es dan disamakan
suhunya hingga 20°C. Setelah suhu mencapai 20°C, larutan dari tabung I dituang
Stopwatch dihentikan apabila terdapat warna biru pada larutan dan diukur suhu
akhirnya. Perlakuan yang sama untuk suhu 30°C dan 40°C yang dipanaskan
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
I 20 26 23 159 296
I 30 32 31 135 304
II 40 39 39,5 78 312,5
2. Reaksi
-4 Linear (ln k)
-4.5 Linear (ln k)
-5
-5.521
-5.5
-6
1/T
B. Pembahasan
suhu sedangkan energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan agar
sistem I dan II hasil percobaan diperoleh waktu reaksi pada suhu 20°C = 159 s,
30°C = 135 s dan 40°C = 78 s. Diketahui dari data tersebut bahwa semakin naik
suhunya, maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi adalah semakin sedikit.
Berlangsungnya reaksi dapat diamati dengan perubahan wana biru pada larutan
yang merupakan indikasi adanya senyawa iod dalam larutan, Warna biru timbul
dari reaksi antara iod dengan amilum yang merupakan indikator. Perubahan warna
yang teramati menunjukan semakin cepat perubahan warna yang terjadi seiring
dengan bertambahnya temperatur. Hal ini berkaitan dengan energi kinetik molekul
di dalam larutan, dimana energi kinetik akan semakin besar apabila temperatur
semakin meningkat sehingga tumbukan antar molekul akan lebih sering terjadi.
aktivasi dengan laju reaksi adalah berbanding terbalik. Semakin besar energi
aktivasi maka laju reaksinya semakin lambat karena energi minimum untuk terjadi
reaksi semakin besar. Semakin kecil harga ln K maka harga 1/T rata-rata semakin
besar. Ini membuktikan bahwa semakin tinggi temperatur maka energi aktivasinya
akan semakin kecil dan semakin sedikit waktu yang diperlukan sehingga akan
Teori ini sesuai dengan Roni dan Netty (2020: 110-111) laju menyatakan
seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga
menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satuan waktu. Satuan
waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Reaksi kimia adalah proses
banyak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah:
reaksi, apabila konstanta laju naik maka laju reaksinya juga akan semakin
cepat berlangsung.
JK1mol-1
B. Saran
pada suhu 10oC dan 50oC untuk mengetahui perbedaan reaksi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Erlina. "Deskripsi Kemampuan Berpikir Formal Mahasiswa Pendidikan Kimia
Universitas Tanjungpura" Ilmu Pendidikan 2, no.1 (2019): h. 631-640.
Haryono. Kimia Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019.
Murtinigrum, dkk. "Pembelajaran Kimia Dengan Problem Solving Menggunakan
Media E-learning dan Komik Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak
dan Kreativitas Siswa". INKUIRI 2, no.3 (2013): h. 288-301.
Naryoto, dkk. “Pengaruh Suhu Reaksi dan Konsentrasi Katalisator Zeolit Alam
Bayah Termodifikasi pada Reaksi Esterifikasi". Integrasi Proses 10, no.1
(2021): h. 21-26.
Putri, dkk. "Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik". Pendidikan dan Ilmu
Kimia 5, no.2 (2021): h. 168-174.
Redhana dan Merta. "Metode Praktikum Kimia Hijau untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Topik Laju Reaksi". Cakrawala Pendidikan 36, no.3
(2017): h 382-403.
Roni, Netty Herawati. Kimia Dasar I. Palembang: CV Amanah, 2020.
Sakti, dkk. "Analisis Materi Ajar Konsep Laju Reaksi pada Buku Teks Kimia
SMA/MA". Ilmiah Kanderang Tingang 11, no.1 (2020): h. 78-91.
Wulandari, dkk. "Estimasi Validitas dan Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar
Multi Representasi: Definitif, Makroskopis, Mikroskopis, Simbolik pada
Materi Asam Basa". Phenomenon 8, no.2 (2018): h. 165-174.
Yuda, dkk. "Studi Kinetika Pengaruh Suhu Terhadap Ekstraksi Minyak Atsiri dari
Kulit Jeruk Nipis dengan Pelarut Etanol". Chemurgy 1, no.1 (2017):
h. 22-26.
Yusuf. Kimia Dasar. Jakarta Timur: EduCenter Indonesia, 2018.
LAMPIRAN II
SKEMA KERJA
A. Sistem I
(NH4)2S2O8 + H2O
dan
(NH4)2S2O8+ (C6H10O5)n + I2
— Dipipet 2,5 mL amonium persulfat ((NH4)2S2O8) dan 2,5 mL
Hasil
B. Sistem II
(NH4)2S2O8 + H2O
dan
tabung 2.
Hasil
LAMPIRAN III
GAMBAR
1. Sistem I