Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaskan pengertian titrasi, senyawa kompleks, titrasi kompleksometri,

ligan, titik akhir dan titik ekuivalen!

Titrasi adalah suatu metode analisa kimia yang digunakan untuk

menentukan konsentrasi suatu analit. Titrasi juga dapat didefinisikan sebagai

perubahan secara berangsur-angsur suatu larutan yang konsentrasinya tidak

diketahui sampai reaksi kimia di antara kedua larutan itu selesai. Titrasi memiliki

titik akhir dan titik ekuivalen. Titik ekuivalen titrasi adalah saat dimana jumlah

ion H+ dari asam setara dengan ion OH- dari basa. Pada titik ekuivalen, larutan

bersifat netral atau dengan kata lain sudah terbentuk air dimana asam dan basa

tepat habis bereaksi. Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi

perubahan warna yang menandai berakhirnya suatu titrasi. Secara teoritis titik

ekuivalen harus sama dengan titik akhir. Titrasi dapat dibedakan menjadi titrasi

redoks, titrasi kompleksometri, titrasi asam basa dan titrasi argentometri. Setiap

titrasi memiliki bentuk dan penerapan yang berbeda (Indrajaya, dkk., 2021: 108)

Titrasi kompleksometri adalah salah satu metode kuantitatif dengan

memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya, yang

umum di indonesia EDTA ( disodium ethylendiamintetraasetat). Salah satu tipe

reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan

pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit

terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk

melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral.

Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi.

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai jenis titrasi titran dan titrat saling

mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks (Taufik, dkk., 2018: 188)

Senyawa kompleks adalah senyawa yang terdiri dari atom atau ion logam

yang berikatan dengan satu atau lebih ligan. Dalam senyawa kompleks, atom atau
ion logam disebut sebagai atom pusat. Logam dapat berperan sebagai atom pusat,

baik pada keadaan dasarnya maupun pada keadaan bermuatan sesuai dengan

bilangan oksidasinya. Pada awal perkembangan kimia koordinasi, senyawa

kompleks umumnya disintesismenggunakan logam transisi sebagai atom

pusatnya. Namun, saat ini telah banyak ditemukan dan berhasil disintesis

senyawa-senyawa kompleks dengan atom pusat logam non-golongan transisi.

Pada umumnya, unsur-unsur non-golongan transisi yang dapat membentuk

senyawa kompleks adalah logam yang dalam bentuk ionnya memiliki harga

potensial ionik yang relatif tinggi, yaitu mendekati nilai potensial ionik dari

kelompok logam transisi (Hernawati, dkk., 2016: 94).

Spesi lain yang berperan penting dalam pembentukan kompleks adalah

ligan yang merupakan suatu kesatuan atau spesi yang terikat kepada atom atau

molekul lain. Dalam kimia koordinasi, ligandapat berupa sebuah ion atau molekul

netral yang memiliki atom donor,yang dapat membentuk ikatan kovalen

koordinasi dengan atom pusat. Yang dimaksud dengan atom donor, yaitu atom

yang terdapat pada ligandan memiliki pasangan elektron bebas yang dapat

digunakan dalam pembentukan ikatan langsung dengan atom pusat melalui ikatan

kovalen koordinasi. Berdasarkan jumlah atom donor yang dimilikinya, ligan

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ligan monodentat, bidentat dan

liganpolidentate. Ligan monodentat yaitu ligan yang hanya mempunyai atom

donor satu buah, logan bidentat yaitu ligan yang mempunyai dua buah atom

donor. Sementara itu, ligan polidentat yaitu ligan yang memiliki tiga atau lebih

atom donor (Handayani, dkk., 2018: 67).


2. Apa yang dimaksud dengan kesadahan air?

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,

umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.

Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,

sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mneral yang rendah. Selain ion

kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam

lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk

menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan

menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan

busa atau menghasilkan sedikit busa . Kesadahan air total dinyatakan dalam

satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO 3. Kemudian untuk mengetahui

jenis kesdahan ai adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan

pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang digunakan adalah air sadah

tetap (Wulandari, 2017: 16).

Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat

menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan

mineral yang menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat saluran pipa

dan kran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga dan

air sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, melainkan akan

mengendap membentuk gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar

dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+ menghancurkan sifat surfaktan dari

sabun dengan membentuk endapan padat. Dalam industri, kesadahan air yang

digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Pada industri yang

menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Hal

ini dikarenakan kalsium dan magnesium karbonat cenderung mengendap pada

permukaan pipa dan permukaan penukar panas (Musiam, dkk., 2015: 146).
3. Logam apa saja yang dapat dianalisis dengan menggunakan titrasi

kompleksometri?

Titrasi kompleksometri merupakan titrasi untuk melakukan analisis

kuantitatif terhadap analit golongan logam-logam yang secara stoikiometri logam

tersebut membentuk senyawa kompleks. Kompleks senyawa ini disebut kelat dan

terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengompleks. Oleh karena itu, titrasi

kompleksometri dapat digunakan untuk menganalisis unsur logam baik logam

transisi seperti perak (Ag), tembaga (Cu), logam alkali tanah seperti magnesium

(Mg), kalsium (Ca), barium (Ba) maupun logam alkali seperti natrium (Na) dan

kalium (K). Logam-logam tersebut akan dikelat oleh EDTA selama proses titrasi

dan titik akhir akan ditunjukkan oleh perubahan warna indikator yang digunakan

pada titrasi tersebut (Lubis, 2018: 40).

4. MSDS bahan!

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan titrasi kompleksometri

meliputo kalsium karbonat (CaCO3), asam klorida (HCl), buffer ammoniak,

MgCl2.6H2O, Erichrome black T, komplekson III dan aquabides. MSDS bahan


tersebut adalah sebagaiberikut.
5. Tuliskan rumus untuk menentukan kesadahan total!

Menurut Wulandari (2017: 17), perhitungan untuk menentukan kadar

kesadahan total dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.


1000
Kesadahan total = Vsampel × VEDTA × MEDTA × 100

Keterangan:

MEDTA = molaritas larutan baku Na-EDTA yang digunakan dalam titrasi

(mmol/mL)

VEDTA = volume rata-rata larutan baku Na-EDTA (mL)

Vsampel = volume sampel uji (mL)


LAMPIRAN REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai