Disusun oleh :
Indah Tri Wahyuni
18030234035
KB 2018
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
HOOC C C COOH
H2 H2
EDTA adalah suatu ligan heksadentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion
logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksilnya atau disebut ligan
multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul
misalnya asam 1,2-diamino etana tetra asetat (Rival, 1995).
Dasar reaksi pengompleksan dengan EDTA adalah terbentuknya kompleks
antara beberapa logam (misalnya : Ca, Mg, Zn dan Ni). Dengan EDTA logam
akan membentuk kompleks pada pH yang berbeda-beda. Logam yang sering
digunakan adalah Natrium dengan garam natriumnya (Na2H2Y) (Harjadi, 1986).
-
O3S N N
NO2
Keterangan :
M = Konsentrasi titran (EDTA)
g = Massa titrat (CaCO3)
BM = Berat Molekul titrat (CaCl2)
V = Volume titran (EDTA)
Keterangan :
M1 = Konsentrasi zat yang diketahui (CaCl2)
V1 = Volume zat yang diketahui (CaCl2)
M2 = Konsentrasi zat yang ditentukan (EDTA)
V2 = Volume zat yang diketahui melalui percobaan (EDTA)
(Ibnu, 2004)
Keterangan :
M EDTA = Konsentrasi titran (EDTA)
VEDTA = Volume titran (EDTA)
BM CaCO3 = Berat Molekul CaCO3
V sampel = Volume titrat (L CaCO3)
3.1 Alat
1. Neraca analitik 1 buah
2. Buret 50 mL 1 buah
3. Statif dan Klem 1 buah
4. Gelas kimia 100 mL 2 buah
5. Labu ukur 100 mL 1 buah
6. Erlenmeyer 250 mL 3 buah
7. Gelas ukur 10 mL 1 buah
8. Corong kaca 1 buah
9. Kaca arloji 1 buah
10. Pipet volume 10 mL 1 buah
11. Pipet tetes 5 buah
12. Spatula 1 buah
3.2 Bahan
1. Larutan Na-EDTA 0,01 M Secukupnya
2. Aquades ± 500 mL
3. CaCO3 p.a 0,081 gram
4. Larutan buffer pH 10 12 mL
5. Larutan HCl ± 20 mL
6. Indikator EBT 18 tetes
7. Air PDAM ± 30 mL
3.3 Prosedur
1. Penentuan (standarisasi) Larutan Na-EDTA 0,01 M dengan CaCl 2 sebagai
baku
Percobaan yang pertama yaitu penentuan konsentrasi Na-EDTA 0,01 M
dengan CaCl2 sebagai baku. Pertama padatan CaCO3 p.a diletakkan dalam kaca
arloji kemudian ditimbang sebanyak 0,081 gram menggunakan neraca analitik.
Padatan CaCO3 p.a yang sudah ditimbang kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 mL. Dilarutkan menggunakan aquades dan diencerkan sampai tanda
batas. Ditambah larutan HCl 1:1 setetes demi setetes sampai gelagak gas yang
terjadi berhenti. Dikocok sampai larutan homogen diperoleh larutan CaCl2.
Setelah melakukan pengenceran, tahap selanjutnya adalah standarisasi
larutan. Disiapkan buret yang sudah terpasang pada statif dan klem. Buret dibilas
terlebih dahulu menggunakan larutan Na-EDTA 0,01 M kemudian buret diisi
dengan larutan Na-EDTA 0,01 M. Diambil 10 mL larutan CaCl 2 menggunakan
pipet seukuran, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
Ditambahkan 2 mL larutan buffer pH 10 dan ditambahkan 3 tetes indikator EBT
ke dalam erlenmeyer.
Tahap selanjutnya dititrasi dengan larutan Na-EDTA 0,01 M dan
dihentikan titrasi saat terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi warna
biru. Kemudian dibaca angka pada buret pada awal dan akhir titrasi dan dicatat
volume Na-EDTA yang diperlukan. Dihitung konsentrasi larutan Na-EDTA.
Diulangi titrasi sebanyak 3 kali dengan volume larutan CaCl2 yang sama. Dihitung
konsentrasi rata-rata larutan Na-EDTA.
Day, R. A., & Underwood, A. L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Lubis, Mustafa R. 2018. Penetapan Kadar Kalsium pada Susu Bubuk Bermerek
“H” Secara Titrasi Kompleksometri. Jurnal Ilmiah Kohesi, 2(4), 35-45.
Poedjiastoeti, Sri, dkk. 2014. Panduan Praktikum Kimia Analitik I Dasar - Dasar
Kimia Analitik. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UNESA.
Sobirin, M., Yulianto, A., & Aji, M. P. 2016. Efek Penambahan Karbon Aktif
pada Magnetit dari Pasir Besi Sebagai Adsorpsi Ion Kalsium dalam
Air. Unnes Physics Journal, 5(2), 42-50.
Sulistyani, Sunarto, dan Fillaeli, A. 2012. Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah
Sekitar Pantai Kecamatan Rembang Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Sains Dasar, 1(1), 33-38.
Wulandari, Devyana Dyah. 2017. Analisa Kesadahan Total dan Kadar Klorida Air
di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Medical Technology and Public
Health Journal, 1(1), 15-19.