Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kimia Industri I

2020, Vol. 1, No. 1

PERMANGOMETRI
M. Fakhri Asrori * (1), Lintang Laxitna P. (2), Chandra Pambudi (3)
, Sajida Rachmah B. (4)
Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, M. Sc.
Departemen Teknik Kimia Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
28 September 2021

Abstrak

Permanganometri merupakan analisa kadar besi suatu laruton dengan metode titrasi. dengan
menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas
titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara
meluas lebih dari 100 tahun. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan
oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan
yang tidak berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun, jika larutan permangan yang kita pergunakan encer,
maka penambahan indikator dapat dilakukan. Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti feroin serta
asam N-fenil antranilatTujuan Percobaan ini
adalah.........................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
Prosedur Percobaan..................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
Hasil pengamatan dan pembahasan.........................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................

Kata kunci : permanganometri, reaksi redoks , titrasi

1.0 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan analit. Titrasi
redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam ata senyawa yang bersifat sebagai
oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sulfite dalam
minuman anggur dengan menggunakan iodine atau penentuan kadar alkohol dengan
menggunakan kalium dikromat. Contoh yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan
menggunakan permanganat, penentuan besi (II) dengan serium (IV), dan sebagainya.(Yusuf,
2019)
Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO4 (oksidator kuat)
sebagai titran. Dalam permanganometri tidak dipeerlukan indikator, karena titran bertindak
sebagai indikator (auto indikator). Kalium permanganat bukan larutan baku primer, maka
larutan KMnO4 harus distandarisasi, antara lain dengan arsen (III) oksida (As2O3) dan
Natrium oksalat (Na2C2O4). Permanganometri dapat diterapkan pada penentuan beberapa
kation dan anion baik melalui titrasi langsung maupun tidak langsung. Pada titrasi tidak
langsung, analit merupakan suatu zat yang dapat direduksi. Zat ini mula-mula direaksikan
dengan suatu reduktor berlebih. Setelah reduksi berlangsung sempurna, kelebihan zat
reduktornya dititrasi dengan larutan standar permanganat.(Alauhdin, 2020)
Titrasi permanganometri dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
yaitu lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal
ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4-berwarna
ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn tidak berwarna, dan disebut juga sebagai
autoindikator (Sari, 2018).
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar besi (Fe) berdasarkan pengukuran
volume, melalui reaksi oksidasi-reduksi dengan menggunnakan larutan kalium permanganat
Jurnal Kimia Industri I
2020, Vol. 1, No. 1
sebagai oksidator. Permanganometri dapat digunakan untuk menentukan kadar besi, kalsium,
dan hidrogen peroksida. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan
kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. (Alauhdin, 2020)

1.2 Dasar Teori


Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan
kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui
dari massa - volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif
rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).
Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder
ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer. Titran atau
titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti
konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai
titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik
ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya
analit. Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau
ditentukan konsentrasinya atau strukturnya. (John Kenkel, 2003)
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi
reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida
secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat
bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6,
dan +7. Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak
berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun, jika larutan permangan yang kita pergunakan
encer, maka penambahan indikator dapat dilakukan. Beberapa indikator yang dapat
dipergunakan seperti feroin serta asam N-fenil antranilat. (Alauhdin, 2020)
Indikator yang umumnya digunakan untuk titrasi redoks adalah amilum, yang
membentuk kompleks biru degan iodin. Penampakan warna dari indikator ini sangat spesifik
untuk titrasi ini. Indikator spesifik lainnya ialah indikator tiosanat yang mana digunakan pada
titrasi Fe (III) sebagai partisipan. Sebagi contoh hilangnya warna merah dari 121 Fe (III) atau
kompleks tiosanat merupakan tanda titik akhir titrasi dengan standar titanium (III). Indikator
redoks yang baik akan memberikan respon terhadap perubahan potensial elektroda suatu
sistem. Indikator ini secara suatu subtansial lebih banyak digunakan jika dibandingkan
dengan indikator yang spesifik. (Yusuf,2019)
Metode permanganometri didasarkan atas reaksi oksidasi ion permanganat.  Oksidasi
ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral, ataupun alkalis. Jika titrasi dilakukan dalam
lingkungan asam, maka akan terjadi reaksi :

MnO4- + 8H+ + 5e-                         Mn2+ + 4H2O

Dimana potensial oksidasinya sangat dipengaruhi oleh adanya kepekaan ion hidrogen,


akan tetapi konsentrasi ion mangan (II) pada persenyawaan diatas tidak terlalu berpengaruh
terhadap potensial redoks, karena konsentrasi ion mangan (II) sendiri mampu mereduksikan
permanganat dengan membentuk ion mangan (III) dan mangan oksida (MnO 2). Dalam
Jurnal Kimia Industri I
2020, Vol. 1, No. 1
suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambat, tetapi masih cukup cepat untuk
memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi sempurna. Jadi umumnya titrasi
dilakukan dilakukan dalam susana encer lebih mudah mengamati titik akhirnya.
Oksidasi dengan permanganat dalam lingkungan asam lemah, netral, atau alkali dengan
reaksi sebagai berikut :

MnO4 +4H- +3e                      MnO2  + 2H2O

Dapat dilihat bahwa pengaruh konsentrasi ion hidrogen agak kurang dibandingkan
dalam suasana asam.
Kalium permanganat jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat, maka ada
dua kemungkinan bagian reaksi , yaitu pertama :  reaksi yang berjalan relatif cepat :

MnO4 - + e-                   MnO42-  

Dan reaksi kedua yang berlangsunng relatif lambat :

MnO4 2- + 2H2O + 2 e-                    MnO2 + 4 OH-


Kalium Permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau
sebagai arsen (III) oksida standar-standar primer. Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan
kalium permanganat menggunakan natrium oksalat adalah:

5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ →  10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan
permanganat.

Larutan standar dapat digolongkan menjadi:

1.   Larutan standar primer


larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti untuk menstandarkan suatu larutan.
Syarat-syarat larutan standar primer:
 Memiliki kemurnian yang tinggi
 Mudah diperoleh dalam bentuk murni dan mudah dikeringkan
 Mudah diperiksa kemurniannya
 Tidak bersifat higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara
 Mempunyai rumus molekul yang pasti
 Tidak mengalami perubahan saat penimbangan
 Mempunyai berat ekivalen yang tinggi jadi kesalahan penimbangan dapat
diminimalkan.
Contoh larutan standar primer
Asam: H2SO4, H2C2O4, C6H5COOH, (COOH) (COOK) C6H4.
Basa: Na2CO3, MgO, Na2B4O7,Na2C2O4.
Na2C2O4 merupakan larutan standar primer yang baik untuk permanganat dalam
larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian tinggi, stabil pada saat
pengeringan, dan non higroskopis.

2.Larutan standar sekunder


Jurnal Kimia Industri I
2020, Vol. 1, No. 1
Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar
primer sebagai pembanding.
Contoh: NaOH, KOH, KMnO4.
Dalam titrasi permanganometri KMnO4 tidak dapat dipakai sebagai larutan standar
primer, sebab :
a.Tidak dapat diperoleh dalam keadaan murni bebas dari MnO2.
b.Aquades yang digunakan untuk melarukan biasanya mengandung bahan-bahan reduktor
yang akan mereduksi KMnO4 menjadi MnO2. Adanya MnO2 merupakan katalisator pada
penguraian KMnO4 sendiri.

3.      Larutan standar tersier


Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar
sekunder sebagai pembanding.

Adapun faktor-faktor kesalahan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu :


1.  Pembuatan larutan baku yang kurang tepat
2.  Kurang teliti pada percampuran larutan
3.   Kurang akurat dalam penimbangan bahan

2.0 Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan Penelitian
2.1.1 Alat yang digunakan:
Jurnal Kimia Industri I
2020, Vol. 1, No. 1
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Gelas Beker
4. Gelas Ukur
5. Kaca Arloji
6. Labu Ukur
7. Pipet Tetes
8. Spatula

2.1.2 Bahan yang digunakan :


1. Asam Oksalat
2. Aquades
3. H2SO4 98%
4. KMnO4
5. Fero Sulfat X N

2.2 Metodelogi
2.2.1 Membuat larutan KMnO4
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang KMnO4 sebanyak gram
3. Melarutkan KMnO4 dalam labu takar 1000 ml sampai batas dengan cara menambahkan
aquades sedikit demi sedikit sambil mengocoknya.
4. Mengendapkan larutan kalium permanganat selama 4 jam.
5. Memisahkan endapan kalium dengan larutan permanganate dengan menggunakan kertas
saring.

2.2.2 Membuat larutan asam oksalat (H2C2O4.2H2O)


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang asam oksalat sebanyak x gram.
3. Melarutkan asam oksalat dalam labu ukur 500 ml sampai batas dengan cara menambahkan
aquades sedikit demi sedikit sambil mengocoknya.

2.2.3 Membuat larutan H2SO4


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil H2SO4 98% 36,8 N sebanyak 6,79 ml.
3. Memasukkannya ke dalam labu ukur 250 ml.
4. Menambahkan aquades sedikir demi sedikit sampai tercampur merata hingga volume 250
ml.

2.2.4 Standarisasi KMnO4


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan 10 ml larutan asam oksalat ke dalam erlenmeyer.
3. Menambahkan larutan H2SO4 sebanyak 5 ml.
4. Memanaskan sampai temperatur 70 ̊C.
5. Menitrasi dengan larutan KMnO4 sampai terlihat warna coklat.

2.2.5 Menentukan massa larutan tugas Fero Sulfat (FeSO4.7H2O) 100 ml


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memipet 10 ml larutan tugas Fero Sulfat dan memasukkan dalam Erlenmeyer.
3. Menambahkan larutan H2SO4 1 N sebanyak 5 ml.
4. Memanaskan sampai temperatur 70 ̊C.
5. Menitrasi dengan larutan KMnO sampai warna violet muda.
Jurnal Kimia Industri I
2020, Vol. 1, No. 1
6. Menentukan normalitas Fero Sulfat dengan perhitungan standarisasi kemudian
menghitung massanya.

3 Pembahasan
Tabel 1. Hasil Pengamatan

(dibahas tiap grafik dan terdapat sitasinya harus dari buku)

4 Kesimpulan

Daftar Pustaka
Alauhdin 2020, Kimia Analitik Dasar, Badan Pengembang Bisnis UNNES, Semarang
Andari, S. 2013, ‘Perbandingan Penetapan Kadar Ketoprofen Tablet Secara Alkalimetri Dengan
Spektrofotometri- Uv’ Jurnal EduHealth, Vol. 3, No.3, Hh. 115-116
Ulfa, M., Retnaningsih, A., Aufa, R 2017, ‘Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak
Kelapa, Minyak Kelapa Sawit, dan Minyak Zaitun Kemasan Secara Alkalimetri, Jurnal Analis
Farmasi, Vol.2, No.4, Hh. 244
Yusuf 2019, Kimia Analisis, Educenter Indonesia, Jakarta

Appendiks

Lembar Revisi

Anda mungkin juga menyukai