Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

TITRASI PERMANGANOMETRI
Dosen Pengampu : Winda Prasetya Rini., S.Farm

Disusun Oleh :
Anggie Zagita ( 332198420010 )
Dara Puspita (332198420186)
Desti Fitri Haryani ( 332198420169 )
Dwi Rahayu ( 332198420108)
Laras Ayu Widya Saputri ( 332198420053)
Septi Liana ( 332198420129 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA


JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Titrasi Permanganometri tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen mata kuliah Praktikum Kimia Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Praktikum Titrasi
Permanganometri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Winda Prasetya Rini., S.Farm selaku
dosen mata kuliah Praktikum Kimia Dasar yang telah memberikan tugas ini
sehingga menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 21 Juli 2021

( Penyusun )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
A. Pengertian Permanganometri........................................................................2
B. Proses Titrasi Permanganometri...................................................................2
BAB III JURNAL TITRASI PERMANGANOMETRI..........................................4
A. Pembuatan LBP.............................................................................................4
B. Pembuatan LBS.............................................................................................5
C. Pembakuan LBS............................................................................................6
D. Normalitas Pembakuan LBS.........................................................................7
E. Pembuatan Larutan Sampel..........................................................................8
F. Penetapan Kadar Sampel..............................................................................8
BAB IV PENUTUP...............................................................................................11
BAB V DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan
prinsip reaaksi reduksi dan oksidasi. Permanganometri merupakan suatu metode
yang sering digunakan karena permanganometri memiliki kelebihan antara lain
Permanganometri merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah
diperoleh dan terjangkau (Khopkar, 2003). Adapun kekurangan dari metode ini
adalah larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus sering dilakukan
pembakuan (Mursyidi dan Rohman, 2006).
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi.. Pada
suasana asam KMnO4 selain bertindak sebagai oksidator, ia juga bertindak
sebagai indikatornya sendiri (auto indikator) karena hasilnya merupakan ion Mn 2+
yang tidak berwarna (Haris, 2010).
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan
atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi (Sari, 2018). Titrasi
permanganometri dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
yaitu lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak
memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO 4 sudah berfungsi
sebagai indikator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi
ion Mn tidak berwarna, dan disebut juga sebagai auto indicator
(Sari,2018).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Titrasi Permanganometri ?
2. Bagaimana cara titrasi alkalimetri untuk mengetahui kadar sampel ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa itu titrasi permanganometri
2. Mengetahui cara melakukan titrasi permanganometri dan mengetahui
kadar sampel

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4). Prinsi reaksi ini difokuskan
pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan
baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 telah dikenal lebih dari seratus
tahun, kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang
dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan
lain sebagainya.
Zat organik dapat dioksidasi dengan menggunakan KMnO4 dalam
suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam
oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.
Metode permanganometri didasar kan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
Reaksi oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan
alkalis. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:
MnO4-(aq)+ 8H+ (aq)+ 5e → Mn2+ (aq)+ 4H2O(l)

(Apriyanti, 2018)

D. Proses Titrasi Permanganometri


Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi-reduksi dipergunakan
secara luas dalam analisa titrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir
dalam kondisi oksidasi yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan terjadi
banyak reaksi redoks. Banyak dari reaksi-reaksi ini memenuhi syarat untuk
digunakan dalam analisa titrimetrik, dan penerapan-penerapannya cukup banyak
(Underwood, 2002 : 287).
Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen
pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan
mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan
yang amat encer. Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda
yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi.

2
Warna ini dipergunakan untuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut.
Permanganat menjalani beragam reaksi kimia, karena mangan dapat hadir dalam
kondisi-kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Reaksi yang paling umum
ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang terjadi dalam larutanlarutan
yang bersifat amat asam, 0,1N atau lebih besar:
MnO4-(aq)+ 8H+ (aq)+ 5e → Mn2+ (aq)+ 4H2O(l) E0 = + 1,51 V

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi


berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau
penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Permanganat adalah agen
unsur pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO2
sesuai persamaan:
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2(s) + 4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2. Tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat.
Mangan dioksida mengkatalisis dekomposisi larutan permanganat. Jejak-jejak dari
MnO2 yang semula ada dalam permanganat, atau terbentuk akibat reaksi antara
permanganat dengan jejak-jejak dari agenagen pereduksi di dalam air, mengarah
pada dekomposisi. Tindakan-tindakan ini biasanya berupa larutan Kristal-
kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi-substansi yang dapat
direduksi, dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter (filterfilter
non pereduksi) untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian
distandarisasi, dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan,
konsentrasinya tidak akan berubah selama beberapa bulan (Underwood, 2002 :
290).

3
BAB III
JURNAL TITRASI PERMANGANOMETRI

Titrasi : Permanganometri
Prinsip : Oksidasi dan reduksi
Tujuan :
- Menentukan rata-rata nilai pada pembakuan Kalium Permanganat
- Menentukan kadar sampel b Ferro Sulfat ( FeSO4)
Alat :
- Labu ukur 100 ml - Corong
- Labu ukur 250 ml - Beaker Glass
- Buret 50ml - Gelas Ukur
- Ring Stand dan Klem - Pipet Volumetri 10 ml dan 20 ml
- Erlenmeyer 250ml - Pipet Filler
Bahan :
- LBP : Asam Oksalat (H2C2O4)
- LBS : Kalium Permanganat (KMnO4)
- Sampel : Ferro Sulfat ( FeSO4)

A. Pembuatan LBP

LBP : Asam Oksalat (H2C2O4)


Asam Oksalat (FI III,651)
Pemerian : Hablur ,tidak berwarna .
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol

Reaksi Pembakuan LBS

5 C2O4-2+ 2 MnO4 - +16 H+ ⇄ 2Mn+2 +10 CO2+8 H2O

C2O4⇄ CO2 + 2e
BE asam oksalat = 1/2
Perhitungan

4
Sediaan C2H2O4 di lab : 25,25 g/L
Konsentra sediaan C2H2O4 di lab = g/L : BE : BM : V(L)
= 25,25 : 1/2 : 126 : 1
= 0,40 N
C2H2O4 0,1 N

Konsentrasi yang diinginkan


= x Volume yang dinginkan
Konsentrasi sediaan
0,1 N
= x 100 ml
0,4 N
= 62,5 ml

Prosedur :
1. Siapkan alat, isi kira-kira 1/3 bagian labu ukur 100 ml dengan aq. dest
2. Ambil 25 ml sediaan asam oksalat yang tersedia di lab menggunakan pipet
volumetri, masukan kedalam labu ukur 100 ml yang sudah diisi sebagian aq.
Dest
3. Tambahkan aq. dest ad batas 100 ml (Miniskus bawah)
4. Kocok sampai homogeny

B. Pembuatan LBS

LBS : Kalium Permanganat (KMnO4)


Pemerian : jarum abu-perunggu-keunguan
Kelarutan : Larut dalam air

Perhitungan
Konsentrasi sediaan KMnO4 di lab : 2 N
KMnO4 0,1 N
Konsentrasi yang diinginkan
= x Volume yang dinginkan
Konsentrasi sediaan
0,1 N
= x 250 ml
2N
= 12,5 ml

5
Prosedur
1. Siapkan alat, isi kira-kira 1/3 bagian labu ukur 250 ml dengan aq. dest
2. Ambil 12,5 ml sediaan KMnO4 yang tersedia di lab menggunakan gelas ukur,
masukan kedalam labu ukur 250 ml yang sudah diisi sebagian aq. Dest
3. Tambahkan aq. dest ad batas 250 ml (Miniskus bawah)
4. Kocok hingga homogeny

C. Pembakuan LBS

1. Ambil larutan asam oksalat 0,1N masukkan ke dalam labu erlenmeyer.


2. Tambahkan 5 ml Larutan H2SO4 2N aduk dengan rata, kemudian panaskan
sampai 700C-800C menggunakan penangas air.
3. Masukkan Larutan KMnO4 kedalam buret dan bungkus dengan alumunium
foil atau Koran.
4. Dalam keadaan panas, titrasi larutan dalam erlenmeyer dengan KMnO4 secara
perlahan-lahan sampai diperoleh warna merah rose yang stabil.

Titrasi ke- Volume Volume Awal Volume Akhir Volume


Pemipetan (mL) (mL) Titrasi (mL)
(mL)
1 20,00 mL 0,00 mL 24,70 mL 24,70 mL
2 20,00 mL 0,00 mL 24,80 mL 24,80 mL
3 20,00 mL 0,00 mL 25,10 mL 25,10 mL

6
20,00 mL 20,00 mL 20,00 mL

21,00 mL 21,00 mL 21,00 mL

22,00 mL 22,00 mL 22,00 mL

23,00 mL 23,00 mL 23,00 mL

24,00 mL 24,00 mL 25,00 mL

25,00 mL 25,00 mL 26,00 mL

26,00 mL 26,00 mL 327,00 mL


24,70 mL 24,80 mL 25,01 mL

D. Normalitas Pembakuan LBS

N. LBS = N LBP x V LBP


V. LBS

Titrasi Ke - Perhitungan

N. KMnO4 = 0,1 N x 20,00 mL = 0, 0809 N


1
24,70 mL
N. KMnO4 = 0,1 N x 20,00 mL = 0, 0806 N
2
24,80 mL
N. KMnO4 = 0,1 N x 20,00 mL = 0, 0796 N
3
25,10 mL
N. KMnO4 = 0,0809 N + 0,0806 N + 0, 0796 N = 0, 0803 N
Rata-rata
3

7
E. Pembuatan Larutan Sampel
Sampel : Ferro Sulfat ( FeSO4)
Pemeria : kristal putih atau biru/hijau, tidak berbau dan menyebabkan iritasi
Kelarutan : Larut dalam air

Perhitungan
FeSO4 di lab : 17,55 % b/v
FeSO4 0,1 N
Konsentrasi yang di inginkan
Volume FeSO4 = x Volume yang dinginkan
Konsentrasi sediaan
ρ x % x 10
Konsentrasi sediaan =
Mr
2,84 x 17,55 x 10
=
151,90
= 3,28 M
0,1 N
Volume FeSO4 = x 100 ml
3,28 N
= 3,04 ml
Prosedur
1. Siapkan alat, isi kira-kira 1/3 bagian labu ukur 100 ml dengan aq. dest
2. Ambil 3,04 ml sediaan FeSO4 yang tersedia di lab menggunakan gelas ukur,
masukan kedalam labu ukur 100 ml yang sudah diisi sebagian aq. Dest
3. Tambahkan aq. dest ad batas 100 ml (Miniskus bawah)
4. Kocok hingga homogeny

F. Penetapan Kadar Sampel

Prosedur
1. Ambil 15 ml larutan FeSO4 msukkan larutan tersebut kedalam labu erlenmeyer.

2. Tambahkan dengan 10 ml Larutan H2SO4 kedalam labu erlenmeyer.

3. Titrasi dengan Larutan KMnO4 sampai warnanya merah.

4. Catat volume LBS

5. Lakukan titrasi sebanyak 3x

8
Titrasi ke- Volume Volume Awal Volume Akhir Volume
Pemipetan (mL) (mL) Titrasi (mL)
(mL)
1 20,00 mL 0,00 mL 27,20 mL 27,20 mL
2 20,00 mL 0,00 mL 27,30 mL 27,30 mL
3 20,00 mL 0,00 mL 27,40 mL 27,40 mL

23,00 mL 23,00 mL 23,00 mL

24,00 mL 24,00 mL 24,00 mL

25,00 mL 25,00 mL 25,00 mL

26,00 mL 26,00 mL 26,00 mL

27,00 mL 27,00 mL 27,00 mL

28,00 mL 28,00 mL 28,00 mL

29,00 mL 29,00 mL 29,00 mL

27,20 mL 27,30 mL 27,40 mL

Perhitungan

Mgrek Sampel= Mgrek LBS


= V x N (Mgrek)
= Mgrek x BE (mmol)
= mmol x BM (mg)
= mg : 1.000 (gram)

Titrasi Ke - Perhitungan

Mgrek FeSO4 = 27,20 mL x 0, 0803 N = 2,1841 Mgrek


= 2,1841 x 1 = 2,1841 mmol
= 2,1841 x 151,90 = 331,764 mg
= 331.764: 1.000 = 0,3317 g
1
100 mL
Dalam 100 ml = x 0,3317 g = 1,658 g
20 mL
1,6585
% Kadar ke- 1 = x 100% = 16,58 %
10 mL
2 Mgrek FeSO4 = 27, 30 mL x 0, 0803 N = 2,1921 Mgrek
= 2,1921 x 1 = 2,1921 mmol

9
= 2,1921 x 151,90 = 332,979 mg
= 332,979: 1.000 = 0,3329 g
100 mL
Dalam 100 ml = x 0,3329 g = 1,664 g
20 mL
1,664
% Kadar ke- 1 = x 100% = 16,64 %
10 mL
Mgrek FeSO4 = 27, 40 mL x 0, 0803 N = 2,2002 Mgrek
= 2,2002 x 1 = 2,2002 mmol
= 2,2002 x 151,90 = 334,21 mg
= 334,21 : 1.000 = 0,334 g

3 100 mL
Dalam 100 ml = x 0,334 g = 1,6710 g
20 mL
1,6710
% Kadar ke- 1 = x 100% = 16,71 %
10 mL
10 mL

N. FeSO4 = 16,58 % + 16,64 % + 16,71 % = 16,64%


Rata-rata
3

10
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan dan Pembahasan


Penyimpangan kadar sampel = 17,55 – 16,64 x 100 %
= 0,91 % (< 5 %)
Kadar FeSO4 yang kami dapat memenuhi syarat penyimpangan kadar yang sesuai
yaitu 0,91 %. Hal ini disebabkan karena konsentrasi sampel yang sama dengan
LBS.

11
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, A., & Apriyani, E. M. (2018). Analisis Kadar Zat Organik pada Air
Sumur Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi Permanganometri.
ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2(2), 10-14.
Harris, Daniel C.2010.Quantitative Chemical Analysis Eighth edition. New York :
WH. Freeman and Company.
Khopkar, SM.2003.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Mursyidi, A., dan Rohman, Abdul, 2006, Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Volumetri dan Gravimetri, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sari, Yunita Ratna. 2018.Pengujian Zat Organik, Bromat dan Total Padatan
Terlarut pada Contoh Air di Balai Besar Industri Agro Bogor, Jawa
Barat.Laporan Praktik Kerja Lapangan. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
JR., R.A. DAY dan UNDERWOOD,A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai