Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

PERMANGANOMETRI
(ACARA-3)

Disusun oleh

Nama : Okta Mawarni


NIM : 021200002
Plug :A
Fakultas / Prodi : Teknik Industri / D-3 Teknik Kimia
Hari / Tanggal : Kamis / 12 November 2020
Dosen Pembimbing : Yuli Ristianingsih, ST., M.Eng

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

PERMANGANOMETRI

(ACARA-3)

DISUSUN OLEH

Nama : Okta Mawarni

NIM : 021200002

Fakultas / Jurusan : Teknik Industri / D-3 Teknik Kimia

Hari / Tanggal / Plug : Kamis / 12 November 2020 / A

Dosen Pembimbing : Yuli Ristianingsih, ST., M.Eng

Yogyakarta, November 2020

Disetujui,

Dosen Pembimbing

(Yuli Ristianingsih, ST., M.Eng)


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR. WB.

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas ridho-Nya saya
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Asidi dan Alkalimetri. Praktikum Permanganometri
ini adalah salah satu bagian persyaratan bagi mahasiswa D-3 Teknik Kimia Universitas
Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta untuk dapat mengikuti ujian semester terhadap
mata kuliah Kimia Analisis dan sebagai usaha pengkaji dan penghayatan terhadap mata kuliah
dan berbagai penjabaran apa yang telah didapat di bangku kuliah.Terwujudnya laporan ini
berkat kerjasama teman-teman dan Yuli Ristianingsih selaku dosen pembimbing yang telah
memberi arahan dan bimbingan. Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran bagi saya.

2. Yuli Ristianingsih, ST., M.Eng selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
saya dalam melaksanakan praktikum

3. Para asisten laboratorium

4. Teman sekelompok praktikum

Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas Praktikum Kimia Analisa semester ganjil
yaitu semester satu D-3 Teknik Kimia Universitas PembangunanNasional “ Veteran”
Yogyakarta. Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharap saran dan kritik dari pembaca sekalian, untuk dapat
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi penyusun
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum WR. WB.

Purworejo, 12 November 2020

Praktikan,

(Okta Mawarni)
PERMANGANOMETRI

I. Tujuan Percobaan

1. Menetapkan kadar dalam suatu sampel menggunakan prinsip reaksi oksidasi


reduksi.
2. Membuat larutan standar KMnO4 0,1 N.
3. Standarisasi KMnO4 dengan natrium oksalat (Na2C2O4)
4. Penentuan konsentrasi suatu bahan menggunakan larutan KMnO4.

II. Dasar Teori

Dalam titrasi redoks, proses titrasi permanganometri adalah suatu proses titrasi
menggunakan garam kalium permanganat (KMnO4) standar. KMnO4 merupakan
oksidator kuat, dalam kerjanya terjadi reaksi oksidasi. Permanganometri juga disebut
oksidimetri.

Garam kalium permanganat tidak dapat diperoleh dalam keadaan murni, karena
banyak mengandung oksidanya (MnO dan Mn2O3) sehingga tidak dapat digunakan
sebagai zat standar primer. Karena larutan standar KMnO4 bukan merupakan larutan
standar primer, maka setelah larutan tersebut dibuat, sebelum digunakan harus
distandarisasi terlebih dulu dengan zat-zat standar primer. Standarisasi dapat dilakukan
dengan beberapa reduktor, seperti : As2O3, Fe, Na2C2O4, H2C2O4.2H2O, KHC2O4,
K4{Fe(CN)6}, Fe(NH4)2(SO4)2. Pada percobaan ini akan dilakukan standarisasi
menggunakan zat standar primer Na2C2O4 (Natrium oksalat).

Permanganat yang berwarna ungu dalam keadaan asam mengalami reduksi


menjadi Mn2+ yang tidak berwarna sesuai persamaan reaksi:

KMnO4 + 8H+ + 5e- ⇄ Mn2+ + 4H2O

Dengan demikian berat ekuivalen KMnO4 = 1/5 mol (atau 1 grek KMnO4 = 31,6
gram). Asam yang dipakai adalah asam sulfat (H2SO4), asam klorida tidak dapat dipakai
karena dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, sesuai reaksi berikut :

2 KMnO4 + 16HCl ⇄ 2 KCl + MnCl2 + 5 Cl2 + 8 H2O


Dalam suasana asam KMnO4 dapat digunakan untuk menentukan secara langsung
berbagai macam kation maupun anion, antara lain :

Kation / anion Hasil oksidasi

Fe2+, Sn2+, VO2+, H2O2 Fe3+, Sn4+, VO3-, O2

Mo3+, As3+, Ti3+, U4+ Mo3+, As3+, Ti3+, U4+

C2O4, NO2, SO32- CO2, NO3, SO42-

Sedangkan secara tidak langsung melalui penambahan reduktor berlebih dapat digunakan
untuk menentukan MnO4-, CrO2-7, Ce4+, MnO2, Mn3O4, PbO2, Pb2O3, dan Pb3O4.

III. Alat dan Bahan

1. Alat :

- Buret, statif, klem - Labu ukur

- Erlenmeyer - Gelas beker

- Pipet volume - Pemanas

- Pipet ukur - Neraca

- Gelas ukur

2. Bahan :

- KMnO4
- Asam Oksalat
- Aquadest
- Asam Sulfat
3. Rangkaian alat

IV. Cara Kerja

1. Membuat Larutan KMnO4 0,1 N

KMnO4 1,7 gram

Menimbang KMnO4 dengan gelas arloji

Aquadest

Melarutkan dengan aquadest di dalam gelas beker dan


memasukkan ke dalam labu ukur 250 ml

Memanaskan larutan KMnO4 hingga suhu 70 ºC


selama 30 menit

Memasukkan larutan KMnO4 ke dalam buret


2. Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan natrium oksalat (Na2C2O4)

Asam Oksalat 10 ml

Mengambil dengan pipet ukur dan


memasukkan ke dalam erlenmeyer

H2SO4 10 ml

Mengambil dan memasukkan ke dalam


erlenmeyer

Memanaskan hingga suhu mencapai 70 ºC

Melakukan titrasi hingga mencapai titik akhir titrasi dengan


ditandai dengan perubahan warna pada larutan

3. Menetapkan H2O2 dalam perhidrol

Mengambil H2O2 dengan pipet sebnayak 1 ml


kemudian memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml

Menambahkan aquadest hingga tanda batas ukur

Menggojog larutan supaya homogen

Mengambil 10 ml H2O2 kemudian memasukkan


ke dalam erlenmeyer

Mengambil H2SO4 sebanyak 10 ml dan


memasukkan ke dalam erlenmeyer

Melakukan titrasi dengan KMnO4 hingga terjadi


perubahan warna
V. Data Percobaan

1. Membuat larutan KMnO2

Berat KMnO2 = 1,7 gram

Volume aquades = 500 ml

2. Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan natrium oksalat (Na2C2O2)

Berat natrium oksalat = -

Volume hasil pengenceran = -

a. Larutan Na2C2O2 dalam Erlenmeyer

Volume = 10 ml

b. Larutan standar KMnO4 dalam buret

No Skala awal Skala akhir Volume KMnO2 (ml)

1. 0 40 40

2. 0 39 39

Volume KMnO2 rata-rata = 39,5 ml

3. Menetapkan H2O2 pekat H2O2 dalam perhidrol

Volume = 1 ml

Volume hasil pengenceran = 100 ml

Titrasi

a. Larutan H2O2 encer dalam Erlenmeyer

Volume H2O2 encer = 10 ml

Volume H2SO4 4 N = 10 ml
b. Larutan standar KMnO4 dalam buret

Normalitas = 0,025 N

No Skala awal Skala akhir Volume KMnO2 (ml)

1. 0 0.5 0,5

2. 0,5 1 0,5

Volume KMnO2 rata-rata = 0,5 ml

Kadar H2O2 dalam perhidrol = 0,2125 %


VII. Pembahasan

Pada praktikum ini percobaan yang dilaksanakan adalah Permanganometri. Percobaan


permanganometri adalah percobaan dimana titrasi redoks dilakukan oleh kalium
permanganant. Permanganometri juga disebut oksidimetri. Dalam titrasi redoks, proses titrasi
permanganometri adalah suatu proses titrasi menggunakan garam kalium permanganat
(KMnO4) standar. KMnO4 merupakan oksidator kuat, dalam kerjanya terjadi reaksi oksidasi.
Sehingga tidak dapat digunakan sebagai larutan baku primer karena sukar didapatkan dalam
keadaan murni. Terdapat tiga tahap yang dilakukan dalam percobaan yaitu membuat larutan
KMN04 0,1 N, kemudian menstandarisasi larutan KMN04 dengan asam oksalat dan yang
terakhir adalah menetapkan kadar H202 dalam perhidrol.

Dalam pembuatan KMnO2 hal yang perlu dilakukan adalah mendidihkan


larutanhingga suhu 70 °C selama 30 menit. Lalu untuk tahapan lain, yakni stadarisasi larutan
Kalium Permanganat (KMnO4) dengan Natrium Oksalat dilakukan dengan titrasi untuk
menentukan normlitas larutan dalam KMnO4. Titrasi dilakukan dengan mengambil 10 ml
larutan asam oksalat ditambah dengan H2SO4. Kemudian kedua larutan tadi dipanaskan
hingga suhu 70 °C, dilanjutkan melakukan titrasi hingga mencapai titik akhir titrasi dengan
ditandai dengan perubahan warna pada larutan di erlenmeyer.

Hasil yang didapatkan adalah normalitas KMN04 sebesar 0,025 N, hasil standarisasi
larutan KMN04 dengan asam oksalat yang didapat adalah berwarna merah dan tidak hilang
serta warnanya tidak memudar.Kemudian hasil titrasi yang didapat dari H202 dalam perhidrol
didapat hasil yang sama yaitu berwarna merah,tidak mudah hilang serta tidak memudar pula.

Menetapkan perhidrol dilakukan dengan cara mengencerkan larutan H2O2 dan


menggojog larutan tersebut supaya homogen. Lalu dari larutan tersebut diencerkan dengan
mengambil 10 ml H2O2 dan H2SO4 dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian dititrasi
hingga terjadi perubahan warna. Kemudian menghitung kadar H2O2 perhidrol dengan
menggunakan rumus dan diperoleh sebnayak 0,2125 %.
VIII. Kesimpulan

1. Normalitas larutan KMnO4 adalah 0,025 grek/l

2. Kadar H2O2 dalam perhidrol sebanyak 0,2125 %

3. Reaksi kimia dan standarisasi KMnO2 dengan Na2C2O4 yaitu :

5C2O4-2 + 2MnO4- + 16H+  2Mn2+ + 8H2O + 10CO2

4. Reaksi kimia dari penentuan kadar H2O2 dalam perhidrol yaitu:

2KMnO4 + 5H2O2 + 3H2SO4  K2O4 + 3H2O + 5O2

IX. Daftar Pustaka

Day, RA dan Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima: Erlangga,
Jakarta

Petunjuk Praktikum PPTK I 2007. Laboratorium Pengantar Teknik Kimia I. Prodi


Teknik Kimia UPN "Veteran" Yogyakarta.

Anonim. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Kuantitatif. Staf Laboratorium Kimia
Analitik, Jurusan Kimia-FMIPA, Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai