Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

IODOMETRI
ILMU KIMIA DASAR
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kimia Dasar
Dosen Pembimbing :

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar i


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan praktikum
yang berjudul “LAPORAN PRAKTIKUM IODOMETRI ILMU KIMIA
DASAR ” dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
berbagai pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini kami ucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semua teman – teman
yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua, dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca.

Pare, 12 Januari 2018

Penyusun

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENGAMATAN

3.1 waktu dan tempat............................................................................9

3.2 alat dan bahan.................................................................................9

3.3 langkah kerja...................................................................................10

BAB IV HASIL PENGMATAN

Perhitungan...........................................................................................11

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan.....................................................................................14
6.2 Saran...............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan
dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya
metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya
praktis dan tidak benyak masalah dan mudahIodimetri adalah jika titrasi
terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung.
Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara
langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C  (Underwood,
2001).

Iodometri merupakan titrasi tidak langsung, yaitu zat atau larutan yang
akan ditentukan dititrasi dengan ion iodida secara berlebihan. Zat atau larutan
pertama akan direduksi dan akan membebaskan iodine yang ekuivalen
dengan zat pertama. Iodine yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan
standar Na2S2O3.
Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator
berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini
direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan
ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. Titrasi Iodometri
digunakan untuk menentukan kadar dari zat-zat uji yang bersifat reduktor
dengan titrasi langsung, sedangkan untuk iodimetri adalah
kebalikannya (Underwood, 2001).    
Berbeda dengan iodometri, iodimetri adalah titrasi langsung, yaitu
demgan larutan iodine sebagai pengoksidasi. Iodine merupakan pengoksidasi
lemah, maka penggunannya sangat terbatas.

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 4


Baik pada iodimetri maupun iodomteri, digunakan indicator amilum.
Amilum akan berwarna biru ( ungu) bila bersenyawa dengan iodine
( membentuk iod-amilum ).

Pada praktikum kali ini, kami akan melakukan titrasi iodometri untuk
menentukan kadar CuSO4 teknis dengan larutan Na2S2O3 yang telah
distandarisasi.

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 5


1.2Tujuan
Menentukan kadar CuSO4 teknis dengan larutan Na2S2O3 yang telah
distandarisasi.

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 6


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem redoks Iodin (triiodida)-iodida,mempunyai potensial standar


sebesar +0,54 V. karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh
lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV), dan kalium
dikromat. Di lain pihak ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk kuat,
lebih kuat, sebagai contoh, daripada ion Fe(II). Dalam proses-proses analitis,
iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi (iodimetri), dan ion
iodida dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri) (Underwood,
dan Day, 2002, hlm. 296).
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk
menetapkan senyawa- senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang
lebih besar daripada iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat
oksidator seperti CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat
oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan
iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat (Ibnu,
dan Abdul Rohman, 2012).

Proses-proses tak langsung
Banyak agen pengoksidasi yang kuat dapat dianalisa dengan
menambahkan kalium iodida berlebih dan menitrasi iodin yang dibebaskan.
Karena banyak agen pengoksidasi membutuhkan suatu larutan asam untuk
bereaksi dengan iodin, natrium tiosulfat biasanya dipergunakan sebagai
titrannya. Beberapa tindakan pencegahan harus diambil dalam menangani
larutan kalium iodida untuk menghindari kesalahan. Misalnya ion iodida
dioksidasi oleh oksigen dari udara. Natrium Tiosulfat. Natrium tiosulfat
umumnya dibeli sebagai pentahidrat, Na2S2O3.5H2O, dan larutan-
larutannya distandardisasi terhadap sebuah standar primer.Iodin mengoksidasi
tiosulfat menjadi ion tetrationat:

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 7


Dalam larutan yang netral, atau sedikit alkalin, oksidasi menjadi tiosulfat
tidak muncul, terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Jika pH dari
larutan diatas 9, tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat:
4I2 S2O325H  2O SI  2SO4210H  
Banyak agen pengoksidasi kuat, seperti garam permanganat, garam
dikromat, dan garan serium (IV), mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat,
namun reaksinya tidak kuantitatif (Underwood, dan Day, 2002).

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 8


BAB III
METODE PENGAMATAN

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Jumat, 15 Desember 2017
Waktu : 08.00 - selesai
Tempat : Laboratorium Kimia

3.2.1 ALAT dan BAHAN


 CuSO4 teknis
 Larutan Na2S2O3 yang telah distandarisasi
 Larutan amilum
 Vitamin C
 Aquades
 Larutan HCl
 Larutan I2
 Mortal dan alu
 2 erlenmeyer 250 ml
 Buret
 Pipet tetes
 Labu ukur
 Timbangan
 Corong

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 9


3.3 CARA KERJA
Menentukan kadar CuSO4 dengan larutan Na2S2O3
1) Timbang sebanyak 1 gram CuSO4 teknis ( berat sampel ) larutkan
dengan aquades sebanayk 25 ml dalam Erlenmeyer 250 ml
tambahkan 1 gram KI.
2) Titrasi dengan Na2S2O3 yang telah distandarisasi sampai warna
kuning coklat atau kuning pucat.
3) Titrasi dihentikan, tambahakan 2 ml larutan amlim, larutan akan
menjadi biru .lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang.
4) catat volume penitrasi
5) bagaimana reaksi redoks dan hitung kadar CuSO4 teknis

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 10


BAB IV
HASIL

Perhitungan
Menentukan kadar CuSO4 dengan larutan Na2S2O3
Diketahui :
 V. Na2S2O3 = 185,3 ml
 N. Na2S2O3 = 0,1 N
 BE CuSO4 = 160
 Sampel = 1000 mg
Ditanya : kadar CuSO4………?
Jawab :
V . Na2 S2 O3 × N . Na2 S2 O3 × BE CuSO 4
¿ ×100 %
Sampel

185,3× 0,1× 160


¿ ×100 %
1000

2964,8
¿ ×100 %
1000

¿ 2,9648 %

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 11


BAB V
PEMBAHASAN

Berbeda dengan titrasi iodimetri, titrasi iodometri/titrasi tidak langsung


harus melalui beberapa tahap, yakni pembebasan iodium (ion iodida sebagai
agen pereduksi, mereduksi tembaga sulfat sehingga membebaskan iodium),
selanjutnya melalui tahapan seperti pada titrasi iodimetri (iodium yang
dibebaskan berperan sebagai agen pengoksidasi, mengoksidasi natrium
tiosulfat menjadi natrium tetrationat).
Pembakuan natrium tiosulfat
Pada titrasi iodometri, arutan tiosulfat harus distandardisasi oleh kalium
iodida, KI, terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai larutan standar. Pada
proses standardisasi ini, ion tiosulfat (sebagai agen pengoksidasi)
mengoksidasi ion iodida pada larutan kalium iodida,
sehingga terjadi pembebasan iodium. Pembakuan natrium tiosulfat ini
bertujuan untuk menentukan konsentrasi natrium tiosulfat. Konsentrasi
natrium tiosulfat yang didapatkan dari pembakuan ini dapat digunakan untuk
menghitung kadar iodium dalam larutan tembaga iodida.
Pada titrasi iodometri ini, ke dalam Erlenmeyer dimasukkan larutan
tembaga sulfat dan kalium iodida serbuk serta larutan kalium iodida. Larutan
kalium iodida mengandung ion iodida yang berperan sebagai agen
pereduksi, mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga (I), sedangkan ion
tembaga (II) berperan sebagai agen pengoksidasi, mengoksidasi ion iodida,
menjadi iodium, I2.
Reaksi ini harus berlangsung dalam suasana asam, oleh sebab itu pada
titrasi ini ditambahkan asam sulfat encer 2M. Hal ini karena, reaksi akan
berlangsung cepat apabila dalam suasana asam dan tidak terjadi hidrolisis dari
ion tembaga (II). Penambahan indikator amilum bertujuan agar perubahan
warna endapan biru (hasil reaksi ion tembaga (II) dengan ion iodida) terlihat
jelas. Tembaga iodida dan iodium hasil reaksi tersebut kemudian dititrasi
dengan natrium tiosulfat, sehingga kompleks tembaga (II) yang terbentuk
terurai menjadi ion tembaga (II) berlebih. Ion tembaga (II) berlebih akan

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 12


bereaksi dengan ion iodida sehingga dapat lebih banyak membebaskan
iodium dari reaksi tersebut dan terjadinya perubahan warna dari larutan
kuning kecokelatan (endapan biru) menjadi larutan tidak berwarna dengan
hilangnya endapan (menunjukkan hilangnya iodium akibat teroksidasi
menjadi ion iodida).

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 13


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :


Kadar CuSO4 adalah 2,9648 %

B. Saran
Laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya tanggapan, kritikan dan lain-lainnya untuk
kesempurnaan laporan ini.

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 14


DAFTAR PUSTAKA

Ulilalbab, Arya dan Suprihartini, Cucuk. 2015. Modul Praktikum Ilmu Kimia
Dasar. Akademi Gizi Karya Husada. Kediri
https://fikrisholiha.files.wordpress.com/2014/05/1112016200028iodometri.pdf ,
24 Januari 2018, 11.13 WIB
https://rgmaisyah.files.wordpress.com/2011/04/iodi-iodometri.pdf, 24 Januari
2018, 11.15 WIB

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 15


LAMPIRAN

Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 16


Laporan Praktikum Ilmu Kimia Dasar 17

Anda mungkin juga menyukai