LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR KIMIA ANALITIK
ANALISIS TITRASI PERMANGANOMETRI
Dosen Pengampu
Muhammad Zammi, M. Pd.
Disusun Oleh:
NIM : 2008076046
PENDIDIKAN KIMIA
SEMARANG
2021
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
1. JUDUL PRKTIKUM
“LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS TITRASI PERMANGANOMETRI”
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat asam 0,1 N atau lebih besar (Raymond, 2005):
cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
(Underwood, 1986):
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.
Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) dapat distandarisasikan dengan menggunakan
Arsen (III) oksida atau Natrium Oksalat sebagai larutan standar primer, larutan standar
sekunder meliputi besi logam, dan besi (II) etilenadiamonium sulfat (etilenadiamina besi
(II) sulfat), FeSO4, C2H4(NH3)2SO4, 4H2O (Basset, 1984).
Larutan KMnO4 standar dapat juga digunakan secara tidak langsung dalam
penetapan zat pengoksida, terutama oksida yang lebih tinggi seperti logam timbal dan
mangan, oksida semacam itu sukar dilarutkan dalam asam atau basa tanpa mereduksi
logam itu ke keadaan yang lebih tinggi. Tidak praktis untuk menitrasi zat ini secara
langsung karena reaksi dari zat padat dengan zat pereduksi berjalan lambat (Underwood,
1986). Oleh karena itu sampel diolah dengan kuantitasnya yang berlebih diketahui
sesuatu zat peruduksi dan dipanasi agar reaksi lengkap. Kemudian kelebihan zat
pereduksi dititrasi dengan Permanganat standar. Berbagai zat pereduksi dapat digunakan
seperti As2O3 dan N2C2O4. Analisis pirolusit, atau bijih yang mengandung MnO2
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
merupakan latihan yang lazim bagi mahasiswa. Reaksi MnO 2 dengan HAsO2
(Underwood, 1986):
Dalam larutan yang bersifat basa, KMnO4 agar mudah mengoksidasi ion-ion
iodida, sionida, tiosianat, dan beberapa senyawa organik dioksidasi oleh kalium
permanganat menjadi oksalat, bukan menjadi karbondioksida (Rivai, 1995). Larutan
baku KMnO4 dibuat dengan melarutkan sejumlah Kalium Permanganat dalam air,
mendidihkannya selama delapan jam atau lebih, kemudian saring endapan MnO2 yang
terbentuk, lalu dibakukan dengan zat baku utama. Zat baku utama yang lazim dipakai
adalah Natrium Oksalat. Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan tersebut adalah
sebagai berikut (Rivai, 1995):
Titik titrasi akhir ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
oleh kelebihan Permanganat. Standarisasi larutan Kalium permanganat dapat dilakukan
dengan senyawa Natrium Oksalat (Na2C2O4) yang juga merupakan standar primer yang
baik untuk permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini mempunyai derajat kemurnian
yang tinggi, stabil pada pengeringan dan tidak mudah menguap. Reaksi dengan
Permanganat agak rumit, dan meskipun telah banyak penyelidikan, mekanisme yang
eksak masih belum jelas. Reaksi itu lambat pada temperatur kamar dan karenanya
biasanya larutan dipanaskan yaitu pada suhu sekitar 60oC (Underwood, 1986).
Penetapan titrimetrik terhadap Kalsium dalam batu kapur seringkali digunakan sebagai
latihan mahasiswa. Kalsium diendapkan sebagai Kalsium Oksalat (CaC2O4). Setelah
disaring dan dicuci, endapan dilarutkan dalam Asam Sulfat dan Oksalatnya dititrasi
dengan Permanganat. Prosedur ini lebih cepat dibandingkan prosedur Gravimetri
(Underwood, 1986).
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
berbau, sepat
4. Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air
mendidih
5. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Kegunaan : Sebagai titran
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
5. CARA KERJA
Hasil
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
6. HASIL PENGAMATAN
Analisis permanganometri KMnO4 dengan larutan baku Asam Oksalat:
N x Mr x V
Massa = m 1000
1000 x Val N = Mr x V x val
V = Volume (L)
Val = Valensi
m = Massa (Kg)
No Perlakuan Pengamatan
Larutannya akan berubah
1 menjadi warna merah
KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4
muda pada titik akhir
titrasinya
Dari Praktikum titrasi larutan KMnO4 kali ini dihasilkan volume sebesar 8,95 mL
untuk mentitrasi larutan yang direaksikan tadi.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
V1. N1 = V2. N2
Keterangan:
V1 = Volume larutan KMnO4
N1 = Normalitas larutan KMnO4
V2 = Volume larutan H2C2O4
N2 = Normalitas larutan H2C2O4
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
7. ANALISIS DATA
V = Volume (L)
Val = Valensi
m = Massa (Kg)
Diketahui :
Mol Analit = Mol Titran
V1. N1 = V2. N2
Diketahui :
Normalitas larutan H2C2O4 (N1) = ?
Volume larutan H2C2O4 (V1) = 10 mL
Normalitas larutan KMnO4 (V2) = 0,1 N
Volume larutan KMnO4 (V2) = 8,95 mL
Ditanya Normalitas (N) larutan Na2S2O4 dalam proses titrasi ?
V1. N1 = V2. N2
10 . N2 = 8,95. 0,1
N2(H2C2O3) = 0,0895 N Atau sebesar 0,09 N.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
8. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini digunakan metode permanganometri dimana titrasi
didasarkan pada reaksi redoks. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam
larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Titrasi harus dilakukan dalam
larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak-balik,
sedangkan potensial elektroda sangat bergantung pada pH.
Pembuatan larutan baku kalium permanganat (KMnO4) 0,1 N Pada percobaan kali
ini kami membuat terlebih dahulu larutan baku KMnO4. Dimana disiapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dibersihkan alat menggunakan
alkohol 70 %, setelah itu ditimbang kalium permanganat sebanyak 1,58 g dan dilarutkan
dalam 500 mL air di dalam gelas kimia. Kemudian dituang kedalam botol 1 liter dengan
menggunakan corong yang dilapisi kertas saring dan dikocok sampai benar-benar larut
lalu didiamkan selama 2 hari. Setelah didiamkan larutan KMnO 4 disaring dengan
menggunakan kertas saring. Dimana menurut Anonim (2010) tujuan penyaringan yaitu
agar bebas dari MnO2. Setelah itu dimasukan kembali ke dalam botol coklat 1 liter dan
diberi label KMnO4. Berikut merupakan reaksi penguraian dari KMnO4, yaitu:
4KMnO4 + 2H2O→ 4KOH + 4MnO2+ 3O2
Pembakuan larutan KMnO4 (0,1 N) dengan asam oksalat (H 2C2O4).Langkah
selanjutnya pembuatan larutan baku KMnO4 dengan menggunakan asam oksalat sebagai
larutan baku karena asam oksalat sangat baik dalam keadaan asam sehingga akan lebih
memudahkan titrasinya. Sebelum melakukan pembakuan KMnO4 dibuat terlebih dahulu
larutan asam oksalat, disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian dibersihkan alat menggunakan alkohol 70 % atau menggunakan aquades,
kemudian ditimbang asam oksalat sebanyak 0,5915 gram dan dilarutkan dalam air
sebanyak 100 mL didalam tabung reaksi, ketika menambahkan atau mengencerkan asam
oksalat ketika aquades akan mencapai titik batas sebaiknya tambahkan aquades dengan
menggunakan pipet teets. Setelah larut masukan ke dalam botol 100 mL, kemudian
dihomogenkan larutan tersebut dengan cara mengocok tabung reaksi secara bolak balik.
Setelah larutan tersebut jadi kemudian ambil 10 ml larutan asam oksalat tersebut dengan
menggunakan pipet volume. Kemudian masukkan ke dalam erlenmenyer dan kemudian
tambahkan asam sulfat (H2SO4). Pada pembakuan kali ini tidak menggunakan indikator
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
karena KMnO4 juga dapat bertindak sebagai indikator. Setelah itu dibuat pembakuan
KMnO4 dengan H2C2O4. Dengan menuangkan asam oksalat (H2C2O4) ke dalam labu
erlenmeyer lalu ditambahkan asam sulfat (H2SO4) ke dalam labu erlenmeyer yang sudah
berisi larutan asam oksalat. Menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979), penambahan
bertujuan untuk menjaga konsentrasi ion hidrogen yang tetap dalam larutan titrasi, juga
untuk mencegah pembentukan mangan dioksida dan mencukupi kebutuhan ion hidrogen
mereduksi permanganat. Kemudian larutan tersebut dititrasikan dengan larutan KMnO 4
0,1 N yang sudah ada pada buret sambil dikocok, titrasi dihentikan sampai terjadi
perubahan warna merah muda yang tahan selama 15 detik dan catat volume larutan baku
pada titran. Volume titran yang terpakai pada saat tittrasi sebanyak 8,95 mL, dan hasil
normalitas yang diperoleh adalah 0,0895 N pada titrasi yang pertama(sampel) dan pada
titrasi yang kedua. Adapun reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri kali ini
adalah :
5H2C2O4 + KMnO4 + H2SO4 2MnSO4 + 5H2SO4 + K2SO4 + 10CO2 + 8H2O
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185
7. KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
8. LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
9. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.