Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR KIMIA ANALITIK
ANALISIS TITRASI PERMANGANOMETRI
Dosen Pengampu
Muhammad Zammi, M. Pd.

Disusun Oleh:

Nama Mahasiswa : DANANG PRIYADI

NIM : 2008076046

Kelas : Pendidikan Kimia 2B

Hari, Tanggal Percobaan : Jumat, 11 Juni 2021

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2021
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

1. JUDUL PRKTIKUM
“LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS TITRASI PERMANGANOMETRI”
2. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikan mampu melakukan standarisasi larutan KMnO4 dengan bahan baku asam


oksalat dengan menggunakan metode permanganometri.
3. DASAR TEORI
Definisi dari analisis kualitatif adalah pemeriksaan kimiawi tentang jenis-jenis
unsur atau ion terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran beberapa zat. Setelah sifat
dasar penyusun-penyusun dari suatu contoh itu dipastikan, seringkali analisis itu
kemudian diminta menetapkan banyaknya tiap komponen atau komponen – komponen
khusus yang ada di dalamnya. Penetapan semacam ini terletak didaerah analisis
kuantitatif (Bassett, 1994).
Titrasi permanganometri adalah titrasi berdasarkan prinsip oksidasi reduksi dan
digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer. Larutan
baku yang digunakan adalah larutan KMnO4 (Raymond, 2005).

Kalium Permanganat (KMnO4) telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi


selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan
tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes
permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan
yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan untuk
mengindikasikan kelebihan reagen tersebut. Permanganat mengalami beragam reaksi
kimia, karena Mangan (Mn) dapat dalam kondisi +2, +3, +4, +6, +7 (Raymond, 2005).

Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat asam 0,1 N atau lebih besar (Raymond, 2005):

MnO4- + 8H+ + 5e- ↔ Mn2+ + 4H2O + Eo = +1,51 V.

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan


reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
katalis untuk mempercepat reaksi. Permanganat adalah agen unsur pengoksidasi yang
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
(Underwood, 1986):

3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5 MnO2(s) + 4H+

Kalium Permanganat bukanlah standar primer. Sangat sukar untuk mendapatkan


pereaksi ini dalam keadaan murni, bebas sama sekali dari Mangan dioksida. Apa lagi, air
yang dipakai sebagai pelarut sangat mungkin masih mengandung zat pengotor lain yang
dapat mereduksi Permanganat menjadi Mangan dioksida (MnO2). Adanya zat ini
sangatlah mengganggu, karena akan mempercepat penguraian dari larutan permanganat
setelah didiamkan. Reaksi Penguraian (Raymond, 2005):

4MnO4- + 2H2O↔ 4MnO2- + 3O2- + 4OH

Permanganat merupakan oksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn(II)


menjadi MnO2 menurut persamaan (Raymond, 2001):

2MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O↔ 5MnO2+ 4H+.

Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.
Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) dapat distandarisasikan dengan menggunakan
Arsen (III) oksida atau Natrium Oksalat sebagai larutan standar primer, larutan standar
sekunder meliputi besi logam, dan besi (II) etilenadiamonium sulfat (etilenadiamina besi
(II) sulfat), FeSO4, C2H4(NH3)2SO4, 4H2O (Basset, 1984).

Larutan KMnO4 standar dapat juga digunakan secara tidak langsung dalam
penetapan zat pengoksida, terutama oksida yang lebih tinggi seperti logam timbal dan
mangan, oksida semacam itu sukar dilarutkan dalam asam atau basa tanpa mereduksi
logam itu ke keadaan yang lebih tinggi. Tidak praktis untuk menitrasi zat ini secara
langsung karena reaksi dari zat padat dengan zat pereduksi berjalan lambat (Underwood,
1986). Oleh karena itu sampel diolah dengan kuantitasnya yang berlebih diketahui
sesuatu zat peruduksi dan dipanasi agar reaksi lengkap. Kemudian kelebihan zat
pereduksi dititrasi dengan Permanganat standar. Berbagai zat pereduksi dapat digunakan
seperti As2O3 dan N2C2O4. Analisis pirolusit, atau bijih yang mengandung MnO2
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

merupakan latihan yang lazim bagi mahasiswa. Reaksi MnO 2 dengan HAsO2
(Underwood, 1986):

MnO2(s) + HAsO2 + 2H+ → Mn2+ + H3AsO4

Dalam larutan yang bersifat basa, KMnO4 agar mudah mengoksidasi ion-ion
iodida, sionida, tiosianat, dan beberapa senyawa organik dioksidasi oleh kalium
permanganat menjadi oksalat, bukan menjadi karbondioksida (Rivai, 1995). Larutan
baku KMnO4 dibuat dengan melarutkan sejumlah Kalium Permanganat dalam air,
mendidihkannya selama delapan jam atau lebih, kemudian saring endapan MnO2 yang
terbentuk, lalu dibakukan dengan zat baku utama. Zat baku utama yang lazim dipakai
adalah Natrium Oksalat. Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan tersebut adalah
sebagai berikut (Rivai, 1995):

5C2O42- + 2MnO42- + 16H+ → 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O

Titik titrasi akhir ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
oleh kelebihan Permanganat. Standarisasi larutan Kalium permanganat dapat dilakukan
dengan senyawa Natrium Oksalat (Na2C2O4) yang juga merupakan standar primer yang
baik untuk permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini mempunyai derajat kemurnian
yang tinggi, stabil pada pengeringan dan tidak mudah menguap. Reaksi dengan
Permanganat agak rumit, dan meskipun telah banyak penyelidikan, mekanisme yang
eksak masih belum jelas. Reaksi itu lambat pada temperatur kamar dan karenanya
biasanya larutan dipanaskan yaitu pada suhu sekitar 60oC (Underwood, 1986).
Penetapan titrimetrik terhadap Kalsium dalam batu kapur seringkali digunakan sebagai
latihan mahasiswa. Kalsium diendapkan sebagai Kalsium Oksalat (CaC2O4). Setelah
disaring dan dicuci, endapan dilarutkan dalam Asam Sulfat dan Oksalatnya dititrasi
dengan Permanganat. Prosedur ini lebih cepat dibandingkan prosedur Gravimetri
(Underwood, 1986).
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

4. ALAT DAN BAHAN

No. Alat & Bahan Keterangan Jumlah

1 Alat tulis Buku panduan, kertas label, pulpen 1

2 Gelas ukur 50 mL Tempat untuk mngukur volume 1


larutan

3 Erlenmeyer 250 mL Tempat untuk proses titrasi dan alat 3


yang digunakan untuk tempat
pembakaran

4 Buret coklat Alat untuk proses titrasi atau wadah 1


titran

5 Corong Alat yang digunakan untuk 1


memudahkan memindahkan
lauratan

6 Klem Alat untuk proses titrasi atau 1


penyangga buret

7 Tiang statif Alat penyangga tiang proses titrasi 1

8 Pipet gondok 5 ml dan Alat yang digunakan untuk 1


10 ml mengambil suatu larutan dengan
volume skala yang kecil

9 Gelas becker Alat yang digunakan untuk 1


membakar atau sebagai pemanas

10 Pipet tetes Alat yang digunakan untuk 2


mengambil larutan

11 Neraca digital Alat yang digunakan untuk 1


menimbang suatu zat secara digital

12 Batang pengaduk Alat yang digunakan untuk 1


mengaduk larutan

13 Labu ukur Alat yang digunakan untuk tempat 1


mengencerkan suatu larutan atau
membuat suatu larutan

14 Larutan KMnO4 0,1 N Dalam fase larutan -


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

15 Larutan Aquades Dalam fase larutan -

16 Larutan H2SO4 Dalam fase larutan -

18 Serbuk Asam Oksalat Dalam fase serbuk atau padatan -


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

5. Material Safety Data Sheet (MSDS)


1. Aquadest (Dirjen POM.1979; 96)
1. Nama resmi : AQUADESTILLATA
2. Nama lain : Aquadest
3. Berat molekul : 18,02
4. Rumus molekul : H2O
5. Pemberian : Cairan jernih, tidak berbau dan tidak berasa, serta
tidak berwarna
6. Kelarutan : Larut dalam semua zat
7. Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Asam sulfat (Dirjen POM.1979; 58)
1. Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
2. Nama lain : Asam sulfat
3. Berat molekul : 18,07
4. Rumus molekul : H2SO4
5. Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna,
jika dipanaskan kedalam air menimbulkan panas
6. Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
menimbulakan panas
7. Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat
8. Kegunaan : Pemberi suasana Asam
3. Asam Oksalat (Dirjen POM, 1979)
1. Nama lain : Asam oksalat.
2. RM / BM : (CO2H)2.2H2O / 126,07
3. Pemerian : Hablur ,tidak berwarna Kelarutan : Larut dalam air dan
etanol
4. Kegunaan : Baku primer untuk membakukan KMnO4
5. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Kalium Permanganat (Dirjen POM, 1979)
1. Nama resmi : Kalii permanganas
2. Nama lain : Kalium permanganat RM/BM : KMnO4/158,03.
3. Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hampir hitam, tidak
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

berbau, sepat
4. Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air
mendidih
5. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Kegunaan : Sebagai titran
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

5. CARA KERJA

Standarisasi Larutan KMnO4 dengan bahan baku asam oksalat


Larutan KMnO4

Timbang kaca arloji dan catat massanya pada neraca analitik

Timbang serbuk asam oksalat dan catat massanya

Masukkan asam oksalat kedalam labu ukur dengan


menggunakan bantuan corong

Larutkan asam oksalat dengan aquades samapi tanda tera


pada labu ukur

Setalah mencapai tanda tera pada tabung reaksi kemudian


tabung reaksi ditutup dan dihomogenkan

Kemudian ambil larutan asam oksalat yang sudah diencerkan


sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet volume
Kemudian masukkan larutan tersebut ke dalam erlenmenyer
(lakukan sebanyak 2 kali pada erlenmenyer yang berbeda
sebagai simple dan duplo)

Kemudian tambahkan 10 ml larutan asam sulfat dan


tambahkan dengan larutan aquades hingga mencapai volume
100 ml (lakukan pada erlenmenyer kedua-duanya)

Kemudian larutan yang berada pada erlenmenyer tersebut


dipanaskan hingga mencapai suhu 60-70 derrjat
celsius(Simple dan Duplo)

Masukkan larutan KMnO4 0,1 N ke dalam buret

Kemudian titrasikan larutan pada erlenmenyer dengan larutan


KMnO4 hingga titik akhir titrasi menjadi warna merah muda.
Catat volume yang dibutuhkan pada proses titrasi

Hasil
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

6. HASIL PENGAMATAN
Analisis permanganometri KMnO4 dengan larutan baku Asam Oksalat:

N x Mr x V
Massa = m 1000
1000 x Val N = Mr x V x val

Keterangan : N = Normalitas (N)

Mr = Massa Molar (gr/mol)

V = Volume (L)

Val = Valensi

m = Massa (Kg)

Berat Volume titrasi Normalitas Perubahan


Sampel
sampel Titrasi 1 Titrasi 2 Titrasi 1 Titrasi 2 warna
H2C2O4 0,5915 8,95 8,95 0,0885 0,0895 Merah
muda

No Perlakuan Pengamatan
Larutannya akan berubah
1 menjadi warna merah
KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4
muda pada titik akhir
titrasinya

Dari Praktikum titrasi larutan KMnO4 kali ini dihasilkan volume sebesar 8,95 mL
untuk mentitrasi larutan yang direaksikan tadi.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

V1. N1 = V2. N2
Keterangan:
V1 = Volume larutan KMnO4
N1 = Normalitas larutan KMnO4
V2 = Volume larutan H2C2O4
N2 = Normalitas larutan H2C2O4
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

7. ANALISIS DATA

Standarisasi Larutan KMnO4 dengan bahan baku asam oksalat


G 1000
N = Mr x V x val

Keterangan : N = Normalitas (N)

Mr = Massa Molar (gr/mol)

V = Volume (L)

Val = Valensi

m = Massa (Kg)

Diketahui :
Mol Analit = Mol Titran
V1. N1 = V2. N2
Diketahui :
Normalitas larutan H2C2O4 (N1) = ?
Volume larutan H2C2O4 (V1) = 10 mL
Normalitas larutan KMnO4 (V2) = 0,1 N
Volume larutan KMnO4 (V2) = 8,95 mL
Ditanya Normalitas (N) larutan Na2S2O4 dalam proses titrasi ?
V1. N1 = V2. N2
10 . N2 = 8,95. 0,1
N2(H2C2O3) = 0,0895 N Atau sebesar 0,09 N.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

8. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini digunakan metode permanganometri dimana titrasi
didasarkan pada reaksi redoks. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam
larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Titrasi harus dilakukan dalam
larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak-balik,
sedangkan potensial elektroda sangat bergantung pada pH.
Pembuatan larutan baku kalium permanganat (KMnO4) 0,1 N Pada percobaan kali
ini kami membuat terlebih dahulu larutan baku KMnO4. Dimana disiapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dibersihkan alat menggunakan
alkohol 70 %, setelah itu ditimbang kalium permanganat sebanyak 1,58 g dan dilarutkan
dalam 500 mL air di dalam gelas kimia. Kemudian dituang kedalam botol 1 liter dengan
menggunakan corong yang dilapisi kertas saring dan dikocok sampai benar-benar larut
lalu didiamkan selama 2 hari. Setelah didiamkan larutan KMnO 4 disaring dengan
menggunakan kertas saring. Dimana menurut Anonim (2010) tujuan penyaringan yaitu
agar bebas dari MnO2. Setelah itu dimasukan kembali ke dalam botol coklat 1 liter dan
diberi label KMnO4. Berikut merupakan reaksi penguraian dari KMnO4, yaitu:
4KMnO4 + 2H2O→ 4KOH + 4MnO2+ 3O2
Pembakuan larutan KMnO4 (0,1 N) dengan asam oksalat (H 2C2O4).Langkah
selanjutnya pembuatan larutan baku KMnO4 dengan menggunakan asam oksalat sebagai
larutan baku karena asam oksalat sangat baik dalam keadaan asam sehingga akan lebih
memudahkan titrasinya. Sebelum melakukan pembakuan KMnO4 dibuat terlebih dahulu
larutan asam oksalat, disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian dibersihkan alat menggunakan alkohol 70 % atau menggunakan aquades,
kemudian ditimbang asam oksalat sebanyak 0,5915 gram dan dilarutkan dalam air
sebanyak 100 mL didalam tabung reaksi, ketika menambahkan atau mengencerkan asam
oksalat ketika aquades akan mencapai titik batas sebaiknya tambahkan aquades dengan
menggunakan pipet teets. Setelah larut masukan ke dalam botol 100 mL, kemudian
dihomogenkan larutan tersebut dengan cara mengocok tabung reaksi secara bolak balik.
Setelah larutan tersebut jadi kemudian ambil 10 ml larutan asam oksalat tersebut dengan
menggunakan pipet volume. Kemudian masukkan ke dalam erlenmenyer dan kemudian
tambahkan asam sulfat (H2SO4). Pada pembakuan kali ini tidak menggunakan indikator
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

karena KMnO4 juga dapat bertindak sebagai indikator. Setelah itu dibuat pembakuan
KMnO4 dengan H2C2O4. Dengan menuangkan asam oksalat (H2C2O4) ke dalam labu
erlenmeyer lalu ditambahkan asam sulfat (H2SO4) ke dalam labu erlenmeyer yang sudah
berisi larutan asam oksalat. Menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979), penambahan
bertujuan untuk menjaga konsentrasi ion hidrogen yang tetap dalam larutan titrasi, juga
untuk mencegah pembentukan mangan dioksida dan mencukupi kebutuhan ion hidrogen
mereduksi permanganat. Kemudian larutan tersebut dititrasikan dengan larutan KMnO 4
0,1 N yang sudah ada pada buret sambil dikocok, titrasi dihentikan sampai terjadi
perubahan warna merah muda yang tahan selama 15 detik dan catat volume larutan baku
pada titran. Volume titran yang terpakai pada saat tittrasi sebanyak 8,95 mL, dan hasil
normalitas yang diperoleh adalah 0,0895 N pada titrasi yang pertama(sampel) dan pada
titrasi yang kedua. Adapun reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri kali ini
adalah :
5H2C2O4 + KMnO4 + H2SO4  2MnSO4 + 5H2SO4 + K2SO4 + 10CO2 + 8H2O
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

7. KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan dari percobaan ini adalah :

Pembakuan larutan Kalium Permanganat dengan Asam oksalat adalah 0,1029 N.


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

8. LEMBAR PENGESAHAN

Pekalongan, 12 Juni 2021

Mengetahui,

DOSEN PENGAMPU PRAKTIKAN

Muhammad Zammi, M.Pd. Danang Priyadi


NIP. NIM. 2008076046
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

9. DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Day, R. A. dan A. L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga:Jakarta.1981

Khopkar S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta. 1990

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia analitik Dasar. Jakarta : Grramedia.

Day, Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai