Anda di halaman 1dari 5

MARAKNYA GAME ONLINE DI ERA PANDEMI

Oleh : Fatikhatus Sania (3620050)


Prodi Menejemen Dakwah Fakultas Adab dan Dakwah
IAIN Pekalongan

Wabah virus Covid-19 telah melanda dunia hampir sekitar dua tahun
terakhir ini. Tidak terkecuali negara kita sendiri juga merupakan salah satu negara
yang terdampak wabah penyakit tersebut. Akibat munculnya wabah penyakit
tersebut, pemerintahan Indonesia merespon dengan memerintahkan kepada
masyarakat agar semua aktivitas di masa pandemi Covid-19 dilakukan di rumah
baik itu aktivitas perkantoran, sekolah, dan lain-lain (Stay at Home). Hal ini
dilakukan untuk mencegah dan mengurangi angka penyebaran virus Covid-19
yang mematikan ini. Kondisi ini memunculkan fenomena baru yaitu maraknya
penggunaan aplikasi game online yang disebabkan karena adanya kondisi yang
memaksa kita untuk banyak melakukan aktivitas di rumah sehingga menjadikan
waktu untuk menyalurkan hobi bermain game online makin bertambah dan juga
untuk melepas rasa bosan ketika berada di rumah dalam waktu yang lama,
sehingga hal tersebut menjadikan salah satu alasan semakin maraknya atau
meningkatnya para pengguna aplikasi game online.

Seiring dengan bertambahnya zaman maka teknologi pun akan


berkembang pesat. Begitu pula perkembangan pada smartphone atau gawai,
semakin berkembangnya smartphone atau gawai, maka semakin berkembang juga
aplikasi-aplikasi atau fitur-fitur yang bisa digunakan pada smartphone atau gawai
tersebut, mulai dari aplikasi sosial media, aplikasi toko online yang semakin
berkembang, aplikasi game, dan masih banyak lainnya. Aplikasi game merupakan
yang termasuk salah satu aplikasi favorit yang digunakan atau dimainkan dalam
smartphone atau gawai, game merupakan salah satu aplikasi yang banyak
dimainkan dan dipakai oleh para pengguna media elektronik saat ini khususnya di
era pandemi Covid-19 sekarang. Oleh karena itu, hampir setiap pengguna
semartphone atau gawai baik tua, muda maupun anak-anak memiliki aplikasi
game yang terdapat di dalam smartphone atau gawai miliknya.

Secara garis besar game sendiri terbagi menjadi dua jenis, yang pertama
adalah game offline dan yang kedua adalah game online. Game offline sendiri
maksudnya adalah game atau permainan yang bisa digunakan pada komputer atau
smartphone tanpa harus terhubung ke internet. Sedangkan game online memiliki
sifat yang terpusat pada satu server, sehingga untuk dapat menjalankan atau
memainkan game online sendiri dibutuhkan akses ke server tersebut melalui
jaringan internet. Game online atau sering disebut dengan online gamers adalah
sebuah permainan(gamers) yang dimainkan di dalam suatu jaringan (Local area
Network atau Internet), permainan ini biasanya dimainkan secara bersamaan
dengan pemain lain yang jumlahnya tidak terbatas.

Munculnya penyakit virus Covid-19 telah memaksa sebagian besar


masyarakat harus melakukan aktivitasnya dari rumah. Timbulnya rasa bosan dan
jenuh lalu menjadi musuh utama masyarakat dan kerap diatasi oleh masyarakat
dengan berselancar dan berpetualangan di dunia maya dan media sosial via
smartphone, termasuk salah satunya adalah dengan bermain game online.
Menurut Hyper-Casual Gaming yang dikutip dari Adjust melaporkan bahwa
pengunduhan aplikasi game seluler(smartphone) pada akhir Maret 2020 beberapa
pekan setelah status pandemi ditetapkan, angka pengunduhan terhadap aplikasi
game sudah mengalami peningkatan sebesar 75 persen dibanding akhir Maret
tahun sebelumnya. Selain itu, waktu bermain atau durasi para pengguna game
online sejak masa pandemi Covid-19 sekarang juga mengalami peningkatan
sebesar 47 persen (47%). Di negara kita sendiri, sekarang banyak sekali anak-anak
yang sudah memiliki smartphone atau gawai, tak jarang kita dapat melihat
pemandangan anak-anak yang terpaku dengan gawainya yang membuat para
orang tua resah dan takut. Tapi mereka kerap tak punya pilihan karena butuh
‘teman’ pengganti untuk mengisi waktu di luar jam belajar yang juga bersifat
online.
Permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan game online yang
sekarang makin marak, telah mendapat banyak perhatian dari masyarakat luas.
Sejak awal mula kemunculannya, game online menjadi salah satu aplikasi yang
sangat populer dan mudah untuk diakses. Game online dapat digunakan atau
dimainkan di berbagai platform, seperti komputer pribadi (PC), konsol game (alat
khusus untuk bermain game), tablet, dan smartphone atau gawai. Saat ini, game
online seperti Free Fire(FF), Mobile Legend (ML), Arena of Valor (AoV), Clash
of Clans (CoC), League Of Leegends (LOL), Point Blank (PB), Dota 2 dan Player
Unknown’s Battle Ground (PUBG) merupakan salah satu aplikasi game online
yang paling populer dimainkan oleh para gamers di era pandemi sekarang.

Game online tentu memiliki dampak bagi para penggunanya baik itu
dampak positif atau dampak negative. Game online akan berdampak positif jika
dimanfaatkan untuk hiburan dan bersenang-senang, dimana segala rasa penat dan
stres akibat pekerjaan ataupun sekolah dapat dikurangi dengan bermain game.
Bukan hanya itu semakin berkembangnya teknologi, maka game online juga akan
berkembang. Hal ini membuat game online juga dapat menghasilkan pundi-pundi
rupiah dengan memainkan game tersebut seperti mengikuti kejuaraan atau
kompetisisi, menjadi pro player, melakukan live streaming game, dan lain-lain.
Namun yang terjadi sekarang khususnya di era pandemi Covid-19 saat ini, game
online banyak dimainkan secara berlebihan dan digunakan sebagai tempat untuk
melarikan diri dari realitas kehidupan sehingga yang terjadi adalah kecanduan
terhadap game online.

Kecanduan game online dapat memberikan dampak yang negatif atau


berbahaya bagi para remaja yang mengalaminya. Dampak yang akan muncul
akibat kecanduan game online beragam meliputi lima aspek, antara lain aspek
kesehatan, aspek psikologis, aspek akademik, aspek sosial, dan aspek keuangan.
Sedangkan untuk pencegahan akibat munculnya rasa candu terhadap game
menurut beberapa ahli mencakup berbagai upaya diantaranya: menghentikan
perilaku atau sikap bermasalah sebelum terjadi; menunda timbulnya perilaku
masalah; mengurangi dampak dari masalah perilaku; dan yang terakhir
memperkuat pengetahuan, sikap, dan mempromosikan perilaku positif. Beberapa
upaya pencegahan kecanduan game online antara lain education, attention
switching, parental monitoring, dissuasion, dan resource restriction.

Permasalahan inilah yang membuat Para orang tua di era pandemi


sekarang pantas resah karena di balik meningkatnya aktivitas game online
tersebut, ada ancaman yang mengintai yaitu penyakit Gaming Disorder yang bisa
mempengaruhi kesehatan psikis. Penyakit Gaming Disorder merupakan salah satu
penyakit yang dapat diderita akibat timbulnya rasa candu terhadap game baik itu
daring (online) maupun luring (offline), penyakit ini merupakan gangguan yang
dikarakteristikan dengan perilaku bermain game secara terus menerus atau
berulang-ulang tanpa mengingat waktu. Organisasi kesehatan dunia World Health
Organization (WHO) memasukkan penyakit ini ke dalam daftar klasifikasi
penyakit internasional (ICD) edisi ke-11 sejak pertengahan tahun 2018. Beberapa
kasus kematian akibat permainan game online sudah beberapa kali dilaporkan.
Meskipun demikian, tidak mudah mendiagnosis seseorang yang mengidap
penyakit Gaming Disorder. Menurut WHO, seseorang harus menunjukkan
beberapa gejala yeng mempengaruhi fungsi diri sendiri atau pribadi, pendidikan,
sosial, pekerjaan, dan hal lainnya. Gangguan tersebut juga harus terlihat dialami
oleh seseorang sekurang-kurangnya selama 12 bulan atau satu tahun.


Daftar Pustaka
Syekh Muhammad Al-Munajjid. 2016. Bahaya Game. Yogyakarta : Aqwam.

Arif, Andr. 2019. Jangan Suka Game Online. Magetan: Ae Media Grafika.

Novrialdy, Eryzal. 2019. Online Game Addiction in Adolescents: Impacts and its
Preventions. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, Vol 27(No.2), 148 – 158.

Syahran, Ridwan. 2015. Ketergantungan Online Game dan Penanganannya.


Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, Vol 1(No.1), 84-92.

Anda mungkin juga menyukai