KIMIA ANALISIS
Kelompok 3 :
Greety Kahiking
Sukma Tampoi
Prity Mambu
Ingka korompot
Dinda Panjaitan
Yohana Suruh
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “IDIOMETRI” dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam
oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung
banyaknya ion logam yang bersangkutan.
ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat.
Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula
larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat
tersebutdan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya
dengan KMnO4.
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam
reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample.
kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk
menunjukkan kelebihan pereaksi.
1
Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium permanganat
menggunakan natrium oksalat adalah:
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
kelebihan permanganat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian titrasi ?
2. Pengertian titrasi permanganometri ?
3. Bagaimana cara kerja dari titrasi permanganometri ?
4. Apa manfaat dan kegunaan dari titrasi permanganometri ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari titrasi permanganometri ?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TITRASI
Tirasi adalah mereaksikansuatu zat dengan zat lain dengan menggunakan buret.
3
MnO4- + 3e → MnO42-
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan
netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan
melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat
dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk
memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannyadiatas penangas uap selama satu/dua jam lalu menyaring
larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .
4
distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan
konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.
Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam
titrasi-titrasipermanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah
asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk membantu
proses kelarutan.
Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi
dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan
kedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti
dengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi.
B. PROSEDUR KERJA
5
hingga diperoleh warna merah muda permanen. Setelah itu menghitung jumlah
KMnO4 yang digunakan dan mengulangi percobaan 2x. Dan pada percobaan I
diperoleh volume sebesar 10 mL dan berwarna coklat kemerahan. Disini bisa
timbul warna coklat kemerahan karena sebelum dititasi dengan KMnO4 larutan
H2C2O4 + H2SO4 harus didinginkan setelah dipanaskan.Berbeda dengan
percobaan I, percobaan II diperoleh volume sebesar 8,3mL dan warna yang
ditimbulkan adalah merah muda yang konstan (karena sudah didiamkan terlebih
dahulu). Larutan
Standardisasi yang digunakan asam oksalat CH2C2O4 0,05M yang oleh KMnO4
akan dioksidasi menjadi CO2 menurut reaksi sebagai berikut:
Dalam percobaan ini, sebagai pengasam digunakan larutan H2SO4 encer dan
bukan larutan yang lain, misalnya HCl encer yang tidak boleh digunakan sebab
dapat dioksisdasi oleh KmnO4 menjadi Cl2 sebagai berikut:
6
Aquades ditambahkan sampai volume menjadi 100 ml. Ditambahkan
beberapa tetes indikator metil merah ke dalam larutan. Dipanaskan
larutan tersebut sampai mendidih.
Ditambahkan larutan dari 0,75 gram NH4 oksalat dalam 12,5 ml aquades
secara perlahan-lahan. Dipanaskan pada temperatur 70-80°C selama 15
menit.
3 tetes larutan amonia (1:1) ditambahkan sambil diaduk secara perlahan.
Dibiarkan larutan dalam keadaan panas selama 1 jam. Disaring endapan
dengan menggunakan kertas saring Whatman No.540.
Dicuci endapan dengan aquades hingga bebas dari oksalat. Dilubangi
kertas saring dengan menggunakan pengaduk.
Dibilas endapan dengan larutan asam sulfat (1:8) ke dalam erlenmeyer
yang lain. Dicuci kertas saring dengan aquades panas sampai volume 50
ml. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N setelah semua endapan larut.
Titrasipermanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini
tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi
sebagai indikator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi
ion Mn-tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.
7
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasipermanganometri yang
dilaksanakan.
Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat
dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam
pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat
sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan
apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Titrasi permanganometri merupakan titasi yang menggunkan KMnO4
sebagai titran.
2. Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam lingkungan asam sehingga
terjadi rekasi sebahgai berikut:
MnO4-(aq) + 6H+(aq)+5H2C2O4(aq) >>>2Mn2+(aq)+8H2O(l)+10CO2(g)
3. Standarisasi larutan KMnO4 : larutan KMnO4 distandarisasi dengan larutan
H2C2O4, larutan H2C2O4 dioksidasi oleh KMnO4 menjadi CO2 menurut
reaksi:
2MnO4-(aq) + 6H+(aq)+5H2C2O4(aq) 2Mn2+(aq)+8H2O(l)+10CO2(g)
4. Diperoleh molaritas KMnO4 adalah 0,021M
5. Pada titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator karena perubahan
warna KMnO4 telah menandakan titik akhir.
6. Titik akhir titrasi permanganometri ditandai dengan perubahan warna yaitu
pada percobaan 1 dan 2 dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Sedangkan pada percobaan ke 3 dari kuning pucat menjadi orange pekat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10