Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KIMIA ANALISIS

Kelompok 3 :
Greety Kahiking
Sukma Tampoi
Prity Mambu
Ingka korompot
Dinda Panjaitan
Yohana Suruh

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRINITA
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “IDIOMETRI” dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Manado, 13 Februari 2019

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA TENGANTAR ............................................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................ ii
BAB I ......................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................... 2
C. TUJUAN ..................................................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................................... 3
A. TITRASI ..................................................................................................................................................... 3
B. TITRASI PERMANGANOMETRI ................................................................................................... 3
B. PROSEDUR KERJA .............................................................................................................................. 5
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI ...................... 7
D. MANFAAT TITRASI PERMANGANOMETRI........................................................................ 8
BAB III ...................................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................................................ 9
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 9
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh


kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau
garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak
dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:

 ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam
oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung
banyaknya ion logam yang bersangkutan.
 ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat.
Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula
larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat
tersebutdan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya
dengan KMnO4.
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam
reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample.

Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat.


Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator
kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas
sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat
memberikan suatu warna merah muda yang jelas

kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk
menunjukkan kelebihan pereaksi.

1
Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium permanganat
menggunakan natrium oksalat adalah:

5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
kelebihan permanganat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian titrasi ?
2. Pengertian titrasi permanganometri ?
3. Bagaimana cara kerja dari titrasi permanganometri ?
4. Apa manfaat dan kegunaan dari titrasi permanganometri ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari titrasi permanganometri ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian titrasi


2. Mengetahui Pengertian titrasi permanganometri
3. Mengetahui cara kerja dari titrasi permanganometri
4. manfaat dan kegunaan dari titrasi permanganometri
5. kelebihan dan kekurangan dari titrasi permanganometri

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. TITRASI

Tirasi adalah mereaksikansuatu zat dengan zat lain dengan menggunakan buret.

Titrasi terdiri dari beberapa macam, antara lain :

 Titarsi asam basa


 Titrasi bebas air
 Titrasipermanganometri
 Titrasiiodometri dan iodimetri
 Titrasibromometri dan bromodometri
 Tirasiargentometri
 Titrasikompleksometri
B. TITRASI PERMANGANOMETRI

Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi


dengan KMnO4. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi
ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral
dan alkalis.

MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O

Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, jadi


titrasipermanganometri ini tidak memerlukan indikator, dan umumnya titrasi
dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik
akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi
dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida dan
tiosulfat .

Reaksi dalam suasana netral yaitu :

MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O

Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan

Reaksi dalam suasana alkalis :

3
MnO4- + 3e → MnO42-

MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-

MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-

Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan
netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan
melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat
dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk
memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannyadiatas penangas uap selama satu/dua jam lalu menyaring
larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi


berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan
atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan
karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih
banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini
sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang cukup kuat
untuk mengoksidaMn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan

3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+

Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .

Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan


permanganat. Mangandioksidasimengkatalisis dekomposisi larutan
permanganate. Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganat.
Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari agen-
agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini
biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan
substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas
yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian

4
distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan
konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.

Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam
titrasi-titrasipermanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah
asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk membantu
proses kelarutan.

Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi


menjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau
dengan timah (II) klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam yang
tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion klorida yang masuk .

Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi
dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan
kedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti
dengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi.

B. PROSEDUR KERJA

1. Pembakuan Larutan Kalium Permanganat

Timbang200 mg Na2C2O4larutkan dengan 250 ml air tambahkan ± 10 ml


H2SO4 P ,panaskan hingga suhu 70°C. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N.
Dilakukan duplo.

2. Standarisasi Larutan KmnO4

Larutan KMnO4 dapat distandarisasi dengan larutan standar denhgan larutan


standar H2C2O4 atau Na2C2O4 dengan mereaksikan 10 mL H2C2O4 0,05M
dengan 10 mL larutan H2SO4 1M ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya dipanaskan
dengan kompor listrik dalam ruang asam hingga suhu 70°C warna dari
H2SO4dan H2C2O4 mula-mula tidak berwarna kemudian dititrasi dengan KMnO4
tetes demi tetes. Pemanasan dilakukan karena reaksi dengan permanganat lambat
pada suhu kamar. Oleh karena itu dipanaskan hingga suhu 70°C. Setelah itu
suhu dipertinggi rekasi memulai lambat tetapi kecepatan meningkat setelah
Mn2+ terbentuk. Mn2+ bertindak sebagai katalis dihasilkan oleh reaksinya
sendiri. Setelah dilakukan pemanasan larutan tersebut dititrasi dengan KMnO4

5
hingga diperoleh warna merah muda permanen. Setelah itu menghitung jumlah
KMnO4 yang digunakan dan mengulangi percobaan 2x. Dan pada percobaan I
diperoleh volume sebesar 10 mL dan berwarna coklat kemerahan. Disini bisa
timbul warna coklat kemerahan karena sebelum dititasi dengan KMnO4 larutan
H2C2O4 + H2SO4 harus didinginkan setelah dipanaskan.Berbeda dengan
percobaan I, percobaan II diperoleh volume sebesar 8,3mL dan warna yang
ditimbulkan adalah merah muda yang konstan (karena sudah didiamkan terlebih
dahulu). Larutan

Standardisasi yang digunakan asam oksalat CH2C2O4 0,05M yang oleh KMnO4
akan dioksidasi menjadi CO2 menurut reaksi sebagai berikut:

2MnO4-(aq) + 6H+(aq)+5H2C2O4(aq) 2Mn2+(aq)+8H2O(l)+10CO2(g)

Dalam percobaan ini, sebagai pengasam digunakan larutan H2SO4 encer dan
bukan larutan yang lain, misalnya HCl encer yang tidak boleh digunakan sebab
dapat dioksisdasi oleh KmnO4 menjadi Cl2 sebagai berikut:

MnO4-(aq) + 16H+(aq)+10Cl-(aq) Mn2+(aq) + 5Cl2(g) + H2O(l)

Dalam titasipermanganometri, tidak dibutuhkan indikator karena perubahan


warna dari tidak berwarna menjadi merah muda menunjukan titik akhir suatu
titrasi warna yang diperoleh pun harus sudah dalam keadaan tetap, artinya saat
melakukan pengadukan, warna merah muda yang muncul tidak hilang, hal ini
menunjukan titik kestabilan. Dalam hal ini terjadi reaksi oksidasi dan reduksi:

Oksidasi : H2C2O4 CO2 + 2H+ +2e-

Reduksi : MnO4- + 8 H+ Mn2+ + 4 H2O

Dan dalam percobaan standarisasi larutan KMnO4 diperoleh molaritasnya


sebesar 0,021M.

3. Penentuan Kalsium (Ca2+) dalam CaCO3

 Ditimbang 0,1 gram padatan CaCO3 dengan menggunakan neraca


analitik. Dimasukkan ke dalam beaker glass 400 ml.

6
 Aquades ditambahkan sampai volume menjadi 100 ml. Ditambahkan
beberapa tetes indikator metil merah ke dalam larutan. Dipanaskan
larutan tersebut sampai mendidih.
 Ditambahkan larutan dari 0,75 gram NH4 oksalat dalam 12,5 ml aquades
secara perlahan-lahan. Dipanaskan pada temperatur 70-80°C selama 15
menit.
 3 tetes larutan amonia (1:1) ditambahkan sambil diaduk secara perlahan.
Dibiarkan larutan dalam keadaan panas selama 1 jam. Disaring endapan
dengan menggunakan kertas saring Whatman No.540.
 Dicuci endapan dengan aquades hingga bebas dari oksalat. Dilubangi
kertas saring dengan menggunakan pengaduk.
 Dibilas endapan dengan larutan asam sulfat (1:8) ke dalam erlenmeyer
yang lain. Dicuci kertas saring dengan aquades panas sampai volume 50
ml. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N setelah semua endapan larut.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI

1.KELEBIHAN TITRASI PERMANGANOMETRI

Titrasipermanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini
tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi
sebagai indikator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi
ion Mn-tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.

2.KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI

Sumber-sumber kesalahan pada titrasipermanganometri, antara lain terletak


pada: Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam
waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai
menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan
presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4
dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan
Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+ Penambahan KMnO4 yang
terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu
lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah

7
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑

H2O2 ↔ H2O + O2↑

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasipermanganometri yang
dilaksanakan.

D. MANFAAT TITRASI PERMANGANOMETRI

Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat
dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam
pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat
sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan
apabila tidak diperlukan atau berbahaya.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Titrasi permanganometri merupakan titasi yang menggunkan KMnO4
sebagai titran.
2. Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam lingkungan asam sehingga
terjadi rekasi sebahgai berikut:
MnO4-(aq) + 6H+(aq)+5H2C2O4(aq) >>>2Mn2+(aq)+8H2O(l)+10CO2(g)
3. Standarisasi larutan KMnO4 : larutan KMnO4 distandarisasi dengan larutan
H2C2O4, larutan H2C2O4 dioksidasi oleh KMnO4 menjadi CO2 menurut
reaksi:
2MnO4-(aq) + 6H+(aq)+5H2C2O4(aq) 2Mn2+(aq)+8H2O(l)+10CO2(g)
4. Diperoleh molaritas KMnO4 adalah 0,021M
5. Pada titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator karena perubahan
warna KMnO4 telah menandakan titik akhir.
6. Titik akhir titrasi permanganometri ditandai dengan perubahan warna yaitu
pada percobaan 1 dan 2 dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Sedangkan pada percobaan ke 3 dari kuning pucat menjadi orange pekat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Permanganometri.http://id.wikipedia.org/wiki/Permanganometri


Diakses pada tanggal 05 November 2009.Annisanfushie. 2008.
Permanganometrihttp://id.wordpress.com/tag/kimia-analitik-ii/
Diakses pada tanggal 05 November 2009.Dinda. 2008.
Permanganometrihttp://medicafarma.blogspot.com/2008/04/permanganometri.html
Diakses pada tanggal 05 November 2009.
Rivai, Harrizul. 1994.Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia : Jakarta.
Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif ., Edisi keenam. Erlangga : Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai