Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Gravimetri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan
kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini
didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan
sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam
menganalisa zat-zat organik. Kalium permanganat telah digunakan sebagai
pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah
diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan
larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena
mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. (Setyawati,
2016)
Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan (±
70ºC) untuk mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah
mantap untuk beberapa saat yang menandakan reaksi berlangsung lambat.
Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena
ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat
reaksi Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir
titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan dimana warna merah menjadi warna
merah jambu. (Setyawati, 2016)
Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4-
akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa
4 digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample.
Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan
kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan
larutan asam sulfat (H2SO4). (Setyawati, 2016)
Reaksi dalam suasana netral :
MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 + 2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan.
Reaksi dalam suasana Alkalis :

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri

MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e → MnO2 + 4OH
MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 + 4OH
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam
larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat
dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang
sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk
memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring
larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser. Permanganat
bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini,
namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan. (Setyawati, 2016)
2.2 Prinsip Kerja Gravimetri
Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4). Prinsi reaksi ini difokuskan pada reaksi
oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
dengan KMnO4 telah dikenal lebih dari seratus tahun, kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan lain sebagainya.
Zat organik dapat dioksidasi dengan menggunakan KMnO4 dalam suasana
asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih.
Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4. Metode permanganometri
didasar kan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Reaksi oksidasi ini dapat
berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. Adapun reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
MnO4- (aq) + 8H+ (aq) + 5e → Mn2+ (aq) + 4H2O (l)
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau
penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Titrasi permanganometri dipilih karena memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya yaitu lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri

memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai
indikator, yaitu ion MnO4-berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn tidak
berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 3


FTI - ITATS

Anda mungkin juga menyukai