Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH:

NAMA : FEGA FERNANDES

NPM : 102420001

DOSEN PENGAMPU : TRIE YUNI ELFASYARI S,FAR.,M.FARM

MATA KULIAH : KIMIA FARMASI KUANTITATIF

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BATAM

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah KIMIA FARMASI KUANTITATIF ini dengan judul “PERMANGANOMETRI”
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak pembuat jurna-jurnal beserta ilmu yang tersedia di google schoolar.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini pembaca
bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

BATAM,MARET 2022

PENYUSUN

II
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………… I

KATA PENGANTAR……………………………………………. II

DAFTAR ISI……………………………………………………… III

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………. 1

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………… 1


1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………… 2
1.3 TUJUAN………………………………………………………. 2

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………….. 3

2.1 TITRASI………………………………………………………. 3

2.2 TITIRASI PERMANGANOMETRI………………………….. 3

2.3 PROSEDUR KERJA………………………………………….. 5

2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN……………………….. 7

2.5 MANFAAT PERMANGANOMETRI………………………… 8

BAB III : PENUTUP…………………………………………….. 9

3.1 KESIMPULAN………………………………………………... 9

3.2 SARAN………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... 10

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium


permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari
seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa
ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:

 ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah
endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk
asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil
titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
 ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring,
dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih.
Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebutdan sisanya dapat ditentukan
banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini,
ion MnO 4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam
suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi
dalam suatu sample.

Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat .Kalium


permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan
yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus
tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan
pereaksi.

1
Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium permanganat menggunakan
natrium oksalat adalah:

5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ → 10CO2+2Mn2+ + 8H2O

Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan

permanganat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. APA PENGERTIAN TITRASI?
2. PENGERTIAN TITRASI PERMANGANOMETRI?
3. BAGAIMANA CARA KERJA DARI TITRASI PERMANGANOMETRI?
4. APA MANFAAT DAN KEGUNAAN TITRASI PERMANGANOMETRI?
5. APA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI TITRASI
PERMANGANOMETRI?

1.3 TUJUAN
1. MELAKUKAN PEMBAKUAN KMnO4
2. MENENTUKAN KADAR SAMPEL

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TITRASI

Tirasi adalah mereaksikansuatu zat dengan zat lain dengan menggunakan buret .

Titrasi terdiri dari beberapa macam, antara lain :

1.Titarsi asam basa

2.Titrasi bebas air

3.Titrasipermanganometri

4.Titrasiiodometri dan iodimetri

5.Titrasibromometri dan bromodometri

6.Tirasiargentometri

7.Titrasikompleksometri

2.2 TITRASI PERMANGANOMETRI

Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan


KMnO4 Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. MnO4- + 8H + + 5e
→ Mn 2+ + 4H2O Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, jadi
titrasipermanganometri ini tidak memerlukan indikator, dan umumnya titr asi dilakukan
dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada
beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya
hidrasin, sulfit, sulfida dan tiosulfat .

Reaksi dalam suasana netral yaitu :

MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O

3
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan reaksi dalam suasana
alkalis :

MnO4- + 3e → MnO42-

MnO42-+ 2H 2O + 2e → MnO2 + 4OH-

MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 +4OH-

Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena
alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang
ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih
lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannyadiatas penangas uap selama satu/dua jam lalu menyaring larutan itu dalam
suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca maser.

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan


pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi
permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam
penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang
cukup kuat untuk mengoksidaMn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan

3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+

Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk
mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2.

Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat.


Mangandioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MnO2
yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat
dengan jejak- Jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi.

4
Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk
menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas
yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika
disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama
beberapa bulan.

Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam titrasi-
titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida dan timah
(II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan.

Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi
besi(II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II) klorida.
Reduktor Jones lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada
ion klorida yang masuk .

Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi dengan
timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam larutan panas dari
sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan memperhatikan hilangnya warna
kuning dari ion besi.

2.3PROSEDUR KERJA

1.Pembakuan Larutan Kalium Permanganat

Timbang200 mg Na2C2O4 larutkan dengan 250 ml air tambahkan ± 10 ml H2SO4


P ,panaskan hingga suhu 70°C. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N. Dilakukan duplo.

2. Standarisasi Larutan KmnO4

Larutan KMnO4 dapat distandarisasi dengan larutan standar denhgan larutan standar
H2C2O4 atau Na2C2O4 dengan mereaksikan 10 mL H2C2O4 0,05M dengan 10 mL larutan
H2SO4 1M ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya dipanaskan dengan kompor listrik dalam ruang
asam hingga suhu 70°C warna dari H2SO4 dan H2C2O4 mula-mula tidak berwarna
kemudian dititrasi dengan KMnO4 tetes demi tetes. Pemanasan dilakukan karena reaksi
dengan permanganat lambat pada suhu kamar. Oleh karena itu dipanaskan hingga suhu 70°C.
Setelah itu suhu dipertinggi rekasi memulai lambat tetapi kecepatan meningkat setelah Mn2+
terbentuk.

5
Mn2+ bertindak sebagai katalis dihasilkan oleh reaksinya sendiri. Setelah dilakukan
pemanasan larutan tersebut dititrasi dengan KMnO4 hingga diperoleh warna merah muda
permanen. Setelah itu menghitung jumlah KMnO4 yang digunakan dan mengulangi
percobaan 2x. Dan pada percobaan I diperoleh volume sebesar 10 mL dan berwarna coklat
kemerahan. Disini bisa timbul warna coklat kemerahan karena sebelum dititasi dengan
KMnO4 larutan H2C2O4 + H2SO4 harus didinginkan setelah dipanaskan.Berbeda dengan
percobaan I, percobaan II diperoleh volume sebesar 8,3mL dan warna yang ditimbulkan
adalah merah muda yang konstan (karena sudah didiamkan terlebih dahulu). Larutan
Standardisasi yang digunakan asam oksalat CH2C2O4 0,05M yang oleh KMnO4 akan
dioksidasi menjadi CO2 menurut reaksi sebagai berikut:

2MnO4- (aq) + 6H+(aq)+5H2C2O4 (aq) 2Mn2+ (aq)+8H2O(l)+10CO2(g)

Dalam percobaan ini, sebagai pengasam digunakan larutan H2SO4 encer dan bukan larutan
yang lain, misalnya HCl encer yang tidak boleh digunakan sebab dapat dioksisdasi oleh
KmnO4

menjadi Cl2 sebagai berikut:

MnO4- (aq) + 16H+ (aq)+10Cl - (aq) Mn2+ (aq) + 5Cl2(g) + H2O(l)

Dalam titasi permanganometri, tidak dibutuhkan indikator karena perubahan warna


dari tidak berwarna menjadi merah muda menunjukan titik akhir suatu titrasi warna yang
diperoleh pun harus sudah dalam keadaan tetap, artinya saat melakukan pengadukan, warna
merah muda yang muncul tidak hilang, hal ini menunjukan titik kestabilan. Dalam hal ini
terjadi reaksi oksidasi dan reduksi:

Oksidasi : H2C2O4 CO2 + 2H+ +2e-

Reduksi : MnO4- + 8 H + Mn2+ + 4 H2O

Dan dalam percobaan standarisasi larutan KMnO4 diperoleh molaritasnya sebesar 0,021M.

6
3. Penentuan Kalsium (Ca2+) dalam CaCO3

 Ditimbang 0,1 gram padatan CaCO3 dengan menggunakan neraca analitik.


Dimasukkan ke dalam beaker glass 400 ml.
 Aquades ditambahkan sampai volume menjadi 100 ml. Ditambahkan beberapa tetes
indikator metil merah ke dalam larutan. Dipanaskan larutan tersebut sampai
mendidih.
 Ditambahkan larutan dari 0,75 gram NH4 oksalat dalam 12,5 ml aquades secara
perlahan- lahan. Dipanaskan pada temperatur 70-80°C selama 15 menit.
 tetes larutan amonia (1:1) ditambahkan sambil diaduk secara perlahan. Dibiarkan
larutan dalam keadaan panas selama 1 jam. Disaring endapan dengan menggunakan
kertas saring Whatman No.540.
 Dicuci endapan dengan aquades hingga bebas dari oksalat. Dilubangi kertas saring
dengan menggunakan pengaduk.
 Dibilas endapan dengan larutan asam sulfat (1:8) ke dalam erlenmeyer yang lain.
Dicuci kertas saring dengan aquades panas sampai volume 50 ml. Dititrasi dengan
larutan KMnO4 0,1 N setelah semua endapan larut.

2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TITRASI


PERMANGANOMETRI

1.KELEBIHAN TITRASI PERMANGANOMETRI

Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini
tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai
indikator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn-tidak berwarna,
dan disebut Juga sebagai autoindikator.

2.KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI

Sumber-sumber kesalahan pada titrasipermanganometri, antara lain terletak pada:


Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama,
larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik
akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan
berwarna merah rosa.
7

Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn 2+ +
2H2O ↔ 5MnO2 + 4H + Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena
membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑.

H2O2 ↔ H2O + O2↑

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasipermanganometri yang dilaksanakan.

2.5 MANFAAT TITRASI PERMANGANOMETRI

Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat
dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air,
dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi
reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
8

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Titrasi permanganometri merupakan titasi yang menggunkan KMnO4

sebagai titran.

2. Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam lingkungan asam sehingga terjadi rekasi
sebahgai berikut: MnO4-(aq) + 6H+(aq)+5H2C2O4(aq) >>>2Mn 2+(aq)+8H2 O(l)+10CO2
(g)

3. Standarisasi larutan KMnO4 : larutan KMnO4 distandarisasi dengan larutan H2C2O4,


larutan H2C2O4 dioksidasi oleh KMnO4 menjadi CO2 menurut reaksi: 2MnO4-(aq) + 6H+
(aq)+5H2C2O4 (aq) 2Mn2+ (aq)+8H2O(l)+10CO2(g)

4. Diperoleh molaritas KMnO4 adalah 0,021M

5. Pada titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator karena perubahan warna KMnO4
telah menandakan titik akhir.

6. Titik akhir titrasi permanganometri ditandai dengan perubahan warna yaitu pada percobaan
1 dan 2 dari tidak berwarna menjadi merah muda. Sedangkan pada percobaan ke 3 dari
kuning pucat menjadi orange pekat.

3.2 SARAN

Dalam hal ini penulis berharap, apabila melakukan percobaan mengenai titrasi
permanganometri ini harus lebih teliti dan hati-hati. Selain itu harus teliti dalam melihat dan
mengukur volume KMnO4 yang digunakan pada buret dan selalu menjaga suhu larutan
konstan pada saat melakukan standarisasi.
9

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Permanganometri. http://id.wikipedia.org/wiki/Permanganometri

Diakses pada tanggal 05 November 2009.Annisanfushie. 2008.

Permanganometr ihttp://id.wordpress.com/tag/kimia-analitik-ii/

Diakses pada tanggal 05 November 2009.Dinda. 2008.

Permanganometr ihttp://medicafarma.blogspot.com/2008/04/permanganometri.html

Diakses pada tanggal 05 November 2009.

Rivai, Harrizul. 1994.Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia : Jakarta.

Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif ., Edisi keenam. Erlangga : Jakarta.


10

Anda mungkin juga menyukai