Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Kimia Analitik

(Penetapan Kadar Besi (II) Dalam Garam Ferro)

Nama : Widya Fancia Pratiwi Rense

Stambuk : F 121 19 045

Asisten : Ahmad Fauzan Tambuak S.Si’s

Program Studi S1 teknik Geologi, Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Tadulako

Palu

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaanya untuk


memisahkan analit dari panggungnya. Endapan yang terbentuk pada analisa
gravimetri terutama  lebiuh besar dari pada metode analisa kuantitatif yang lain.
Endapan yang berukuran besar akan mempermudah proses penyaringan sehingga
tak terjadi kehilangan yang berarti pada saat endapan dipisahkan.

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium


permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan
atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa
digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara
titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.
Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari
100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator
kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara
beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7
(Day, 1999).

Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi


dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir
titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam
suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat
(Matasak, 2012).

Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih
dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat
yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan
sebagainya (Rahayu,2012).

Pada percobaan ini akan dilakukan metode titrasi redoks menggunakan


kalium permanganat (KMnO4) untuk menentukan kadar Fe dalam sampel.
Melalui percobaan ini, diharapkan praktikan mampu memahami dan mengerti
cara penentuan kadar konsentrasi suatu larutan dengan tepat serta perhitungan
yang didasarkan dengan prinsip stokiometri dari reaksi kimia di mata kuliah kimia
analisa ini.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar besi (Fe)
berdasarkan pengukuran volume, melalui reaksi oksidasi-reduksi dengan
menggunakan larutan kalium permanganat sebagai oksidator.

1.3  Rumusan Masalah


Hal-hal yang dirumuskan dalam percobaan ini adalah cara-cara penentuan
kadar besi (Fe) di dalam suatu sampel dengan titrasi permanganometri dengan
menggunakan larutan standar kalium permanganat (KMnO4).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh


kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe +, asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak
dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:

1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam
H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam
oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung
banyaknya ion logam yang bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan
baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebutdan
sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.

Prinsip dari titrasi permanganometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan


reduksi.Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks.
Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk
menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel.Pada permanganometri,
titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat
encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus
tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas
kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk
menunjukkan kelebihan pereaksi.Kalium permanganat distandarisasikan dengan
menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen (III) oksida standar-standar
primer. Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium permanganat
menggunakan natrium oksalat adalah:
5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
kelebihan permanganat (Rahayu, 2012).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Metodologi
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode daring melalui
aplikasi via zoom (jadi selama praktikum berlangsung kita mendengarkan
penjelasan dari materi yang di paparkan asisten)

3.2 Tahapan Praktikum

Adapun tahapan-tahapan praktikum yang akan dilaksanakan yaitu sebagai


berikut:

Praktikum Online Via Zoom

Pemaparan Materi

Pengiriman Materi Praktikum

Pembuatan Laporan

Pengiriman Laporan Via E-mail

3.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat praktikum ini yaitu
adalah:
 ATK
 HP/Leptop
 Kertas HVS
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Alat dan bahan yang digunakan di dalam praktikum:

4.1.1 Alat

1. Erlemayer
2. Pipet volumetri
3. Batang pengaduk
4. Tabung reaksi
5. Corong
6. Ball Pipet
7. Gelas kimia
8. Labu ukur
9. Botol penyimbang
10. Ternometer
11. Kertas isap
12. Tiang statit
13. Bred coklat

4.1.2 Bahan

1. KMnO4

2.Garam mor

3. H2SO4 4M

4. Aquades
4.2 Tahapan Praktikum
a. Sampel Garam mor
1. Timbang sampel yang akan digunakan sebanyak 2 gr
2. Setelah di timbang larutkan sampel ke dalam labu ukur sebanyak 100 ml
3. Pada saat proses pelarutan tambahkan 3 tetes H2SO4 kedalam labu ukur
4. Larutan pelarutan ini sampai batas dan di homogenkan
5. Ambilkan sampel larutan tadi sebanyak 25 ml menggunakan pipet
volumetri yang sudah dilarutkan menggunakan sampel tersebut
6. Masukan ke dalam Erlemayer
7. Tambahkan H2SO4 4M 5 ml kedalam erlenmayer tersebut
8. Selanjutnya di titrasi, isi burai coklat KMnO4 sampai tanda batas
9. Lakukan titrasi sampai tak berwarna menjadi merah mudah mantap
10. Lakukan titrasi ini sebanyak dua kali pengulangan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

KMnO4 merupakan senyawa autotitrator yang artinya larutan KMnO4


sudah memiliki warna sehingga tidak perlu menambahkan indikator lain.

5.2 Saran

Dengan adanya laporan ini, saya mengharapkan agar para pembaca dapat
memahami materi Kimia Analitik ini dengan mudah. Saran dari saya agar para
pembaca dapat menguasai materi singkat dalam laporan ini dengan baik,
kemudian pada praktikum semester depan saya berharap agar praktikum bisa
berjalan normal.
DAFTAR PUSTAKA

http://wiwidhikaru.blogspot.com/2015/06/laporan-oh-laporan-
permanganometri.html

Matasak, Jerwyyiana. 2012. Permanganometri. http://jeforanal.blogspot.com/

Rahayu, Mira. 2012. Titrasi Permanganometri. http://mira-rahayu.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai